Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Medika http://jurnalmedika.com/component/content/article/136-edisi-no-07-vol-x...

Artikel

Tantangan Penerapan
Evidence Based
Medicine untuk Obat
Tradisional (/136-edisi-
no-07-vol-xli-2015
/kolom-34716/53-
tantangan-penerapan-
evidence-based-
medicine-untuk-obat-
tradisional)
Website Administrator
Kolom (/136-edisi-no-07-vol-xli-2015/kolom-34716)
06 Agustus 2015 Dilihat: 2110

kolom (/joomla-pages/tag/kolom)

Tantangan Penerapan
Evidence Based
Medicine untuk Obat

1 of 4 9/25/2017, 4:17 PM
Jurnal Medika http://jurnalmedika.com/component/content/article/136-edisi-no-07-vol-x...

Tradisional
Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.*

Produk herbal, obat tradisional, dan suplemen makanan semakin


menjamur saat ini. Fenomena tersebut berlaku global dan teramati dengan
sangat jelas di Indonesia. Persepsi bahw a obat tradisional lebih aman
daripada obat kimiaw i banyak melekat di masyarakat. Hal tersebut
menyebabkan penggunaannya meningkat dari w aktu ke w aktu. Dokter
dan petugas kesehatan lain juga seringkali menganjurkan dan
meresepkan obat tradisional dan suplemen makanan bagi pasien.
Pertanyaan klinik yang muncul adalah apakah konsep Evidence Based
Medicine dapat diterapkan dalam penggunaan obat tradisional?

Konsep Evidence Based Medicine adalah menggunakan bukti-bukti ilmiah


yang terkini dan terbaik dalam pengambilan keputusan klinik secara
individual. Konsep Evidence Based Medicine menggabungkan tiga hal:
(1) keahlian klinik yang terus menerus diasah; (2) penggunaan bukti
ilmiah yang terkini dan terbaik; dan (3) harapan serta nilai-nilai yang ada
pada seorang pasien. Penggunaan bukti ilmiah yang terkini dan terbaik
mengacu pada hasil-hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan
kaidahnya. Hirarki bukti ilmiah dan telaah kritis untuk obat tradisional
menurut WHO mengacu pada obat modern. Hirarki bukti ilmiah yang
terbaik untuk suatu tindakan terapi adalah kajian sistematis dan uji klinik
dengan randomisasi. Berbeda dengan obat modern, penelitian dan kajian
sistematis untuk obat tradisional sangat terbatas. Penggunaan hirarki
bukti ilmiah yang menempatkan kajian sistematis (dengan atau tanpa
meta-analisis) dan uji klinik randomisasi sebagai baku emas untuk
tindakan terapi masih sangat jarang pada obat tradisional. Kajian
terdahulu oleh Bansal, dkk., (2012) menunjukkan bahw a banyak
penelitian obat tradisional yang memiliki keterbatasan dalam hal
metodologi. Penerapan proses randomisasi dan pengukuran yang
tersamar (blinded) sangat jarang diterapkan. Kajian tersebut juga
mencatat bahw a perhitungan besar sampel yang sesuai untuk menilai
perbedaan efek terapeutik hanya dilakukan pada kurang dari 1% uji klinik
untuk obat tradisional.

Proses randomisasi dan pengukuran tersamar meminimalkan bias dan


faktor perancu pada suatu uji klinik. Pemberian intervensi obat tradisional
yang seringkali kompleks menjadi masalah tersendiri dalam hal
penyamaran intervensi. Standarisasi produk intervensi dalam hal bahan,
penyiapan, dan pemurnian merupakan hal yang harus disampaikan
secara jelas dalam metode penelitian obat tradisional untuk
memungkinkan proses replikasi. Telaah kritis Shea (2006) memperlihatkan
bahw a keterbatasan metodologi penelitian obat tradisional menyebabkan
kesenjangan yang besar dalam praktik Evidence Based Medicine untuk
obat tradisional. Pengukuran luaran klinik menjadi salah satu aspek yang
sering dilupakan dalam evaluasi obat tradisional. Pengukuran luaran klinik

2 of 4 9/25/2017, 4:17 PM
Jurnal Medika http://jurnalmedika.com/component/content/article/136-edisi-no-07-vol-x...

yang objektif dan didefinisikan dengan jelas menjadi salah satu kekuatan
utama artikel penelitian terapeutik. Penelitian obat tradisional banyak
menggunakan surrogate endpoint dan bukan luaran klinik akhir. Luaran
klinik lebih penting untuk mengambil keputusan klinik daripada surrogate
endpoint. Surrogate endpoint adalah marker biokimiaw i yang dianggap
menggambarkan luaran klinik. Obat tradisional yang diklaim memperbaiki
kesehatan jantung mengambil kadar omega 3 sebagai surrogate
endpoint. Hal itu tetap saja menjadi sasaran kritik mengingat tidak ada
bukti ilmiah yang sangat konsisten untuk menyatakan bahw a peningkatan
kadar omega 3 akan memperbaiki kesehatan jantung. Analisis statistik
pada subkelompok sampel dan penggunaan analisis multivariat harus
dilakukan. Hal tersebut untuk mengendalikan faktor perancu.

Kritik terhadap pelaporan hasil penelitian obat tradisional mendorong


sebuah kelompok studi menerbitkan standar pelaporan penelitian untuk uji
klinik obat tradisional yang diberi nama CONSORT untuk herbal
(Consolidated Standard on Reporting Trials) (Gagnier, 2006). CONSORT
adalah sebuah daftar tilik yang membantu para peneliti, praktisi, dan
reviewer untuk melaporkan dan mengkaji sebuah penelitian uji klinik untuk
obat herbal. Daftar tilik yang dikembangkan sangat sistematis dan menca-
kup hal-hal pokok yang harus ada saat pelaporan uji klinik untuk obat
herbal. Kekhasan dari CONSORT obat herbal dibanding obat modern
adalah pada penjelasan tentang intervensi dan pengukuran luaran klinik.
Intervensi harus dijelaskan dengan sangat detail tentang nama latin
binomial, karakteristik bahan, cara pemurnian, dosis, dan cara pemberian.
Luaran klinik haruslah mengacu pada luaran klinik spesifik yang diterima
secara luas untuk suatu penyakit/ kondisi tertentu dan harus diukur
secara objektif serta terstandar. Ketaatan akan daftar tilik tersebut saat
melaporkan uji klinik akan membantu peningkatan kualitas pelaporan hasil
penelitian obat tradisional. Berbagai usaha yang dilakukan untuk membuat
penelitian obat tradisional lebih berkualitas masih harus terus digalakkan.
Kita cukup antusias dengan peningkatan trend penelitian obat tradisional
yang dimuat di database penelitian besar (w w w .pubmed.com), namun
masih ada tantangan yang besar untuk memperbaiki metodologi penelitian
obat tradisional. Simaklah kajian sistematis Jiang, dkk., (2013) untuk eks-
trak Gingko biloba pada kasus demensia. Kajian sistematis tersebut
berakhir dengan kesimpulan bahw a penelitian uji klinik yang ada saat ini
memiliki keterbatasan metodologi yang serius. Nilai validitas penelitian
yang ada masih sangat rendah dalam hal metodologi. kajian Hunter
(2013) menyatakan bahw a keterbatasan metodologi penelitian obat
tradisional adalah hambatan utama penerpan Evidence Based Medicine
untuk obat tradisional.

Di masa mendatang, kita berharap akan ada perbaikan dalam hal


metodologi dan pelaporan uji klinik obat tradisional. Perbaikan dalam hal
randomisasi, pengukuran yang tersamar, penggunaan luaran klinik yang
objektif, dan pemakaian teknik statistik yang sesuai akan meningkatkan
validitas suatu penelitian. Kualitas penelitian yang baik akan dapat
dijadikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan klinik bagi
seorang pasien. Era Evidence Based Medicine menuntut pelayanan
yang lebih akuntabel dan rasional. Hal tersebut untuk menjamin bahw a
obat tradisional yang diberikan memberi manfaat yang optimal, efek

3 of 4 9/25/2017, 4:17 PM
Jurnal Medika http://jurnalmedika.com/component/content/article/136-edisi-no-07-vol-x...

samping yang minimal, dan harga yang terjangkau.

*Rumah Sakit Bethesda/FK UKDW, Yogyakarta

Anda disini: Home

Tautan Kontak Kami Metode Pembay aran


Ikatan Dokter Indonesia Redaksi (/beranda/hubungi- Transf er antar bank
(http://www.idionline.org/) kami/10-redaksi) Distribusi
Rumah Sakit Dharmais (/beranda/hubungi-kami/11-
(http://www.dharmais.co.id/) distribusi) Marketing Cash
Yay asan Kanker Indonesia (/beranda/hubungi-kami/12-
(http://www.kankerindo.org/) marketing)
Indonesian Journal of Komplek Ruko Mitra
Cancer Matraman Blok B-10
(http://indonesianjournalof cancer.org/)
Jl. Matraman Ray a Jakarta
Timur 13150

Telp. 2298 5159 Fax. 3190


6649

PO. Box 4279/KBY -


Jakarta 12042.

Copy right 2016 Jurnal Medika. Semua


hak dilindungi oleh undang-undang.

(http://w w w .histats.com)

4 of 4 9/25/2017, 4:17 PM

Anda mungkin juga menyukai