Anda di halaman 1dari 11

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA

PENGEROYOKAN YANG DI LAKUKAN OLEH ANAK DI


BAWAH UMUR MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 23
TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN ANAK.

Dody Eko Wijayanto

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK

Anak adalah masa dimana banyak sekali terjadi hal-hal yang sangat kompleks yang
salah satunya adalah perbuatan kenakalan yang menjurus kepada tindak pidana. Terminologi
internasional yang digunakan untuk menyebut kenakalan anak yang melakukan pelanggaran
hukum adalah Anak yang Berhadapan dengan Hukum. Sejak disadari bahwa anak juga
melakukan pelanggaran hukum, perdebatan tentang bagaimana cara yang terbaik untuk
menghadapinya, terus menerus berlangsung. Intervensi terhadap anak yang berhadapan dengan
hukum sangat luas dan beragam, tetapi kebanyakan lebih menekankan pada penahanan dan
penghukuman, tanpa peduli betapa ringannya pelanggaran tersebut atau betapa mudanya usia
anak tersebut. Tindak pidana pengeroyokan adalah suatu tindak pidana yang dimana dilakukan
oleh lebih dari satu orang dengan unsur mengakibatkan rasa sakit pada tubuh, luka pada tubuh,
dan merugikan kesehatan tubuh.Dalam sistematika hukum pidana di Indonesia suatu tindakan
pengeroyokan sebagaimana telah di atur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 170
KUHP.

Kata Kunci : Pengeroyokan

1. PENDAHULUAN arti kata formil, hukum adalah kehendak


Pada dasarnya kehidupan manusia manusia ciptaan manusia berupa norma-
tidak dapat dipisahkan dari hukum. norma yang berisikan petunjuk tingkah
Sepanjang sejarah peradaban manusia, laku tentang apa yang boleh dilakukan
peran sentral hukum dalam upaya dan tentang apa yang tidak boleh
menciptakan suasana yang dilakukan, yang dilarang dan dianjurkan
memungkinkan manusia merasa untuk dilakukan.12
terlindungi, hidup berdampingan secara Unsur utama yang dibutuhkan
damai, dan menjaga eksistensinya di manusia dari hukum adalah ketertiban.
dunia telah diakui. 11 Pengertian tersebut Dengan terwujudnya ketertiban, maka
didasarkan pada penglihatan hukum berbagai keperluan sosial manusia dalam
dalam arti kata materiil, sedangkan dalam bermasyarakat akan terpenuhi. Untuk
11
Jhonny Ibrahim,Teori & Metode Penelitian
12
Hukum Normatif, Bayumedia Publishing, Malang, Chainur Arrasjid,Dasar-dasar Ilmu Hukum,
2005, h. 1 Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2000, h. 21
Jurnal Independent Volume 2 34
mewujudkan ketertiban itu manusia hukum yang mampu menampung dan
memunculkan keharusan-keharusan membagi keadilan pada orang-orang yang
berperilaku dengan cara tertentu yang akan diaturnya. Hukum mempunyai
dirumuskan dalam bentuk fungsi untuk memberikan perlindungan
kaidah.Ketertiban dan kaidah yang terhadap kepentingan manusia (seluruh
diperlukan manusia adalah ketertiban dan manusia tanpa terkecuali). Oleh karena itu
kaidah yang secara otentik menciptakan hukum harus dilaksanakan agar
kondisi yang memungkinkan manusia kepentingan manusia tersebut dapat
secara wajar mewujudkan kepribadiannya terlindungi. Dalam pelaksanaannya,
secara utuh yang dengan itu ia dapat hukum dapat berlangsung secara normal
mengembangkan semua potensi dan damai, akan tetapi dapat juga terjadi
kemanusiaan seperti apa yang secara pelanggaran-pelanggaran hukum dalam
bebas dikehendakinya.13 prakteknya. Hukum yang dilanggar itu
Unsur kedua yang tidak kalah harus ditegakkan. Melalui penegakan
pentingnya, yakni keadilan. Keadilan hukum inilah hukum ini menjadi
senantiasa mengandung unsur kenyataan.
penghargaan, penilaian dan pertimbangan. Setiap orang mengharapkan dapat
Karena itu mekanisme bekerjanya hukum ditetapkannya hukum dalam hal terjadi
digambarkan sebagai suatu neraca peristiwa konkrit. Bagaimana hukumnya
keadilan. Keadilan menuntut bahwa itulah yang harus berlaku (meskipun
dalam keadaan yang sama setiap orang dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan).
harus menerima bagian yang sama pula. Itulah yang diinginkan oleh kepastian
Sehubungan dengan keadilan tersebut hukum. Masyarakat mengharapkan
hukum bersifat kompromistis, karena adanya kepastian hukum. Karena dengan
keadilan manusia tidaklah mutlak. adanya kepastian hukum masyarakat akan
Mengingat, manusia adalah makhluk tidak lebih tertib. Sebaliknya masyarakat
sempurna, kekhilafan merupakan sifat mengharapkan manfaat dalam
insani manusia. Aliran hukum alam pelaksanaan atau penegakan hukum.
meyakini bahwa keadilan itu hanya Masyarakat sangat berkepentingan bahwa
bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, dalam pelaksanaan atau penegakan
tetapi manusia juga diberi kecakapan dan hukum, keadilan diperhatikan.
kemampuan untuk meraba atau merasakan Dalam kehidupan bermasyarakat
apa yang dinamakan adil. Aliran hukum diperlukan suatu sistem hukum untuk
alam mempercayai bahwa apa yang menciptakan kehidupan masyarakat yang
diamati dalam segala kejadian alam harmonis dan teratur. Kenyataannya
sekitar manusia sudah menumbuhkan hukum atau peraturan perundang-
dasar-dasar keadilan. 14 undangan yang dibuat tidak mencakup
Fungsi hukum untuk memberikan seluruh perkara yang timbul dalam
perlindungan yaitu terhadap kepentingan masyarakat sehingga menyulitkan
manusia (seluruh manusia tanpa penegak hukum untuk menyelesaikan
terkecuali). Oleh karena itu maka hukum perkara tersebut.Di kota-kota indsutri dan
harus dilaksanakan agar kepentingan kota besar yang cepat berkembang, kasus
manusia tersebut dapat terlindungi. Pada kejahatan yang terjadi jauh lebih banyak
dasarnya suatu hukum yang baik adalah dari pada kota-kota kecil atau pedesaan.
Kenyataan menunjukan bahwa bentuk dan
13
jenis kejahatan anak atau remaja semakin
Jhonny Ibrahim, Op.Cit, h. 2
14
Ibid, h. 5
bertambah jumlahnya dengan semakin

Jurnal Independent Volume 2 35


berkembangannya industrialisasi, dan teknologi serta perubahan gaya dan
15
urbanisasi, dan ekonomi. cara hidup sebagian orang tua, telah
Kemajuan tekhnologi, industry membawa perubahan sosial yang
urbanisasi, ekonomi, banyak mendasar dalam kehidupan masyarakat
menyebabkan masalah social, sehingga yang sangat berpengaruh terhadap nilai
sangat sulit menyesuaikan masalah- dan perilaku anak.Anak sebagai bagian
masalah yang sangat kompleks tersebut. dari masyarakat atau subyek hukum yang
Kesulitan mengadakan penyesuaian diri tidak lepas dari suatu permasalahan ini,
ini menimbulkan banyak kebimbangan, bahkan sangat cenderung terlibat dalam
kebingungan, kecemasan, dan konflik. penyimpangan pola tingkah laku ini
Hal ini dapat menimbulkan penyimpangan karena mereka masih dalam tahap
pola tingakah laku dari norma-norma perkembangan baik fisik maupun psikis. 16
umum yang dapat mengganggu dan Kaum remaja atau transisi adalah
merugikan orang lain.Penyimpangan individu yang berada di antara masa
tingkah laku atau perbuatan melanggar kanak-kanak dan kehidupan dewasa,pada
hukum yang berupa tindak pidana pada waktu transisi tersebut,para remaja atau
saat akhir-akhir ini tidak hanya dilakukan anak mulai berminat terhadap diri sendiri
oleh orang dewasa melainkan dilakukan dan kesadaran tentang dirinya sebagai
juga oleh anak-anak, adapun penyebabnya individu berkepribadian.Konflik /
disebabkan oleh berbagai faktor, antara pertentangan dalam gangguan emosional
lain adanya dampak negatif yang di alami oleh anak atau remaja ini
perkembangan yang cepat, arus merupakan dasar untuk melakukan
globalisasi di bidang komunikasi dan tindakan melawan hukum dengan
informasi, kemajuan ilmu pengetahuan menunjukkan akan kemampuannya untuk
dan teknologi serta perubahan gaya dan mendapatkan jati dirinya dengan unsur
cara hidup sebagian orang tua, telah melawan hukum yang dimana atas
membawa perubahan sosial yang perbuatannya dapat merugikan orang lain
mendasar dalam kehidupan masyarakat atau bahkan dapat mengambil
yang sangat berpengaruh terhadap nilai kemerdekaan seseorang.Terminologi
dan perilaku anak. Intervensi terhadap internasional yang digunakan untuk
anak yang berhadapan dengan hukum menyebut kenakalan anak yang
sangat luas dan beragam, tetapi melakukan pelanggaran hukum adalah
kebanyakan lebih menekankan pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum.
penahanan dan penghukuman, tanpa Sejak disadari bahwa anak juga
peduli betapa ringannya pelanggaran melakukan pelanggaran hukum,
tersebut atau betapa mudanya usia anak perdebatan tentang bagaimana cara yang
tersebut. terbaik untuk menghadapinya, terus
Tingkah laku atau perbuatan menerus berlangsung. Intervensi terhadap
melanggar hukum yang dilakukan oleh anak yang berhadapan dengan hukum
anak, disebabkan oleh berbagai faktor, sangat luas dan beragam, tetapi
antara lain adanya dampak negatif kebanyakan lebih menekankan pada
perkembangan yang cepat, arus penahanan dan penghukuman, tanpa
globalisasi di bidang komunikasi dan peduli betapa ringannya pelanggaran
informasi, kemajuan ilmu pengetahuan tersebut atau betapa mudanya usia anak
tersebut.
15
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologis Remaja,
edisi revisi, Cet 6, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
16
Persada, 2002), Bab III-IV Ibid
Jurnal Independent Volume 2 36
Anak yang dimana telah di atur Sedangkan dalam pasal 1 butir ke
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 15 dalam Undang-undang Perlindungan
2002 yang dimana sebagai landasan anak juga menyebutkan tentang
hukum bagi perlindungan anak di perlindungan khusus bagi anak adalah
Indonesia, dan Keberadaan Undang- perlindungan yang diberikan kepada anak
Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang dalam situasi darurat, anak berhadapan
Pengadilan Anak memang sangat dengan hukum.Selain itu pembedaan
dibutuhkan di dalam menangani anak- tersebut dimaksudkan untuk memberi
anak yang melakukan tindak pidana, pada kesempatan kepada anak melalui
hakekatnya anak adalah sebagai penerus pembinaan akan diperoleh jati dirinya
bangsa akan perjuangan bangsa. Akan untuk menjadi manusia yang mandiri,
tetapi perlindungan ini tidak hanya bertanggung jawab,dan berguna bagi diri,
berlaku bagi anak yang berprilaku baik keluarga, masyarakat, bangsa dan
saja, tetapi juga bagi anak-anak yang negara.18
melakukan tindak pidana termasuk pada Sebagaimana telah di kutip dalam Kitab
anak yang dijatuhi sanksi penjara atas Undang-Undang Hukum Pidana bahwa
perbuatan yang dilakukan adalah sebagaimana bagi pelaku tindak Pidana
pengeroyokan yang dimana lebih dari yang terbukti melawan Hukum di kenakan
seorang atau lebih dari satu pelaku tindak Pemidanaan Penjara untuk Penjerahan
pidana. Individu atau kelompok yang atas perbuatan yang telah dilakukannya.
menyerang satu sama lain termasuk Atas pengaruh dari keadaan sekitarnya
sebagai perilaku agresif. maka tidak jarang anak ikut melakukan
Tindak pidana pengeroyokan ini tindak pidana.
yang dimana telah dikutip dalam Kitab Hal itu dapat disebabkan oleh
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) bujukan, spontanitas atau sekedar ikut-
Pasal 170 dirumuskan sebagai ikutan.Meskipun demikan tetap saja hal
barangsiapa dengan terang-terangan dan itu merupakan tindakan pidana. Namun
dengan tenaga bersama menggunakan demi pertumbuhan dan perkembangan
kekerasan terhadap orang lain atau mental anak, perlu diperhatikan
barang, diancam dengan pidana penjara pembedaan perlakuan di dalam hukum
paling lama lima tahun enam acara dan ancaman pidana. Menurut pasal
17
bulan. Pembedaan perlakuan dan 45 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
ancaman yang diatur dalam Undang- (selanjutnya disingkat dengan KUHP)
Undang dimaksudkan untuk melindungi bahwa anak yang belum dewasa apabila
dan mengayomi anak tersebut agar dapat belum berumur 16 tahun. Apabila anak
menyongsong masa depan yang panjang. terlibat dalam perkara pidana hakim boleh
Sebagaimana disebutkan dalam Undang- memerintahkan agar tersangka di bawah
undang Perlindungan Anak adalah segala umur tersebut dikembalikan kepada orang
kegiatan untuk menjamin dan melindungi tuanya, walinya, dan pemeliharaanya
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, dengan tidak dikenakan suatu hukuman
tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, atau memerintahkan supaya diserahkan
secara optimal sesuai dengan harkat dan kepada pemerintah dengan tidak
martabat kemanusiaan, serta mendapat dikenakan suatu hukuman.
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
18
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
17
R.soesilo, politeia-Bogor,1995 h.146 perlindungan anak.
Jurnal Independent Volume 2 37
Pemidanaan tidak dimaksudkan skripsi dengan judul Tinjauan Yuridis
untuk menderitakan dan tidak Tentang Tindak Pidana Pengeroyokan
diperkenankan merendahkan martabat Yang Di Lakukan Oleh Anak Di Bawah
Umur Menurut Undang Undang Nomor
manusia, merupakan pemberian makna
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
kepada pidana dalam sistem hukum Anak Dan Undang-Undang Nomor 3
Indonesia. Ketentuan ini akan Tahun 1997 Tentang Peradilan Anak.
berpengaruh terhadap pelaksanaan pidana
yang secara nyata akan dikenakan kepada 1.1 Perumusan Masalah
terpidana. Tujuan pemidanaan bukan Berdasarkan latar belakang
merupakan pembalasan kepada pelaku masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
dimana sanksi ditekankan pada tujuannya,
1. Bagaimanakah ketentuan hukum
yakni untuk mencegah agar orang tidak mengenai tindak pidana pengeroyokan
melakukan kejahatan.Sanksi pidana yang yang dilakukan oleh anak dibawah
dijatuhkan kepada anak didasarkan pada umur menurut kitab undang-undang
kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan hukum pidana?
anak. Penjatuhan pidana atau tindakan 2. Bagaimana akibat hukum terhadap
merupakan suatu tindakan yang harus tindak pidana pengeroyokan yang
dilakukan oleh anak dibawah umur
mempertanggungjawabkan dan
menurut Undang-Undang
bermanfaat bagi anak. Hakim wajib Perlindungan Anak nomor 23 tahun
mempertimbangkan keadaan anak, 2002 dan Undang-Undang Nomor 3
keadaan rumah, keadaan lingkungan dan tahun 1997 tentang Peradilan Anak?
laporan pembimbing kemasyarakatan.
Pasal 23 Undang-Undang No 3 Tahun 1.2 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua tujuan
1997 tentang Pengadilan Anak yang
yang ingin diketahui antara :
menentukan : 1. Untuk mengetahui ketentuan hukum
1) Pidana yang dapat dijatuhkan mengenai tindak pidana pengeroyokan
kepada Anak Nakal yaitu : yang dilakukan oleh anak dibawah
Pidana Pokok dan Pidana Tambahan. umur menurut Kitab Undang-Undang
2) Pidana Pokok yang dapat dijatuhkan Hukum Pidana.
kepada Anak Nakal ialah : 2. Untuk mengetahui akibat hukum
a) Pidana Penjara; terhadap tindak pidana pengeroyokan
b) Pidana Kurungan; yang dilakukan oleh anak dibawah
c) Pidana Denda atau; umur menurut Undang-Undang
d) Pidana Pengawasan Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak dan Undang-
3) Selain pidana pokok sebagiamana
Undang Nomor 3 tahun 1997 tentang
dimaksud dalam ayat (2) terhadap
Peradilan Anak.
Anak Nakal dapat juga dijatuhkan
1.3 Manfaat Penelitian
pidana tambahan ialah:
penulis dari penelitian ini antara lain :
a) Perampasan barang-barang
Dengan hasil penelitian terhadap
tertentu
tindak pidana pengeroyokan yang
b) Pembayaran ganti rugi.
dilakukan oleh anak dibawah umur
Terdorong oleh kenyataan diharapkan dapat memberikan manfaat
tersebut, penulis merasa tertarik untuk atau kegunaan baik bersifat teoristis
mencoba menguraikan masalah tindak maupun praktis adalah sebagai berikut:
pidana pengeroyokan yang dilakukan oleh 1. Kegunaan teoristis
anak khususnya mengenai analisis yuridis Diharapkan dengan hasil
tindak pidana pengeroyokan yang
penelitian ini akan memberi
kemudian penulis menyusun ke dalam

Jurnal Independent Volume 2 38


pengetahuan hukum di Indonesia Bahan hukum yang di pergunakan
yang mengupas masalah tindak dalam penelitian ini adalah sebagai
pidana pengeroyokan yang berikut: Bahan hukum primer yakni bahan
hukum terdiri dari perundang-undangan,
dilakukan oleh anak di bawah umur.
catatan resmi, atau risalah dalam
2. Kegunaan Praktis pembuatan perundang-undangan dan
Diharapkan dengan hasil penelitian putusan hakim. Bahan sekunder adalah
akan memberikan masukan berupa bahan hukum yang diperoleh dari buku
pemecahan berkaitan dengan tindak teks,jurnal-jurnal asing, pendapat para
pidana pengeroyokan yang sarjana dan kasus-kasus hukum,serta
dilakukan oleh anak di bawah umur, symposium yang dilakukan para pakar.
disamping itu penelitian ini dapat Bahan Hukum tersier adalah bahan
hukum seperti kamus hukum,
dapat memberikan informasi kepada
ensiklopedia dan lain-lain. Maka dalam
masyarakat pada khususnya anak pengumpulan bahan hukum penulis
sehingga tidak melakukan tindak mengunakan studi dokumen atau bahan
pidana ini. pustaka dalam penulisan skripsi ini.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


2. METODE PENELITIAN Pengeroyokan adalah proses, cara,
Tipe Penelitian hukum yang di perbuatan mengeroyok memiliki
lakukan adalah penelitian Yuridis pengertian bahwa tindak pelanggaran
normatife (hukum normatif). Metode
hukum yang bersama-sama melakukan
Penelitian Hukum normatif adalah suatu
prosedur penelitian ilmiah untuk kekerasan terhadap orang atau barang atau
menemukan kebenaran berdasarkan yang biasa. Perbuatan ini melanggar
logika keilmuan hukum dari sisi perundang-undangan yang termuat dalam
normatifnya.19Oleh karena tipe penelitian pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum
yang di gunakan adalah tipe penelitian Pidana (KUHP) yang berisi21 :
yuridis normatif, maka pendekatan yang
(1) Barang siapa yang di muka umum
digunakan adalah pendekatan perundang-
bersama-sama melakukan kekerasan
undangan (statute approach) dan
terhadap orang atau barang,
pendekatan konsep (conseptual).
dihukum penjara selama-lamanya
Pendekatan konsep ini di gunakan dalam
lima tahun enam bulan.
rangka untuk melihat konsep konsep
(2) Tersangka dihukum:
mengenaiTinjauan Yuridis Tentang
1. Dengan penjara selama-lamanya
Tindak Pidana Pengeroyokan Yang Di
tujuh tahun, jika ia dengan
Lakukan Oleh Anak Di Bawah Umur
sengaja merusakkan barang atau
Menurut Undang Undang Nomor 23
kekerasan yang dilakukannya itu
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
menyebabkan sesuatu luka.
Dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2. Dengan penjara selama-lamanya
1997 Tentang Peradilan Anak. Jika
sembilan tahun, jika kekerasan
demikian, pendekatan peraturan
itu menyebabkan luka berat pada
perundang-undangan adalah pendekatan
tubuh.
dengan menggunakan legislasi dan
3. Dengan penjara selama-lamanya
regulasi.20
dua belas tahun, jika kekerasan
itu menyebabkan matinya orang.
(3) Pasal 89 KUHP tidak berlaku
19
Jhonny ibrahim, Teori & Metode Penelitian
Perlu diuraikan unsur-unsur yang
Hukum Normatif, Banyumedia Publishing, terdapat dalam pasal ini sebagai
Malang 2006.h .57. berikut:
20
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, h,
21
96. Ibid
Jurnal Independent Volume 2 39
1) Barang siapa. Hal ini perkelahian dua kelompok remaja atau
menunjukan kepada orang atau anak-anak.Pengertian bersama-sama
pribadi sebagai pelaku. disini, bahwa perbuatan tersebut
2) Di muka umum. Perbuatan itu
dilakukan bersama-sama tanpa ada
dilakukan di tempat dimana
publik dapat melihatnya. tenggang waktu yang lama. Jadi mereka
3) Bersama-sama, artinya dengan serentak melakukan tindakan
dilakukan oleh sedikit-dikitnya kekerasan. Tahap suatu tindak pidana
dua orang atau lebih. Arti kata terhadap orang yang dilakukan bersama-
bersama-sama ini menunjukan sama dibedakan atas tindak pidana yang
bahwa perbuatan itu dengan menimbulkan luka ringan, menimbulkan
sengaja (delik dolus) atau
luka berat, dan bahkan menimbulkan
memiliki tujuan yang pasti, jadi
bukanlah merupakan ketidak kematian.Mencermati pasal 170 KUHP
sengajaan (delik culpa). terdapat uraian-uraian tentang tindak
4) Kekerasan, yang berarti pidana dan pidana yang dikenakan pada
mempergunakan tenaga atau pelaku pidana tersebut yang berbunyi
kekuatan yang tidak kecil dan dengan pidana penjara selama-lamanya
tidak sah. Kekerasan dalam dua belas tahun kalau kekerasaan itu
pasal ini biasanya terdiri dari
menyebabkan matinya orang.
merusak barang atau
penganiyaan Secara umum tindak pidana
5) Terhadap orang atau barang. terhadap tubuh pada KUHP disebut
Kekerasan ini harus ditujukan Penganiayaan. (W.J.S Poerwadaminta
kepada orang atau barang 1994:48) dikatakan bahwa penganiayaan
sebagai korban adalah perlakuan sewenang-wenang
Terhadap orang atau barang.
(penyiksaan, penindasan, dan sebagainya).
Kekerasan ini harus ditujukan kepada
orang atau barang sebagai korban. Jadi Sedangkan dalam KUHP sendiri tidak
beberapa pengertian dan penjelasan memberikan penjelasan tentang apa yang
tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk dimaksud dengan istilah
menyebut seseorang itu telah melakukan penganiayaan.Dengan kata lain untuk
penganiayaan bersama-sama atau dengan menyebut seseorang dengan melakukan
kata lain melakukan tindakan pengeroyokan, maka orang itu harus
pengeroyokan terhadap orang lain, maka
mempunyai kesengajaan alam melakukan
orang tersebut harus mempunyai
kesengajaan untuk : suatu perbuatan untuk membuat rasa sakit
a. Menimbulkan rasa sakit pada orang pada orang lain atau luka pada tubuh
lain. orang lain atau orang itu dalam
b. Menimbulkan luka pada tubuh orang perbuatannya merugikan kesehatan orang
lain. lain.
c. Merugikan kesehatan orang lain. Perbuatan pidana adalah
perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan
Secara bersama-sama artinya
hukum larangan di sertai ancaman
dilakukan dua orang atau lebih dan
(sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi
dilakukan dimuka umum. Tindakan
barang siapa melanggar larangan tersebut.
kekerasan ini merupakan tindakan yang
Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan
mengganggu ketertiban umum dan jelas
pidana adalah perbuatan yang oleh suatu
merupakan kejahatan. Sedangkan jika
aturan hukum di larang dan diancam
orang hanya mengikuti dan tidak ikut
pidana, asal saja perlu di ingat bahwa
serta melakukan kekerasan, tidak berlaku
larangan ditujukan kepada perbuatan
untuk pasal tersebut. Misalnya
(yaitu suatu keadaan atau kejadian yang

Jurnal Independent Volume 2 40


ditimbulkan oleh kelakuan orang), yang berupa kerugian atas kepentingan
sedangkan ancaman pidananya ditujukan orang lain, menandakan ada hubungan
kepada orang yang menimbulkan kejadian sebab akibat. 1. Akibat Hukum Tindak
itu.Antara larangan dan ancaman pidana Pidana Pengeroyokan Menurut Hukum
ada hubungan yang erat, karena antara Pidana Indonesia.Dalam hukun pidana
kejadian dan orang yang menimbulkan Indonesia menerangkan bahwa suatu
kejadian itu, ada hubungan erat pula. akibat pidana pengeroyokan telah di atur
Yang satu tidak dapat dipisahkan dari pada pasal 170 KUHP (Kitab Undang-
yang lain. Undang Hukum Pidana) : Barang siapa
Kejadian tidak dapat di larang yang di muka umum bersama-sama
jika menimbulkan bukan orang, dan orang melakukan kekerasan terhadap orang atau
tidak dapat diancam pidana, jika tidak barang di hukuim penjara selama lima
karena kejadian yang ditimbulkan tahun enam bulan.
olehnya. Justru untuk menyatakan Anak adalah amanah sekaligus
hubungan yang erat itu maka dipakailah karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
perkataan perbuatan, yaitu suatu senantiasa harus kita jaga karena dalam
pengertian abstrak yang menunjukan dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-
kepada dua keadaan kongkrit : pertama, hak sebagai manusia yang harus dijunjung
adanya kejadian tertentu dan kedua, tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian
adanya orang yang berbuat yang dari hak asasi manusia yang termuat
menimbulkan kejadian itu.Atas dasar dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
uraian objek tindak pidana diatas penulis Konvensi Persirakatan Bangsa-Bangsa
sependapat dengan perumusan-perumusan tentang Hak-Hak Anak. Dari sisi
dalam KUHP tersebut yang menyatakan kehidupan berbangsa dan bernegara, anak
bahwa objek pidana adalah orang atau adalah masa depan bangsa dan generasi
oknum. Banyak fenomena terjadi, penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap
peristiwa-peristiwa alam yang anak berhak atas kelangsungan hidup,
menyebabkan luka atau matinya orang. Di tumbuh, dan berkmbang, berpartisipasi
sini tidak ada subjek pidana dalam hal ini serta berhak atas perlindungan dari tindak
penulis sependapat bahwa hal tersebut kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil
tidak termasuk tindak pidana karena tidak dan kebebasan.
ada orang atau oknum yang menjadi Meskipun Undang-Undang
penyebab luka atau kematian.Unsur Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
penting dalam pidanayakni : Pertama, Manusia telah mencantumkan tentang hak
subjek tindak pidana sebagai pelaku atau anak, pelaksanaan kewajiban dan
melakukan hingga terjadi suatu peristiwa tanggung jawab orang tua, keluarga,
atau tindakan, misalnya penganiayan dan masyarakat, pemerintah, dan Negara
perusakan. Unsur yang kedua, perbuatan untuk memberikan perlindungan kepada
tindak pidana. Perbuatan tindak pidana anak masih memerlukan suatu undang-
memiliki latar belakang yang berbeda- undang mengenai perlindungan anak
beda. Bisa dipicu oleh ketidakpuasan sebagai landasan yuridis bagi pelaksanaa
tindakan kelompok tertentu atau faktor kewajiban dan tanggung jawab tersebut.
lain seperti yang tersebut di atas. Unsur Dengan demikian, pembentukan Undang-
yang ketiga, hubungan sebab akibat Undang ini didasarkan pada pertimbangan
(causal verband). Bahwa ada tindak bahwa perlindungan anak dalam segala
pidana sebagai unsur pokok harus ada aspeknya merupakan bagian dari kegiatan
akibat tertentu dari perbuatan si pelaku pembangunan nasional, khususnya dalam

Jurnal Independent Volume 2 41


memajukan kehidupan berbangsa dan nomor 23 tahun 2002 tentang
bernegara. perlindungan anak:
Undang-Undang ini menegaskan i. Bagian Kelima Perlindungan Khusus
bahwa pertanggung jawaban orang tua, menurut Pasal 64 :
keluarga, masyarakat, pemerintah, dan Ayat (1). Perlindungan khusus bagi
Negara merupakan rangkain kegiatan anak yang berhadapan dengan
yang dilaksakan secara terus menerus hukum yang sebagaimana dimaksud
demi terlindunginya hak-hak anak. dalam pasal 59 meliputi anak yang
Rngkaian kegiatan tersebut harus berkonflik dengan hukum dan anak
berkelanjutkan dan terarah guna korban tindak pidana, merupakan
menjamin pertumbuhan dan kewajiban dan tanggung jawab
perkembangan anak, baik fisik mental, pemerintah dan masyarakat.
spiritual maupun social.. Upaya Ayat (2). Perlindungan khusus bagi
perlindungan anak perlu dilaksanakan anak yang berhadapan dengan hukum
sedini mungkin yakni sejak dari janin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dalam kandungan sampai anak umur 18 dilaksanakan melalui:
Tahun. Dalam melakukan pembinaan, a. Perlakuan anak secara manusiawi
sesuai dengan martabat dan hak-hak
pengembangan dan perlindungan anak,
anak.
perlu peran masyarakat, baik melalui b. Penyediaan petugas pendamping
lembaga perlindungan anak, lembaga khusus anak sejak dini.
keagamaan, lembaga swadaya c. Penyediaan sarana dan prasarana
masyarakat, organisasi khusus.
kemasyarakatan,organisasi sosila, dunia d. Penjatuhan sanksi yang tepat untuk
usaha, media massa, atau lembaga kepentingan yang terbaik bagi anak.
e. Pemantauan dan pencatatan terus
pendidikan.
menerus terhadap perkembangan anak
1. Dalam tindak pidana pengeroyokan yang berhadapan dengan hukum.
yang di lakukan oleh anak dibawah f. Pemberian jaminan untuk
umur diatur menurut undang- mempertahankan hubungan dengan
undang nomor 23 Tahun 2002 orang tua atau keluarga.
tentang perlindungan anak. Yang g. Perlindungan dari pemberitaan
dimaksud sebagai berikut : identitas melalui media massa dan
a. Anak adalah seseorang yang untuk menghindari labelisasi.
belum berusia delapan belas Ayat (3) . Perlindungan khusus bagi
tahun termasuk anak yang masih
anak yang menjadi korban pidana
dalam kandungan.
b. Perlindungan anak adalah segala sebagaimana yang dimaksud dalam ayat
kegiatan untuk menjamin dan (1) dilakasanakan melalui:
melindungi anak dan hak- a. Upaya rehabilitasi, baik dalam
haknya agar dapat hidup, lembaga maupun diluar lembaga.
tumbuh, berkembang, dan b. Upaya perlindungan dari pemberitaan
berpartisipasi, secara optimal identitas melalui media massa dan
sesuai dengan harkat dan untuk menghindari labelisasi.
martabat kemanusiaan, serta c. Pemberian jaminan keselamatan bagi
mendapat perlindungan dari korban dan saksi ahli, baik fisik
kekerasan dan diskriminasi. mental maupun social.,dan
d. Pemberian aksesibilitas untuk
Akibat Hukum Pengeroyokan anak mendapatkan informasi mengenai
dibawah umur menurut Undang-undang perkembangan perkara.
Pasal 65Ayat (1).

Jurnal Independent Volume 2 42


Perlindungan khusus bagi anak dari pengkhususan dari sebuah badan
kelompok minoritas dan terisolasi peradilan, yaitu peradilan umum untuk
sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 menyelenggarakan pengadilan anak.
dilakukan melalui penyediaan prasaran Akibatnya dalam pengadilan tidak
dan sarana untuk dapat menikmati budaya mencerminkan peradilan yang lengkap
sendiri mengakui dan melaksanakan bagi anak, melainkan hanya mengadili
ajaran agamanya sendiri dan perkara pidana anak.
menggunakan bahasanya sendiri. Tujuan dari sistem peradilan pidana
Ayat (2). yakni resosialiasi serta rehabilitasi anak
Setiap orang dilarang menghalang- (reintegrasi) dan kesejahteraan sosial anak
halangai anak sebagaimana dimaksud tidak melalui keadilan restoratif dan
dalam ayat 1. untuk menikmati budayanya diversi tidak menjadi substansi undang-
sendiri,mengakui dan melaksanakan undang tersebut. Akibatnya perkara anak,
ajaran agamanya, dan melaksanakan meskipun hanya melakukan tindak pidana
agamanya sendiri tanpa mengabaikan ringan harus menghadapi negara melalui
akses pembangunan masyarakat dan aparat penegak hokum. Keberadaan
budaya. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
a. Pemanatauan, pelaporan, dan tentang Pengadilan Anak apabila dikaji
pemberian sanksi dan secara substantif, belum sepenuhnya dapat
b. Perlibatan berbagai intansi dikategorikan sebagai hukum pidana anak
pemerintah, perusahaan, serikat
materiil pada satu pihak dan sebagai
pekerja, lembaga swadaya
masyarakat, dan masyarakat dalam hukum acara pidana anak pada lain pihak.
penghapusan eksploitasi terhadap Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara
anak secara ekonomi dan atau seksual. Undang-Undang ini dengan Kitab
Ayat (3). Setiap orang dilarang Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
menempatkan, membiarkan, melakukan, dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
menyuruh melakukan, atau turut serta Pidana (KUHAP) merupakan hubungan
melakukan eksploitasi terhadap anak hukum khusus dan hukum umum,
sebagimana dimaksud dalam ayat 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
Pasal 69Ayat (1). tentang Pengadilan Anak merupakan
Perlindunga khusus bagi anak hukum khusus (lex specialis) dan Kitab
korban kekerasan sebagaimana dimaksud Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
dalam pasal 59 meliputi kekerasan fisik, dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
psikis, dan seksual dilakukan melalui Pidana (KUHAP) merupakan hukum
upaya: umum (lex generalis). Hubungan ini
ii. Penyebar luasana dan sosialisasi dan mengandung arti bahwa asas-asas dan
ketentuan perundang-undangan yang ajaran-ajaran hukum pidana yang
melindungi anak korban tindak terkandung dalam KUHP dan KUHAP
kekerasan., dan
pun tetap berlaku untuk pengadilan anak.
iii. Pemantauan, pelaporan, dan
pemberian saksi.
Ayat (2). Setiap orang dilarang
4. KESIMPULAN
menempatkan, memebiarkan, melakukan, Bahwa pada dasarnya suatu
menyuruh melakukan atau turut serta tindak pidana pengeroyokan adalah suatu
melakukan kekerasan sebagaimana tindak pidana yang dimana dilakukan oleh
dimaksud dalam ayat 1.Pengadilan anak lebih dari satu orang dengan unsur
menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun mengakibatkan rasa sakit pada tubuh, luka
pada tubuh, dan merugikan kesehatan
1997 tentang Pengadilan Anak merupakan
Jurnal Independent Volume 2 43
tubuh. Dalam sistematika hukum pidana Chainur Arrasjid,Dasar-dasar Ilmu
di Indonesia suatu tindakan pengeroyokan Hukum, Penerbit Sinar Grafika,
sebagaimana telah di atur dalam Kitab Jakarta, 2000, h. 21
Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 170 Hasan Shadaly, Sosiologi Untuk
KUHP menyimpulkan bahwa Barang Masyarakat Indonesia , ( Jakarta:
siapa yang dimuka umum bersama-sama Pustaka Sarjana, 1963), hlm.287
melakukan kekerasan terhadap orang atau Jhony ibrahim, Teori & Metode
barang dihukum penjara selama lima Penelitian Hukum Normatif,
tahun , enam bulanSedangkan didalam Banyumedia Publishing, Malang,
Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2006.
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Moeljatno, Azas-azas Hukum Pidana,
Perlindungan Anak yang berbunyi : Fakultas Hukum Uiversitas Gadjah
Anak adalah seseorang yang belum Mada, Yogyakarta, 1980, h. 37
berusia 18 (delapan belas) tahun, Peter Mahmud Marzuki, Penelitian
termasuk anak yang masih dalam Hukum, Kencana Prenadia Group,
kandungan. Menurut pasal 64 Ayat (2), Jakarta, Tahun 2010.
perlindungan khusus bagi anak yang Paul A, Samuelson, Economics
berhadapan dengan hukum sebagaimana Pengantar Uraian,(Jakarta : Viva
dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan Story Club 1987),hal 6.
melalui : R.soesilo, politeia-Bogor,1995 h.146
a. Perlakuan anak secara manusiawi Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologis
sesuai dengan martabat dan hak-hak Remaja, edisi revisi, Cet 6, (Jakarta:
anak. PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
b. Penyediaan petugas pendamping Bab III-IV.
khusus anak sejak dini. W.A. Bonger, Pengantar Kriminal,
c. Penyediaan sarana dan prasarana Cet.IV, ( Jakarta: Pembangunan dan
khusus. Ghalia Indonesia, 1982 ), hlm 23.
d. Penjatuhan sanksi yang tepat untuk
kepentingan yang terbaik bagi anak.
e. Pemantauan dan pencatatan terus Peraturan Perundang-Undangan :
menerus terhadap perkembangan anak Undang-undang Dasar Negara Republik
yang berhadapan dengan hukum. Indonesia Tahun 1945
f. Pemberian jaminan untuk Kitab Undang-undang Hukum Pidana
mempertahankan hubungan dengan (KUHP),
orang tua atau keluarga. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
g. Perlindungan dari pemberitaan tentang Pengadilan Anak
identitas melalui media massa dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
untuk menghindari labelisasi. tentang Perlindungan Anak.
Upaya perlindungan anak perlu Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012
dilaksanakan sedini mungkin yakni sejak Tentang Sistem Peradilan Anak
dari janin dalam kandungan sampai anak
umur 18 Tahun. Bertitik tolak dari
Internet :
konsepsi perlindungan anak. http://id.shvoong.com/social-
sciences/sociology/2170479-
pengertian-anak/
5. DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Independent Volume 2 44

Anda mungkin juga menyukai