Fraktur kruris merupakan suatu istilah untuk patah tulang tibia dan fibula yang
biasanya terjadi pada bagian proksimal ( kondilus) , diafisis , atau persendian
pergelangan kaki. Pada beberapa rumah sakit , kejadian fraktur kruris biasanya
terbanyak kedua setelah fraktur femur. Oleh karena itu, peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan trauma muskuloskeletal pada fraktur kruris
akan semakin besar sehingga diperlukan pengetahuan mengenai
anatomi,fisiologi dan patofisiologi tulang normal dan kelainan yang terjadi
pada klien fraktur kruris.
Fraktur kondilus tibia lebih sering mengenai kondilus lateral daripada medial
dan fraktur pada kedua kondilus
4. komplikasi yang biasa terjadi pada fraktur daerah ini adalah genuvalgum
( terjadi karena depresi yang tidak direduksi dengan baik ), kekakuan lutut, (
terjadi karena tidak dilakukan latihan yang lebih awal ), osteoartritis (
terjadi karena adanya kerusakan pada permukaan sendi sehingga bersifat
tidak rata yang menyebabkan inkongruensi sendi lutut ) .
Fraktur diafisis tibia dan atau fibula. Pada banyak keadaan trauma ekstremitas
bawah yang mengenai tulang tibia dan fibula, fraktur dialisis tibia dan fibula
lebih sering ditemukan bersama sama. Fraktur dapat juga terjadi hanya pada
tulang tibia dan fibula saja. Tungkai bawah bagian depan sangat sedikit
ditutupi otot sehingga fraktur pada daerah tibia sering bersifat terbuka. Fraktur
terbuka adalah fraktur yang berhubungan dengan lingkungan luar melalui kulit
sehingga terkontaminasi oleh bakteri yang menimbulkan komplikasi berupa
infeksi. Luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar
menembus kulit ( from within ) atau dari luar karena tertembus oleh trauma
langsung ( from without ). Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat
yang memerlukan penanganan yang terstandar untuk mengurangi risiko
infeksi. Selain mencegah infeksi, penanganan tersebut dapat menyembuhkan
fraktur dan merestorasi fungsi anggota gerak.
Fraktur diafisis tibia dan fibula bervariasi menurut usia klien dan jenis trauma
yang terjadi. Pada bayi dan anak kecil, fraktur bersifat spiral pada tibia dengan
fibula yang utuh. Pada usia 3 6 tahun, biasanya terjadi stress torsional pada
tibia bagian medial yang akan menimbulkan fraktur green stick pada metafisis
atau diafisis proksimal dengan fibula yang utuh. Pada usia 5 10 tahun, fraktur
biasanya bersifat transversal dengan atau tanpa fraktur fibula. Fraktur tibia dan
fibula dapat bersifat tertutup atau terbuka.
3. penatalaksanaan :
Konservatif
Pengobatan standar dengan cara konservatif berupa reduksi fraktur
dengan manipulasi tertutup dan pembiusan umum. Gips sirkuler untuk
imobilisasi dipasang sampai diatas lutut.prinsip reposisi pada fraktur
tertutup adalah ada kontak antara kedua tulang 70% atau lebih, tidak
ada rotasi, dan tidak ada anggulasi. Apabila ada anggulasi, perawat
dapat melakukan koreksi setelah tiga minggu ( union secara fibrosa ).
Pada fraktur oblik atau spiral, imobilisasi dengan gips biasanya sulit
dipertahankan sehingga mungkin tindakan operasi.
Operatif. Terapi operatif dilakukan pada fraktur terbuka, kegagalan
dalam terapi konservatif , fraktur tidak stabil, dan non union. Metode
pengobatan operatif perlu diketahui oleh perawat agar dapat
memberikan informasi praoperasi kepada klien. Informasi tersebut
bertujuan agar klien dan keluarga mengetahui bahwa tindakan operasi
ini menggunakan alat yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Metode
penatalaksanaan meliputi pemasangan plate dan screw, nail
intramedular , pemasangan screw saja, atau pemasangan fiksasi
eksternal.
FRAKTUR CRURIS
Fraktur crucis atau tubia-fibula adalah terputusnya hubungan tulang tibia dan
fibula. Secara klinis bisa berupa fraktur bila disertai kerusakan pada jaringan
lunak ( otot, kulit jaringan saraf, pembuluh darah ) sehingga memungkinkan
terjadinya hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan udara luar
dan fraktur tertutup
Patofisiolog
Pada tingkat yang sama. Pada cidera tak langsung, salah satu dari fragmen
tulang dapat menembus kulit . cidera langsung akan menembus atau
merobek kulit di atas fraktur. Kecelakaan sepeda motor adalah
penyebabnya yang paling sering.
Pada kondisi klinik fraktur cirus terbuka di klasifikasikan menurut Gustillo
(1990) dengan menyesuaikan derajat kerusakan dari jaringan lunak yang
terjadi.
Manifestasi klinik
Penatalksanaan
1. Profilaksis antibiotic
4. Penundaan penutup
5. Penundaan rehabilitasi
Anti biotic dimulai dengan segera. Dilakukan debridement pada luka dan luka
dibersihkan seluruhnya. Cedera tingkat I Gustilo dapat ditutup dengan
sangat baik dan kemudian diterapi seperti pada cedera tertutup. Luka yang
lebih berat dibiarkan terbuka dan diperiksa setelah 3 hari. Jika perlu,
selanjutnya dilakukan debridement.
Intervensi pada pasien fraktur tertutup secara ringkas, meliputi hal-hal sebagai
berikut:
Pengkajian
Manifestasi klinis fraktur tibia fibula atau fraktur kruris hampir sama dengan
manifestasi klinis fraktur umum tulang panjang, yaitu nyeri, hilangnya fungsi,
deformitas, pemendekan ekstremitas bawah karena kontraksi otot yang
melekat di atas dan di bawah tempat fraktur,krepitasi, serta pembengkakan,
dan perubahan warna lokal pada kulit akibat trauma dan pendarahan pada
fraktur. Tanda ini baru terjadi beberapa jam atau beberapa hari setelah cedera.
1. Anamnesis
Identitas klien
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat psikososialspiritual
Dalam tahap pengkajian, perawat juga perlu mengetahui pola pola fungsi
kesehatan dalam proses keperawatan klien fraktur tibia fibula
Keadaan umum
B1 ( breathing )
B2 ( blood )
B3 ( brain )
Pemeriksaan fungsi serebral
Pemeriksaan saraf kranial
B4 ( bladder )
B5 ( bowel )
Auskultasi
B6 ( bone )
Look
Feel
Move