Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan laporan mengenai Pengamatan Tingkah Laku Makan dan Minum

Pada Kuda di DRanch.

Adapun laporan tentang Pengamatan Tingkah Laku Makan dan Minum

Pada Kuda di DRanch ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan

tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar

pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah

ini.

Namun, tidak lepas dari semua itu kami menyadar sepenuhnya bahwa ada

kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh

karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-

lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami

sehingga kami dapat memperbaiki laporan ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah mengenai

Grassland and Grazing Management ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya

sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Jatinangor, Mei 2017

Penyusun
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuda adalah hewan yang bersifat nomadik dan bersemangat tinggi. Kuda

merupakan hewan yang sangat aktif dan sering dimanfaatkan manusia sebagai

sarana transportasi dan rekreasi. Kuda dalam memilih pakan nya sangatlah

selektif. Ia tergolong ke dalam hewan herbivor atau pemakan rumput dan hewan

yang memiliki lambung pseudoruminant. Hal ini disebabkan oleh sistem

pencernaan enzimatik terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pencernaan

fermentative. Kuda memiliki kemampuan untuk memanfaatkan hijauan dalam

jumlah yang cukup dengan proses fermentative di bagian caecum. Saluran

pencernaan kuda memiliki cirri khusus, yaitu ukuran kapasitas saluran pencernaan

bagian belakang lebih besar dibandingkan bagian depan.

Sebelum makanan memasuki saluran pencernaan, pakan terlebih dahulu

memasuki bagian mulut dan mengalami beberapa proses, seperti penghancuran

pakan oleh gigi kuda. Setelah itu pakan akan ditelan oleh kuda kemudian menuju

saluran pencernaan. Laporan ini akan menjelaskan mengenai bagaimana tingkah

laku kuda saat makan dan seberapa lama proses penghancuran makanan yang

dilakukan oleh hewan kuda.


1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkah laku makan pada kuda yang dipelihara di padang

penggembalaan DRanch.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui bagaimana tingkah laku makan pada kuda yang dipelihara di

padang penggembalaan DRanch.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pukul : 09.00 11.00 WIB

Waktu : Jumat, 7 April 2017

Tempat : DRanch Lembang, Bandung


II

TINJAUAN PUSTAKA
III

PEMBAHASAN

Pada kuda yang menjadi objek pengamatan saat sedang di grazing di

DRanch itu diperhatikan bagaimana tingkah laku kuda tersebut. Memakan

hijauan menjadi fokus pengamatan kami. Di ladang tersebut terlihat kuda sedang

memakan rumput pada satu tempat dan beberapa detik pindah ke tempat yang

lain. Salah satu faktor yang membuat kuda tersebut berpindah dari satu tempat ke

tempat yang lain saat memakan hijauan adalah jenis hijauan yang ada di ladang

tersebut. Jenis hijauan yang terdapat pada ladang tersebut bukanlah hijauan yang

ditanam secara khusus untuk makanan kuda, tetapi hijauan yang tumbuh secara

alami. Sehingga ada beberapa jenis hijauan yang tidak disukai oleh kuda. Karena

kuda termasuk kedalam semi ruminan sehingga kuda biasanya tidak terlalu

menyukai hijauan yang memiliki serat kasar yang tinggi atau keras. Pengamatan

sangat bergantung pada giginya untuk melakukan proses awal prehensi dan

mastikasi. Aktivitas makan ternak banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor

penentu aktivitas makan.

Cara mengambil makanan (prehensi) kuda, menggunakan bibir bagian atas

untuk menarik makanan lalu dilanjutkan dengan gigi untuk memotong makanan

tersebut. Bibir kuda akan sangat selektif memilih pakan yang dia sukai, hal ini

dapat dilihat dari berbagai kasus ketika pakan kuda dicampurkan konsentrat yang

tidak disukai maka tempat pakan kuda akan kosong dari hijauan dan hanya

menyisakan konsentrat tersebut. Proses prehensi dibantu dengan air liur, air liur

membantu dalam proses menelan makanan. Air liur sendiri dihasilkan dari tempat

produksi air liur yang terletak di bawah lidah.Kuda tidak melakukan regurgitasi
karena ia termasuk herbivora monogastrik. Rumput yang lepas dari kunyahannya

dikumpulkan dengan bibir dan lidah. Rumput diberikan ad libitum menyebabkan

makan tidak teratur, mengunyah rumput kering (2 kg) 60/65 70/80 kali tiap

menit. Apabila kelelahan kuda tidak mau langsung makan. Jika terjadi defensiesi

gizi (mineral), kuda menggigit palang pintu atau apa saja, walau rumput banyak.

Kuda di The Ranch belum ada data yang benar-benar menunjukan estimasi

waktu kuda menghabiskan pakannya dan kapan kuda sering mengunyah atau

mendekati tempat pakan untuk makan. Prehensi kuda pada pakan hijauan lebih

banyak jika dibandingkan prehensi kuda pada pakan konsentrat. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, pada berat yang sama hijauan

memiliki volume yang lebih besar dibandingkan dengan konsentrat, hal ini

menyebabkan kuda melakukan jumlah prehensi yang lebih banyak untuk

menghabiskan hijauan dalam jumlah yang sama. Selain itu hijauan memiliki serat

kasar yang lebih tinggi, menyebabkan hijauan lebih alot dan lebih sukar diambil

jika dibandingkan dengan konsentrat. Konsentrat pun sebelumnya telah

dicampurkan dengan air, menyebabkan konsentrat lebih mudah dikonsumsi

dibandingkan hijauan. Menurut Mayer, Ahlswede & Reindhart (1975)

menyatakan bahwa kuda melakukan mastikasi antara 800 kali sampai 1200 kali

per 1 kg konsentrat yang dikonsumsi.


IV

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Adirahman, Muhammad. Dwi Cipto Bidinuryanto., dan An An Yulianti. 2017.


Tingkah Laku Prehensi Dan Mastikasi Kuda Betina Dewasa Saat Di
Kandangkan. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai