Anda di halaman 1dari 3

Reseptor IFN-

Interferon adalah substansi yang terindentifikasi pada supernatan kultur sel yang terinfeksi
oleh virus dan mengintervensi secara langsung dalam replikasi virus. Interferon dibagi menjadi
dua tipe mayor, IFN tipe I adalah sitokin yang diinduksi dan bekerja secara efektif sebagai respon
melawan virus: IFN- disekresikan utamanya oleh leukosit dan IFN- diproduksi oleh fibroblast.
IFN tipe II atau yang sekarang lebih dikenal dengan IFN-, disintesis utamanya oleh sel limfosit T
dan sel NK setelah sel ini diaktivasi stimulus imun dan inflamasi dibanting dengan infeksi virus
(Cavalcanti, et al., 2012). IFN- adalah sitokin utama yang terlibat dalam respon imun protektif
dalam melawan infeksi mikobakteria. Sitokin ini utamanya diproduksi oleh limfofit T CD4 dan CD8
dan juga sel NK. Saat ini juga diketahui bahwa sel T natural killer (NKT) dan limfosit T juga
mampu memproduksi IFN- sebagai respon terhadap stimulasi mikobateria, menunjukkan proteksi
dalam melawan M. tuberculosis baik secara in vitro dan in vivo (Cooper & Khader, 2008).
Fungsi utama dari IFN- adalah aktivasi makrofag. Fungsi lainnya adalah meningkatkan
presentasi antigen melalui induksi ekspresi molekul dari MHC kelas I dan II dan meningkatkan
diferensiasi limfosit T CD4 menjadi subpopulasi Th1 (Oberholzer, et al., 2000). IFN- menginduksi
transkripsi lebih dari 200 gen dalam makrofag, termasuk yang diperlukan untuk memproduksi
molekul antimikroba seperti radikal bebas dan nitric oxide, yang mana salah satu dari mekanisme
efektor terbaik dalam eliminasi M. tuberculosis (Cooper, 2009). Eksperimen pada mencit
menunjukkan IFN- adalah sitokin yang penting dalam aktivasi makrofag dan kematian
mikobakteria dalam lingkungan intraseluler. Mencit yang telah dihilangkan gen IFN- mengalami
infeksi M. tuberculosis fulminan (Cooper, et al., 1993; Flynn, et al., 1993).
Individu dengan defisiensi gen reseptor IFN- menunjukkan sangat rentan terhadap infeksi
mikobateria. Defisiensi total dari reseptor IFN- pada manusia berhubungan dengan peningkatan
keparahan infeksi, tidak terbentuknya granuloma, lesi multibasiler, dan infeksi yang progresif
(Ottenhoff, et al., 2005). Studi dengan individu yang memiliki mutasi genetic reseptor IFN- juga
membuktikan bahwa individu ini memiliki kerentanan yang sangat tinggi terhadap infeksi
mikobakteria yang atipikal (Cavalcanti, et al., 2012).
Pada pasien yang memiliki kerentanan terhadap infeksi mikobakteria, yaitu pada spesies
yang terlah dilemahkan seperti vaksin BCG dan mikobakteria non-tuberkulosis yang ada di
lingkungan, dapat menimbulkan penyakit yang parah. Mutasi patogenik terindentifikasi yaitu pada
IFNGR1 dan IFNGR2, mengkode dua subunit reseptor IFN-R1 dan R2 (Newport, et al., 1996).
Mutasi pada IFNGR1 terdapat 3 tipe, masing-masingnya memiliki bentuk defisiensi IFN-R1 yang
berbeda. Defisiensi total dari IFN-R1 disebabkan karena adanya variasi dari recessive null
mutation pada regio 5 gen IFNGR1. Defisiensi parsial IFN-R1 disebabkan karena recessive
missense mutation pada regio yang sama, yang mana mengkode domain ekstraseluler. Bentuk
lain dari defisiensi parsial IFN-R1 disebabkan mutasi dominan regio 3 dari gen, yang mengkode
region intrasitoplasma (Jouanguy, et al., 1999).
Terdapat korelasi antara genotipe IFNGR1 dan fenotip seluler, histopatologis dan klinis.
Defisiensi IFN-R1 total berhubungan dengan infeksi mikobateria non-tuberkulosis pada onset
yang lebih awal, kurang berespon dengan terapi IFN- dan memiliki keluaran yang lebih fatal pada
anak-anak. Granuloma jaringan terbentuk dengan sangat buruk dan seringkali multibasiler.
Defisiensi IFN-R1 parsial berhungan dengan infeksi mikobakteria non-tuberkulosis yang
onsetnya lebih lambat. Granuloma jaringan terbentuk dengan lebih baik dan seringkali
pausibasiler, meskipun lesi granuloa pada infeksi mikobakteria non tuberculosis umumnya imatur
(Doffinger, et al., 2000). Pasien dengan defisiensi IFN-R2 menampakkan gambaran infeksi
Mycobacterium avium diseminata yang parah pada awal masa anak anak dengan granuloma yang
tidak matur sama sekali (Dorman & Holland, 1998).

DAFTAR PUSTAKA
Cavalcanti, Y.V.N., Maria Carolina Accioly Brelaz, M.C.A., Neves, J.K.A.L., Ferraz, J.C., and
Pereira, V.R.A. 2012. Role of TNF-Alpha, IFN-Gamma, and IL-10 in the Development
of Pulmonary Tuberculosis. Pulmonary Medicine, 2012: 1-10.

Cooper, A.M and Khader, S.A. 2008. The role of cytokines in the initiation, expansion, and
control of cellular immunity to tuberculosis. Immunological Reviews 226(1):191204.

Cooper, A.M., Dalton,D.K., Stewart, T.A., Griffin,J.P., Russell, D.G., and Orme, I.M. 1993.
Disseminated tuberculosis in interferon gene-disrupted mice. Journal of
Experimental Medicine 178(6): 22432247.

Cooper, M. 2009. Cell-mediated immune responses in tuberculosis. Annual Review of


Immunology 27: 393422.

Dorman SE, Holland SM. 1998. Mutation in the signal-transducing chain of the interferon-
gamma receptor and susceptibility to mycobacterial infection. J Clin Invest 101:2364
9.

Flynn, J.L., Chan,J., Triebold, K.J., Dalton,D.K., Stewart,T.A., and Bloom,B.R. 1993. An
essential role for interferon in resistance toMycobacterium tuberculosis infection.
Journal of Experimental Medicine 178(6):22492254.

Jouanguy E, Lamhamedi-Cherradi S, Lammas D, et al. 1999. A human IFNgR1 small deletion


hotspot associated with dominant susceptibility to mycobacterial infection. Nat Genet
21:3708.

Newport MJ, Huxley CM, Huston S, et al. 1996. A mutation in the interferongamma- receptor
gene and susceptibility to mycobacterial infection. N Engl J Med 335:19419.
Oberholzer,A.,Oberholzer, C., and Moldawer, L.L. 2000. Cytokine signalingregulation of the
immune response in normal and critically ill states. Critical Care Medicine 28(4) : N3
N12.

Ottenhoff,T.H.M., Verreck, F.A.W., Hoeve, M.A., and van de Vosse,E. 2005. Control of human
host immunity to mycobacteria,Tuberculosis 85(1-2): 5364.

Schreiber, G.H. and Schereiber,R.D. Interferon-, in The Cytokine Handbook, A. W. Thomson


and M. T. Lotze, Eds., vol. 1, chapter 24, pp. 567601, Elsevier, New York, NY, USA,
4th edition.

Anda mungkin juga menyukai