Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGI

A. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja untuk pertolongan pertama korban luka bakar adalah :
1. Luka bakar tingkat 1 (ringan) :
- Langsung siapkan air dingin yang bersih, kemudian rendam luka bakar di air
dingin selama 10 menit. Air dingin ini bisa mengurangi resiko pembengkakan
ketika kulit yang lembut terkena suhu yang sangat panas.
- Gunakan produk yang bisa membuat luka bakar menjadi dingin seperti krim
khusus untuk luka bakar ringan.
- Tutup luka bakar dengan perban yang bersih dan kering namun jangan terlalu
kencang karena bisa menyebabkan luka bertambah parah.
- Jika luka bakar masih terasa sakit dan menyebabkan korban tidak bisa
beristirahat maka segera bawa korban ke rumah sakit untuk di rawat.

2. Luka bakar tingkat 2 (sedang) :


- Segera menyiapkan air dingin yang bersih, kemudian rendam luka bakar
selama 17 menit.
- Perban bagian luka bakar pada kulit yang mengelupas.
- usahakan untuk memberikan perban yang tidak terlalu kuat agar luka tidak
terlalu menjadi parah.
- Kemudian hindarkan luka dari infeksi yang bisa menyebabkan nanah.
- Jika luka bakar masih terasa sakit dan menyebabkan korban tidak bisa
beristirahat maka segera bawa korban ke rumah sakit untuk di rawat.
3. Luka bakar tingkat 3 (berat) :
- Pertolongan pertama pada luka bakar tingkat tiga memang tidak bisa
dilakukan secara umum. Pencegahan hanya bisa dilakukan untuk mencegah
luka agar tidak menjadi lebih parah.
- Segera bantu korban untuk bisa dibawa kerumah sakit.
- Hindari melepaskan pakaian atau benda apapun yang menempel pada bagian
luka bakar.
- Jangan menerapkan cara seperti pada bagian luka bakar tingkat satu atau
tingkat dua. Jangan merendam luka bakar dalam air atau jangan memberikan
krim atau salep apapun untuk bagian luka.
- Jika luka bakar terlalu parah maka tempelkan kapas dingin yang basah.

B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Praktikum ini dilaksanakan pada :

Hari : Kamis

Tanggal Pelaksaan : 25 Mei 2017

Tempat Pelaksaan : Gedung B-101 Kampus STT MIGAS BALIKPAPAN

C. HASIL
(Foto praktek luka bakar)
BAB IV
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LUKA BAKAR

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi. Di
Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan
rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga
terlatih dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola
oleh suatu tim trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik,
bedah thoraks, bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi,
rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikologi
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak
langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air,
dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat). Kulit adalah
organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam
homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh
kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg
dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5
mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis
terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan
atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung,
bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang
berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel
berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm
adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah
yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya
permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang banyak
elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler.
Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat
penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka
bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga.
Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh
masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok
hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin,
berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi
urin berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah
delapan jam.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat
terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang
terhisap. Oedem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan
napas dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak
bewarna gelap akibat jelaga. Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun
lainnya. Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga
hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah
lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi
koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat
meninggal. Setelah 12 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan
mobilisasi serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini di
tandai dengan meningkatnya diuresis.

B. PENILAIAN DERAJAT LUKA BAKAR

1. Luka bakar grade I :

a. Disebut juga luka bakar superficial

b. Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah


dermis. Sering disebut sebagai epidermal burn

c. Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri.

d. Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel (peeling).

2. Luka bakar grade II

a. Superficial partial thickness:

- Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis

- Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka
bakar grade I

- Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka

- Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang basah

- Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan

- Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila tidak terkena

infeksi ), tapi warna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya.

b. Deep partial thickness

- Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari dermis

- Disertai juga dengan bula

- Permukaan luka berbecak merah muda dan putih karena variasi


dari vaskularisasi pembuluh darah( bagian yang putih punya hanya sedikit
pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran darah

- Luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.

3. Luka bakar grade III

a. Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen

b. Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan
pembuluh darah sudah hancur.

c. Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang.
C. PERAWATAN LUKA BAKAR

Setelah keadaan umum membaik dan telah dilakukan resusitasi cairan dilakukan
perawatan luka. Perawatan tergantung pada karakteristik dan ukuran dari luka.
Tujuan dari semua perawatan luka bakar agar luka segera sembuh rasa sakit yang
minimal.Setelah luka dibersihkan dan di debridement, luka ditutup. Penutupan luka
ini memiliki beberapa fungsi: pertama dengan penutupan luka akan melindungi luka
dari kerusakan epitel dan meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur.
Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi pasien tidak
hipotermi. Ketiga, penutupan luka diusahakan semaksimal mungkin agar pasien
merasa nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa sakit
Pilihan penutupan luka sesuai dengan derajat luka bakar ;

1. Luka bakar derajat I, merupakan luka ringan dengan sedikit hilangnya


barier pertahanan kulit. Luka seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan
pemberian salep antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan
kulit. Bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen) untuk
mengatasi rasa sakit dan pembengkakan
2. Luka bakar derajat II (superfisial ), perlu perawatan luka setiap harinya,
pertama- tama luka diolesi dengan salep antibiotik, kemudian dibalut dengan
perban katun dan dibalut lagi dengan perban elastik. Pilihan lain luka dapat
ditutup dengan penutup luka sementara yang terbuat dari bahan alami
(Xenograft (pig skin) atau Allograft (homograft, cadaver skin) ) atau bahan
sintetis (opsite, biobrane, transcyte, integra)
3. Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III, perlu dilakukan eksisi awal
dan cangkok kulit (early exicision and grafting )

Anda mungkin juga menyukai