PUTRI
141711233027
Jakarta - Kuota atau jatah BBM subsidi tahun ini sebesar 44,04 juta kiloliter
(KL) atau sekitar Rp 219 triliun kembali jebol untuk kedua kalinya. Saat ini
pemerintah mengajukan tambahan kuota BBM subsidi sebesar 1,2 juta KL. Ini
alasan pemerintah.
"Awalnya dulu pertama kali menghitung kuota BBM subsidi kita desain 45,26
juta KL. tTetapi setelah rapat dengan kementerian, kita hanya meminta 44,04
juta KL (ke DPR)," kata Rudi usai menghadiri acara diskusi BP Migas ke
SKSP Migas: Dampak, Tindakan dan Langkah ke Depan, Gedung Binasentra,
Bidakara, Jakarta, Kamis (29\/11\/2012).
"Itu kan yang terjadi. Oleh karena itu ketika situasi seperti ini, oke deh kejar
44,04 juta KL. Coba dikitir (pengurangan suplai jatah di SPBU), masalahnya
kalau tidak dikitir tanggal 22 Desember, BBM subsidi bakal habis," ucap Rudi.
Rudi membantah jika pemerintah sejak awal salah dalam perhitungan jumlah
kuota BBM subsidi. Karena dari dulu pemerintah memang sudah meminta
kuota BBM subsidi 45,26 juta KL.
"Tidak salah, karena kita dulunya memang minta 45,26 juta KL. Sekarang kita
coba minta jadi ke 44 juta KL dengan catatan ada program penghematan dan
konversi BBM ke BBG tidak terlaksana dengan baik terutama program
konversi ke BBG yang gagal," tambah Rudi.
Selain itu, kuota tambah jebol lagi karena adanya pencurian BBM subsidi dan
pembelokan pendistribusian BBM subsidi dari depo tidak sampai ke SPBU.
"Ditambah lagi ada pencurian dan pembelokan yang kita tidak bisa prediksi,"
cetus Rudi.
Seperti diketahui, anggaran subsidi BBM di 2012 meningkat dari Rp 137 triliun
menjadi Rp 219 triliun akibat adanya tambahan kuota BBM subsidi dari 40 juta
KL menjadi 4,4 juta KL. Tapi ternyata jatah tersebut belum cukup dan
pemerintah minta tambahan lagi 1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun.
Dalam APBN-P 2012 disetujui anggaran subsidi energi Rp 225 triliun, dengan
rincian subsidi BBM Rp 137 triliun, subsidi listrik Rp 65 triliun, dan cadangan
risiko fiskal energi Rp 23 triliun.
Menurut Suryo, subsidi energi (BBM dan listrik) yang mencapai hampir Rp 300
triliun dinilai terlalu besar, dan habis hanya untuk dibakar.
Laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) juga mengatakan,
seringkali terjadi penyelundupan BBM subsidi yang jumlahnya lumayan.
Terakhir, ada sekitar 1.700 KL BBM subsidi diduga yang diselundupkan di
Kalimantan. Bahkan ada juga oknum aparat keamanan yang juga membekingi
BBM subsidi untuk diselundupkan ke industri.
Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik mengakui, selama ini penyelundupan BBM
subsidi makin banyak karena harga BBM subsidi yang terlalu murah yaitu
Rp4.500 per liter dibandingkan BBM non subsidi sekitar Rp9.700 per liter.
"Kita sudah tangkap mereka, tapi yang menyelundup makin banyak lagi,
semakin banyak akal-akalan mereka," kata Jero.
Analisis Kesalahan