Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan

perhatian/hiperaktivitas (GPPH) merupakan satu di antara beberapa kondisi kesehatan

kronis yang paling sering dialami oleh anak usia sekolah. Prevalensi ADHD pada

anak secara umum sekitar 4-12% (median: 5,8%) dengan prevalensi laki-laki sekitar

9,2% dan perempuan sekitar 2,9% (4:1). Hasil survey di Amerika Serikat menemukan

prevalensi ADHD pada anak sekitar 8,8%. Prevalensi tersebut tidak berbeda jauh

dengan survei di Kanada (8,9%) dan Spanyol 10,3% (Andres et al., 1999).

Beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan prevalensi

ADHD yang bervariasi. Saputro (2009) mendapatkan prevalensi anak dengan ADHD

sebesar 26,2%. Sementara Gamayanti (2000) menemukan prevalensi anak ADHD di

Yogyakarta sebesar 6,68%.

Penyebab ADHD masih belum diketahui dengan pasti. Faktor genetik diyakini

memegang peranan kuat dalam patofisiologi ADHD terutama melibatkan lintasan

neurotransmiter dopaminergik. Defisiensi besi menyebabkan terjadinya penurunan

ekspresi transporter dopamin dan variasi gen transporter dopamin dihubungkan

dengan terjadinya ADHD. Di samping itu defisiensi besi dapat menyebabkan

disfungsi ganglia basalis dimana hal tersebut diyakini berperan dalam patofisiologi

ADHD (Biederman, 2005).

1
2

Feritin serum merupakan indikator simpanan besi di jaringan tubuh. Kadar feritin

serum yang rendah ditemukan lebih banyak pada anak dengan ADHD (84%)

dibandingkan anak tanpa ADHD (18%) (Konofal et al., 2004). Donfrancesco et al.

(2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa anak dengan ADHD memiliki kadar

feritin serum lebih rendah meskipun tidak signifikan (OR=0,78, CI 95% = 0,44-1,37,

p=0,392). Hal serupa juga ditemukan Juneja et al. (2010) dalam penelitiannya dimana

kadar feritin serum yang rendah (<12 ng/ml) ditemukan pada 92% dari 25 anak

ADHD di India dan tidak satu pun anak tanpa ADHD memiliki kadar feritin serum

yang rendah.

Rerata kadar feritin serum pada anak ADHD juga ditemukan lebih rendah

dibandingkan anak tanpa ADHD (Konofal et al., 2004; Juneja et al., 2010; Lahat et

al., 2011). Sebaliknya, penelitian Millichap et al. (2006) dan Donfrancesco et al.

(2013) menunjukkan kadar feritin serum pada anak ADHD tidak berbeda dengan

kelompok anak bukan ADHD.

Rendahnya kadar feritin serum diketahui memiliki hubungan signifikan dengan

keparahan gejala dari ADHD seperti yang disebutkan Konofal et al. (2004) dan Oner

et al. (2008) dalam penelitiannya. Hal tersebut di atas bertolak belakang dengan

penelitian lainnya (Donfrancesco et al. (2013); Juneja et al. (2010); Millichap et al.

(2006); Lahat et al. (2011)). Cortese et al. (2009) dalam penelitiannya menemukan

hubungan yang signifikan antara kadar feritin serum dengan gangguan tidur pada

anak ADHD. Pemberian efek suplementasi besi pada anak ADHD >12 minggu

memperlihatkan adanya penurunan skor ADHD Rating Scale (Konofal et al., 2004)).
3

Penelitian mengenai kadar besi pada anak ADHD di Indonesia belum banyak

dilakukan. Tumbelaka et al. (2012) dalam penelitiannya menyebutkan kadar feritin

serum tidak berhubungan dengan keparahan gejala ADHD (menggunakan

menggunakan abbreviated corner teacher rating scale ACTRS). Tetapi penelitian

tersebut tidak mengkaji adanya hubungan defisiensi besi dengan ADHD. Seperti kita

ketahui peranan defisiensi besi dalam patofisiologi timbulnya gejala ADHD sampai

saat ini masih kontroversial.

B. Rumusan Masalah

Prevalensi ADHD pada anak semakin meningkat. Berbagai studi yang berbasiskan

populasi dan rumah sakit telah dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko

ADHD. Hubungan defisiensi besi sebagai salah satu faktor risiko terjadinya ADHD

masih merupakan kontrversi. Penelitian untuk mengkaji hubungan defisiensi besi

dengan ADHD pada anak belum pernah dilakukan di Indonesia.

C. Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan antara defisiensi besi dengan terjadinya ADHD pada

anak?

D. Tujuan Penelitian
4

Untuk mengkaji hubungan defisiensi besi dengan terjadinya ADHD pada anak.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan:

1. Bagi profesi kesehatan:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi klinisi dalam

menjelaskan pada orang tua yang memiliki anak ADHD terhadap kemungkinan

terdapatnya hubungan ADHD dengan defisiensi besi.

2. Bagi keilmuan:

Sebagai data awal untuk penelitian-penelitian selanjutnya guna mengembangkan

pengetahuan mengenai defisiensi besi pada anak ADHD.

3. Bagi masyarakat:

Dapat digunakan untuk menjelaskan pentingnya upaya penanganan ADHD

secara komprehensif untuk menghindari dampak yang ditimbulkan, baik medis

maupun sosial.

F. Keaslian Penelitian

Penelusuran komprehensif dilakukan menggunakan Ebsco, Pubmed, American

Academy of Pediatric, dan Cochrane dengan kata kunci: attention

deficit/hyperactivity disorder, children, iron, ferritin, dan sleep disturbances. Peneliti

mendapatkan beberapa penelitian tentang hubungan antara defisiensi besi dengan

ADHD pada anak ADHD. Penelitian tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
5

Tabel 1. Penelitian tentang defisiensi besi ADHD pada anak


No Peneliti Judul Desain Partisipan Hasil
1. Juneja et Iron Deficiency Cross 25 anak ADHD Kadar feritin serum
al., in Indian Sectional usia 6-14 tahun ditemukan rendah
(2010) Children with dan 25 anak pada 92% anak
Attention tanpa ADHD di ADHD (<12 ng/l)
Deficit New Dehli, dan tidak satu pun
Hyperactivity India ditemukan pada anak
Disorder tanpa ADHD. Rerata
(SD) kadar feritin
serum pada anak
ADHD lebih rendah
secara bermakna
dibandingkan anak
tanpa ADHD
(P<0,001)
2 Konofal Iron Deficiency Cross 53 anak usia 4- Kadar feritin serum <
et al., in Children Sectional 14 tahun di 30 ng/mL didapatkan
(2004) with Attention Paris, Prancis. pada 84% anak
Deficit ADHD dan 18%
/Hyperactivity pada anak tanpa
Disorder ADHD
Rerata kadar feritin
serum lebih rendah
pada anak ADHD
(p<0,001) dibanding
anak tanpa ADHD
3. Donfran Iron and Cross 101 anak Anak dengan ADHD
cesco et ADHD: Time Sectional ADHD dan 93 menunjukkan kadar
al., to Move anak tanpa feritin serum lebih
(2013) Beyond Serum ADHD di Italia. rendah dibandingkan
Ferritin Levels anak tanpa ADHD
(OR=0,78; CI
95%=0,44-1,37;
p=0,392)
4.. Cortese Sleep Cross 68 anak ADHD 60% anak ADHD
et al., Disturbances Sectional usia 6-14 tahun mempunyai kadar
(2009) and Serum di klinik anak feritin serum
Feritin Levels dan remaja 45g/l
in Children Universitas
with ADHD Hospital Robert
Debre, Paris.
6

Perbedaan penelitian dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah tempat

penelitian yaitu di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai