Anda di halaman 1dari 4

LO 2 RENCANA PERAWATAN

Setelah drg menentukan diagnosa gigi 11 pasien tersebut yaitu nekrosis pulpa totalis,
maka rencana perawatan yang dipilih berupa perawatan saluran akar yaitu endointrakanal.
Endo intrakanal merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan
yang bersifat irreversibel atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas. Jika
seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh
hasil perawatan yang baik pula. Tahapan perawatan endo intrakal sama dengan perawatan
pulpektomi, perbedaan perawatannya adalah pada pemakaian anastesi, pada perawatan endo
intrakanal tidak memerlukan anastesi karena gigi dalam kondisi non vital.

Indikasi endo intrakanal :


- Nekrosis pulpa totalis

- Kelainan periapikal

- Perlu diperhatikan pula:

- apakah gigi tersebut masih sesuai dengan fungsi estetik/fungsionalnya

- letaknya pada lengkung rahang (tidak mengalami kelainan yang extreme)

- tidak ada kegoyangan lebih dari derajat dua

Kontraindikasi endo intrakanal :


- OH jelek

- Tidak mempunyai nilai estetik / fungsional

- Fraktur dengan arah vertikal

- Mengganggu pertumbuhan gigi tetangga

- Resorbsi interna / eksterna meliputi setengah akar

- pasien diatas 60 tahun yang telah mengalami penyempitan saluran akar

Perawatan saluran akar yang dipilih drg dapat berupa one visit (satu kali kunjungan)
dengan prinsip triad endodontic. Perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap yaitu cleaning and
shaping, medikasi dan obturasi saluran akar. Keuntungan perawatan adalah memperkecil risiko
kontaminasi mikroorganisme dalam saluran akar antar kunjungan, menghemat waktu
perawatan karena tidak dilakukan penggantian medikasi intrakanal tetapi tanpa mengurangi
kualitas hasil perawatan.

LO 3
Asepsis

Di bagi menjadi 3 kelompok :

1. Asepsis lapangan kerja

Asepsis lapangan kerja dapat diperoleh dengan menggunakan isolator karet,penyedot saliva,
pemasangan alat penahan lidah, dan gulungan kapas. Isolator karet berfungsi untuk mencegah
tertelannya instrument endodontic yang digunakan dan melindungi gusi lidah dan pipi dari
trauma.

(a) Rubber dam; (b) Rubber dam frame; (c) Rubber dam puch; (d) Rubber dam puc

2. Asepsis operator

Asepsis bagi operator dapat dilakukan dengan :

a. Membersihkan tangan dengan sabun dan air.

b. Bila perlu memakai sarung tangan yang steril. Sewaktu merawat pasien yang mempunyai
penyakit infeksi, hepatitis, TBC, HIV, maka lebih baik menggunakan sarung tangan yang karet.

c. Menggunakan masker untuk menghindari kontaminasi dari hidung dan tenggorokan


operator.
d. Perhiasan seperti: cincin, gelang, jam tangan harus di buka untuk mencapai keadaan steril
dari hama operator dan sebaiknya operator berkuku pendek.

e. Tangan operator jangan sampai luka pada waktu perawatan atau sesudah perawatan oleh
karena instrument.

3. Asepsis instrument

Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit antara pasien dengan operator atau sebaliknya.
Instrument yang digunakan dalam perawatan dapat disterilkan dengan alat sterilitator.

PREPARASI CAVITY ENTRENCE


Preparasi cavity entrence dapat dimulai dengan menggunakan bur bulat dan diletakkan di atas
singulum pada sudut tegak lurus dengan permukaan enamel gigi lalu dilakukan pengeburan.
Setelah menembus enamel, dilakukan pengeburan dengan longshank dari dentin sampai
menembus ruang pulpa. Kavitas kemudian diirigasi dengan aquades steril untuk membersihkan
serbuk hasil preparasi lalu dikeringkan dengan paperpoint. Selanjutnya mencari orifice dengan
jarum miller/file.

LO 4
Pasak FRC Fiber Reinforced Composit disarankan untuk gigi anterior terutama dengan
saluran akar lebar. Pasak ini bersifat estetis, memiliki modulus elastisitas mendekati dentin
sehingga dapat mengurangi resiko fraktur akar akibat gaya oblik dan lateral yang diterima gigi
Pasak FRC termasuk pasak pasif dengan konfigurasi permukaan pasak yang rata maupun
permukaan pasak yang memiliki groove atau berlekuk untuk menambah retensi.

Insersi mahkota jaket porselin fusi metal dengan pasak Fiber Reinforced Composit
Akbar S. M., 2003. Perawatan Saluran Akar. Pradnya Paramitha, Jakarta, 21-130.
Weine, F.S., 2004. Endodontic Theraphy 6th ed. Mosby Elsevier, St. Louis, 266-311.
Surya T. dan Ema M., 2013. Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan Pada Pulpa Nekrosis
Disertai Restorasi Mahkota Jaket Porselin Fusi Metal dengan Pasak Fiber Reinforced
Composit (Kasus Gigi Insisivus Sentralis Kanan Maksila). UGM Press: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai