Anda di halaman 1dari 3

Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi merupakan salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang berlangsung di bumi. Siklus
hidrologi adalah suatu siklus atau suatu sirkulasi perpindahan air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi
ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Dalam ilmu geologi siklus hidrologi sangat berperan
penting khususnya berpengaruh pada perubahan muka air laut.

Siklus hidrologi ini setidaknya mencakup 9 tahap, yakni evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi,
sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi.

1. Evaporasi
Evaporasi disebut juga dengan penguapan,penguapan yang terrjadi pada siklus hidrologi
merupakan penguapan yang terjadi pada air yang ada di bumi (laut, sungai, samudra, bendungan
bahkan sawah). Semua air yang ada di bumi berupah menjadi uap dengan bantuan sinar matahari.
Sinar matahari mengubah air menjadi bantuk gas, karna berbentuk gas maka akan terbawa oleh
angin naik ke atmosfer.
2. Transplantasi
Merupakan bentuk penguapan yang terjadi pada makhluk hidup, baik pada jaringan hewan
maupun tumbuhan. Jadi, transpirasi mengubah air yang terdapat pada jaringan makhluk hidup
menjadi uap air, kemudian uap air tersebut terawa ke atmosfer.
3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan gabungan dari evaporasi dan transpirasi, jadi merupakan total
penguapan air yang ada di bumi.
4. Sublimasi
Merupakan proses perubahan es (baik di kutub atau puncak gunung) menjadi uap air, tanpa
melalui fasa air terlebih dulu.
5. Kondensasi
Merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel es. Kemudian, akibat pengaruh suhu
udara yang sangat rendah saat berada pada ketinggian tertentu, maka partikel es yang terbentuk
akan saling mendekati hingga membentuk sebuah awan.
6. Adveksi
Adveksi merupakan proses perpindahan awan dari satu titik ke titik yang lain, dan bergerak secara
horizontal akibat adanya perbedaan tekanan udara.
7. Presipitasi
merupakan proses terbentuknya hujan/salju. Dimana partikel es yang membentuk awan akan
mencair akibat adanya suhu udara yang tinggi dari suhu yang dimiliki awan. Apabila suhu tidak
terlalu tinggi (o derajat celcius) akan membentuk salju.
8. Run Off
Proses pergerakan air dari tempat yang lebih tinggi menuju ke tepat yang lebih rendah (seperti
saluran got, sungai, danau, muara sungai, laut, hingga samudera) dan menyebabkan air akan
mengulangi siklus penguapan lagi.
9. Infiltrasi
Air yang sudah sampai ke bumi tidak semuanya mengalami run off. Sebagian dari air tersebut
merembes melalui pori-pori tanah dan menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori-
pori tanah disebut infiltrasi. Air tanah akan terbawa ke laut, namun dengan proses yang sangat
lambat.

Siklus Batuan

Siklus batun menjelaskan hubungan antara ketiga jenis batuan penyusun lapisan bumi yaitu,
batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

1. Magma
Magma merupakan awal terjadinya pembentukan batuan. Magma yang terdapat di dalam perut
bumi memiliki suhu tersendiri untuk membentuk kristalisasi. Magma yang terdapat di dalam
perut bumi akan keluar melalui rekahan-rekahan atau zona lemah yang ada di permukaan bumi.
Contohnya di mid oceanic ridge atau pada gunung api dan tempat lainnya yang merupakan zona
lemah.
2. Batuan Beku
Magma yang telah embentuk batuan beku, akan mengalami uplift sehingga tersingkap di
permukaan bumi. Namun, batuan yang masih di bawah permukaan bumi sebagian akan
mengalami proses perubahan tekanan dan suhu sehingga membentuk batuan metamorf.
3. Proses Erosi dan Pengendapan
Setelah mengalami pengangkatan, maka proses selanjutnya adalah erosi. Media transportasi yang
banyak berperan pada proses ini adalah air. arus dan air menyebabkan material terangkut menuju
ke tempat lain.selain air, media transportasi lainnya adalah glletser dan angin. Kemudian, material
yang terangkat tersebut lama kelamaan akan mengendap di suatu cekungan. Semakin banyak
akumulasi sediman yang terendapkan akan menyebabkan terjadinya proses litifikasi, sehiingga
membentuk batuan sedimen.
4. Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk akibat proses litifikasi batuan. Semakin lama batuan tersebut
terendapkan menyebabkan terjaddinya tekanan sehingga menyebabkan batuan tersebut
kompak. Dan terus mengaami tekanan hingga memiliki suhu dan tekanan yang mempengaruhi
batuan sedimen tersebut.
5. Batuan Metamorf
Batuan metamorf dapat terbentuk dari batuan beku dan batuan sedimen, apabila memilki
tekanan dan suhu tinggi di bawah permukaan bumi. Apabila batuan beku tersebut tidak
tersingkap, mka akan mengalami perubahan suhu dan tekanan sehingga membentuk batuan
metamorf. Begitu juga dengan batuan sedimen, apabila terus terendapkan sehingga mengalami
perubahan tekanan dan suhu maka akan membentuk batuan metamorf.
6. Magma
Batuan metamorf, batuan sedimen, dan batuan beku, apabila terkena suhu yang amat tinggi
(melewati batas tahan panas batuan tersebut), maka akan melebur dan berubah lagi menjadi
magma. Kemudian magma akan membeku dan mengkristal lagi, dan akan terus berjalan siklusnya.

Dari 2 sistem dapat diketahui, bahwa siklus batuan dan siklus hidrologi berpengaruh penting pada
lingkup geologi. Apabila proses hidrologi mengalami gangguan, akan menyebabkan terjadinya perubahan
muka air laut, begitu juga pada siklus batuan. Siklus batuan terjadi pada lempeng bumi, proses keluarnya
magma dan terbentuknya batuan . kedua hal tersebut dapat menjelaskan konsep uniformitiarisme.

Anda mungkin juga menyukai