PENDAHULUAN
Laporan perhitungan struktur ini merupakan analisa struktur dari bangunan
menara Masjid Baiturrahman yang berlokasi di Jl. Sasak II, RT.5/RW.2, Kelapa
Dua,Kebun Jeruk, Kota Jakarta Barat,DKI Jakarta 11550.
Laporan perhitungan kekuatan struktur baja pada menara masjid yang
bertujuan untuk menghitung kekuatan struktur baja dengan metode AISC 360 05
atau sama dengan SNI 1729 - 2015 tentang baja.
1. Untuk mendapatkan profil baja yang optimum terhadap beban yang ada atau
sesuai dengan pengaturan pembebanan.
2. Menghitung Lendutan Ijin
3. Menghitung sambungan
4. Menghitung Base Plate
1
BAGIAN V
2
V.3.2. Spesifikasi Bahan
Profil baja yang digunakan pada struktur bangunan menara
masjid ditunjukan pada gambar berikut ini:
3
Gambar 5.2 Pipa D 21.3 mm P2 untuk kerangka horizontal
4
Gambar 5.4 H Beam 100x100 untuk kerangka membran
1) Beban Mati
Beban mati bangunan mengacu kepada Pedoman Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan gedung, SKBI-1.3.53.1987 [3]
khususnya Tabel 1 dan SNI 1727:2013 Beban minimum untuk
struktur gedung dan bangunan lainnya [2].
2) Beban Hidup
Beban hidup pada atap Gedung sesuai dengan penggunaan
bangunan mengacu kepada Tabel 2 dari Pedoman Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI-1.3.53.1987 [3]
dan referensi [2], dan lebih detail diuraikan di Bab VII Analisa
struktur.
5
3) Baban Angin
Angin ditinjau dalam analisis gedung ini dengan kecepatan
dasar untuk perencanaan ultimate sebesar 40.477 m/detik atau 32
m/detik untuk beban angin layang.
BAGIAN VI
6
VI. Denah dan Potongan Struktur Bangunan
Gambar potongan dan tampak 3/D pada struktur bangunan Menara Masjid
ditunjukkan pada gambar berikut ini:
7
Gambar 6.2 3/D View Depan
8
Gambar 6.3 3/D View Samping
9
Gambar 6.4 3/D View Belakang
10
VI.1. Dimensi Struktur
Dimensi struktur Menara Masjid adalah:
1. Tinggi kolom Z +8.82 Pipa 0.8 m
2. Tinggi kolom Z +14.62 Pipa 0.7 m
3. Bentang X panjang 2.6m
4. Bentang Y panjang 2.6 m
5. Bentang X panjang 1.55 m (pada Z +8.82)
6. Bentang Y panjang 1.55 m (pada Z +8.82)
11
VI.2.2. Balok
Dimensi profil baja pipa D 21.3 mm untuk profil balok;
12
Gambar 6.6 Dimensi Penampang Balok pada membran
13
Bagian VII
14
Analisis dilakukan secara tiga dimensi, dimana modelisasi struktur
bangunan mencakup elemen 3/D beam untuk balok dan kolom. Beban
gravitasi mencakup:
1) Berat sendiri (self weight)
2) Berat penutup dinding grc
3) Beban hidup atap
4) Beban penutup atap (kubah)
VII.4.Sistim Struktur
Mengacu ke SNI 2847:2012 Pasal 21, Tabel S21.1.1 Untuk KDS maka
pendetailan struktur yang sesuai adalah: sistim rangka momen khusus, tetapi
karena ini adalah bangunan eksisting yang dibangun sebelum peraturan
berlaku, dimana rasio ketebalan pelat-pelat tidak memenuhi compact section,
maka dianalisis sebagai Ordinary Moment Frame (OMF).
Struktur Bangunan di Analisis dengan:
1) Dalam Arah Transversal dan Longitudinal: Sistim Rangka
Momen Biasa (OMF), dengan sistim parameter :
a. Koefisien Modifikasi Respons yang sesuai, R = 3.5,
b. Faktor Kuat Lebih Sistem, 0 = 3,
c. Koefisien Amplifikasi Defleksi, Cd =3=3
BAGIAN VIII
15
VIII. Kriteria Permodelan
Dalam permodelan struktur bangunan menara masjid, kolom dianggap sendi
pada pedestal. Struktur di modelkan 3/D.
VIII.2. Redundansi
Faktor redundansi, , harus dikenakan pada sistem penahan gaya
gempa dalam masing masing kedua arah ortogonal untuk semua struktur.
Struktur merupakan sistim rangka penahan momen, dengan redundansi
yang cukup, dengan demikian Struktur merupakan sistim rangka penahan
momen, dengan redundansi yang cukup, dengan demikian =1.
16
1) 1.4D
2) 1.2D+1.6L+0.5(Lr or R)
3) 1.2D+L+1.6(Lr or R)+(L or 0,5W)
4) 1.2D1.0WX+L+0.5(Lr or R) dan 1.2D1.0WY+L+0.5(Lr or R)
5) 0.9DWX dan 0.9DWY
Keterangan:
a) WX dan WY = Beban angin ultimate dalam arah sumbu X dan Y.
b) D = Beban mati termasuk SDL
c) L = Beban hidup
d) Lr = Beban hidup atap
e) R = Beban air hujan
BAGIAN IX
IX. Kriteria Permodeland
Permodelan Base Plate dianggap disendi. Hasil qultimate (qu) sebesar -48.033
KN.
17
Gambar 9.2 3/D Stres Analisis
18
IX.2. Stress Check
19
Gambar 9.5 Stress Check 3/D View Depan
20
Gambar 9.6 Stress Check 3/D View Atap
21
Gambar 9.7 Stress Check 3/D View Samping
22
IX.3. Check Lendutan
Check Lendutan dengan Combo 1 menghasilkan nilai lendutan sebesar
0.0022 m
23
IX.4. Sambungan lewatan
24
Perencanaan sambungan yang terjadi berdasarkan hitungan SAP2000
didapatkan gaya tekan pada P2 sebesar 3.948 KN, Sedangkan P3 sebesar
12.751 KN.
A. Perhitungan sambungan LAS
Persyaratan ukuran las :
Maksumum = Tebal Pipa 1.6 = 6.7 1.6 = 5.1mm
Minimum = 3 mm (Tabel SNI)
Gunakan las ukuran 5 mm
te = 0.707. a = 0.707 x 5 = 3.535 mm
Kuat rencana las sudut ukuran 5mm per mm panjang :
.Rmw = . te. . (0.6 fuw) = 0.75x(3,535)x(0.6x 490) = 779,4675 N/mm
Beban yang terjadi P2 = 3.948 KN = 3948 N
Beban yang terjadi P3 = 12.751 KN = 12751 N
Panjang LAS :
L = 3948 N / 779,4675 = 5.06 mm (untuk sambungan P2)
L = 12751 N / 779,4675 = 16,35 mm (untuk sambungan P3)
25
BAGIAN X
Perencanaan sambungan
X. Kesimpulan
Pada Bangunan menara mesjid didesain dengan metode ASD dengan tipe
struktur Ordinary Moment Frame (OMF) dan memiliki q ultimate (qu) sebesar
12.751 KN, kemudian memiliki lendutan yaitu 0.22 cm < 0.270 cm dari nilai
lendutan tersebut menunjukan lendutan yang terjadi pada struktur bangunan
masih aman.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. AISC 360-10 AISC, 2010. ANSI/AISC 360-10: An American National
Standard Specification or Structural Steel Building, American Institute
of Steel Construction. One East Wacker Drive, Suite 700, Chicago,
Illinois, 60601. June 22.
2. Beban Minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain,
SNI 1727:2013, BSN
3. Pedoman perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan gedung, SKBI-
1.3.53.1987
4. SNI 3-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan
gedung, BSN
5. SNI 1729:2015 Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural, BSN,
2015
6. SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung, BSN, 2012
27