Publikas Aari PDF
Publikas Aari PDF
NASKAH PUBLIKASI
Pendidikan Geografi
Disusun oleh:
1
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi atau tugas akhir :
NIK : 800
Telah membaca dan mengamati naskah artikel publikasi ilmiah yang merupakan
ringkasan (tugas akhir) dari mahasiswa :
Surakarta,2014
Pembimbing,
2
PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT
DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG
KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui (1) Tingkat ketahanan Desa Lorog
dalam menghadapi bencana terkait peran yang telah diberikan pemerintah desa,
mengetahui. (2) Tingkat Ancaman dan Risiko Bencana Kekeringan Meteorologis
di Desa Lorog Kecamatan Tawangsari dan (3) Mengetahui Kesiapsiagaan
Masyarakat Desa Lorog dalam menghadapi Bencana Kekeringan. Populasi dalam
mencari tingkat ketahanan Desa Lorog dalam menghadapi bencana terkait peran
yang telah diberikan pemerintah desa adalah seluruh Aparat Pemerintah Desa
Lorog yang berjumlah 10 orang, sedangkan populasi untuk kesiapsiagaan 1483
KK dengan sampel yang di ambil sebanyak 94 KK dengan teknik pengambilan
sampel adalah teknik claster randem sampling. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi, observasi, dan angket. Uji pra syarat
yang dipakai yaitu uji validitas dan reabilitas. Hasil penelitian menyimpulkan: (1)
Ketahanan Desa Lorog dalam menghadapi bencana tampak dari peran yang telah
diberikan pemerintah desa tergolong dalam tingkat Desa Tangguh Bencana
Pratama. (2) Tingkat risiko bencana kekeringan di Desa Lorog dalam kategori
kelas tinggi. (3) Kesiapsiagaan masyarakat Desa Lorog dalam menghadapi
bencana kekeringan relatif siap dengan jawaban responden yang cenderung
mengarah pada jawaban benar dengan persentase sebesar 68,03%.
4
ekonomi dan lingkungan pemerintah desa meliputi kepala desa
(Pengenalan Karakteristik Bencana dan perangkat desa/pamong desa.
dan Upaya Mitigasinya di Indonesia
Kesiapsiagaan merupakan
dalam BAKORNAS PB, 2007).
kegiatan yang menunjukan tingkat
Manajemen Bencana (Disaster efektivitas respons terhadap bencana
Management) adalah ilmu secara keseluruhan. Kesiapsiagaan
pengetahuan yang mempelajari masyarakat merupakan bagian dari
bencana beserta segala aspek yang pengurangan risiko bencana.
berkaitan dengan bencana, terutama (Pasti,2009).
risiko bencana dan bagaimana
3. METODE PENELITIAN
menghindari risiko bencana
(Nurjanah, R. Sugiharto, Dede Penelitian ini dilakukan di
Kuswanda Siswanto BP, Adi Desa Lorog Kecamatan Tawangsari
Koesoemo.2012) Kabupaten Sukoharjo pada bulan
Nopember sampai Januari 2014.
Menurut Pedoman Umum
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Populasi, sampel dan sampling
dalam Peraturan Kepala BNPB no 1 untuk Peran Pemerintah mengambil
Tahun 2012. Pasal 4 undang-undang seluruh Aparat Pemerintah Desa
No. 24/2007 tentang Penanggulangan Lorog yang berjumlah 10 orang.
Bencana menyatakan bahwa Populasi dalam Kesiapsiagaan
penanggulangan bencana bertujuan Bencana Kekeringan dalam
untuk melindungi masyarakat dari penelitian ini adalah Masyarakat
ancaman bencana. Peraturan Kepala Desa Lorog yang berdasarkan KK
BNPB no 3 Tahun 2008 tentang dengan jumlah 1483 KK dengan
Pedoman Pembentukan Badan sampel 94 yang pengambilan datanya
Penanggulangan Bencana Daerah, dengan menggunakan teknik cluster
menetapkan bahwa pemerintah random sampling dengan
daerah bertanggung jawab untuk memasukan proxy bangunan untuk
melindungi masyarakat dari ancaman menentukan jumlah sampling pada
dan dampak bencana. Terkait dengan kelompok kerentanan sedang.
5
Variabel dalam penelitian ini 3. Analisis Kesiapsiagaan
adalah sebagai berikut: (1). Masyarakat Desa Lorog terhadap
Ketangguhan Desa Lorog dalam Bencana Kekeringan.
menghadapi bencana terkait peran 4. HASIL PENELITIAN DAN
pemerintah desa. (2). Kesiapsiagaan PEMBAHASAN
masyarakat. (3). Tingkat ancaman
Desa Lorog terletak di
dan tingkat risiko bencana
Kecamatan Tawangsari Kabupaten
kekeringan.
Sukoharjo, berdasarkan letak
Pengumpulan data dalam astronomis desa ini terletak pada titik
penelitian ini dengan menggunakan koordinat 74431,9LS-
teknik kuesioner (angket), observasi 74512,1LS dan 1104643,3BT-
dan dokumentasi. 110482,6BT. Desa Lorog
memiliki batas dengan daerah-daerah
Pengujian instrumen penelitian
lain, diantaranya sebagai berikut:
ini dilakukan dengan uji validitas dan
sebelah barat berbatasan dengan
reliabilitas dengan meksud
Desa Garajekan dan Desa
memenuhi persyaratan untuk
Watubonang, sebelah utara
melekukan sebuah penelitian.
berbatasan dengan Desa Keteguhan,
Teknik analisis data yang sebelah timur berbatasan dengan
digunakan dalam penelitian ini Kecamatan Bulu dan sebelah selatan
adalah teknik deskriptif kuantitatif berbatasan dengan Desa
sebagai berikut: Pundungrejo.
pengkajian risiko,
Adanya upaya-upaya awal
manajemen risiko, dan
untuk menyusun dokumen
pengurangan kerentanan,
perencanaan PRB, seperti
seperti Dukuh Gupakan
adanya bantuan-bantuan
yang setiap musim kemarau
berupa dana yang diberikan
selalu mengalami
pada dukuh tertentu untuk
kekeringan, maka
membuat sumur-sumur atau
pemerintah selalu
tampungan air guna
menyediakan air bersih dan
mengantisipasi kekeringan.
memperdalam sumur-sumur
8
untuk mengantisipasi Berdasarkan penggabungan
kedua indeks tersebut di atas
kekeringan.
diperoleh bahwa, Desa Lorog
Adanya upaya-upaya awal memiliki tingkat ancaman
bencana kekeringan sedang.
untuk meningkatkan
Indeks Kerugian di Desa
kapasitas kesiapsiagaan dan
Lorog termasuk dalam kelas
tanggap bencana.
tinggi. Pengukuran didasarkan
pada luas lahan produktif
B. Tingkat Ancaman dan Risiko
286,55Ha yang per Ha-nya lebih
Tingkat ancaman Desa dari 200 juta rupiah dan kontribusi
Lorog diperoleh dari perhitungan PDDB sebesar 957,5 juta rupiah
Indeks Ancaman Kekeringan yang artinya tinggi. Tingkat
BMKG Stasiun Klimatologi Kerugian diperoleh dari
Semarang yang menyatakan Desa penghitungan dengan matriks
Lorog masuk dalam kelas rendah seperti Gambar 4. Di bawah ini:
dan perhitungan indeks penduduk
terpapar yang diperoleh dari
Daftar Isian Potensi Desa Lorog
Tahun 2009 dengan nilai
kerentanan sosialnya 0,8967 yang
Titik temu
artinya tinggi.
Berdasarkan perhitungan
tingkat kerugian Desa Lorog atas
bencana kekeringan tersebut
Gambar 2. Matriks Tingkat
Ancaman diperoleh titik temu pada metriks
Sumber: Hasil Penelitian yang menunjukan, bahwa Desa
9
Lorog masuk Tingkat Kerugian Penentuan tingkat risiko
Tinggi. diperoleh dengan penggabungan
tingkat kerugian dan tingkat
Indeks Kapasitas di Daerah
kapasitas, sehingga diperoleh
Kabupaten Sukoharjo semua
tingkat risiko bencana kekeringan
sama, tidak terkecuali Desa Lorog
di Desa Lorog tinggi.
yang berada di Kecamatan
Tawangsari. Berdasarkan Angket
yang disebar pada personil BPBD
Kabupaten Sukoharjo diperoleh
35 jawaban YA dari 88 soal dan
berdsarkan penghitungannya Titik temu
diperoleh hasil, bahwa Desa
Lorog memiliki indeks kapasitas Gambar 5. Matriks Tingkat Risiko
Bencana
rendah.
Sumber: Hasil Penelitian
C. Kesiapsiagaan Masyarakat
1. Kesiapsiagaan Masyarakat
Daerah Kerawanan Rendah
Titik temu
Tabel 2. Hasil Data Kesiapsiagaan
Daerah Kerawanan Rendah
Gambar 4. Matriks Tingkat
Kapasitas
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan penghitungan
tingkat kapasitas diperoleh titik
temu pada metriks yang
menunjukan, bahwa Desa Lorog
masuk Tingkat Kapasitas
Tinggi.
Suber: Hasil Penelitian
10
Berdasarkan Tabel 2 dapat terjadi di Desa Lorog disebabkan
disimpulkan, bahwa Masyarakat oleh faktor dari alam dan ulah
Desa Lorog dalam kelas manusia sebesar 25%, adanya
kerawanan rendah ini relatif baik, alokasi dana dari pemerintah desa
karena responden cenderung terkait bencana kekeringan (yang
menyatakan sangat benar dengan sudah dibuktikan dengan
pernyataan: dalam 5 tahun pemberian air bersih dan
terakhir mengalami kekeringan pemberian bahan pangan/raskin)
sebesar 57%, kekeringan sebesar 34%, tersedianya bantuan
menyebabkan meruginya petani air bersih dari pemerintah saat
dan usaha lainnya sebesar 62%, puncak kekeringan sebesar 37%,
sudah adanya sistem peringatan tersedia bantua/kredit usaha tani
dari pemerintah desa (seperti (dalam kelompok tani) sebesar
sebelum adanya musim kemarau 44%, adanya mekanisme
saluran irigasi akan dihentikan persediaan air dan pangan sebesar
sehingga petani tidak dapat 29%, dan sudah melakukan upaya
bertanam padi) sebesar 49%, pola mengatasi kekeringan dengan
tanam yang diterapkan di Desa embung, sumur resapan,
Lorog selalu sama setiap tahun penghijauan dan pompanisasi
(padi terus-menerus atau palawija sebesar 51%, serta pemerintah
terus-menerus) sebesar 85%, jarak berperan penting dalam
rumah dengan sumur kurang dari kesiapsiagaan masyarakat
500 meter sebesar 47% dan terhadap bencana kekeringan
adanya pembangunan tampungan sebesar 32% dan intansi
air sebesar 62%. Responden pemerintah bertanggung jawab
cenderung menyatakan benar dalam tingkat kesiapsiagaaan
dengan pernyataan sebagai masyarakat sebesar 31%.
berikut: kekeringan dapat
Berdasarkan jawaban sangat
menyebabkan petani merugi
benar dan benar dapat diketahui,
bahkan kehilangan mata pencarian
bahwa Desa Lorog dalam kelas ini
sebesar 44%, kekeringan yang
11
sudah memiliki pengetahuan dan karena responden cenderung
ketersediaan informasi, praktik/ menyatakan sangat benar dengan
mekanisme pencegahan/mitigasi, pernyataan sebagai berikut: dalam
praktik/mekanisme keadaan 5 tahun pernah mengalami
darurat dan rehabilitasi, dan kekeringan sebesar 69%,
peraturan; sehingga Masyarakat kekeringan merugikan usaha
Desa Lorog (Dukuh Kintelan, petani dan lainnya bahkan
Langkap, Ledog, Lorog, kehilangan mata pencarian
Purworejo, Rejosari, Tompe, sebesar 63%, sudah tersedianya
Karangpung, Pilangrejo dan sistem peringatan bencana dari
Cemetuk) relatif lebih siap dalam pemerintah desa (seperti setiap
menghadapi kekeringan. akan memasuki awal musim
kemaru pemerintah desa
2. Kesiapsiagaan Masyarakat
menginformasikan bahwa saluran
Daerah Kerawanan Sedang
irigasi akan dimatikan, sehingga
Tabel 3. Hasil Data Kesiapsiagaan petani tidak menanam padi)
Daerah Kerawanan Sedang
sebesar 75%, pola tanam yang
diterapkan petani selalu sama
sebesar 94% dan jarak rumah
dengan sumber air kurang dari
500 meter sebesar 50%.
Responden cenderung
menyatakan benar dengan
pernyataan sebagai berikut:
adanya kekeringan menyebabkan
petani merugi sebesar 50%,
15
DAFTAR PUSTAKA
Redaksi. 2012. Meski Sudah Turun Hujan, 642 KK Warga di 3 Kecamatan Masih
kesulitan Air Bersih (Online), http://www.indepnews.com/2012/10/meski-
sudah-turun-hujan-642-kk-warga-di.html. 23 September 2013.