PENDAHULUAN
BAB II
RANCANGAN PROSES
Dari beberapa proses yang tersedia, maka pemilihan proses yang dipandang cocok
dari segi ketersediaan bahan baku dalam mencukupi proses jangka panjang adalah
proses gasifikasi.
Proses gasifikasi batubara meliputi dua proses utama yaitu gasifikasi batubara dan
Sintesis Metanol.
Reaksi gasifikasi
C + O2 CO Hf = -111 MJ/kmol ..........(2.1)
CO + O2 CO2 Hf = -283 MJ/kmol ..........(2.2)
H2 + O2 H2O Hf = -242 MJ/kmol ..........(2.3)
Reaksi Boidouard
C + CO2 <=> 2CO Hf = + 172 MJ/kmol ..........(2.4)
Water gas reaction
C + H2O <=> CO + H2 Hf = + 131 MJ/kmol ..........(2.5)
(Higman, 2008)
Tinjauan secara termodinamika digunakan untuk mengetahui sifat dan arah reaksi
yaitu ekotermis/endotermis dan reversibel/irreversibel. Berikut adalah data reaksi
utama (FBR) pembuatan metanol :
Reaksi 1 : CO(g) + 2H2(g) <=> CH3OH(g) ..........(2.6)
Reaksi 2 : CO2(g) + 3H2(g) <=> CH3OH(g) + H2O(g) ..........(2.7)
Harga dari Hof masing masing komponen pada suhu 298K dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.2 Harga Hof
Komponen Hof(298)
(kJ/mol)
CO -110,525
H2O -241,83
CO2 -393,509
H2 0
CH3OH -201
Maka,
Reaksi 1
HoR(298) = Hof(produk) - Hof(reaktan) (2.8)
= -90,475 kJ/mol
Karena harga HoR(298) bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis.
Reaksi 2
Dengan persamaan 2.9, didapat nilai HoR(298) = -93,321 kJ/mol
Karena harga HoR(298) bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis.
Komponen G f(298)
o
(kJ/mol)
CO -137,168
H2O -228,59
CO2 -394,359
H2 0
CH3OH -162,5
Maka,
Reaksi 1
GoR(298) = Gof(produk) - Gof(reaktan) (2.9)
= -25,332 kJ/mol
Pada suhu 200oC (473K) besarnya konstanta kesetimbangan dapat dihitung sebagai
berikut
Harga konstanta kesetimbangan 2,7 x 104, maka reaksi berlangsung searah ke kanan
(irreversible).
Reaksi 2
Dengan persamaan 2.9, didapat nilai GoR(298) = -5,27 kJ/mol
Dengan persamaan 2.11, didapat nilai K = 3,76
Dengan persamaan 2.12, didapat nilai K = 3,63
Harga konstanta kesetimbangan 3,63, maka reaksi berlangsung searah ke kanan
(irreversible).
Reaksi utama yang menghasilkan produk metanol adalah reaksi fase gas, bersifat
eksotermis dan kondisi reaksinya isotermal dan non-adiabatis.
2.4.1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan styrene di Indonesia cenderung meningkat setiap tahun sesuai dengan
permintaan pasar. Akan tetapi permintaan yang tinggi tersebut tidak dapat dicukupi oleh produksi
dalam negeri sehingga indonesia harus mengimpor styrene. Dengan meningkatnya permintaan
styrene dipasar domestik. Diprediksikan untuk tahun selanjutnya permintaan akan cenderung
meningkat. Atas pertimbangan ini, industri etilbenzena sebagai bahan baku monomer styrene
mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia. Langkah
pengembangan ini dapat memperluas lapangan pekerjaan dan meningkatkan kemandirian bangsa
sehingga memperkuat struktur ekonomi nasional.
Spesifikasi produk untuk pembuatan benzene yaitu terdiri dari 2 bahan, etena dan
benzene. Dimana dalam mekanisme reaksi pembentukan etil benzene terdiri dari penyiapan
bahan baku, proses pembentukan etil benzene dan pemurnian benzene.
3.2 Saran
1. Lebih banyak perusahaan yang menerapkan inovasi baru dalam pembuatan produk etilen
benzene.
2. Banyak variasi produk yang dihasilkan dari produk etilen benzene.
3. Pihak manapun yang akan membuat produk etilen benszena harus mengetahui reaksi-
reaksi , kondisi proses, konsep termodinamika dan kinetika supaya lebih efisien dan
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Nashrudin, Muhammad. 2015. Perancangan Pabrik Etilbenzena dari Etilena dan Benzena
dengan Proses Unocal/UOP. Diakses pada 17 September 2017.
Wardana, Irsyadia N. 2015. Perancangan Pabrik Etilbenzena dari Etilen dan Benzena dengan
Kapasitas 200.000 Ton/Tahun. Diakses pada 17 September 2017.
Wibawa. 2015. Desain Pabrik Ethylene dari Gas Alam di Teluk Bintuni Papua Barat. Diakses
dari http://www.ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/8375/2095 pada 17
September 2017.