Anda di halaman 1dari 40

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Republik Indonesia

Sosialisasi dan Klinik Bisnis PKE

Melanjutkan Reformasi:
Memacu Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Melalui
Pengembangan Supply Chain Industri Perkebunan
Medan, 1 Desember 2016
Perkembangan Perekonomian Global
Perkembangan Indonesia Terkini
Perkembangan Ekonomi Makro
Paket Kebijakan Ekonomi
Percepatan Penyediaan Infrastruktur

Prospek Ekonomi ke Depan


Pengembangan Wilayah Sumatera

2
3

Perkembangan
Perekonomian

Global
Pertumbuhan Ekonomi Global :
2016 melambat dan 2017 lebih prospektif
Pertumbuhan global 2017 diharapkan
membaik tetapi ekspektasi kian melemah Pelemahan Ekonomi di beberapa negara maju berlanjut

Outlook Perekonomian Dunia


Indikator Negara
Dunia 2016 2017
5.4 Emerging market Dunia 3.1 3.4
4.2 AS 1.6 2.2
3.4
3.5 3.3 3.4 3.1 Proyeksi:
3.1 Okt 15 Eropa 1.7 1.5
Jan 16 PDB
Apr 16 Tiongkok 6.5 6.2
Okt 16
Negara maju
India 7.6 7.6
ASEAN-5 4.8 5.1

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Perdagangan Dunia 2.3 3.8

Sumber: International Monetary Fund (IMF)


4
Pendorong pertumbuhan ekonomi melemah
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat Harga komoditas melandai namun tetap berisiko

10.6 Proyeksi

9.5

7.7 7.7
7.3
6.9
6.5
6.2

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: International Monetary Fund (IMF) 5


6

Perekonomian Indonesia
Terkini
Perkembangan Ekonomi Makro
Paket Kebijakan Ekonomi
Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Pertumbuhan Indonesia stabil
Didorong oleh konsumsi swasta dan didukung peningkatan belanja pemerintah

Sumber: dikalkulasi dari BPS


7
Stabilitas ekonomi terjaga

Transaksi berjalan membaik, cadangan devisa meningkat Inflasi terkendali

Neraca Pembayaran Indonesia (Juta USD) Inflasi (yoy,%)


20.00
16000 120000

12000 100000
15.00
8000
80000

4000
10.00
60000
0
40000
-4000 5.00
20000
-8000

-12000 0 0.00

jan

jun
jul

sep
oct

jan

jun
jul

sep
oct

jan

jun
jul

sep
oct
apr

apr

apr
mar

mar

mar
feb

feb

feb
aug

aug

aug
nov
dec

nov
dec
may

may

may
Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Q1-15 Q2-15 Q3-15 Q4-15 Q1-16 Q2-16
2014 2015 2016

-5.00
Transaksi Berjalan Transaksi Modal Transaksi Finansial

Neraca Keseluruhan Cadangan Devisa (RHS) Umum Inti Harga Diatur Pemerintah Bergejolak

Sumber: BPS, Bank Indonesia


8
Kualitas pertumbuhan membaik :
tingkat kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan menurun
12.36
Gini Ratio (Rural+Urban)
12.49
11.66 Poverty Rate (%)
0.413 0.414 11.47
11.96
0.408 11.13
0.406 0.406 10.96
0.402 11.37
0.397 11.25 11.22
10.86

MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR SEPT MAR
2013 2014 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016

7.41 7.48
7.14
6.96
Unemployment Rate (%)
6.37
6.13 6.17 6.18
5.88 5.94
5.70 5.81
5.50 5.61

2010 (FEB) 2010 (AGS) 2011 (FEB) 2011 (AGS) 2012 (FEB) 2012 (AGS) 2013 (FEB) 2013 (AGS) 2014 (FEB) 2014 (AGS) 2015 (FEB) 2015 (AGS) 2016 (FEB) 2016 (AGS)
9
tetapi ruang gerak untuk stimulus masih terbatas

Kendala desit mulai ditanggulangi Dibantu oleh pencapaian pengampunan pajak

PENERIMAAN YANG TERKUMPUL


% PDB
1

0.81
0.8
0.62
0.6

0.4 0.35
0.24
0.2 0.12
0.04
0
Indonesia Chile India Italy Spain Australia

Sumber: dikalkulasi dari BPS, Deutsche Bank, Bank Dunia


10
Peningkatan belanja pemerintah dan investasi swasta menjadi kunci

Untuk mencapai pertumbuhan yang


lebih tinggi di tengah melemahnya
kondisi eksternal, dibutuhkan:
Konsumsi berkelanjutan
Perbaikan belanja pemerintah,
dan
Peningkatan investasi swasta

Saatnya membangun pondasi yang


kuat untuk pertumbuhan ekonomi ke
depan
Sumber: dikalkulasi dari BPS

11
12

Perekonomian Indonesia
Terkini
Perkembangan Ekonomi Makro
Paket Kebijakan Ekonomi
Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Paket Kebijakan Ekonomi (I XIII) : Meningkatkan daya saing nasional, dan
mendorong kegiatan ekonomi masyarakat
Pelaksanaan PKE diperkuat : Pembentukan Satgas

1 Total Regulasi Pokok yang dideregulasi


Kampanye Dan
Diseminasi pada Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I
Kebijakan XIII sebanyak 204 regulasi.
Total Regulasi Turunan/Teknis yang
dideregulasi pada Paket Kebijakan
4 2 Ekonomi Tahap I XIII sebanyak 26
Satuan Tugas
Penanganan
dan Percepatan dan Percepatan dan regulasi.
Efektivitas Penuntasan
Penyelesaian
Pelaksanaan Regulasi
Kasus
Kebijakan Ekonomi

3
Evaluasi Dan
Analisa 4 Oktober 2016
Dampak

13
Deregulasi Bisnis : Meningkatkan lingkungan usaha
Guna menjadi salah satu dari 40 negara terbaik
Indonesia termasuk salah satu yang terbaik di dunia
Penyederhanaan izin investasi, penyaluran kredit
Skor kemudahan 10 negara terbaik usaha, dan pembangunan infrastruktur untuk
berusaha Indonesia mendukung iklim investasi:
Georgia

UAE Penyerderhanaan Promosi daya Percepatan


Kazakhstan izin, termasuk di saing dan sertifikasi lahan
Starting a level pemda produksi nasional untuk mendukung
Business
80 Dealing with Belarus keuangan inklusif
Resolving
Construction
Insolvency
60 Permits Serbia
Enforcing Getting Bahrain
Mendorong Energi yang Meningkatkan
40 investasi dengan terjangkau (gas efisiensi dan daya
Contracts Electricity

20 Brunei revisi DNI dan sumber daya saing logistik


terbaharukan)
Trading across Registering Indonesia 106 91 40
Borders Property dan barang
Kenya mentah
Paying Taxes Getting Credit
Pakistan Mendukung Memperkuat Meningkatkan
Protecting
Minority ekspor melalui peran BULOG sinergi antara
Investors 150 100 50 0 promosi dan untuk BUMN untuk
Rank
ekspansi ketersediaan, mendorong
stabilitas harga efisiensi
dan distribusi
2016 Rank 2017 Rank 2019 Target
2017 Score 2016 Score

Sumber: World Bank, CMEA 14


Deregulasi Bisnis : Mendorong penanaman modal asing (Perpres 44/2016)
More Open to
FDI

IZIN INVESTASI 3-JAM

8 jenis perizinan untuk memulai


bisnis, untuk bekerja (tenaga kerja
asing) dan mengimpor barang
modal.

Pelayanan dalam 1 tempat, 1


kunjungan dan dalam 3 jam dari
sebelumnya 23 hari

141
Lini bisnis
141 lini bisnis telah dicabut dan
direvisi berdasarkan perpres daftar
negative investasi tahun 2016,
yang meliputi energi, industri,
Batas Kepemilikan Asing (%)
Sebelum Sesudah
pariwisata, pertanian, ICT,
transportasi dll 15
Beberapa Hasil Kebijakan Paket Kebijakan Ekonomi

*)per Semester-I 2016 16


17

Perekonomian Indonesia
Terkini
Perkembangan Ekonomi Makro
Paket Kebijakan Ekonomi
Percepatan Penyediaan
Infrastruktur
Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia sentris:
225 proyek dan 1 Program Kelistrikan yang tersebar di seluruh Indonesia...

Kalimantan
24 Proyek Sulawesi Maluku & Papua
28 Proyek
13 Proyek
Sumatera
46 Proyek
Lintas Region
9 Proyek (Contoh: Palapa Ring)
1 Program Kelistrikan

Jawa
89 Proyek Bali & Nusa Tenggara
16 Proyek
...dan mencakup 14 sektor

BANDAR PERTANIAN/ AIR


JALAN KERETA PELABUHAN PERUMAHAN ENERGI KAWASAN TEKNOLOGI BENDUNGAN PLBN SMELTER LISTRIK
UDARA KELAUTAN BERSIH

52 19 17 13 3 7 3 10 25 3 60 7 6 1
PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROGRAM 18
Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Nasional
Ketenagalistrikan Pelabuhan

Target (2019): Pencapaian: Target (2019): Pencapaian:


35 Giga Watt 195 MW beroperasi 306 56
8.215 MW konstruksi
9.790 MW Power Purchase Agreement
(PPA) / belum mencapai financial close Irigasi
10.844 MW proses pengadaan
7.640 MW proses penyiapan Target (2019):
Pencapaian:
Rehabilitasi 3 Juta Ha
Pengembangan Irigasi Tersier 3 Juta 834.225 Ha
Ha 2.808.816 Ha
Pengembangan
Jalan Tol Bendungan

Pencapaian: Target (2019): Pencapaian:


Target (2019):
65 (49 baru & 16 lanjutan) 32 (2 selesai, 22
1000 km (Kumulatif) 268 km konstruksi, 8 Ground
Breaking)
Bandara
Jalur Kereta Api
Target (2019): Pencapaian:
Target (2019): Pencapaian 15 5
3258 km (Kumulatif) 487,7 km

Sumber: Bappenas, Kemenhub, KPPIP September 2016 19


20

Prospek Ekonomi ke Depan



Asumsi APBN 2017 : Pada tahun 2017 Indonesia akan
tumbuh 5,1% dengan tingkat inflasi yang terjaga
Realisasi APBNP
Indikator APBN 2017
APBN 2015 2016

Pertumbuhan Ekonomi (% y/y) 4.8 5.2 5.1

Inflasi (% y/y) 3.4 4.0 4.0

3-Mo Treasury (%) 6.0 5.5 5.3

Nilai Tukar (IDR / USD) 13.392 13.500 13.300

ICP (USD / barel) 50 40 45

Lifting minyak (Th barel / hari) 779 820 815

Lifting gas (Th barel / hari) 1.195 1.150 1.150


Sumber: Kemenkeu 21
dengan harapan pertumbuhan yang lebih tinggi, didorong oleh

Melanjutkan Reformasi Struktural:


Reformasi Fiskal PKE Tahap 2
Belanja yang lebih baik
Meningkatkan Investasi infrastruktur,
Pengurangan subsidi dan
penargetannya yang lebih baik termasuk swasta
Perbaikan kondisi bisnis (antara lain EODB)
Penambahan dana dan dengan insentif
yang lebih baik bagi pemerintah daerah, Logistik yang lebih baik,
dan Perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi
Strategi penerimaan jangka menengah Kebijakan pertanahan/reformasi agraria
yang fokus pada keberlanjutan Kebijakan industrialisasi, hilirisasi industri,
termasuk agro industri dan alumina, dan
industri parawisata
Deregulasi peraturan/perijinan di daerah

22
... dan terus memprioritaskan belanja infrastruktur
Belanja infrastruktur terus meningkat Target infrastruktur 2017
Triliun Rupiah Bandara
Jalan Jembatan

500.0 25
Anggaran Infrastruktur % Terhadap Belanja (RHS)
400.0 20 815 km 9 km 13 bandara
300.0 15

200.0 10
Pelabuhan Laut Rel Terminal Bus
100.0 5

0.0 0 %
2011
2009

2010

2012

2013

2014

2015

2016

2017
Rp Trillion
55 lokasi
550 km 3
Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah Pembiayaan

Realokasi Belanja Subsidi dan


REFORMASI FISKAL
REFORMASI REGULASI
Infrastruktur
REFORMASI INSTITUSIONAL 392.0 387.3
2014 2015
Pembiayaan defisit
Pembaharuan regulasi 317.1
yang realistis 2016 2017 290.3
Kesediaan Komite Percepatan terkait PPP:
Penyediaan Kesediaan
pembayaran 186.0177.8
Infrastruktur Prioritas pembayaran 160.1 154.6 Sumber: Kemenko,
Dana Bergulir
SMI dan IIGF Pinjaman langsung Kemenkeu
Lahan
PPP Unit Kemenkeu Akuisisi lahan
Skema pembagian
risiko SUBSIDY INFRASTRUCTURE
23
Rencana Investasi Infrastruktur di Tahun 2017
Rencana Pembiayaan Konstruksi 2017
Dari rencana pembiayaan konstruksi 2017,
APBN (Rp 124 tn)
sebanyak Rp 227 tn dialokasikan untuk
25%
31% APBD (Rp 134 tn) ** proyek PSN dan Rp 271 tn untuk proyek
Non-PSN
BUMN (Rp 85 tn)
Rp500 tn* BUMD (Rp 2,4 tn) Dana pengadaan tanah untuk sebagian
0% proyek PSN telah dialokasikan Rp 20 tn
Swasta (Rp 154 tn) melalui LMAN
17% 27%

Membangun 341 km jalan tol dengan Membangun 1,687 km Membangun 2 Membangun dan
nilai investasi Rp 37,5 tn dengan nilai investasi bandara baru dan merehabilitasi 13 pelabuhan
Membangun 828 km jalan baru dan Rp 43,9 tn peningkatan 55 PSN, 68 pelabuhan non-
bandara dengan nilai PSN, dengan nilai investasi
807 km peningkatan jalan dengan nilai
investasi Rp 13,1 tn Rp 8,8 tn
Ro 41,4 tn

Memulai proyek RDMP dengan Membangun 39 bendungan dengan nilai Membangun 5.832 km serat optik
nilai investasi Rp 22,6 tn investasi Rp 5,2 tn dengan nilai investasi Rp 3,3 tn
Penyelesaian pembangkit Membangun Fasilitas SPAM di 118
listrik 5.828 MW dengan nilai kawasan dan 830.691 sambungan
investasi Rp 103,6 tn rumah dengan nilai investasi Rp 7,4 tn
Membangun Infrastruktur Membangun 1.004 km dan rehabilitasi
pengelolaan sampah di 29 3.134 km jaringan irigasi dengan nilai
provinsi dan 2 PLTSa dengan
investasi Rp 9,7 tn *)Tidak mencakup pengadaan sarana
nilai investasi Rp 3,6 tn **)DAK Infrastruktur
24
Peningkatan Daya Saing Industri
Meningkatkan Nilai Tambah melalui Hilirisasi Industri

STRATEGI AKSELERASI

Pengembangan TAX HOLIDAY untuk 8 industri


1 Perwilayahan Industri Di
Luar Jawa
utama, seperti:Pertanian, Kehutanan,
dan perikanan berdasarkan
Industri industry pengolahan; Pembangunan
Industri Kimia, Logam, Mesin, infrastruktur dengan skema PPP
AKSELERASI Tekstil & Alat
Aneka Transportasi & DAFTAR NEGATIF INVESTASI
INDUSTRIALISASI Elektronika
2
(RPJMN 2015-2019) (Peraturan Presiden no
Pertumbuhan Populasi
44/2016),seperti:
Industri
Getah Karet 0% 100%
Industri Bahan Baku Farmasi 85% 100%
Agro
KEBIJAKAN PENDUKUNG
Peningkatan Produktivitas
3 Dan Daya Saing INFRASTRUKTUR
Konektivitas penyediaan energi

TENAGA KERJA TERAMPIL


Pendidikan & Pelatihan Vokasi

25
Hilirisasi Untuk Mendorong Pertumbuhan Industri
SEJUMLAH PROYEK KAKAP 2017 -
2020
Rencana Investasi Sektoral

Industri Kimia, Tekstil & Aneka


32 proyek, Rp134.5 triliun,151.050 pekerja
PT PUPUK INDONESIA, PT ASAHIMAS CHEMICAL
SOJITZ, FERROSTAAL, LG

PT PANCA AMARA UTAMA PT PUPUK INDONESIA, PT


Industri Logam, Mesin, Alat
PT SURYA EKA SOJITZ INDONESIA & PT Transportasi & Elektronika
PERKASA, GENESIS CORP. ELSORO MULTI PRATAMA 21 proyek, Rp190,02 triliun, 9,432 pekerja
BANK PRIVATE EQUITY
PT KRAKATAU PT INALUM
Industri Agro Industri Kimia, Tekstil & Aneka
PARTNERS Ltd., PT DAYA NIPPON STEEL 19 proyek, Rp123,64 triliun,
AMARA UTAMA, PT SEP SUMIKIN 23,355 pekerja Industri Agro
CHEM
PT KRAKATAU BINTANG DELAPAN DEVELOPMENT PT ADIKARYA Industri Logam, Mesin, Alat
PT PERTAMINA & PT LION PT RAYON UTAMA STEEL GROUP OF PULP AND GEMILANG
POWER ENERGY MAKMUR
Transportasi & Elektronika
PT GUNUNG RAJA MITSUBISHI MOTOR
PAPER (SUNGAI BUDI
COAL-BASED METHANOL INDUSTRY GROUP)
PAKSI CO LTD
INDUSTRY
PT INALUM & PT TOYOTA MOTOR CO
PT SYNTHETIC RUBBER PT MAXXIS ANEKA TAMBANG LTD
INDONESIA (MICHELIN & INTERNATIONAL Tbk. Sumber: Kementerian Perindustrian 26
Menjadikan Indonesia sebagai tujuan pariwisata dunia
Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
Fasilitas Khusus di Kawasan Ekonomi
Kontribusi Pada PDB
Nasional
10% 11% 13% 14% 15% Khusus (KEK)
Devisa Pengurusan Visa Kepemilikan
144 172 200 223 280 Izin kependudukan
(Triliun Rp)
on arrival & multiple properti untuk
bagi warga asing
Jumlah Tenaga Kerja visit visa warga asing
11,4 11,8 12 12,6 13,0
(Juta Orang)

Indeks Daya Saing (WEF) #50 n.a #40 n.a #30 Tax holiday, tax
Dikecualikan dari
Wisatawan Mancanegara allowance & 0% VAT and luxury
10 12 15 17 20 Daftar Negatif
(Juta Kunjungan) accelerated goods sales tax
Investasi
depreciation
Wisatawan Nusantara
255 260 265 270 275
(Juta Perjalanan)

169 negara dibebaskan dari visa untuk kunjungan ke indonesia (Perpres No. 21/2016, 2 Maret
2016)

1. SEZ Tanjung Lesung 3. SEZ Morotai

2. SEZ Mandalika
27
28

Pengembangan Wilayah
Sumatera

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berdasarkan Wilayah
Pertanian 22,1%
Industri 20,0%
Pertambangan 27,0% Sulawesi
Pertambangan 13,3% Kalimantan Pertanian 25,8%
Industri 18,0%
6,1% Konstruksi 12,3%
Sumatera 7.6% Pertanian 13,8%
Perdagangan 11,9%
22.0%


Maluku & Papua

2.4%


8.5%
1.1%

Industri 28,5% 4.5%
Perdagangan 15,6% -1,6%
Konstruksi 10,2%
Pertambangan 22,6%
Pertanian 15,4%
Jawa Adm.Pemerintahan 12,6%

5.7% Bali & Nusa Tenggara
Source: BPS
58.8% 7.4% 3.1%
Pertanian 19,9%
Akomodasi Makan Minum 12,0%
Peranan Pulau dalam Pembentukan PDB Perdagangan 10,1%
% Pertumbuhan PDRB (yoy)
Nasional
Source: BPS

Pertumbuhan PDB Nasional 5,18%

l Pertumbuhan ekonomi kawasan Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional

l Pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Kalimantan tetap posiDf namun di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, akibat melemahnya permintaan komodiD
global
l Pertumbuhan Maluku dan Papua terkontraksi sejalan dengan kontraksi sektor pertambangan.

Source: BPS, BKF, diolah


Keunggulan Sumatera untuk Sentra Supply Chain Produk
Perkebunan Dunia
Posisi Geostrategis : Bersentuhan dengan jalur utama perdagangan dunia, Selat Malaka, Laut China Selatan, Selat Sunda dan sisi Dmur
Samudera India Sumatera sebagai pintu gerbang perdagangan global Indonesia.
Ekologis,
Neraca sumber daya air posiDf. Kebutuhan air di Sumatera saat ini 34 persen dari ketersediaannya. namun memerlukan
pencermatan, karena diperkirakan pada tahun 2030, Sumatera berpotensi mengalami desit air.
Sekitar 16 persen dari total kawasan hutan Indonesia terletak di Sumatera (Papua-Maluku (41 persen dan Kalimantan 27 persen).
66 persen daratan Sumatera kawasan hutan hutan Sumatera keanekaragaman hayaD yang Dnggi.
Energi:
Cadangan minyak 5.279 MMSTB (tersebar di Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan,
dan Natuna).
Cadangan gas terbesar yaitu 82,59 TSCF (Natuna).
Cadangan batubara 64,59 juta ton di selatan-Dmur Sumatera.
Geothermal sebesar 13.516 MW. (sumber: ESDM, 2012).
Perkebunan : Kelapa Sawit dan karet mendominasi pembentukan daya saing ekonomi wilayah Sumatera.
Produksi kelapa sawit Sumatera 60-65% produksi nasional. Luas kebun sawit sekitar 5-6 juta hektar. Sekitar 38 persen lahan
kelapa sawit dimiliki oleh petani kecil.
Produksi karet alam Indonesia 63% produksi nasional. Indonesia sekitar 28 persen, Thailand sekitar 30 persen produksi dunia .
Produk perkebunan lain berpotensi dikembangkan seperD kopi, tebu, kayu manis, kelapa
Kegiatan Ekonomi Utama perkebunan melipuD perkebunan, proses pengolahan, dan industri hilir, menghasilkan produk-produk
dengan nilai tambah dan rantai nilai Dnggi PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BERBASIS PERKEBUNAN
Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera
yang sudah dan sedang dikembangkan
KPBPB Batam, Bintan dan Karimun (revitalisasi menjadi KEK)
KEK Sei Mangkei (Sumatera Utara)
KEK Tanjung Api-Api (Sumatera Selatan)
KEK Tanjung Kelayang Belitung (Parawisata)
Kawasan Industri Dumai
Kawasan Industri Kuala Tanjung (sedang disiapkan menjadi KEK)
KEK Lhok Seumawe (Aceh)
Kawasan Wisata Danau Toba
Pusat pertumbuhan ekonomi yang baik
memerlukan lima komponen utama
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia

Kerangka Kerja Konektivitas :


Menghubungkan Pusat Pertumbuhan, Antar Zona Ekonomi, Dalam Zona Ekonomi dan Zona Ekoomi Dengan
Pasar
34
GAMBARAN UMUM PELABUHAN KUALA TANJUNG

35
Gambaran Umum Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung

Terletak di Selat Malaka pada Akses transcontinental (Asia Pasifik , Eropa , Amerika) : jalur utama Timur-Barat (terpadat)
pelayaran dunia dimana lalu lintas kontainer lebih dari 50 Juta TEUs
Kedalaman Air 12m dicapai dalam 2.0-2.5km dari garis pantai sehingga posisi Kolam 15-17 MLWS, dapat dimasuki oleh kapal
berukuran besar
Sedimentasi yang rendah sehingga minimum dredging
Estimasi dapat dikembangkan sampai Kapasitas 25.000.000 TEUs
Terletak pada daratan utama pulau Sumatera yang memberikan akses langsung hinterland (Jalan Tol Trans Sumatera dan rel
kereta api)
Lokasi dekat dengan fasilitas eksisting PT Inalum dan KEK Sei Mangkei. Fasilitas Eksisting yaitu Jetty Inalum, Jetty PT Multimas
Nabati Asahan (Minyak Sawit Kasar/CPO) dan Jetty Dommas (tidak digunakan)

36
36
Jalan Tol Trans Sumatera (8 ruas)
Profil Proyek

RINCIAN PROYEK

Nilai Investasi: Rp 82.1 Triliun


Skema Pendanaan: Penugasan kepada PT Hutama Karya
Lokasi: Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung
Penanggung Jawab Proyek: PT Hutama Karya
Rencana mulai konstruksi: 2015 (Medan Binjai)
Rencana mulai operasi/Commercial Operation Date: 2017 (Medan Binjai)

DESKRIPSI

4 Ruas Pertama
Ruas Medan Binjai
Ruas Palembang Indralaya
Ruas Bakauheni Terbanggi Besar
Ruas Pekanbaru Dumai

4 Ruas Tambahan
Ruas Terbanggi Besar Pematang Panggang
Ruas Kisaran Tebing Tinggi
Ruas Pematang Panggang Kayu Agung
Ruas Palembang Tanjung Api-api

37
37
Profil tiga ruas tambahan Trans Sumatera yang menjadi prioritas setelah pembangunan 8 ruas

Tiga Ruas tambahan Trans Sumatera yang diprioritaskan berdasarkan Surat Menteri PUPR Medan Banda Aceh
No. KU.06.01-Mn/789 tanggal 23 Agustus 2016
Lokasi : Sumatera Utara, Banda Aceh
Nilai Investasi : Rp. 70,1 T
Banda Aceh
Medan Banda Aceh Konstruksi : 2018

Tebingtinggi Prapat Operasi : 2025


Medan Panjang : 470 km
Tebingtinggi Pekanbaru Padang

Rantau Prapat Tebingtinggi Rantau Prapat


Pekanbaru Lokasi : Sumatera Utara
Nilai Investasi : Rp. 15,5 T
Konstruksi : 2018
Padang Operasi : 2020
Panjang : 98,5 km

Pekanbaru - Padang
Lokasi : Sumatera Barat, Riau
Nilai Investasi : Rp. 42,7 T
Kemampuan APBN terbatas sehingga Pemerintah dan HK perlu menyiapkan Konstruksi : 2018
opsi sumber pendanaan untuk memenuhi porsi ekuitas dan calon investor
Operasi : 2024
untuk memenuhi kebutuhan pinjaman
Panjang : 240 km

Sumber: Hutama Karya 38


38
Kesimpulan
Pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan sedikit meningkat dengan
disertai harga komoditas yang tidak berubah dan sektor keuangan yang relatif berisiko.

Perekonomian Indonesia akan tetap kuat dengan posisi fiskal yang lebih baik. Permintaan
domestik akan terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,1% - 5,3%.
Wilayah Sumatera mempunyai potensi yang besar dalam menunjang pertumbuhan ekonomi
Indonesia ke depan, dengan:

Pengembangan pusat pertumbuhan (KEK dan atau KI) berbasis perkebunan yang terintegrasi
dengan industrinya pembangunan sektor perkebunan dan agro industri
Pengembangan kawasan parawisata Danau Toba, Tanjung Kelayang
Konektivitas yang baik antara daerah hinterland, dengan pusat pertumbuhan dan terhubung secara
global melalui pelabuhan dan bandara internasional.
Pembangunan infrastruktur lainnya seperti listrik, air, jalan tol, KA
Pengembangan pusat pelatihan SDM dan riset terkait perkebunan dan parawisata
Paket kebijakan ekonomi Pemerintah Pusat perlu didukung oleh deregulasi Pemerintah Daerah
untuk membangun pondasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas pada tahun
2018 dan selanjutnya.
39
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
www.ekon.go.id
2016
@PerekonomianRI

Anda mungkin juga menyukai