Anda di halaman 1dari 67

KONSEP DASAR

FRAKTUR

A. DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
umumnya di sebabkan oleh ruda paksa ( Arif Mansjoer, 2000 )
Fraktur adalah kerusakan pada kontinuitas tulang ( Sandra M, 2001 )

B. ETIOLOGI ( Arif mansjoer, 1999 )


Penyebab dari fraktur adalah sebagai berikut :
1) Benturan dan cidera / trauma ( jatuh pada kecelakaan ).
2) Kelemahan tulang akibat osteoporosis ( pada orang tua ) penderita
kanker atau infeksi yang di sebut fraktur patologis.
3) Fraktur stress atau fatigue fraktur akibat peningkatan drastic latihan
pada seorang atlit atau pada permulaan aktivitas fisik baru sehingga kakuatan
otot meningkat secara lebih cepat di bandingkan kekuatan tulang.

C. KLASIFIKASI ( Arif Mansjoer, 1999 )


1) Berdasarkan komplit atau tidak komplitnya fraktur
a. Komplit adalah bila garis patah melalui seluruh penempang tulang
atau melalui kedua korteks tulang.
b. Tidak komplit adalah bila garis patah tidak melalui penampang tulang
seperti :
Buckle Fraktur : Bila terjadi lipatan dari satu
kortek dengan kompresi tulang sapongiosa di bawahnya.
Greenstick Fraktur : Fraktur tidak sempurna dan sering terjadi
pada anak anak ,korteks tulang sebagian masih utuh demikian juga
periosteum.
2) Berdasarkan garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma
a. Fraktur Transversal : Fraktur yang garis patahnya tegak lurus
terhadap sumbu panjang tulang.

1
b. Fraktur Obliq : Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut
terhadap tulang.
c. Fraktur Kompresi : Terjadi bila dua tulang menumbuk tulang ketiga
yang berada di antaranya.
d. Fraktur Elevasi : Memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat
insersi tendon ataupun ligament
3) Berdasarkan jumlah garis patah
a. Fraktur Kominutif : Garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
b. Fraktur Segmental : Garis patah lebih dari satu tapi tidk berhubungan.
c. Fraktur Multiple : Garis patah lebih dari satu tapi pada tulang
berlainan tempat.
4) Berdasarkan pergeseran tulang
a. Fraktur Undisplaced ( tidak bergeser ) : Tulang patah posisi normal.
b. Fraktur Displaced ( bergeser ) : Ujung tulang yangpatah berjauhan dari
tempat patah.
5) Berdasarkan hubungan fragmen tulang dengan dunia luar
a. Fraktur Tertutup ( Closed / Simple Fraktur ) : Bila tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.
b. Fraktur Terbuka ( Open / Compound Fraktur ) : Bila terdapat
hubungan antara frgamen tulang dengan dunia luar karena adanya
perlukaan di kulit.
Menurut R. Gustillo, fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat yaitu :
Derajat I :- Luka kurang dari 1
cm.
- Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk.
- Fraktur sederhana transversal, oblik / kominutif ringan
- Kontaminasi minimal.
Derajat II : - Laserasi lebih dari 1
cm
- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas.

2
- Kontaminasi sedang
Derajat III : - Terjadi kerusakan
luas di kulit, otot, neurovaskuler.
Fraktur Derajat III terbagi atas :
a. Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adequate meskipun ada
laserasi
b. Kehilangan bjaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar.
c. Luka pada pembuluh arteri.

D. TANDA DAN GEJALA


Adapun tanda dan gejala fraktur adalah :.
1) Rasa sakit atau nyeri.
Nyeri akan bertambah dengan gerakan dan penekanan di atas fraktur.
2) Pembengkakan di sekitar fraktur
3) Deformitas ( kelainan bentuk)
4) Gangguan fungsi, ekstremitas tak dapat di gunakan.
5) Dapat tejadi gangguan sensasi atau rasa kesemutan yang
mengisyaratkan kerusakan syaraf.
6) Krepitasi ( suara gemeretak ) dapat terdengar sewaktu tulang di
gerakkan
7) Laserasi kulit.
8) Jika terdapat luka terbuka, maka terdapat perdarahan.
9) Shock karena nyeri hebat, kehilangan darah.

E. PATOFISIOLOGI
Fraktur terjadi bila ada interupsi dari kontinuitas tulang. Biasanya, fraktur di sertai
cidera jaringan di sekitar yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan
persarafan.Fraktur bisa juga di sebabkan karena trauma ataupun karena suatu
penyakit, missal osteoporosis. Trauma yang terjadi pada tulang dapat
menyebabkan fraktur dan akan mengakibatkan seseorang memiliki keterbatasan
gerak, ketidakseimbangan dan nyeri pergerakan jaringan lunak yang terdapat di
sekitar fraktur, missal pembuluh darah, saraf, dan otot serta organ lainnya yang

3
berdekatan dapat di rusak. Pada waktu trauma ataupun karena mencuatnya tulang
yang patah, apabila kulit sampai robek akan mengakibatkan luka terbuka dan
akan mengakibatkan seseorang beresiko terkena infeksi.
Tulang memiliki banyak pembuluh darah ked lam jaringan lunak atau luka yang
terbuka. Luka dan keluarnya darah dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
Pada osteoporosis secara tidak langsung mengalami penurunan kadar kalsium
dalam tulang. Dengan berkurangnya kadar kalsium dalam tulang lama kelamaan
tulang menjadi rapuh sehingga hanya trauma minimal saja atau tanpa trauma
sedikitpun akan mengakibatkan terputusnya kontinuitas tulang yang di sebut
fraktur.
Tingkatan pertumbuhan tulang :
1) Hematoma Formation ( Pembentukan Hematoma )
Karena pembulih darah cedera maka terjadi pada daerah fraktur dan kedalam
jaringan di sekitar tulang tersebut. Reaksi peradangan hebat timbul setelah
fraktur. Sel sel darah putih dan sel most terakumulasi menyebabkan
peningkatan aliran darah ke tempat tersebut. Darah menumpuk dan
mengeratkna ujung ujung tulang yang patah dan fagositosis dan
pembersihan sisa sisa sel mati dimulai.

2) Fibrin Mesk Work ( Pembentukan Fibrin )


Hematom menjadi terorganisasi karena fibrablast masuk lokasi cidera,
membentuk mesk work (gumpalan fibrin) dan berfungsi sebagai jala untuk
melekatkan sel-sel baru.
3) Invasi Osteoblast
Osteoblast masuk ke daerah fibrosis untuk mempertahnkan penyambungan
tulang dan merangsang pembentukan tulang baru imatur ( callus ). Pembuluh
darah berkembang mengalirkan nutrisi untuk membentuk collagen. Untaian
collagen terus di satukan dengan kalsium.
4) Callus Formation ( Pembentukan Callus )
a. Osteoblast terus membuat jalan untuk membangun tulang.
b. Osteoblast merusakkan tulang mati dan membantu mensintesa tulang
baru.

4
c. Collagen menjadi kuat dan terus menyatu dengan deposit kalsium.
5) Remodelling
Bekuan fibrin di reabsorpsi dan sel sel tulang baru secara perlahan
mengalami tulang sejati. Tulang sejati menggantikan callus dan secara
perlahan mengalami kalsifikasi. Penyembuhan memerlikan waktu beberapa
minggu sampai beberapa bulan. Penyembuhan dapat terganggu atau terlambat
apabila hematom fraktur atau callua rusak sebelum tulng sejati terbentuk atau
apabila sel sel tulang baru rusak selam proses kalsifikasi dan pengerasan.
F. PATHWAY

5
G. PROSEDUR DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan Laboratorium
Hb, Hct sedikit rendah, di sebabkan perdarahan.
LED meningkat bila
kerusakan jaringan emak sangat
luas.
Peningkatan jumlah leukosit adalah respon stress norma; setelah
trauma.
2) Pemeriksaan Penunjang
Sinar X untuk melihat
gambaan fraktur deformitas
CT Scan untuk mmperlihatkan fraktur atau mendeteksi struktur
fraktur
Venogram untuk menggambarkan arus vaskularisasi
Radiograf, untuk menentukan integritas tulang
Antroskopi, untuk mendeteksi keterlibatan sendi
Angiografi, bila dikaitkan dengan cedera pembuluh darah
Konduksi saraf dan elektromiogram, untuk mendeteksi cedera saraf

H. KOMPLIKASI
1) Sindrom Kompartemen
Komplikasi inin terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruangan
tertutup di otot yang sering berhubungan dengan akumulasi cairan sehingga

6
menyebabkan hambatan aliran darah yang berat sehingga menyebabkan
keusakan otot.
2) Trombo Embolic Complication
Terjadi pada individu yang mobil dalam waktu yang lama.
3) Infeksi
Paling sering menyertai fraktur terbuka dan dapat di sebabakan melalui logam
bidai.
4) Mal Union
Suatu keadaan di mana tulang yang patah telah embuh dalam posisi yang
tidak seharusnya.
5) Osteomyelitis
Infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum atau korteks tulang dapat
terbuka, luka tembus atau selama operasi.

6) Cedera Vaskuler atau Saraf


Kedua organ ini dapat cedera akibat ujung patahan tulang yang tajam.
7) Delayed Union Non Union
Sambungan tulang yang terlambat dan tulang patah yang tidak menyambung
kembali.

I. PENATALAKSANAAN
Fraktur biasanya menyertai trauma, untuk itu sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jalan napas ( airway ), proses pernapasan ( breathing ) dan
sirkulasi apakah terjadi syok atau tidak.
a. Intervensi Terapeutik
Penatalaksanaan kadaruratan meliputi :
Pembebatan fraktur di atas dan di bawah sisi cenderung
sebelum memindahkan pasien. Pembebatan / pembidaian mencegah
luka dan nyeri yang lebih jauh dan mengurangi komplikasi.
Memberikan kompres dingin, untuk menekan perdarahan,
edema dan nyeri.
Meninggikan tungkai untuk menurunkan edema dan nyeri.

7
Kontrol perdarahan dan memberikan penggantian cairan untuk
mencegah syok.
Fiksasi eksternal untuk menstabilkan fraktur komplek dan
terbuka.
Pemasangan traksi untuk tulang panjang.
Traksi kulit : Kekuatan di berikan pada kulit dengan busa karet
Traksi skelet : Kekuatan yang di berikan pada tulang skelet
secara langsung dengan menggunakan kawat pen.

b. Intervensi Farmakologis.
Anestesi local, analgetik narkotik, relaksan otot, atau di
berikanuntuk membantu pasien selama prosedur reduksi tertutup.
Imobilisasi di lakukan dengan jangka waktu yang berbeda beda.
Fisioterapi untuk mempertahankan otot yang luka bila tidak dipakai
dapat mengecil secara cepat. Setelah fraktur sembuh,mobilisasi sendi
dapat dimulai sampai ekstremitas betul betul telah kembali normal.
Fungsi penyangga badan ( weight bearing) diperbolehkan setelah
terbentuk cukup callus.

J. NURSING CARE PLAN


1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
- Perawat perlu menentukan data biografi, riwayat terjadinya trauma
- Obat obatan yang sering di gunakan
- Kebiasaan minum minuman keras
- Nutrisi, hoby, pekerjaan
b. Pemeriksaan Fisik
- Kaji seluruh system tubuh yang besar : kepala, dada, abdomen.
- Inspeksi perubahan bentuk tulang, lokasi fraktur, gerakan pasien.
- Integrasi kulit ( laserasi kulit, perubahan warna, perdarahan )
- Nyeri, Neurosensasi

8
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut ybd. agen injuri fisik.
Definisi : Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional
yang muncul secara actual / potensial kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya kerusakan serangan mendadak atau perlahan
dari intensitas ringan sampai berat yang dapat di antisipasi atau di
prediksi durasi kurang dari 6 bulan.
Tujuan : Nyeri dapat di minimalkan setelah di lakukan tindakan
keperawatan.
Kriteria Hasil
Kadang Tidak
Indikator Selalu Sering Jarang
kadang pernah
Melaporkan nyeri 1 2 3 4 5
Mempengaruhi kondisi tubuh 1 2 3 4 5
Melaporkan frekuensi nyeri 1 2 3 4 5
Menunjukkan ekspresi nyeri 1 2 3 4 5
Menjaga posisi tubuh 1 2 3 4 5
Menunjukkan tekanan otot 1 2 3 4 5
Menunjukkan perubahan RR 1 2 3 4 5
Menunjukkan perubahan TD 1 2 3 4 5
Menunjukkan perubahan pupil 1 2 3 4 5
Berkeringat saat nyeri 1 2 3 4 5

Intervensi
- Kaji ulang nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,
durasi
- Observasi TTV per 8 jam

- Berikan posisi nyaman ke klien

- Observasi respon verbal dan non verbal tentang ketidaknyamanan

- Ajarkan tekhnik relaksasi ( ex: napas dalam )

- Laksanakan pemberian terapi analgesik


b. Kerusakan Mobilitas Fisik ybd. kerusakan musculoskeletal.
Definisi : Keterbatasan dalam kebebasan untuk pergerakan fisik tertentu
pada bagian tubuh atau satu atau lebihekstremitas.

9
Tujuan : Kerusakan mobilitas fisik dapat di minimalkan setelah di lakukan
tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
Perlu Mandiri
Terg bantu Perlu dengan
Man
Indikator antu an penga bantuan
diri
ng orang wasan orang
lain lain
Menunjukkan keseimbangna berdiri 1 2 3 4 5
Posisi tubuh saat berdiri 1 2 3 4 5
Melakukan pergerakan otot 1 2 3 4 5
Menunjukkan pergantian posisi 1 2 3 4 5
Ambulasi : berjalan 1 2 3 4 5
Ambulasi : kursi roda 1 2 3 4 5

Intervensi :
- Observasi tingkat pergerakan klien
- Awasi TD perhatikan keluhan pusing
- Instruksikan klien dalam rentang gerak aktif pasif
- Berikan bantuan dalam mobilisasi
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
c. Resiko Infeksi ybd. kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan.
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen
Tujuan : Infeksi tidak terjadi setelah di lakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
Kadang Tidak
Indikator Selalu Sering Jarang
kadang pernah
Menunjukkan bentuk penularan 1 2 3 4 5
Menunjukkan faktor penyebab 1 2 3 4 5
penularan
Menunjukkan pengurangan penularan 1 2 3 4 5
Menunjukkan tanda dan gejala 1 2 3 4 5
Menunjukkan prosedur screening 1 2 3 4 5
Menunjukkan peningkatan aktivitas 1 2 3 4 5

10
resisten
Intervensi :
- Observasi TTV / 8 jam
- Inspeksi kulit adanya eritema, drainage.
- Jaga balutan tetap kering dan bersih
- Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic.
- Anjurkan pada klien dan keluarga untuk tidak memegangi luka.
- Kolaborasi untuk pemberian anibiotik.

d. Gangguan Pola Tidur ybd. posisi


Definisi : Keterbatasan waktu tidur ( alami, dalam periode singkat yang
secara relative sadar ) meliputi jumlah dan kualitas.
Tujuan : Pola tidur klien tidak terganggu setelah di lakukan tindakan
keperawatan.
Kriteria Hasil :
Tidak
Jarang Kadang Sering Salalu
Indikator pernah
cukup cukup cukup cukup
cukup
Jumlah jam tidur 1 2 3 4 5
Observasi pola tidur 1 2 3 4 5
Observasi kualitas tidur 1 2 3 4 5
Keefektifan tidur 1 2 3 4 5
Menunjukkan gangguan tidur 1 2 3 4 5
Menunjukkan tidur yang rutin 1 2 3 4 5
Perasaan segar setelah tidur 1 2 3 4 5
Tidur sebentar di siang hari 1 2 3 4 5
Terjaga beberapa waktu 1 2 3 4 5

Intervensi :
- Kaji pola tidur klien
- Observasi TTV / 8 jam
- Kurangi kebisingan saat klien mau tidur

11
e. Defisit self care: mandi, toileting tbd. gangguan
musculoskeletal
Definisi : Gangguan kemampuan untuk melakukan tindakan hygiene
mandi dan toileting secara mandiri.
Tujuan : Klien mampu melakukan perawatan diri : mandi , toileting secara
mandiri setelah di lakukan tindakan keperawatan.
Kriteria hasil :
Mandiri
Perlu
Terg Perlu dengan
batuan Man
Indikator antu penga bantuan
orang diri
ng wasan orang
lain
lain
Dapat pergi ke kamar mandi sendiri 1 2 3 4 5
Mendapat suplay mandi 1 2 3 4 5
Memperoleh air 1 2 3 4 5
Mematikan air 1 2 3 4 5
Megatur temperature air 1 2 3 4 5
Mandi di bak mandi 1 2 3 4 5
Membasuh muka dan badan 1 2 3 4 5
Menggosok gigi 1 2 3 4 5
Mengeringkan tubuh 1 2 3 4 5
Dapat pergi ke toilet sendiri 1 2 3 4 5
Dapat memakai pakaian dalam sendiri 1 2 3 4 5
Dapat membersihkan alat kelamin sendiri 1 2 3 4 5
Dapat melepaskan pakaian dalam sendiri 1 2 3 4 5
Intervensi :
- Observasi tingkat nyeri
- Bantu klien dalam pemenuhan parawatan diri
- Berikan privasi saat mandi atau toileting
- Ajarkan untuk mencoba malkukan diri missal : mengusap muka,
mengeringkan badan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC, 2001

Doengoes, E. Marilyn. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC, 1999

Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :


EGC, 1999

Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius


FKUI,1999

NANDA. Diagnosis Keperawatan 2000. Alih bahasa mahasiswa PSIK FK


UGM Angkatan 2002

Nettina, Sandra . M. Pedoman Praktek Keperawatan. Jakarta : EGC, 2000

Ed. J. Marion, M. Maas, Sale Morhead. Nursing OutcomesClassification..


Second Edition, Mostby, St. Louis New York, 1996

Ed. Mc. Closkey, J. C. Gloria, M. Bulechek. Nursing Intervention Clasification.


Second Edition, Mostby, St. Louis New York, 1996

13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. U DENGAN PRE DAN
POST OPERASI FRAKTUR CRURIS SINISTRA TERBUKA
DI RUANG TERATAI G7 RS. DR. OEN SURAKARTA

Pengkajian di lakukan tanggal 7 12 2006 dengan metode


autoanamnesa,alloanamnesa,catatan keperawatan dan pemeriksaan fisik.

I. IDENTITAS
A. KLIEN
Nama : An. U
Umur : 11 Th
Alamat : Gondang rejo
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. S
Umur : 38 Th
Alamat : Gondang rejo
Pekerjaan : Buruh
Hubungan : Ayah

C. MEDIK
No. Register : 344342
Tanggal masuk : 7 12 - 2006

14
Diagnosa medis : Post Operasi Fraktur Cruris Sinistra Terbuka
Dokter yang merawat : Dr. Tangkas S

II. KELUHAN UTAMA


Klien mengatakan kaki kirinya terasa sakit, skala nyeri 6, klien mengatakan
peritnya terasa mual, klien muntah 1 kali.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Klien mengatakan saat pulang sekolah sekitar pukul 12.30 WIB,klien
berjalan kaki,kemudian ada sepeda motor dari depan yang menabraknya karena
menghindari sepeda motor lain. Saat kejadian klien sadar kemudian ia di bawa ke
RS. DR. Oen Surakarta dan tiba di UGD. Di UGD klien sadar tidak muntah,
terdapat luka robek tak teratur di cruris bagian kiri, jaringan ada sebagian yang
hilang, ada tanda tanda fraktur yaitu krepitasi di cruris sinistra. Klien di periksa
oleh dokter jaga UGD,kemudian kaki kiri klien di bersihkan lukanya dan kaki
kirinya ( cruris ) di spalk / di bidai. Kemudian klien di pasang infus dan di beri
terapi cairan infus RL 20 tpm,injeksi Antrain 500 mg, ATS 1500 IU, dank lien di
ukur TTV nya : S : 367 C, RR : 22 x/mnt, N : 88 x/mnt, TD : 100 / 60 mmHg,
BB : 30 Kg, kesadaran compos mentis, GCS : E 4M6V5. Kemudian klien di pindah
ke bangsal Teratai kamar G7 untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

IV. RIWAYAT MASA LAMPAU


1. Pre Natal
Ibu klien mengatakan pada saat hamil tidak mengeluh penyakit yang
serius. Nutrisinya juga terpenuhi dengan baik, saat hamil ibu klien rutin
memeriksakan kehamilannya tiap bulan ke bidan sejak trimester pertama
sampai trimester ketiga, tetapi menjelang umur kehamilannya sembilan
bulan,ibu klien memeriksakan kandungannya dua minggu sekali. Kelahiran
klien cukup bulan yaitu sembilan bulan.

2. Natal

15
Ibu kilen mengatakan klien di lahirkan dibidan dekat rumahnya.
Persalinan klien spontan tanpa ada tindakan pembedahan. Klien lahir dengan
berat badan lahir 3,1 Kg, dan panjang badan 50 cm.Ibu klien mengatakan ia
tidak mengkonsumsi obat obatan selain dari bidan baik saat hamil maupun
menyusui.

3. Post Natal
Ibu klien mengatakan kesehatan ibu dan klien setelah melahirkan baik.
Klien tidak mrngalami cacat fisik. Klien rutin ditimbangkan berat badannya di
posyandu. Bila pasien sakit biasanya dibawa ke bidan bila tidak sembuh baru
ke puskesmas atau ke dokter.

4. Penyakit Waktu Kecil


Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami sakit
batuk,panas,pilek. Klien belumpernah mengalami penyakit serius yang perlu
mendapatkan perawatan khusus di Rumah Sakit. Klien baru pertama kali ini
di rawat di Rumah Sakit. Sewaktu di Rumah Sakit keadaan klien lemah,
kesakitan dan kooperatif jika dilakukan tindakan keperawatan. Ibu klien
mengatakan anaknya tidak ada riwayat alergi. Imunisasi yang sudah di dapat
klien yaitu :
Umur 2 bulan : BCG, Polio I,DPT I
Umur 3 bulan : Hepatitis B, Polio II, DPT II
Umur 4 bulan : Polio III, DPT III
Umur 6 bulan : Polio IV
Umur 9 bulan : Campak
Selain imunisasi di atas klien juga di berikan imunisasi ulangan ( boster )
dan juga imunisasi tambahan seperti hepatitis A
Tumbuh Kembang Anak
An.U menurut Teori Tumbuh Kembang Jean Piaget berada pada tahap
Concrete Operasional yaitu suatu tahap di mana anak beruasia 7 11 tahun.

16
Ibu klien menagtakan jika klien menonton TV ia bisa mencerna maksud dari
iklan di TV tersebut, artinya klien sudah bisa menghubungkan kejadian atau
peristiwa di sekelilingnya. Klien juga dapat berpikir logis sesuai dengan
peristiwa yang terjadi.

V. RIWAYAT KELUARGA
Ibu klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak mempunyai
riwayat penyakit keluarga.

Genogram :

Keterangan ;
: Laki laki : Klien

: Perempuan : Tinggal dalam satu rumah

: Menikah

: Keturunan

17
VI. RIWAYAT SOSIAL
Ibu klien mengatakan ketiga anaknya di asuh sendiri tanpa di Bantu oleh
pengasuh. An. U adalah anak yang mudah bergaul dengan temannya dan mudah
akrab dengan sipapun, tampak saat di Tanya oleh perawat klien mau menjawab.
Dari hasil pengkajian dengan keluarga di dapatkan bahwa di rumah, klien biasa
bermain dengan temannya di rumah. Untuk kamar, klien mengatakan tidur dengan
kakaknya yang nomor dua. Ia dan kakaknya selalu membersihkan kamar tersebut.
VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
Diagnosa Medis : Post Operasi Fraktur Cruris Sinistra Terbuka
Tindakan Operasi : ORIF ( Open Reduksi Intra Fiksasi )
Laporan Operasi :
Nama : An. U
Umur : 11 th
No. RM : 344342
Dokter Bedah : Dr. Tangkas Sibarani, SpBO
Dokter Anestesi : Dr. Sugeng
Perawat Instrumen : Sunarto
Perawat Anestesi :Suwarno
Jenis Anestesi : GA
Macam Operasi : ORIF
Mulai Operasi : Jam 17.10 WIB 18.00 WIB
Instruksi Pasca Anestesi
Posisi Fowler
O2 2 3 l/mnt
Bila tensi di bawah 90 mmHg berikan Nacl RL guyur.
Bila muntah berikan Narfos 4 ng IV, bila kesakitan Remopain 15 mg
IV
Terapi Infus RD5 20 tpm
Puasa hingga sadar penuh
Instruksi dokter bedah
Obat obatan :
Infus : RL 20 tpm

18
Injeksi : Cefotaxim 2 x 250 mg
Antrain 3 x 500 mg
Oral : Ethicef 2 x 250 mg
Mefacid 3 x 250 mg
Calcidin 2 x 1 tb
Catatan : Obat injeksi di berikan selama 3 hari,selanjutnya obat oral.

Hasil Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Hematologi
Hb 11,5 g / dl L : 13-16, P : 12-14
Hct 36,8 Vol % L : 40-48, P : 37-43
Lekosit 11.600 /mm3 5.000-10.000
Golongan Darah O
Darah Kimia / Serologi
HBsAg ( Elisa ) Non reactive Non Reactive

VIII. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL


1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan sejak lahir belum pernah punya riwayat penyakit yang
mengharuskannya mendapatkan perawatan di Rumah Sakit. Manajemen
kesehatannya di rumah wajar wajar saja misalnya : cuci tangan sebelum dan
sesudah makan,air minum di rebus terlebih dahulu, dsab. Ibu klien mengatakan
bila klien sakit di bawa ke puskesmas, klien tidak pernah mengkonsumsi obat
obatan tradisional, hanya kadang minum jamu gendong dari tetangganya. Klien
dan keluarganya berharap agar semua perawatan dari RS dapat mempercepat
kesembuhannya. Klien mengatakan bahwa orang yang sehat bisa melakukan
aktivitas tanpa rasa sakit, sedangkan orang yang sakit badannya tidak enak.

2) Pola Nutrisi Metabolik

19
Klien mengatakan sebelumsakit biasa makan 3 kali sehari dengan menu:
nasi,lauk,sayur dan air putih,kadang memakai buah. Klien menyukai semua
makanan dan tidak ada makanan pantangan maupun alergi terhadap makanan.
Selama sakit ini klien makan hanya habis sedikit. Makanan dari luar Rumah Sakit
yang biasa di makannya adalah roti. Klien mengatakan tidak selera makan karena
perutnya terasa mual. Kebiasaan minum klien di rumah sekitar 1800 cc perhari
,meliputi air putih dan teh. Selama sakit minumnya juga cukup sekitar 1500 cc per
hari.

3) Pola Eliminasi
Klien mengatakan sebelumsakit BAB 1 kali sehari, waktunya tidak tentu
dengan karakteristik feses lunak. Selama sakit ini klien belum BAB. Klien
mengatakan sebelum sakit BAK sekitar 4 6 kali sehari dengan karakteristik
urine kuning jernih. Selama sakit ini klien tidak ada gangguan dalam BAK. Klien
mengatakan belum bisa BAK sendiri ke kamar mandi. BAK klien di Bantu oleh
perawat dengan pispot.

4) Pola Aktivitas dan Latihan


a. Bernafas
Klien mengatakan sejak kecil sampai sekarang tidak pernah merasakan
sesak nafas. Klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan.
b. Sirkulasi
Klien mengatakan tidak pernah merasakan nyeri dada dan dalam
keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit jantung.
c. Aktivitas dan Mobilisasi
Klien mengatakan sebelum sakit aktivitas sehari harinya adalah
bersekolah dan waktu luang untuk bermain dan ikut TPA. Selama sakit ini klien
hanya bisa beraktivitas di tempat tidur. Pergerakan kaki kiri klien terbatas.klien
tampak menahan sakit saat bergerak. Klien mengatakan bila mandi masih di
sibin oleh perawat karena belum bisa ke kamar mandi.

5) Pola Tidur dan Istirahat

20
Klien mengatakan kebiasaan tidur sebelum sakit kurang lebih 8 jam mulai
pukul 21.00 05.00 WIB. Klien tidak pernah menggunakan obat sedative.saat
sakit klien kurang banyak tidurnya. Klien mengatakan tidurnya mudah terbangun
karena nyeri. Selama sakit waktu luang klien di gunakan untuk mengobrol dengan
ibunya atau orang orang yang menungguinya. Klien tampak belum tidur

6) Pola Persepsi Kognitif


Klien mengatakan tahu bahwa ia habis dioperasi kakinya karena tertabrak
sepeda motor dan juga ia tahu bahwa ia di rawat di Rumah Sakit.klien
menggunakan bahasa jawa. Klien mengatakan nyeri bertambah jika di gerakkan
dan berkurang sedikit jika diam / tidur. Klien mengatakan kualitas nyerinya terasa
panas dan seperti di tusuk, nyeri timbul dalam waktu yang lama dan termasuk
nyeri dengan skala nyeri 6. klien merasakan nyeri pada kaki kirinya. Klien tidak
mengalami gangguan fungsi indra dan proses pikir.

7) Pola Persepsi Konsep Diri


Klien mengatakan ia pasrah dengan keadaannya saat ini. Tingkah laku klien
cukup kooperatif. Pengkajian Komponen Konsep Diri :
Body Image : klien mengatakan tidak malu jika kakinya harus di perban.
Ideal Diri : klien mengatakan ingin cepat sembuh dan sekolah lagi.
Harga Diri : klien mengatakan orang tua dan kakaknya masih
menyayanginya.
Peran : Klien mengatakan perannya sebagaipelajar terganggu
karena ia tidak bisa sekolah.
Identitas : klien mengatakan ia adalah seorang perempuan yang
masih sekolah SD, klien tahu tentang keluarga dan alamat
rumahnya.

8) Pola Peran dan Hubungan


Klien mengatakan orang yang paling dekat dengannya adalah ibunya.
Komunikasi klien dengan tenaga medis, keluarga dan pasien lain baik.

21
9) Pola Seks dan Reproduksi
Klien mengatakan sudah di sunat sejak umur 8 th. Klien tidur dengan
kakak perempuannya. Klien mengatakan tidak pernah mempunyai penyakit yang
berhubungan dengan alat kelaminnya.

10) Pola Koping dan Toleransi Stres


Klien mengatakan bila ia punya masalah dengan teman disekolah,di
rumah maupun teman TPA, biasanya ia cerita kepada ibunya untukmencari
penyelesaian masalahnya. Ekspresi wsjah klien tampak menahan sakit. Sikap
kliensalama mendapatkan tindakan medis kooperatif.

11) Pola Nilai dan Kepercayaan


Klien mengatakan ia seorang muslim. Klien biasa mengikuti TPA di
daerahnya. Klien yakin pasti ia akan di beri kesembuhan oleh Alloh SWT. selama
sakit ini klien biasa sholat di tempat tidur.

IX. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum : Klien tampak lemah
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Vital Sign : S: 365 C, R: 22 x/mnt, N: 88 x/mnt, TD:
100/60 mmHg
4. Kepala : Rambut bersih, hitam, kulit kepala
bersih
5. Mata
- Konjungtiva : Pink

- Palpebra : Kehitaman

- Sclera : Putih

- Pupil : Isokor

- Penglihatan : Dapat melihat normal


6. Telinga : Bersih, tidak ada serumen

22
7. Hidung :Tidak ada sekret
8. Rongga Mulut
- Lidah : Bersih

- Bibir : Agak kering

- Gigi : Bersih
9. Leher : Tidak ada kaku kuduk, tidak teraba
massa
10. Dada : Simetris, pergerakan rongga dada
teratur, suara nafas vesikuler
11. Mammae : Simetris
12. Abdomen : Tidak teraba massa, peristaltic normal
( 7x/mnt ), tidak kembung
13. Anus dan Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan
14. Ekstremitas Atas : Tidak ada kelainan, dapat di gerakkan,
terpasang infuse di tangan kanan
15. Ekstremitas Bawah : Kaki kiri belum dapat di gerakan
maksimal, terdapat luka operasi dengan
9 jahitan.
16. Kulit : Agak kering
17. Turgor : Cukup
18. ROM : Pergelangan kaki 10 0, Lutut 60 0
19. Penilaian Kemampuan Aktivitas
ADL ( Activity Daily Living )
Skala Tingkat Fungsi
No Aktivitas
0 1 2 3 4
1. Makan
2. Mandi
3. Toileting
4. Berpakaian
Jumlah 4
Keterangan :
0. Perawatan diri secara penuh
1. Memerlukan bantuan / penggunaan alat
2. Memerlukan bantuan orang lain

23
3. Memerlukan bantuan alat dan orang lain
4. Mergantung dan tidak bisa berpartisipasi

X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan Radiologi, tanggal 7 12 2006
Pre Operasi : Fraktura tibia sinistra pertengahan dengan fragmen
tulang. Posisi dan alignment baik.
Post Operasi : Reposisi dan fiksasi memakai plating dan srew. Posisi
dan alignment baik.

XI. DATA FOKUS PRE OPERASI


A. Data subyektif
I. Klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya
II. Klien mengatakan skala nyeri 6
III. Klien mengatakan kaki kirinya belum dapat di gerakkan
B. Data Obyektif
I. klien tampak menahan sakit saat bergerak
II. Terdapat luka robek tak teratur di cruris kiri
III. Lutut belum dapat di tekuk
IV. ROM : Pergelangan kaki : 100, lutut : 600
XII. ANALISA DATA PRE OPERASI
Hari/tgl No Data Fokus Problem Etiologi
Kamis, 1. DS: -Klien mengatakan Nyeri akut Agen injuri fisik
7/12/06 nyeri pada kaki kirinya
- Klien mengatakan
skala nyeri 6
DO :- Klien tampak
menahan sakit
- Terdapat luka robek
tak teratur pada cruris
kiri
Kamis, 2. DS : Klien mengatakan Kerusakan Kerusakan

24
7/12/06 kaki kirinya belum dapat di mobilitas fisik muskuloskeletal
gerakkan
DO : - Lutut belum bisa di
tekuk
- ROM : Pergelangan
kaki : 100, lutut : 600

XIII. PERENCANAAN
No. Diagnosa Tujuan + Kriteria Hasil Rencana
DX Keperawatan Tindakan
1. Nyeri akut ybd. agen Tujuan : Klien mampu mentolerir nyeri setelah 1. Observasi
injuri fisik dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam. TTV per 8
DS: -Klien Kriteria Hasil : jam
mengatakan nyeri Indikator sll srg Kdg 2
jrg Tdk 2. Kaji ulang
prnh
pada kaki kirinya Melaporkan nyeri 1 2 3 4 5 tingkat
- Klien Mempengaruhi kondisi 1 2 3 4 5 nyeri
tubuh
mengatakan 3. Anjurkan
Melapor frek. Nyeri 1 2 3 4 5
skala nyeri 6 Ekspresi wajah nyeri 1 2 3 4 5 teknik
DO :- Klien tampak Menjaga posisi tubuh 1 2 3 4 5 relaksasi
Ada tekanan otot 1 2 3 4 5
menahan sakit napas
Perubahan RR 1 2 3 4 5
- Terda Perubahan TD 1 2 3 4 5 dalam
pat luka Perubahan Pupil 1 2 3 4 5 4. anjurkan
Berkeringat saat nyeri 1 2 3 4 5
robek tak cara
teratur pada mengontro
cruris kiri l nyeri
5. lakukan
pemberian
terapi
sesuai
advis
dokter

25
2. Tujuan : Tingkat mobilisasi klien maksimal 1. observasi
Kerusakan mobilitas setelah di lakukan tindakan keperawatan selama tingkat
fisik ybd. kerusakan 2 jam. pergerakan
musculoskeletal Kriteria hasil: klien
DS : Klien 2. Bantu klien

tergantung

Mndr dng
Indikator

bant orla
Prl bant
pngwsn

mandiri
orla
mengatakan kaki dalam

Prl
kirinya belum dapat melakukan
Keseimbangan 1 2 3 4 5
di gerakkan pergerakan
berdiri
DO : - Lutut belum 3. anjurkan
Posisi tubuh saat 1 2 3 4 5
bisa di tekuk berdiri teknik
- ROM : Pergelangan Pergerakan otot 1 2 3 4 5 relaksasi
kaki : 100, lutut : 600 Pergantian posisi 1 2 3 4 5 4. anjurkan
Ambulasi: jalan
kaki jangan
Ambulasi : kursi 1 2 3 4 5
sering di
roda 1 2 3 4 5
gerkkan

XIV. IMPLEMENTASI
Hari/tg No Tindakan keperawatan Ttd
l
Kamis, 1. Mengajarkan teknik relaksasi ke klien Yuni
7/12/06 RS : Klien mengatakan kakinya masih terasa sakit
15.45 RO : Klien dapat mengikuti latihan teknik relaksasi 6 x
16.00 2. Menganjurkan ke klien agar kakinya jangan sering di gunakan dulu. Yuni
RS : Klien mengatakan kakinya sakit jika bergerak
RO : Kien tampak mengangguk saat di anjurkan.
16.15 1.2 Mengobservasi Vital Sign Yuni
RS : Klien mengatakan kakinya sakit

26
RO : S : 36 7C , R : 20 x/ mnt, TD : 100/60 mm Hg, N : 88 x/mnt
16.45 1,2 Mengevaluasi keluhan nyeri dan pergerakan klien Yuni
RS : Klien mengatakan kakinya masih terasa nyeri dan lututnya
belum bisa di tekuk
RO : Ekspresi wajah tegang, kaki kiri klien tampak di bidai

XV. EVALUASI
No.
Hari/tgl/jam Evaluasi Ttd
Dx
Kamis,7/12/06 1. S: Klien mengatakan kakinya masih terasa sakit Yuni
16.45 O:
Indikator sll srg Kdg2 jrg Tdk
prnh

1 2 3 4 5
Melapor nyeri
Pengaruhi kondisi tbh
Melapor frek. Nyeri
Ekspresi wajah nyeri
Menjaga kondisi tbh
Ada tekanan otot
Perubahan RR
Perubahan TD
Perubahan Pupil
Berkeringat saat dingin

24
x100% 53,33%
Skor : 45
A : Klien belum dapat mentolerir nyerinya
P : Rencana tindakan yang berhubungan dengan
pengurangan nyeri diteruskan setelah operasi

S : Klien mengatakan lututnya belum bisa di tekuk Yuni


2 O:
Indikator trg Prl Prl Mnd mnd
bnt pngw dg r

27
orla sn bnt
orla
1 2 3 4 5
Keseimbangan berdiri
Posisi tbh saat berdiri
Pergerakan otot
Pergantian posisi
Ambulasi : jalan
Ambulasi : kursi roda

13
x100% 43,33%
. Skor : 30
A : Klien belum dapat mobilisasi secara maksimal
P : Rencana tindakan di teruskan setelah operasi
XVI. DATA FOKUS POST OPERASI
A. Data Subyektif
1. Klien mengatakan tidak selera makan karena perutnya terasa mual.
2. Klien mengatakan belum bisa BAB dan BAK sendiri ke kamar mandi.
3. Klien mengatakan tidurnya mudah terbangun karena nyeri.
4. Klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya.
5. Klien mengatakan nyeri terasa panas dan seperti di tusuk.
6. Klien mangatakan kaki kirinya belum dapat di gerakkan secara
maksimal.
7. Kien mengatakan bila mandi masih di sibin oleh perawat karena belum
dapat ke kamar mandi sendiri.
B. Data Obyektif
1. Bibir agak kering
2. Palpebra kehitaman
3. BAB dan BAK di bantu dengan pispot
4. Kode tingkat fungsi 4
5. Klien tampak menahan sakit
6. Lutut belum bisa di tekuk
7. Terdapat luka post operasi di kaki kiri dengan 9 jahitan luar
8. AL : 11.600 / mm3

28
9. Klien tampak belum tidur
10. Klien mandi masih di sibin oleh perawat
11. ROM: Pergelangan kaki 10 0, Lutut 60 0

XVII. ANALISA DATA


Hari / No. Data Fokus Problem Etiologi
tanggal DX
Kamis, 1. DS : - Klien mengatakan Nyeri akut Agen injuri
7/12/06 nyeri pada kaki kirinya. mekanik
- Klien mengatakan nyeri
terasa panas dan seperti
tertusuk
DO :
- Kilen tampak menahan
sakit
- Terdapat luka post op
di kaki kiri.

Kamis, 2. DS : Klien mengatakan Resiko infeksi Kerusakan


7/12/06 nyeri pada kaki kirinya jaringan dan

DO : peningkatan
paparan
- AL : 11.600 /mm3
lingkungan
- Terdapat luka post operasi
di kaki kiri dengan 9
jahitan luar

Kamis, 3. Kerusakan mobilitas Kerusakan


DS : Klien mengatakan kaki
7/12/06 fisik muskuloskeletal
kirinya belum dapat
digerakkan.
DO :
- Lutut belum bisa ditekuk
- Terdapat lika post operasi

29
di kaki kiri dengan 9
jahitan luar

DS : - Klien mengatakan
Kamis, 4. belum bisa BAB dan BAK Defisit self care : Gangguan
7/12/06 sendiri ke kamar mandi mandi , toileting muskuloskeletal
- Klien mengatakan mandi
di sibin oleh perawat karena
belum bisa ke kamar mandi
DO :
- BAB dan BAK di Bantu
oleh perawat dengan
pispot
- Kode tingkat fungsi 4
- Klien mandi disibin
perawat

DS : Klien mengatakan
Kamis, 5. tidurnya mudah Gangguan pola tidur Posisi
7/12/06 terbangun karena nyeri
DO :
- Palpebra kehitaman
- Mata kemerahan
- Klien tampak belum tidur

XVIII. PERENCANAAN
No. Diagnosa Rencana
Tujuan + Kriteria Hasil
Dx Keperawatan Tindakan
1. Nyeri akut ybd. agen Tujuan : Nyeri berkurang setelah di 1. Observasi skala
injuri mekanik. lakukan tindakan keperawatan selama 3 x nyeri klien
DS : - Klien mengatakan 24 jam. 2. Observasi TTV

30
nyeri pada kaki Kriteria Hasil : / 8 jam
kirinya. Imdikator sll srg Kdg2 jrg Tdk 3. Berikan posisi
prnh
- Klien mengatakan 1 2 3 4 5 nyaman
Melapor nyeri
nyeri terasa panas 4. Laksanakan
Pengaruhi kondisi
dan seperti tbh program terapi
tertusuk Melapor frek. Antrain 500
nyeri
DO : mg
Ekspresi nyeri
- Kilen tampak Jaga posisi tbh

menahan sakit Adanya tekanan


otot
- Terdapat luka post Perubahan RR
op di kaki kiri. Perubahan TD
Perubahan pupil
Berkeringat saat
nyeri

Resiko infeksi ybd. Tujuan : Infeksi dapat di minimalkan


2. kerusakan jaringan dan 1. Observasi TTV
setelah di lakukan tindakan keperawatan
peningkatan paparan / 8 jam
selama 3 x 24 jam
lingkungan 2. Observasi
Kriteria Hasil :
DS : Klien mengatakan tanda tanda
Indikator sll srg Kdg2 jrg Tdk
nyeri pada kaki prnh inlamasi
1 2 3 4 5
kirinya Menunjuk btk 3. Lakukan

DO :
penularan perawatan luka
Faktor penyebab
post operasi
- AL : 11.600 /mm3 penularan
Pengurangan 4. Lakukan
- Terdapat luka post
penularan pemberian
operasi di kaki Tanda dan gejala
terapi
kiri dengan 9 Prosedur
screening Cefotaxim 2 x
jahitan luar
Peningkatan 500 mg
resisten
Perawatan infeksi
Pengurangan
infeksi .

31
Kerusakan mobilitas Tujuan : Mobilitas fisik klien dapat
3. fisik ybd. kerusakan berfungsi secara optimal setelah di 1. Observasi
muskuloskeletal lakukan tindakan keperawatan selama 3 x tingkat
DS : Klien mengatakan 24 jam. pergerakan
kaki kirinya Kriteria Hasil : klien
belum dapat Indikator trg Prl prl Mnd mnd 2. Bantu klien
digerakkan. bnt pgwsn dg dalam
orla bnt
DO : melakukan
orla
- Lutut belum bisa 1 2 3 4 5 pergerakan
Keseimbangan
ditekuk berdiri 3. Anjurkan klien

- Terdapat luka post Posisi tbh untuk sedikit


saat berdiri
operasi di kaki menggerakkan
Pergerakan
kiri denrang otot kakinya

perawatan diri :
Pergantian 4. Kolaborasi
posisi
toileting ybd. dengan
Ambulasi :
kurangnya jalan fisioterapi
Ambulasi :
koordinasi
kursi roda
sekunder akibat
post operasi
fraktur
Tujuan : Klien mampu melakukan
Defisit self care : mandi, perawatan diri : mandi, toileting secara
4. toileting 1. Observasi pola
bertahap setelah di lakukan tindakan
DS : - Klien mengatakan perawatan
keperawatan selama 3 x 24 jam
belum bisa BAB dan diri :Toileting
Kriteria Hasil :
BAK sendiri ke kamar Indikator trg Prl prl Mnd mnd klien

mandi bnt pgwsn dg 2. Bantu klien


orla bnt
- Klien mengatakan dalam
orla
mandi di sibin oleh 1 2 3 4 5 melakukan

32
perawat karena belum Dapat pergi ke perawatan diri
bisa ke kamar mandi kamar mandi 3. Jelaskan
sendiri
tentang
Mendapat
DO : suplay mandi
pentingnya
- BAB dan BAK di Memperoleh perawatan
Bantu oleh perawat air klien
Mematikan air 4. Kolaborasi
dengan pispot
Megatur
- Kode tingkat fungsi 4 dengan
temperature
- Klien mandi disibin keluarga klien
air
perawat Mandi di bak dalam
mandi pemenuhan
Membasuh kebutuhan
muka dan
perawatan diri
badan
klien
Menggosok
gigi
Mengeringkan
tubuh
Dapat pergi ke
toilet sendiri
Dapat
memakai
pakaian dalam
sendiri
Dapat
membersihkan
alat kelamin
sendiri
Dapat
melepaskan
pakaian dalam
sendiri

Tujuan : Kebutuhan tidur klien terpenuhi


setelah di lakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam

33
Gangguan pola tidur Kriteria Hasil :
5. ybd. posisi Indikator Tdk jrg Kdg2 srg sll
prnh
DS : Klien mengatakan 1 2 3 4 5 1. Observasi pola
Jumlah jam tidur
tidurnya mudah tidur klien
Observasi pola
terbangun karena tidur
2. Kurangi
nyeri Observasi kualitas kebisingan
tidur
DO : 3. Beri posisi
Keefektifan tidur
- Palpebra kehitaman Menunjukkan
nyaman saat

- Mata kemerahan gangguan tidur klien tidur


Menunjukkan
4. Ajarkan teknik
- Klien tampak belum tidur yang rutin
Perasaan segar
relaksasi
tidur
setelah tidur sebelum tidur
Tidur sebentar di
siang hari
Terjaga beberapa
waktu

XIX. CATATAN KEPERAWATAN


Hari/tgl/jam No. Dx Tindakan keperawatan dan respon Ttd + nama
Kamis, 7/12/06
18.30 1 Mengobservasi skala dan tingkat nyeri klien Yuni
setelah operasi
S : Klien mengatakan kaki kiriya sakit dan
panas
O : Luka post operasi tak rembes, klien tampak
kesakitan
18.45 1,2 Mengobservasi Vital Sign Yuni
S:-
O : S: 367C, N : 88 x / mnt, R : 23 x / mnt, TD :
120 /70 mmHg

34
19.00 Mengkaji keinginan makan klien Yuni
S : Klien mengatakan perutnya masih mual
O : Klien hanya mau minum 50 cc
19.30 2 Mengobservasi yanda tanda inflamasi pada Yuni
kaki klien
S : Klien mengatakan sakit saat di pegang
O : Daerah sekitar luka klien tampak bengkak
dan kemerahan
19.50 1,5 Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam Yuni
S : Klien mengatakan nyerinya
belumberkurang
O : Klien mampu mengikuti napas dalam 6 x
20.05 3 Mengobservasi tingkat pergerakan klien Yuni
S : Klien mengatakan kakinya belum bisa di
gerakkan maksimal
O : Hanya ujung jari terlihat bisa di gerakkan
20.10 1,5 Memberikan posisi nyaman ke klien Yuni
S : Klien mengatakan kakinya sakit saat di
angkat
O : Kaki kiri di ganjal dengan selimut
20.15 4 Membentu klien BAK dengan pispot Yuni
S :-
O : Urine jernih sekitar 100 cc
20.50 5 Mengobservasi pola tidur klien Yuni
S : Klien mengatakan belum bisa tidur karena
nyeri pada kakinya
O : Klien tampak menahan sakit, Palpebra
kehitaman, mata terlihat mengantuk
22.00 1,2 Memberikan injeksi Cefotaxim 500 mg dan Nuri
Antrain 500 mg
S:-
O : Obat injeksi masuk

35
23.30 1,2 Mengganti cairan infuse RL 10 tpm Wiwik
S:-
O : Cairan infuse RL 10 tpm

Jumat, 8/12/06 1 Memberikan injeksi Antrain 500 mg Nuri


04.00 S:-
O : Obat injeksi masuk
05.00 1,2 Mengobservasi vital sign Nuri
S:-
O : S : 373C. N : 88 x/mnt, R : 22 x/mnt, TD :
100/60 mmHg
05.30 4 Memandikan klien di tempat tidur Nuri
S:-
O : Klien tampak lebih segar
08.00 2 Memberikan injeksi Cefotaxim 500 mg Yanti
S:-
O : Obat injeksi masuk
12.00 1 Memberikan injeksi Antrain 500 mg Yuti
S:-
O : Obat injeksi masuk
12.30 1,2 Mengobservasi Tekanan darah klien Yuti
S:-
O : TD : 100 / 60 mmHg
14.15 1 Mengobservasi tingkat nyeri klien Yuni
S : Klien mengatakan nyeri sudah agak
berkurang
O : Klien tampak menahan sakit
15.45 1,2 Mengganti cairan infuse RL 10 tpm Dwi
S:-
O : Cairan infuse terpasang RL 10 tpm
16.10 4 Membantu klien mandi dan gosok gigi di Yuni
tempat tidur

36
S : Klien mengatakan badannya terasa lebih
enak
O : Klien tampak lebih segar
17.00 1,2 Mengobservasi S, N, R Yuni
S:-
O : S : 366C, N : 84 x/mnt, R : 20 x/mnt
18.10 3 Mengobservasi intake nutrisi klien Yuni
S : Klien mengatakan perutnya sudah tidak
mual dan mau makan
O : Klien makan habis porsi RS
20.00 1,2 Memberikan injeksi Cefotaxim 500 mg dan Yuni
Antrain 500 mg
S:-
O : Obat injeksi masuk
20.15 1,2 Mengobservasi tekanan darah klien Yuni
S:-
O : TD : 100 / 60 mmHg
21.10 1 Mengobservasi tingkat nyeri klien Yuyun
S:-
O : Klien tak kesakitan

Sabtu, 9/12/06 1 Memberikan injeksi Antrain 500 mg Yuyun


04.00 S:-
O : Obat injeksi masuk
05.00 1,2 Mengobservasi vital sign Yuyun
S:-
O : S : 374C. N : 88 x/mnt, R : 22 x/mnt, TD :
110/60 mmHg
05.30 4 Memandikan klien di tempat tidur Yuyun
S:-
O : Klien tampak lebih segar
07.30 1,2 Mengganti cairan infuse RL 10 tpm Yuti

37
S:-
O : Cairan infuse terpasang RL 10 tpm
08.00 2 Memberikan injeksi Cefotaxim 500 mg Yuti
S:-
O : Obat injeksi masuk
11.30 3 Menyajikan diit siang Yuti
S:-
O : Klien mau makan habis porsi RS
12.00 1 Memberikan injeksi Antrain 500 mg Yuti
S:-
O : Obat injeksi masuk
15.10 1,5 Memberikan posisi nyaman ke klien Yuni
S : Klien mengatakan tubuhnya pegal pegal
O : Kaki klien di ganjal dengan bantal
16.00 4 Membentu klien BAK dan menyibin klien Yuni
S:-
O : Klien tampak lebih segar
16.10 4 Menjelaskan ke klien tentang pentingnya sibin Yuni
ataupun mandi dan kebutuhan BAB dan
BAK
S : Klien mengatakan mengerti dengan
penjelasannya
O : Klien mengangguk
18.45 1,2 Mengukur Vital Sign Yuni
S:-
O:
S : 374C, N : 88 x/mnt, R : 20 x/mnt, TD :
110/60 mmHg
20.00 1,2 Memberikan injeksi Cefotaxim 500 mg dan Yuni
Antrain 500 mg
S:-
.O : Obat masuk

38
23.00 1,2 Mengganti cairan infuse RL 10 tpm Diyah
S:-
O : CAiran infuse terpasang RL 10 tpm

Minggu, 1 Memberikan injeksi Antrain 500 mg Yuyun


10/12/106 S:-
04.00 O : Obat injeksi masuk
05.00 1,2 Mengobservasi vital sign Yuyun
S:-
O : S : 374C. N : 88 x/mnt, R : 22 x/mnt, TD :
110/60 mmHg
05.30 4 Memandikan klien di tempat tidur Yuyun
S:-
O : Klien tampak lebih segar
08.00 2 Memberikan injeksi Cefotaxim 500 mg Dwi
S:-
O : Obat masuk
09.00 1,2 Mengobservasi Vital Sign Dwi
S:-
O : S : 37C, N : 90 x/mnt, R : 21 x/mnt, TD :
110/60 mmHg
12.00 1 Memberikan injeksi Antrain 500 mg Dwi
S:-
O : Obat injeksi masuk
15.10 3 Mengobservasi tingkat pergerakan klien Yuni
S : Klien mengatakan kakinya masih belum
bisa di gerakkan
O : Hanya jari kaki yang bisa sedikit di
gerakkan
16.00 4 Mengevaluasi kemampuan perawatan diri : Yuni
mandi klien.

39
S : Klien mengatakan sudah bisa sibin sendiri di
tempat tidur
O : Klien sibin sendiri
Mengevaluasi kemampuan perawatan diri :
toileting Klien
S : Klien mengatakan sudah bisa BAB dan BAK
di kamar mandi
O : Klien BAB dan BAK ke kamar mandi di
pegangi oleh ibunya
3 Mengevaluasi tingkat pergerakan klien Yuni
S : Klien mengatakan lututnya sudah bisa di
tekuk sedikit - sedikit
O : Klien hanya bisa menggerakkan jari kakinya
1 Mengevaluasi tingkat nyeri klien Yuni
S : Klien mengatakan sakit di kaki kirinya sudah
berkurang
O : Klien tenang, ekspresi wajah rileks
2 Mengevaluasi adanya resiko infeksi pada luka Yuni
klien
S : Klien mengatakan kaki kirinya masih sedikit
sakit jika di pegang
O : - Jari dan punggung kaki bengkak
- Suhu tubuh normal
- Luka OP tak rembes, tidak berbau
5 Mengevaluasi pola tidur klien Yuni
S : Ibu klien mengatakan tadi siang klien tidur
2 jam
O : klien tertidur pulas

40
XX. EVALUASI
N
Ttd +
Hari/Tgl/Ja o
Evaluasi Nam
m D
a
x
Minggu, 1 S : Klien mengatakan sakit di kaki kirinya sudah berkurang. Yuni
10/12/06 O:
16.00 Indikator sl srg Kdg2 jrg Tdk
l prnh
1 2 3 4 5
Melapor nyeri
Pengaruhi kondisi tbh
Melapor frek. nyeri
Ekspresi nyeri
Jaga posisi tbh
Adanya tekanan otot

Perubahan RR

Perubahan TD
Perubahan pupil
Berkeringat saat nyeri

44
x100% 80%
Skor : 55
A : Klien mampu mentolerir rasa nyerinya
P : Rencana tindakan yang berhubungan dengan pengontrolan
nyeri di modifikasi dengan memberikan terapi analgetik
peroral.
S : Klien mengatakan sakit di kaki kirinya sudah berkurang.
2
O: Yuni
Indikator sll srg Kdg jrg Tdk
2 prnh
1 2 3 4 5
Menunjuk btk penularan
Faktor penyebab penularan

41
Pengurangan penularan
Tanda dan gejala
Prosedur screening
Peningkatan resisten
Perawatan infeksi
Pengurangan infeksi
27
x100% 67,5%
Skor : 40
A : Klien masih beresiko mengalami infeksi, masalah belum
teratasi secara optimal
P : Rencana tindakan yang berhbungan dengan pencegahan
infeksi di lanjutkan.

S : Klien mengatakan lututnya sudah bisa di tekuk sedikit


3 sedikit
O: Yuni
Indikator trg Prl prl Mnd mnd
bnt pgwsn dg
orla bnt
orla
1 2 3 4 5
Keseimbangan berdiri
Posisi tbh saat berdiri
Pergerakan otot
Pergantian posisi
Ambulasi : jalan
Ambulasi : kursi roda

25
x100% 83,33%
Skor : 30
A : Klien sudah bisa melakukan pergerakan secara bertahap
P : Rencana tindakan yang berhubungan dengan mobilisasi
klien di modifikasi dengan mengajarkan klien cara memakai
kruk

S :- Klien mengatakan sudah bisa sibin sendiri di tempat tidur


4 - Klien mengatakan sudah bisa BAK dan BAB di kamar
mandi

42
Yuni
O:
Indikator trg Prl prl Mnd mnd
bnt pgwsn dg
orl bnt
a orla
1 2 3 4 5
Dapat pergi ke kamar mandi sendiri
Mendapat suplay mandi
Memperoleh air

Mematikan air
Megatur temperature air
Mandi di bak mandi
Membasuh muka dan badan
Menggosok gigi
Mengeringkan tubuh
Dapat pergi ke toilet sendiri
Dapat memakai pakaian dalam sendiri
Dapat membersihkan alat kelamin
sendiri
Dapat melepaskan pakaian dalam
sendiri
59
x100% 84,25%
skor : 70
A : Klien mampu melakukan perawatan diri secara bertahap
P : Rencana tindakan di hentikan

S : Ibu klien mengatakan tadi siang klien sudah bisa tidur


sekitar 2 jam
O:
5 Indikator Tdk jrg Kdg2 srg sll
prnh Yuni
1 2 3 4 5
Jumlah jam tidur
Observasi pola tidur
Observasi kualitas tidur
Keefektifan tidur
Menunjukkan gangguan tidur
Menunjukkan tidur yang rutin

43
Perasaan segar setelah tidur
Tidur sebentar di siang hari
Terjaga beberapa waktu
38
x100% 84,44%
Skor : 45
A : Kebutuhan tidur klien terpenuhi
P : rencana tindakan yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan tidur klien di hentikan

44
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. U DENGAN PRE DAN
POST OPERASI FRAKTUR CRURIS SINISTRA TERBUKA
DI RUANG TERATAI G7 RS DR. OEN SURAKARTA

Di Susun oleh :
Yuni Kusumawati
1956

45
RUMAH SAKIT DR. OEN SURAKARTA
2007

TUMBUH KEMBANG ANAK

Teori Tumbuh Kembang Anak


Perkembangan Kognitif ( Jean Piaget )
1. Tahap Sensorik Motorik ( 0 2 th )
Ciri : Anak sering menghisap ( sucking )
Anak biasanya sering menghisap jempol tangannya sendiri dan dia
mengembangkan aktivitasnya dengan menunjukkan perilaku sederhana yang di
ulang.
2. Tahap Pra Operasional ( 2 7 th )
Ciri : Egosentris
Umur 2 3 th biasanya si anak dapat mengembangkan hubungan sebab akibat,
trial and error, dan menginterpretasikan benda atau kejadian yang di alaminya.
Umur 3 6 th anak telah mempersiapkan diri untuk masuk sekolah dan orang tua
harus memberi lebih banyak bimbingan agar si anak benar benar siap dalam
menghadapi masa sekolahnya dan lingkungan yang baru.
3. Tahap Concrete Operasional ( 7 11 th )
Ciri : Anak mempunyai pemikiran yang logis dan koheren, dapat berpikir rasional
sesuai dengan kejadian yang dilihat maupun yang di alaminya, imajinatif dan
mampu memecahkan masalah.
4. Formal Operation ( 11 15 th )
Ciri : Anak mampu beradaptasi terhadap lingkungan dan fleksibel dan mampu
berpikir logis.

46
Rs. Dr. Oen Surakarta RM 59

RESUME KEPARAWATAN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An.U No. RM : 344342
Alamat: Gondangrejo Umur : 11 Tahun

II. KEADAAN SAAT MASUK


Tanggal masuk : 7 12 - 06
Tanda Vital : TD : 100/60 mmHg
N : 88 x/mnt
RR : 22 x/mnt
S : 365 C
KELUHAN
Klien mengatakan kaki kirinya terasa nyeri, perutnya terasa mual, muntah 1 x
DX. MEDIS
Fraktur Cruris Sinistra Terbuka
PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANGAN
A. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut ybd. agen injuri mekanik
2. Resiko infeksi ybd. kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan
3. Kerusakan mobilitas fisik ybd. kerusakan musculoskeletal
4. Defisit self care : mandi, toileting ybd. gangguan musculoskeletal
5. Ganggian pola tidur ybd. posisi
B. Tindakan Keparawatan
1. Mengobservasi vital sign
2. Melatih teknik relaksasi

47
3. Memberikan posisi nyaman ke klien
4. Melakukan perawatan luka klien
5. Menganjurkan klien makan dan minum yang banyak
6. Memandikan klien di tempat tidur
7. Menolong klien BAB dan BAK
8. Memberikan terapi sesuai advis dokter
C. Diagnosa yang sudah teratasi
1. Nyeri akut ybd. agen injuri mekanik ( 89,09 % )
2. Kerusakan mobilitas fisik ybd. kerusakan musculoskeletal ( 83,33 %)
3. Defisit self care : mandi, toileting ybd gangguan musculoskeletal
( 84,25 % )
4. Gangguan pola tidur ybd posisi ( 84,44 % )
D. Diagnosa yang belum teratasi
1. Resiko infeksi ybd. kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan ( 67,5 % )
Planning :
1. Anjurkan kepada klien untuk minum obat oral secara teratur
2. Anjurkan untuk menjaga agar luka tidak kena air
3. Anjurkan untuk menjaga agar luka tidak terkena debu ataupun kotoran
4. Anjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein

Mengetahui
Kepala Ruangan Perawat Pelaksana

( ) ( )

48
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. U
DENGAN POST OPERASI FRAKTUR CRURIS SINISTRA
TERBUKA
DI RUANG TERATAI G7 RS. DR. OEN SURAKARTA

Pengkajian di lakukan tanggal 7 12 2006 dengan metode


autoanamnesa,alloanamnesa,catatan keperawatan dan pemeriksaan fisik.
I. IDENTITAS

1. KLIEN
Nama : An. U
Umur : 11 Th
Alamat : Gondang rejo
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
2. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. S
Umur : 38 Th
Alamat : Gondang rejo
Pekerjaan : Buruh
Hubungan : Ayah
3. MEDIK
No. Register : 344342
Tanggal masuk : 7 12 - 2006
Diagnosa medis : Post Operasi Fraktur Cruris Sinistra
Terbuka
Dokter yang merawat : Dr. Tangkas S

49
II. DATA FOKUS PRE OPERASI

1. Data subyektif
1. Klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya

2. Klien mengatakan skala nyeri 6

3. Klien mengatakan kaki kirinya belum dapat di gerakkan

2. Data Obyektif
1. klien tampak menahan sakit saat bergerak

2. Terdapat luka robek tak teratur di cruris kiri

3. Lutut belum dapat di tekuk

4. ROM : Pergelangan kaki : 100, lutut : 600

III. ANALISA DATA PRE OPERASI

Hari/tgl No Data Fokus Problem Etiologi


Kamis, 1. DS: Nyeri akut Agen injuri
7/12/06 - Klien mengatakan fisik
nyeri pada kaki
kirinya
- Klien mengatakan
skala nyeri 6
DO :
- Klien tampak
menahan sakit
- Terdapat luka robek
tak teratur pada
cruris kiri
Kamis, 2. DS : Kerusakan Kerusakan
7/12/06 - Klien mengatakan mobilitas musculoskeleta
kaki kirinya belum fisik l

50
dapat di gerakkan
DO :
- Lutut belum bisa di
tekuk
- ROM : Pergelangan
kaki : 100, lutut : 600

IV. PERENCANAAN
No. Diagnosa Tujuan + Kriteria Hasil Rencana
DX Keperawatan Tindakan
1. Nyeri akut ybd. Tujuan : Klien mampu mentolerir nyeri 1. Observasi

agen injuri fisik setelah dilakukan tindakan keperawatan TTV per 8


DS: selama 2 jam. jam
- Klien Kriteria Hasil : 2. Kaji ulang

mengatakan Indikator sl sr Kd jrg Tdk Tingkat


nyeri pada kaki l g g2 prnh nyeri
1 2 3 4 5
kirinya 3. Anjurkan
Melaporkan
- Klien teknik
nyeri
mengatakan relaksasi
Mempengaruh
skala nyeri 6 napas
i kondisi tubuh
DO : dalam
Melapor frek.
- Klien tampak 4. anjurkan
Nyeri
menahan sakit cara
Ekspresi wajah
-Terdapat luka mengontro
nyeri
robek tak l nyeri
Menjaga posisi
teratur pada 5. lakukan
tubuh
cruris kiri pemberian

51
Ada tekanan terapi
otot sesuai
Perubahan RR advis
Perubahan TD dokter
Perubahan
Pupil
Berkeringat
saat nyeri
Tujuan : Tingkat mobilisasi klien maksimal
2. Kerusakan 1. observasi
setelah di lakukan tindakan keperawatan
mobilitas fisik tingkat
selama 2 jam.
ybd. kerusakan pergerakan
Kriteria hasil:
musculoskeletal klien
DS : Mn 2. Bantu klien
ter Prl m
Prl dr
- Klien ga pn an dalam
bant dng
Indikator ntu gw di
mengatakan kaki orla bant melakukan
ng sn ri
orla
kirinya belum 1 2 3 4 5 pergerakan
dapat di Keseimbangan 3. anjurkan

gerakkan berdiri teknik


DO : Posisi tubuh relaksasi
- Lutut belum bisa saat berdiri 4. anjurkan

di tekuk Pergerakan kaki jangan


- ROM : otot sering di
Pergelangan kaki Pergantian gerkkan
: 100, lutut : 600 posisi
Ambulasi:
jalan
Ambulasi :
kursi roda

52
V. IMPLEMENTASI
Hari/tgl No Tindakan keperawatan Ttd
Kamis, 1. Mengajarkan teknik relaksasi ke klien Yuni
7/12/06 RS : Klien mengatakan kakinya masih terasa sakit
15.45 RO : Klien dapat mengikuti latihan teknik relaksasi
6x
16.00 2. Menganjurkan ke klien agar kakinya jangan sering Yuni
di gunakan dulu.
RS : Klien mengatakan kakinya sakit jika bergerak
RO : Kien tampak mengangguk saat di anjurkan.
16.45 1,2 Mengevaluasi keluhan nyeri dan pergerakan klien Yuni
RS : Klien mengatakan kakinya masih terasa nyeri
dan lututnya belum bisa di tekuk
RO : Ekspresi wajah tegang, kaki kiri klien tampak
di bidai
VI. EVALUASI
No.
Hari/tgl/jam Evaluasi Ttd
Dx
Kamis, 1. S: Klien mengatakan kakinya masih terasa sakit Yuni
7/12/06 O:
16.45 Indikator sll srg Kdg2 jrg Td
k
prn
h
1 2 3 4 5

53
Melapor nyeri
Pengaruhi kondisi
tbh
Melapor frek.
Nyeri
Ekspresi wajah
nyeri
Menjaga kondisi
tbh
Ada tekanan otot
Perubahan RR
Perubahan TD
Perubahan Pupil
Berkeringat saat
dingin

24
x100% 53,33%
Skor : 45
A : Klien belum dapat mentolerir nyerinya
2 Yuni
P : Rencana tindakan yang berhubungan dengan
pengurangan nyeri diteruskan setelah operasi
S : Klien mengatakan lututnya belum bisa di tekuk
O:
Indikator trg Prl Prl M mn
bnt png nd dr
orl wsn dg
a bnt
orl

54
a
1 2 3 4 5
Keseimbangan
berdiri
.
Posisi tbh saat
berdiri
Pergerakan otot
Pergantian posisi
Ambulasi : jalan
Ambulasi : kursi
roda
13
x100% 43,33%
Skor : 30
A : Klien belum dapat mobilisasi secara maksimal
P : Rencana tindakan di teruskan setelah operasi

VII. DATA FOKUS POST OPERASI


A. Data Subyektif
1. Klien mengatakan tidak selera makan karena perutnya terasa
mual.
2. Klien mengatakan belum bisa BAB dan BAK sendiri ke
kamar mandi.
3. Klien mengatakan tidurnya mudah terbangun karena nyeri.
4. Klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya.
5. Klien mengatakan nyeri terasa panas dan seperti di tusuk.
6. Klien mangatakan kaki kirinya belum dapat di gerakkan
secara maksimal.
7. Kien mengatakan bila mandi masih di sibin oleh perawat
karena belum dapat ke kamar mandi sendiri.

55
B. Data Obyektif
1. Bibir agak kering
2. Palpebra kehitaman
3. BAB dan BAK di bantu dengan pispot
4. Kode tingkat fungsi 4
5. Klien tampak menahan sakit
6. Lutut belum bisa di tekuk
7. Terdapat luka post operasi di kaki kiri dengan 9 jahitan luar
8. AL : 11.600 / mm3
9. Klien tampak belum tidur
10. Klien mandi masih di sibin oleh perawat

11. ROM: Pergelangan kaki 10 0, Lutut 60 0

VIII. ANALISA DATA


Hari / Tgl No. Data Fokus Problem Etiologi
DX
Kamis, 1. DS : - Klien mengatakan Nyeri akut Agen injuri
7/12/06 nyeri pada kaki mekanik
kirinya.
- Klien mengatakan
nyeri terasa panas
dan seperti tertusuk

DO :
-Kilen tampak
menahan sakit
-Terdapat luka post

56
op di kaki kiri.
Kamis, 2. DS : Klien mengatakan Resiko infeksi Kerusakan
7/12/06 nyeri pada kaki jaringan dan
kirinya peningkatan
DO : paparan
-AL : 11.600 /mm3 lingkungan
-Terdapat luka post
operasi di kaki kiri
dengan 9 jahitan
luar
Kamis, 3. DS : Klien mengatakan Kerusakan Kerusakan
7/12/06 kaki kirinya belum mobilitas fisik muskuloskele
dapat digerakkan. tal
DO :
- Lutut belum bisa
ditekuk
- Terdapat lika post
operasi di kaki kiri
dengan 9 jahitan luar
Kamis, 4. DS : - Klien mengatakan Defisit self care : Gangguan
7/12/06 belum bisa BAB dan BAK mandi , toileting muskuloskele
sendiri ke kamar mandi tal
- Klien mengatakan
mandi di sibin oleh
perawat karena belum
bisa ke kamar mandi

57
DO :
- - BAB dan BAK di
Bantu oleh perawat
dengan pispot
- Kode tingkat fungsi 4
-Klien mandi
disibin perawat
Kamis, 5. DS : Klien mengatakan Gangguan pola Posisi
7/12/06 tidurnya mudah tidur
terbangun karena
nyeri
DO :
- Palpebra
kehitaman
- Mata kemerahan
- Klien tampak
belum tidur

IX. PERENCANAAN
No. Diagnosa Rencana
Tujuan + Kriteria Hasil
Dx Keperawatan Tindakan
1. Nyeri akut ybd. Tujuan : Nyeri berkurang setelah di lakukan tindakan 1. Observasi

agen injuri keperawatan selama 3 x 24 jam. skala nyeri


mekanik. Kriteria Hasil : klien
DS : Imdikator sll srg Kdg jrg Tdk 2. Observasi

- Klien 2 prn TTV / 8


mengatakan h jam
1 2 3 4 5

58
nyeri pada Melapor nyeri 3. Berikan

kaki kirinya. Pengaruhi kondisi tbh posisi


- Klien Melapor frek. nyeri nyaman
mengatakan Ekspresi nyeri 4. Laksanakan

nyeri terasa Jaga posisi tbh program


panas dan Adanya tekanan otot terapi
seperti Perubahan RR Antrain
tertusuk Perubahan TD 500 mg
DO : Perubahan pupil
-Kilen tampak Berkeringat saat nyeri
menahan sakit
-Terdapat luka
post op di kaki
Tujuan : Infeksi dapat di minimalkan setelah di lakukan
kiri.
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
2. Resiko infeksi 1. Observasi
Kriteria Hasil :
ybd. kerusakan TTV / 8
jaringan dan Indikator sll srg Kd jrg Tdk jam
peningkatan g2 prnh 2. Observasi
1 2 3 4 5
paparan tanda
lingkungan Menunjuk btk penularan tanda
DS : Faktor penyebab inlamasi
- Klien penularan 3. Lakukan

mengatakan Pengurangan penularan perawatan


nyeri pada Tanda dan gejala luka post
kaki kirinya Prosedur screening operasi
DO : Peningkatan resisten 4. Lakukan

- AL : Perawatan infeksi pemberian

59
11.600 /mm3 Pengurangan infeksi terapi
- Terdapat luka Cefotaxim
post operasi 2 x 500 mg
di kaki kiri
Tujuan : Mobilitas fisik klien dapat berfungsi secara
dengan 9
optimal setelah di lakukan tindakan keperawatan selama
jahitan uar .
3 x 24 jam.
3. Kerusakan 1. Observasi

mobilitas fisik tingkat


ybd. kerusakan pergerakan
Kriteria Hasil :
muskuloskeleta klien
l Indikator trg Prl prl Mndr mnd 2. Bantu klien

DS : bnt pgwsn dg r dalam


- Klien orla bnt melakukan
mengatakan orla pergerakan
1 2 3 4 5
kaki kirinya Keseimbangan 3. Anjurkan

belum dapat berdiri klien untuk


digerakkan. Posisi tbh saat sedikit
DO : berdiri menggerak
- Lutut belum Pergerakan otot kan
bisa ditekuk Pergantian posisi kakinya
- Terdapat luka Ambulasi : jalan 4. Kolaborasi

post operasi di Ambulasi : kursi dengan


kaki kiri roda fisioterapi

Tujuan : Klien mampu melakukan perawatan diri :


mandi, toileting secara bertahap setelah di lakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
Kriteria Hasil :

60
4. Indikator trg Prl prl Mnd mnd 1. Observasi

Defisit self care bnt pgws dg pola


: mandi, orla n bnt perawatan
toileting orla diri
1 2 3 4 5
DS : :Toileting
Dapat pergi ke kamar
- Klien klien
mandi sendiri
mengatakan 2. Bantu klien
Mendapat suplay
belum bisa dalam
mandi
BAB dan BAK melakukan
Memperoleh air
sendiri ke perawatan
Mematikan air
kamar mandi diri
Megatur temperature
- Klien 3. Jelaskan
air
mengatakan tentang
Mandi di bak mandi
mandi di sibin pentingnya
Membasuh muka dan
oleh perawat perawatan
badan
karena belum klien
Menggosok gigi
bisa ke kamar 4. Kolaborasi
Mengeringkan tubuh
mandi dengan
Dapat pergi ke toilet
DO : keluarga
sendiri
- BAB dan klien dalam
Dapat memakai
BAK di pemenuhan
pakaian dalam sendiri
Bantu oleh kebutuhan
Dapat membersihkan
perawat perawatan
alat kelamin sendiri
dengan pispot diri klien
Dapat melepaskan
- Kode tingkat
pakaian dalam sendiri
fungsi 4 Tujuan : Kebutuhan tidur klien terpenuhi setelah di
- Klien mandi lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

61
disibin Kriteria Hasil :
perawat Tdk jrg Kd srg sll
Indikator prnh g2
1 2 3 4 5
5. 1. Observasi
Jumlah jam tidur
Gangguan pola pola tidur
Observasi pola tidur
tidur ybd. posisi klien
Observasi kualitas tidur
DS : Klien 2. Kurangi
Keefektifan tidur
mengatakan kebisingan
Menunjukkan gangguan
tidurnya 3. Beri posisi
tidur
mudah nyaman
Menunjukkan tidur yang
terbangun saat klien
rutin
karena nyeri tidur
Perasaan segar setelah
DO : 4. Ajarkan
tidur
- Palpebra teknik
Tidur sebentar di siang
kehitaman relaksasi
hari
- Mata sebelum
Terjaga beberapa waktu
kemerahan tidur
- Klien
tampak
belum tidur

X. EVALUASI
Hari/Tgl/Ja N Evaluasi Ttd +
m o Nam

62
D
a
x
Minggu, 1 S : Klien mengatakan sakit di kaki kirinya sudah berkurang. Yuni
10/12/06 O:
16.00 Indikator sl srg Kdg jrg Tdk
l 2 prnh
1 2 3 4 5
Melapor nyeri
Pengaruhi kondisi tbh
Melapor frek. nyeri
Ekspresi nyeri
Jaga posisi tbh
Adanya tekanan otot
Perubahan RR
Perubahan TD
Perubahan pupil
Berkeringat saat nyeri

44
x100% 80%
Skor : 55
A : Klien mampu mentolerir rasa nyerinya
P : Rencana tindakan yang berhubungan dengan pengontrolan
nyeri di modifikasi dengan memberikan terapi analgetik
peroral.

S : Klien mengatakan sakit di kaki kirinya sudah berkurang.


2 O: Yuni

Indikator sll srg Kdg jrg Tdk

63
2 prnh
1 2 3 4 5
Menunjuk btk penularan
Faktor penyebab
penularan
Pengurangan penularan
Tanda dan gejala
Prosedur screening
Peningkatan resisten
Perawatan infeksi
Pengurangan infeksi
27
x100% 67,5%
Skor : 40
A :Klien masih beresiko mengalami infeksi, masalah belum
teratasi secara optimal
P : Rencana tindakan yang berhbungan dengan pencegahan
infeksi di lanjutkan.
S : Klien mengatakan lututnya sudah bisa di tekuk sedikit
sedikit
3 O: Yuni

Indikator trg Prl bnt prl Mnd dg mn


orla pgwsn bnt orla d
1 2 3 4 5
Keseimbangan berdiri
Posisi tbh saat berdiri
Pergerakan otot
Pergantian posisi
Ambulasi : jalan
Ambulasi : kursi roda

64
25
x100% 83,33%
Skor : 30
A : Klien sudah bisa melakukan pergerakan secara bertahap
P : Rencana tindakan yang berhubungan dengan mobilisasi
klien di modifikasi dengan mengajarkan klien cara memakai
kruk
S :- Klien mengatakan sudah bisa sibin sendiri di tempat tidur
- Klien mengatakan sudah bisa BAK dan BAB di kamar
4 mandi Yuni
O:
Indikator trg Prl prl Mnd mn
bnt pgws dg bnt d
orla n orla
1 2 3 4 5
Dapat pergi ke kamar
mandi sendiri
Mendapat suplay mandi
Memperoleh air
Mematikan air
Megatur temperature air
Mandi di bak mandi
Membasuh muka dan
badan
Menggosok gigi
Mengeringkan tubuh
Dapat pergi ke toilet
sendiri
Dapat memakai pakaian

65
dalam sendiri
Dapat membersihkan alat
kelamin sendiri
Dapat melepaskan pakaian
dalam sendiri
59
x100% 84,25%
skor : 70
A : Klien mampu melakukan perawatan diri secara bertahap
P : Rencana tindakan di hentikan

S : Ibu klien mengatakan tadi siang klien sudah bisa tidur sekitar
2 jam

5 O: Yuni
Indikator Tdk jrg Kdg2 srg sll
prnh
1 2 3 4 5
Jumlah jam tidur
Observasi pola tidur
Observasi kualitas tidur
Keefektifan tidur
Menunjukkan gangguan tidur
Menunjukkan tidur yang rutin
Perasaan segar setelah tidur
Tidur sebentar di siang hari
Terjaga beberapa waktu

66
38
x100% 84,44%
Skor : 45
A : Kebutuhan tidur klien terpenuhi
P : rencana tindakan yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan tidur klien di hentikan

67

Anda mungkin juga menyukai