Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas baik yang
merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan
sebagainya. Untuk melakukan aktivitas kita memerlukan energi. Energi yang
diperlukan ini diperoleh dari bahan yang dikonsumsi. Pada umumnya, bahan
makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu
karbohidrat, protein dan lemak. Salah satu penghasil energi terbesar yaitu
karbohidrat glukosa (Karim, 2007).
Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya
dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua
jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang
dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati.
Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi
pembentukan energi di dalam tubuh (Karim, 2007).
Ketika glukosa di dalam darah seseoang meningkat atau berlebih atau
malah sebaliknya maka harus dilakukan pemeriksaan laboratorum. Ada banyak
metode pemeriksaan yang dapat digunakan dalam melakukan pemeriksaan
glukosa darah akan tetapi yang sering digunakan yaitu metode GOD.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah :
1. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan glukosa darah?
2. Metode apa saja yang sering digunakan dalam pemeriksaan glukosa
darah?
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum diatas yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pemeriksaan glukosa dalam
darah dengan metode GOD-PAP
2. Mahasiswa akan lebih terampil dalam melakukan pemeriksaan glukoa
didalam darah.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Glukosa Darah


Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari
karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot
rangka (Joyce LeeFever, 2007).
Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa.
Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam
lemak, tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran
langsung glukosa, dan proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam
yang berbahaya apabila dibiarkan menumpuk, sehingga kadar glukosa di dalam
darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam keadaan
sehat dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam
keadaan puasa. (Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, 2004).
B. Jenis-Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah
Dahulu pengukuran glukosa darah dilakukan terhadap darah lengkap,
tetapi sekarang sebagian besar laboratorium melakukan pengukuran kadar
glukosa dalam serum. Karena eritrosit memiliki kadar protein (yaitu
hemoglobin) yang lebih tinggi daripada serum dimana serum memiliki kadar
melarutkan lebih banyak glukosa (Sacher, 2004).
a. Glukosa sewaktu
Glukosa sewaktu adalah pengukuran kadar glukosa dalam darah yang
diambil kapan saja, tanpa mempertimbangkan makan terakhir. Nilai
normal glukosa sewaktu yaitu < 180 mg/ dL.
b. Glukosa puasa
Glukosa puasa adalah pemeriksaan ini memerlukan puasa 8 jam sbelum
darah diambil untuk diperiksa. Puasa adalah keadaan tanpa suplai makanan
(kalori) selama 8 jam, tetapi diperbolehkan minum air putih. Jadi bukan
puasa makan dan minum yang biasa dilakukan. Jika kadar glukosa darah
puasa sama atau lebih dari 126 mg/dL maka dikategorikan Diabetes
Mellitus.

2
c. Glukosa 2 jam setelah makan atau 2 jam pp
Glukosa 2 jam setelah makan (2 jam pastprandial) adalah pemeriksaan
glukosa yang dilakukan setelah 2 jam pembebasan glukosa yang setara
dengan 75 gram glukosa. Pemeriksaan ini dapat digunakan utnuk evaluasi
insulin dalam tubuh. Nilai normal glukosa 2 jam pp adalah 140 mg/dL.
C. Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Glukosa darah
Menurut (Lab Kesehatan, 2010) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
hasil dari pada pemeriksaan glukosa darah yaitu :
1. Obat-obatan (kortison, tiazid, loop diuretik) dapat menyebabkan
peningkatan kadar gula darah.
2. Trauma, stress dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
3. Penundan pemeriksaan serum dapat menyebabkan penurunan kadar gula
darah.
4. Merokok dapat meningkatkan kadar gula darah serum.
5. Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium dilakukan dapat menurunkan
kadar gula darah.
D. Metode Pengukuran Kadar Glukosa
a. Metode kimia
Sebagian besar pengukuran dengan metode kimia yang didasarkan
atas kemampuan reduksi sudah jarang dipakai karena spesifitas
pemeriksaan kurang tinggi (Departemen Kesehatan RI, 2005 ). Prinsip
pemeriksaan, yaitu proses kondensasi glukosa dengan akromatik amin dan
asam asetat glasial pada suasana panas, sehingga terbentuk senyawa
berwarna hijau kemudian diukur secara fotometri (Departemen Kesehatan
RI, 2005 ).
Beberapa kelemahan atau kekurangan dari metode kimia adalah
memerlukan langkah pemeriksaan yang panjang dengan pemanasan,
sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan besar bila dibandingkan
dengan metode enzimatik. Selain itu, reagen-reagen pada metode kimiawi
ini bersifat korosif pada alat laboratorium. Dan gula selain glukosa dapat
terukur kadarnya sehingga menyebabkan hasil tinggi palsu. Pada penderita
gagal ginjal, kadar ureum tinggi akan terjadi hasil pengukuran kadar

3
glukosa yang lebih tinggi. Demikian juga pada bayi yang baru lahir, akan
tetapi penyebabnya kadar bilirubin yang tinggi. Peningkatan kadar glukosa
pada bayi yang baru lahir karena terbentuk biliverdin yang berwarna hijau
dan pada metode kimiawi ini hasil reaksi antara glukosa dan reagen adalah
warna hijau (Departemen Kesehatan RI, 2005 ).
b. Metode enzimatik
Metode enzimatik pada pemeriksaan glukosa darah memberikan
hasil dengan spesifitas yang tinggi, karena hanya glukosa yang akan
terukur. Cara ini adalah cara yang digunakan untuk menentukan nilai
batas. Ada 2 macam metode enzimatik yang digunakan yaitu glucose
oxidase dan metode hexokinase (Departemen Kesehatan RI, 2005 ).
1). Metode glucose oxidase
Metode glucose oxidase merupakan metode yang paling banyak
digunakan di laboratorium yang ada di Indonesia. Sekitar 85% dari
peserta Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal bidang Kimia
Klinik (PNPME-K) memeriksa glukosa serum kontrol dengan metode
ini (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah enzim glucose
oxidase mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat
dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi
dengan phenol dan 4-amino phenazone dengan bantuan enzim
peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah muda
dan dapat diukur dengan fotometer pada panjang gelombang 546 nm.
Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar glukosa darah
yang terdapat dalam sampel (Riyani, 2009). Digunakannya
enzim glucose oxidase pada reaksi pertama menyebabkan sifat reaksi
pertama spesifik untuk glukosa (Departemen Kesehatan RI, 2005).
2). Metode hexokinase
Metode hexokinase merupakan metode pengukuran kadar glukosa
darah yang dianjurkan oleh WHO dan IFCC. Baru sekitar 10%
laboratorium yang ikut PNPME-K menggunakan metode ini untuk
pemeriksaan glukosa darah (Departemen Kesehatan RI, 2005). Prinsip

4
pemeriksaan pada metode ini adalah hexokinase akan mengkatalis
reaksi fosforilasi glukosa dengan ATP membentuk glukosa-6-fosfat dan
ADP. Enzim kedua yaitu glukosa-6-fosfat dehidrogenase akan
mengkatalisis oksidasi glukosa-6-fosfat dengan nicotinamide
adenine dinocleotide phosphate (NADP+) (Departemen Kesehatan RI,
2005).
Pada metode ini digunakan dua macam enzim yang baik karena
kedua enzim ini spesifik. Akan tetapi, metode ini membutuhkan biaya
yang relatif mahal (Departemen Kesehatan RI, 2005).
E. Metode GOD PAP
Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan beberapa
metode yaitu Benedict, Fehling, Carik Celup dan Enzimatik tetapi yang paling
baik adalah metode Enzimatik. Enzim sering digunakan dalam bidang
kedokteran untuk tujuan diagnostik. Enzim hanya bereaksi dengan substrat
spesifik pada sampel dan dapat mendeteksi substrat dengan konsentrasi paling
rendah sekalipun.
Enzim Glukosa Oksidase digunakan sebagai uji spesifik untuk glukosa
didalam darah dan urine. Enzim Glukosa Oksidase adalah enzim yang
mengandung FAD yang diproduksi secara ekstra selluler oleh beberapa jenis
fungi. Enzim ini mengoksidasi Glukosa menjadi D-Glukonolakton dan
mereduksi oksigen menjadi hydrogen peroksida. Lakton merupakan produk
primer dihidroksi secara enzimatis menjadi asam glukonat (Suprapti, 2008).
Metode Glukosa Oksidase (GOD PAP) adalah metode yang sangat
spesifik untuk pengukuran glukosa didalam serum atau plasma melalui reaksi
dengan glukosa oksidase, asam glukonat serta dibentuk hydrogen peroksida.
Pemeriksaan dengan metode GOD PAP ini dianjurkan menggunakan plasma
darah yang diambil langsung dari vena (pembuluh darah balik) disekitar
lipatan siku. Hal ini disebabkan metode GOD PAP dinilai bersifat lebih
spesifik karena yang diukur hanya kadar glukosa (James, 2002).

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Pra Analitik
1. Alat
a. Rak Tabung
b. Fotometer
c. Tabung Reaksi
d. Tabung EDTA
e. Centrifuge
f. Mikropipet
2. Bahan
a. Reagen Glukosa
b. Standar
c. Aquadest
B. Analitik

Hal pertama yang dilakukan pada pemeriksaan glukosa yaitu sebagai


berikut
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet masing-masing sampel, standar dan reagen :
Blanko Standar sampel
Blanko(l) 1000 (l) Blanko(l) Blanko(l)
Standar (l) - 10 l -
Sampel (l) - - 10 l
3. Campuran didalam tabung dihomogenkan, diinkubasi selama 10 menit
4. Dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada 546 nm, dimulai dari
blanko, standar kemudian tes.
5. Hasil dicatat dan dihitung kadar glukosa sampel serum tersebut.
C. Pasca Analitik
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada pemeriksaan
glukosa dengan metode GOD-PAP didapatkan hasil glukosa pada Nn.T yaitu
93 mg/dL.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada pemeriksaan glukosa dengan
metode GOD-PAP didapat hasil berikut:
Nama Umur Hasil

Nn.T 20 Tahun 93 mg/dL

Tabel IV.I Hasil Pemeriksaan Glukosa

B. Pembahasan
Glukosa adalah karbohidrat yang tidak dihidrolisis atau diuraikan menjadi
sakarida lain yang lebih sederhana.Glukosa juga merupakan bentuk karbohidrat
yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.
Sebagian glukosa yang ada dalam darah adalah hasil penyerapan dari usus dan
sebagian lagi dari hasil pemecahan simpanan energi dalam jaringan. Glukosa
yang ada di usus bisa berasal dari glukosa yang kita makan atau bisa juga hasil
pemecahan zat tepung yang kita makan dari nasi, ubi, jagung, kentang, roti atau
dari yang lain (Maharani, 2015).
Pada pratikum kali ini, pemeriksaan glukosa darah yang menggunakan
metode spektofotometri. Menurut (Syabatini, 2010) spektofotometri
merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan
sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan
detektor fototube. Spektofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Untuk mengukur absorbansi dari sample, maka harus dilakukan kalibrasi
terlebih dahulu terhadap larutan standard glukosa dengan reagen GOD PAP.
Hal yang akan dilakukan adalah mempersiapkan larutan baku pembanding

7
(standard) atau dikenal sebagai larutan blanko. Larutan standard glukosa yang
akan digunakan di masukan ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet
piston (clinipette). Pipet piston yang digunakan kemudian akan disesuaikan
volumenya untuk pengambilan larutan.
Pada praktikum kali ini digunakan sampel serum Nn.T yang hasilnya 93
mg/dL yang artinya kadar glukosa darah sewaktu dari pasien masih dalam
keadaan normal. Seperti yang sudah diketahui bahwa kadar normal glukosa
darah sewaktu yaiu 70-140 mg/dL.

8
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada pemeriksaan glukosa
dengan metode GOD-PAP didpatkan hasil kadar glukosa pada Nn. T sebanyak
93 mg/dL. Hasil ini dikatakan dalam keadaan normal untuk pemeriksaan
glukosa darah sewaktu yang kadar normalnya yaitu 70-93 mg/dL.
B. Saran
Sebaiknya saat pertemua praktikum materi yang dibahas sebaiknya harus
lebih mendalam agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang lebih
disamping pengetahua dasar dari materi tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2005, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Untuk


Penyakit Diabetes Melitus, Jakarta

Karim, A. 2007. Diktat Kimia Klinik. Akademi Analis Kesehatan Bina Husada.
Kendari

Lee, Joyce le Fever Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostic, Joyce le


Fever Kee : alih bahasa, Sari Kurnianingsih ( et al ); editor edisi Bahasa
Indonesia, Ramona P. Kapoh Ed.6 Jakarta: EGC, 2007

Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson. 2004. Tinjauan klinis hasil


pemeriksaan laboratorium edisi 11. Alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi
Wulandari. EGC : Jakarta.

Syabatini, Annisa. 2010. Analisa Campuran Dua komponen Tanpa Pemisahan


dengan Spektofotometer. Pontianak : UNLAM Press

10

Anda mungkin juga menyukai

  • TP Amami (P)
    TP Amami (P)
    Dokumen4 halaman
    TP Amami (P)
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Materi Desain Penelitian
    Materi Desain Penelitian
    Dokumen46 halaman
    Materi Desain Penelitian
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Panitia Mubes
    Panitia Mubes
    Dokumen4 halaman
    Panitia Mubes
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Ketika Kopi Punya Cerita
    Ketika Kopi Punya Cerita
    Dokumen9 halaman
    Ketika Kopi Punya Cerita
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Iwan
    Iwan
    Dokumen11 halaman
    Iwan
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Ciri
    Ciri
    Dokumen2 halaman
    Ciri
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen10 halaman
    Bab I1
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Dapus Amami
    Dapus Amami
    Dokumen6 halaman
    Dapus Amami
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Proposal Umum Klinik Madya
    Proposal Umum Klinik Madya
    Dokumen11 halaman
    Proposal Umum Klinik Madya
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Ciri
    Ciri
    Dokumen2 halaman
    Ciri
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Struktur Dan Morfologi Jamur
    Struktur Dan Morfologi Jamur
    Dokumen3 halaman
    Struktur Dan Morfologi Jamur
    SafrinSetiawan Djafar
    100% (1)
  • SFRN
    SFRN
    Dokumen3 halaman
    SFRN
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Morfologi Jamur
    Morfologi Jamur
    Dokumen2 halaman
    Morfologi Jamur
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Morfologi Jamur
    Morfologi Jamur
    Dokumen2 halaman
    Morfologi Jamur
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Morfologi Jamur
    Morfologi Jamur
    Dokumen2 halaman
    Morfologi Jamur
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Materi Peran Epiemiologi
    Materi Peran Epiemiologi
    Dokumen15 halaman
    Materi Peran Epiemiologi
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Analisis Air 2
    Analisis Air 2
    Dokumen29 halaman
    Analisis Air 2
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Iwan
    Iwan
    Dokumen11 halaman
    Iwan
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Analisa Air Zein
    Analisa Air Zein
    Dokumen14 halaman
    Analisa Air Zein
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Lembar Asistensi
    Lembar Asistensi
    Dokumen1 halaman
    Lembar Asistensi
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen3 halaman
    Tugas 2
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Analisis Air 1
    Analisis Air 1
    Dokumen9 halaman
    Analisis Air 1
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Kata Pngantar
    Kata Pngantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pngantar
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen10 halaman
    Bab I1
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Proposal Umum Klinik Madya
    Proposal Umum Klinik Madya
    Dokumen11 halaman
    Proposal Umum Klinik Madya
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Lipid
    Lipid
    Dokumen13 halaman
    Lipid
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Tgas Epidemiologi
    Tgas Epidemiologi
    Dokumen9 halaman
    Tgas Epidemiologi
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat
  • Irma
    Irma
    Dokumen10 halaman
    Irma
    SafrinSetiawan Djafar
    Belum ada peringkat