Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Ny.

Tr
DENGAN POST LAPARATOMI PERFORASI GASTER
DI RUANG ICU RSUD dr. R. SOETRASNO REMBANG

U KESEHATA
LM N
II

CE
AH TINGG

NDE
KIA UTA
KOL

MA
SE

Disusun oleh

BUCHORI MUSLIM

201703038

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES CENDEKIA UTAMA

KUDUS

2017
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Ny. Tr
DENGAN POST LAPARATOMI PERFORASI GASTER
DI RUANG ICU RSUD dr. R. SOETRASNO REMBANG

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
1 Identitas Klien
Nama : Ny. Tr
Umur : 40 th
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Janda
Alamat : Ds. Ronggo RT 2 RW 4 Kec. Jaken Pati

2 Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. Rasi
Umur : 52 Th
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Hubungan dengan Klien : Kakak kandung
Alamat : Ds. Ronggo RT 2 RW 4 Kec. Jaken Pati

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Nyeri perut
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Pasien rujukan dari dr. Dika P, Sp. B,dengan keluhan perut membesar
sejak rabu malam, mulai hari kamis pagi tidak bias kentut dab tidak
bias BAB, nyeri pada seluruh region perut.

c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


- Sebelumnya Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit sesak nafas atau darah
tinggi

e. Riwayat Alergi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi
C. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway (Terpasang ETT)
Jalan nafas ada secret yang mengumpul.

b. Breathing
Respirasi memakai ventilator, frekuensi nafas mesin 19 x/mnt, irama
teratur.

c. Circulation
Tekanan darah 112/72 mmHg, nadi 96 x/menit, suhu 37 C, akral hangat,
capillary refill < 3 detik, SpO2 95%.

d. Disability

Klien tampak terpasang infus RL 30 tpm dan menggunakan syring pump.

e. Exposure
Keadaan umun lemah dengan tingkat kesadaran : Composmentis, GCS (E4
M6 V (terpasang ETT) ).

D. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesocepal, rambut hitam bergelombang
Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
Hidung : Terpasang NGT
Mulut : bibir kering, sedikit kotor
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan
JVP
Dada : simetris, tidak ada tarikan otot intercosta
Paru :
- I : simetris
- P : pengembangan pada paru maksimal, tidak ada nyeri tekan
- Pe : sonor seluruh lapang paru.
- A : suara napas ronkhi pada seluruh lapang paru.

- Jantung
- I : tidak ada lesi, tampak kembang kempis
- P : tidak ada nyeri tekan
- Pe: redup
- A : suara jantung reguler

- Abdomen
- I : tampak bekas operasi
- A : terdengar bising usus
- P : Nyeri pada perut (bekas Operasi)
- Pe: tympani
- Ekstremitas : tidak terdapat oedem pada ekstremitas atas maupun
bawah,
- Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan

E. PENGKAJIAN NYERI
P : Nyeri pada daerah bekas operasi ditandai dengan pasien
mengangguk jika ditanya tentang nyeri pada bagian tersebut
Q : Kualitas nyeri tidak terukur sehubungan dengan keadaan pasien yang
lemah dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik
R : Nyeri pada daerah bekas operasi
S : Tidak ada tanda pasien mengalami nyeri hebat ditandai dengan
Hemodinamika stabil pasien tidak menyeringai dengan skala nyeri (3)
T : Tidak dapat dikaji

F. PENGKAJIAN RSIKO JATUH (MORSE FALL SCALE)


ITEM SKALA SKOR
1 Ada riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir
o Tidak 0 0
o Ya 25
2 Diagnosis skunder
o Tidak 0 15
o Ya 15
3 Alat bantu gerak :
Tanpa alat bantu/bedrest/bantuan perawat 0
Walker/kruk/tongkat 15 0
Mebel (kursi/meja dll) 30
4 Terapi IV/memakai Heparin/pengencer darah
o Tidak 0 20
o Ya 20
5 Cara berjalan/berpindah tempat
Normal/bedrest/kursi roda 0
Lemah 10 0
Terganggu 20
6 Status mental
Orientasi baik 0 0
Disorientasi 15
SKOR TOTAL 35

Keterangan
0-24 Resiko Rendah
25-45 Resiko sedang
> 45 Resiko tinggi

G. Pemeriksaan laboratorium (22 April 2017)


1. HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,2 g/dl 11.7-15.5
Leukosit 20,3 3.6-11.0
Eritrosit 4.3 4.0-5.2
Hematokrit 28.2 35-47
Trombosit 274 150-400

2. KIMIA KLINIK
GDS 110 70-115
Ureum 106.5 10-50
Kreatinin 1.73 0.5-0.9
Albumin 2.73 3.4-4.8
Natrium 141.8 135-147
Kalium 4.06 3.5-5
Chlorida 107.9 98-108

H. Pemeriksaan EKG (21 April 2017)


Sinus Rhithm.

I. Terapi Medis
Terpasang infus pump RL 30 Tpm
Transfusi PRC 2 Kolf
Terapi per oral
- Tidak ada
Manajemen Ventilator
Section rutin
Syiring pump
- Tidak ada
Injeksi
- Ceftriaxone 1gr/12 jam
- Metronidazole 500mg/8 jam
- Tramadol 3x1 amp
- Ranitidin 50 mg / 12 jam
- Lasix 2x1 amp
Diet : Air gula 4 x 50 cc
J. Analisa Data
No Hari/Tgl/jam Data Problem Etiologi
1 Sabtu DS : -
22/04/2017 DO :
14.15 WIB Post Op Laparatomi Ventilasi Kurangnya
dengan gangguan Spontan kemampuan
Ventilasi spontan terganggu fisiologis
Pasien terpasang
Ventilator tubuh untuk
Hemodinamika: T.
rehabilitasi
112/72, HR. 96x/mt,
post
RR 19x/mt, SpO2
pemberian
95%
obat anestesi,
Kelemahan
otot
pernafasan
2 22/04/2017 DS : - Bersihan jalan Pengumpulan
14.15 WIB DO :
nafas tidak secret di jalan
Terdapat sekret
efektif nafas
Akumulasi sekret di
jalan nafas
Terdengar bunyi
nafas tambahan
Auskultasi paru
terdengar ronchi
N : 96 X/menit
RR : 19 X/menit
Kesadaran
Composmentis

3 Sabtu DS : - Gagal Kurangnya


22/04/2017 DO :
weaning kemampuan
14.00 WIB Pasien terpasang
fisiologis
Ventilator
Hemodinamika: T. tubuh untuk
112/72, HR. 96x/mt, rehabilitasi
RR 19x/mt, SpO2 post
95% pemberian
Klien tampak sesak
obat anestesi
nafas dan gelisah
Kelemahan
saat dicoba weaning
otot-otot
respirasi
II. Diagnosa keperawatan
No. Tgl/jam Diagnosa keperawatan Prioritas
Dx
1 22/04/2017 Gangguan Ventilasi spontan berhubungan 1
14.15 wib
dengan Kurangnya kemampuan fisiologis
tubuh untuk rehabilitasi post pemberian
obat anestesi, Kelemahan otot pernafasan
2 22/04/2017 Bersihan jalan nafas tidak efektif 2
14.15 wib
berhubungan dengan Pengumpulan secret
di jalan nafas
3. 22/04/2017 Gagal weaning berhubungan dengan 3
15.00 wib
Kurangnya kemampuan fisiologis tubuh
untuk rehabilitasi post pemberian obat
anestesi Kelemahan otot-otot respirasi

III. NCP
RENCANA
Tgl. Diagnosa Tujuan & kriteria Intervensi Rasional Ttd
Jam hasil Nama
22/4/ Gangguan Setelah dilakukan 1. Posisikan pasien 1. Untuk
2017 Ventilasi spontan tindakan semi fowler memaksimalkan
14.15 berhubungan keperawatan selama potensial
WIB dengan 3 x 24 jam pasien ventilasi
menunjukkan 2. Auskultasi suara
Kurangnya
keefektifan pola nafas, catat hasil
kemampuan
nafas, dengan penurunan daerah 2. Memonitor
fisiologis tubuh kriteria hasil: ventilasi atau tidak kepatenan jalan
untuk rehabilitasi adanya suara napas
post pemberian NOC Label : adventif
obat anestesi, Respiratory
Kelemahan otot Status: Airway Monitor pernapasan
pernafasan patency dan status oksigen Memonitor respirasi
yang sesuai dan keadekuatan
1. Frekuensi, oksigen
irama, NIC Label :
kedalaman Respiratory
pernapasan Monitoring
dalam batas
normal 1. Monitor kecepatan,
2. Tidak ritme, kedalaman
menggunakan dan usaha pasien
otot-otot bantu
pernapasan saat bernafas
2. Catat pergerakan
NOC Label : dada, simetris atau
Vital Signs tidak, menggunakan
Tanda Tanda vital otot bantu
dalam rentang pernafasan
normal (tekanan
darah, nadi, 3. Monitor suara nafas
pernafasan) (TD seperti snoring
120-90/90-60
mmHg, nadi 80-100 Monitor pola nafas:
x/menit, RR : 18-24 bradypnea,
x/menit, suhu 36,5 tachypnea,
37,5 C) hiperventilasi,
respirasi kussmaul,
respirasi cheyne-
stokes
22/4/ Bersihan jalan Setelah dilakukan 1. Auskultasi bunyi 1. Mengevaluasi
2017 nafas tidak efektif tindakan nafas tiap 2-4 jam keefektifan
14.15 berhubungan keperawatan atau bila diperlukan bersihan jalan
WIB dengan selama 1 x 24 jam nafas
Pengumpulan menunjukkan jalan 2. Lakukan 2.
secret di jalan nafas paten, penghisapan bila
nafas ventilasi efektif terdengar ronchi
dengan kriteria dengan cara :
hasil : - Jelaskan pada klien - Meningkatkan
1. Menunjukkan & keluarga tentang pengertian
jalan nafas tujuan dari sehingga
yang paten : tindakan memudahkan
RR : 12-20 x/ penghisapan klien
menit berpartisipa
2. Tidak ada - Berikan oksigenasi - Memberi
suara nafas dengan O2 100 % cadangan
tambahan sebelum dilakukan oksigen untuk
3. Tidak ada penghisapan, menghindari
dipsnea, minimal 4 5 x hypoxia
sianosis pernafasan
4. Menunjukkan - Perhatikan teknik - Mencegah
ventilasi aseptik, gunakan infeksi
adekuat sarung tangan nosokomial
5. Ekspansi steril, kateter
dinding dada penghisap steril
simetris - Masukkan kateter - Aspirasi lama
6. Tidak ada ke dalam selang dapat
cuping ETT dalam keadaan menyebabkan
hidung, tidak menghisap, hypoksia karena
retraksi lama penghisapan tindakan
dinding dada tidak lebih 10 detik penghisapan
- Atur tekanan akan
penghisap tidak mengeluarkan
lebih 100-120 sekret dan
mmHg oksigen
- Lakukan oksigenasi - Tekanan negatif
lagi dengan O2 yang berlebihan
100% sebelum dapat merusak
melakukan mukosa jalan
penghisapan nafas
berikutnya - Memberikan
- Lakukan cadangan
penghisapan oksigen dalam
berulang-ulang paru
sampai suara nafas - Menjamin
bersih kefektifan jalan
nafas
3. Membantu
mengencerkan
sekret
3. Pertahankan suhu
humidifier tetap
hangat ( 35 37,8 C)
22/4/ Gagal weaning Setelah dilakukan 1. Atur posisi tidur 1. Memaksimalkan
2017 berhubungan tindakan untuk ventilasi
14.15 dengan keperawatan memaksimalkan 2. Memandirikan
WIB Kurangnya selama 1x1 jam ventilasi klien utk
kemampuan diharapkan 2. Latih weaning ventilasi
fisiologis tubuh ventilasi adekuat 3. Jaga kepatenan spontan secara
untuk rehabilitasi tanpa bantuan jalan nafas mandiri
post pemberian Ventilator tanda 4. Kaji tanda- tanda 3. Memonitor
obat anestesi vital stabil, dengan vital dan adanya perkembangan
Kelemahan otot- kriteria hasil : sianosis weaning
otot respirasi 1. Pasien dapat 5. Pertahankan 4. Memonitor
bernafas pemberian O2 perkembangan
spontan sesuai kebutuhan klien
mandiri tanpa 6. Kaji adanya 5. Membantu
gangguan penurunan memenuhi
Sesak nafas ventilasi kebutuhan
2. Ekspirasi dada 7. Kaji adanya bunyi oksigen dalam
simetris nafas tambahan tubuh
3. Tidak ada 8. Kolaborasikan 6. Bertindak cepat
penggunaan dengan tim medis : jika ada
otot bantu untuk pemberian kelainan
pernafasan oksigen, 7. Mengkaji
4. Tidak ada pemasangan alat efektifitas jalan
bunyi nafas bantu pernafasan, nafas
tambahan nebulizer, dan 8. Memaksimalkan
5. Tanda-tanda fisioterapi dada kerjasama tim
vital dalam kesehatan
batas normal :
S : 36-37OC
N:80-85X/mnt
R:16-20X/mnt
IV. TINDAKAN KEPERAWATAN

No Hari/Tgl Jam Implementasi Respon Paraf


Dx
1 Sabtu 15.00 1. Memposisikan pasien semi S:
22/4/2017 WIB fowler O:
o Pasien tampak nyaman
2. Melakukan Auskultasi suara
nafas dengan posisi tidur semi
fowler
3. Monitor pernapasan dan o Terdapat suara Ronchi
status oksigen yang sesuai o RR. 19x/mt kedalaman
4. Memonitor kecepatan, ritme, nafas normal
kedalaman dan usaha pasien o Pergerakan dada simetris
saat bernafas

5. Mencatat pergerakan dada


2 Sabtu 15.00 1. Melakukan Auskultasi S:
22/4/2017 WIB bunyi nafas tiap 2-4 jam O:
atau bila diperlukan o RR 19x/mt
2. Melakukan penghisapan o Terdegar suara Ronchi
bila terdengar ronchi saat auskultasi
dengan cara : o Tidak ada dispnea dan
- Menjelaskan pada klien & tidak ada sianosis
keluarga tentang tujuan o Ventilasi adekuat dengan
dari tindakan penghisapan bentuan alat Ventilator
- Memerikan oksigenasi o Ekspansi dinding dada
dengan O2 100 % sebelum simetris
dilakukan penghisapan, o Tidak ada pernafasan
minimal 4 5 x pernafasan cuping hidung dan retraksi
- Memerhatikan teknik dinding dada
aseptik, gunakan sarung
tangan steril, kateter
penghisap steril
- Memasukkan kateter ke
dalam selang ETT dalam
keadaan tidak menghisap,
lama penghisapan tidak
lebih 10 detik
- Mengatur tekanan
penghisap tidak lebih 100-
120 mmHg
- Melakukan oksigenasi lagi
dengan O2 100% sebelum
melakukan penghisapan
berikutnya
- Melakukan penghisapan
berulang-ulang sampai
suara nafas bersih

3. Pertahankan suhu
humidifier tetap hangat
( 3537,8 C)
3 Sabtu 16.00 1. Mengatur posisi tidur untuk S:
22/4/2017 WIB memaksimalkan ventilasi O:
2. Melatih weaning o RR 19x/mt
3. Menjaga kepatenan jalan o Setelah dicoba weaning
nafas selama pasien tidak kuat
4. Mengkaji tanda- tanda vital terjadi tanda tanda
dan adanya sianosis penurunan ventilasi (PCO2
5. Mempertahankan 70 %)
pemberian O2 sesuai
kebutuhan
6. Mengkaji adanya
penurunan ventilasi
7. Mengkaji adanya bunyi
nafas tambahan
8. Melakukan Kolaborasikan
dengan tim medis : untuk
pemberian oksigen,
pemasangan alat bantu
pernafasan, nebulizer, dan
fisioterapi dada

No Hari/Tgl Jam Implementasi Respon Paraf


Dx
1 Minggu 10.00 1. Memposisikan pasien semi S:
23/4/2017 WIB fowler O:
o Pasien tampak nyaman
2. Melakukan Auskultasi suara
nafas dengan posisi tidur semi
fowler
3. Monitor pernapasan dan o Terdapat suara Ronchi
status oksigen yang sesuai o RR. 19x/mt kedalaman
4. Memonitor kecepatan, ritme, nafas normal
kedalaman dan usaha pasien o T. 157/92 mmHg, SPO2
saat bernafas 98%
o Pergerakan dada simetris
5. Mencatat pergerakan dada
2 Minggu 10.00 1. Melakukan Auskultasi S:
23/4/2017 WIB bunyi nafas tiap 2-4 jam O:
atau bila diperlukan o RR 19x/mt
2. Melakukan penghisapan o Terdegar suara Ronchi
bila terdengar ronchi saat auskultasi
dengan cara : o Tidak ada dispnea dan
- Menjelaskan pada klien & tidak ada sianosis
keluarga tentang tujuan o Ventilasi adekuat dengan
dari tindakan penghisapan bentuan alat Ventilator
- Memerikan oksigenasi o Ekspansi dinding dada
dengan O2 100 % sebelum simetris
dilakukan penghisapan, o Tidak ada pernafasan
minimal 4 5 x pernafasan cuping hidung dan retraksi
- Memerhatikan teknik dinding dada
aseptik, gunakan sarung
tangan steril, kateter
penghisap steril
- Memasukkan kateter ke
dalam selang ETT dalam
keadaan tidak menghisap,
lama penghisapan tidak
lebih 10 detik
- Mengatur tekanan
penghisap tidak lebih 100-
120 mmHg
- Melakukan oksigenasi lagi
dengan O2 100% sebelum
melakukan penghisapan
berikutnya
- Melakukan penghisapan
berulang-ulang sampai
suara nafas bersih

3. Pertahankan suhu
humidifier tetap hangat
( 3537,8 C)
3 Minggu 11.00 1. Mengatur posisi tidur untuk S:
23/4/2017 WIB memaksimalkan ventilasi O:
2. Melatih weaning o RR 19x/mt
3. Menjaga kepatenan jalan o Setelah dicoba weaning
nafas selama pasien tidak kuat
4. Mengkaji tanda- tanda vital terjadi tanda tanda
dan adanya sianosis penurunan ventilasi (PCO2
5. Mempertahankan 70 %)
pemberian O2 sesuai
kebutuhan
6. Mengkaji adanya
penurunan ventilasi
7. Mengkaji adanya bunyi
nafas tambahan
8. Melakukan Kolaborasikan
dengan tim medis : untuk
pemberian oksigen,
pemasangan alat bantu
pernafasan, nebulizer, dan
fisioterapi dada
No Hari/Tgl Jam Implementasi Respon Paraf
Dx
1 Senin 14.30 6. Memposisikan pasien semi S:
24/4/2017 WIB fowler O:
o Pasien tampak nyaman
7. Melakukan Auskultasi suara
nafas dengan posisi tidur semi
fowler
8. Monitor pernapasan dan o Terdapat suara Ronchi
status oksigen yang sesuai o RR. 19x/mt kedalaman
9. Memonitor kecepatan, ritme, nafas normal
kedalaman dan usaha pasien o T. 157/93 mmHg, SPO2:
saat bernafas 90%
o Pergerakan dada simetris
10. Mencatat pergerakan dada
2 Senin 14.30 4. Melakukan Auskultasi S:
24/4/2017 WIB bunyi nafas tiap 2-4 jam O:
atau bila diperlukan o RR 19x/mt
5. Melakukan penghisapan o Terdegar suara Ronchi
bila terdengar ronchi saat auskultasi
dengan cara : o Tidak ada dispnea dan
- Menjelaskan pada klien & tidak ada sianosis
keluarga tentang tujuan o Ventilasi adekuat dengan
dari tindakan penghisapan bentuan alat Ventilator
- Memerikan oksigenasi o Ekspansi dinding dada
dengan O2 100 % sebelum simetris
dilakukan penghisapan, o Tidak ada pernafasan
minimal 4 5 x pernafasan cuping hidung dan retraksi
- Memerhatikan teknik dinding dada
aseptik, gunakan sarung
tangan steril, kateter
penghisap steril
- Memasukkan kateter ke
dalam selang ETT dalam
keadaan tidak menghisap,
lama penghisapan tidak
lebih 10 detik
- Mengatur tekanan
penghisap tidak lebih 100-
120 mmHg
- Melakukan oksigenasi lagi
dengan O2 100% sebelum
melakukan penghisapan
berikutnya
- Melakukan penghisapan
berulang-ulang sampai
suara nafas bersih

6. Pertahankan suhu
humidifier tetap hangat
( 3537,8 C)
3 Senin 16.00 9. Mengatur posisi tidur untuk S:
24/4/2017 WIB memaksimalkan ventilasi O:
10. Melatih weaning o RR 19x/mt
11. Menjaga kepatenan o Setelah dicoba weaning
jalan nafas selama pasien tidak kuat
12. Mengkaji tanda- tanda terjadi tanda tanda
vital dan adanya sianosis penurunan ventilasi (PCO2
13. Mempertahankan 70 %)
pemberian O2 sesuai
kebutuhan
14. Mengkaji adanya
penurunan ventilasi
15. Mengkaji adanya
bunyi nafas tambahan
16. Melakukan
Kolaborasikan dengan tim
medis : untuk pemberian
oksigen, pemasangan alat
bantu pernafasan,
nebulizer, dan fisioterapi
dada

V. Evaluasi Sumatif
No Hari/Tgl Jam Evaluasi Paraf
Dx
Selasa 15.00 S:-
25/4/2017 WIB O:
Pernafasan klien tampak stabil, Ronchi masih
terdengar degan Auskultasi, klien terpasang
ventilator, SPO2 : 100%, N. 154x/mt, T. 135/89
mmHg, RR: 26x/mt, kesadaran : Composmentis (E4,
M6, Vterpasang ET)
1
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor Ventilator secara periodic
- Jaga kepatenan jalan nafas
- Lakukan suction periodik
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan
terapi nebulizer
Minggu 13.00 S:-
23/4-2017 WIB O:
Pernafasan klien tampak stabil, Ronchi masih
terdengar degan Auskultasi, klien terpasang
ventilator, SPO2 : 98%, N. 93x/mt, T. 163/94 mmHg,
RR: 19x/mt kesadaran : Composmentis (E4, M6,
Vterpasang ET)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Jaga kepatenan jalan nafas
- Lakukan suction periodic
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan
terapi nebulizer
Senin 13.00 S:-
24/4/2017 WIB
O:
Pernafasan klien tampak stabil, Ronchi masih
terdengar dengan Auskultasi, klien terpasang
ventilator, SPO2 : 90%, N. 93x/mt, T. 157/92 mmHg,
RR: 25x/mt kesadaran : Composmentis (E4, M6,
Vterpasang ET)
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Jaga kepatenan jalan nafas
- Lakukan suction periodic
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan
terapi nebulizer
2
Selasa 15.00 S:-
25/4/2017 WIB
O:
Pernafasan klien tampak stabil, Ronchi masih
terdengar dengan Auskultasi, klien terpasang
ventilator, SPO2 : 100%, N. 154x/mt, T. 135/89
mmHg, RR: 26x/mt kesadaran : Composmentis (E4,
M6, Vterpasang ET)
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Jaga kepatenan jalan nafas
- Lakukan suction periodic
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan
terapi nebulizer
3 Sabtu 16.00 S:-
22/4/2017 WIB O:
Pernafasan klien tampak stabil, Ronchi masih
terdengar degan Auskultasi, klien terpasang
ventilator, SPO2 : 90%, kesadaran : Composmentis
(E4, M6, Vterpasang ET)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Latih Weaning periodic
- Monitor Ventilator secara periodic
- Jaga kepatenan jalan nafas
- Lakukan suction periodic
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan
terapi nebulizer
13.00 S:-
WIB O:
Minggu Pernafasan klien tampak stabil, Ronchi masih
23/4/2017 terdengar degan Auskultasi, klien terpasang
ventilator, SPO2 : 90%, kesadaran : Composmentis
(E4, M6, Vterpasang ET)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Latih Weaning periodic
- Monitor Ventilator secara periodic
- Jaga kepatenan jalan nafas
- Lakukan suction periodic
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan
terapi nebulizer
13.00 S:-
WIB O:
Senin Pernafasan klien tampak stabil, Ronchi masih
24/4/2017 terdengar degan Auskultasi, klien terpasang
ventilator, SPO2 : 90%, kesadaran : Composmentis
(E4, M6, Vterpasang ET)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Latih Weaning periodic
- Monitor Ventilator secara periodic
- Jaga kepatenan jalan nafas
- Lakukan suction periodic
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan
terapi nebulizer
Selasa 15.00 S:-
25/4/2017 WIB O:
Pernafasan klien tampak stabil, Ronchi masih
terdengar degan Auskultasi, klien terpasang
ventilator, SPO2 : 100%, N. 154x/mt, T. 135/89
mmHg, RR: 26x/mt, kesadaran : Composmentis (E4,
M6, Vterpasang ET)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Latih Weaning periodic
- Monitor Ventilator secara periodic
- Jaga kepatenan jalan nafas
- Lakukan suction periodic
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan
terapi nebulizer

Anda mungkin juga menyukai