Anda di halaman 1dari 6

Ujian Akhir Semester

Filsafat Ilmu
Semester Ganjil Tahun 2016/2017

Nama : Fitriatul Hasanah


NIM : 1602923

1. Perubahan pola pikir apa yang saudara alami setelah satu semester saudara
mengikuti perkuliahan ini?
Jawab:
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, ilmuan menggunakan cara berfikir
filsafat, yaitu sistematis, radikal, rasional, komprehensif, dan spekulatif. Namun, tidak
hanya ilmuan, ternyata cara berfikir kita pun tanpa kita sadari telah berfilsafat. Seperti
yang saya rasakan setelah satu semester saya mengikuti perkuliahan. Dari ciri pemikiran
filsafat yang telah saya pelajari mempunyai arti besar dalam menumbuhkan sikap kritis
saya terhadap suatu fakta. Sikap kritis ini merangsang otak untuk mengajukan berbagi
pertanyaan terhadap fenomena yang ada, dan pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab
setelah dilakukan pengolahan informasi melalui suatu analisis yang panjang. Sehingga,
saya dituntut untuk lebih mencari kebenaran yang hakiki dari suatu fenomena/kejadian
tanpa langsung saja percaya dengan yang orang lain katakan. Kemudian dengan
mempelajari filsafat ini membuka pola pikir saya untuk dapat melihat sesuatu dari
segala sudut pandang. Sesuatu yang benar dari satu sudut pandang belum tentu benar
dari sudut pandang lainnya, jadi tergantung kita melihat dari sudut pandang manakah
kebenaran itu. Sehingga membuat saya dapat selalu berfikiran positif dalam
menanggapi suatu hal yang terjadi dalam kehidupan saya. Dan setelah saya mempelajari
filsafat, saya lebih menghargai sejarah penemuan ilmu, sehingga saya mengetahui
hakikat dari ilmu itu sendiri dan berdampak pada penanaman konsep ilmu yang baik di
dalam fikiran saya. Dengan begitu, terjadi penghayatan yang mendalam terhadap ilmu
sehingga mudah diterapkan dalam pembelajaran maupun di kehidupan sehari-hari.

2. Bagaimana pandangan saudara mengenai ontologi, epistimologi, dan aksiologi ilmu


kimia dan penerapannya pada pendidikan kimia?
Jawab:
Ontologi diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada. Dalam
kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah
ilmu, bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut, dan bagaimana hubungan
antara objek tadi dengan daya tangkap manusia. Hakekat ilmu kimia adalah bahwa
benda itu bisa mengalami perubahan bentuk, maupun susunan partikelnya menjadi
bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan letak susunan, ini
mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula. Sehingga aspek
ontologi dari ilmu kimia itu sendiri adalah konsep kimia, yang berarti kimia adalah ilmu
yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan serta energi yang
menyertai perubahan suatu materi. Dan aspek selanjutnya adalah objek studi dari ilmu
kimia yaitu zat atau materi.
Epistimologi adalah bagian dari ilmu filsafat yang mempelajari cara memperoleh
dan menyusun suatu ilmu pengetahuan. Sebagian besar konsep, teori, dan hukum kimia
merupakan produk dari proses kritisasi dan analisis fakta yang ada sehingga diperoleh
konsep, teori, dan hukum kimia secara ilmiah. Ilmu kimia didapatkan melalui kegiatan
mengamati, menggolongkan, menafsirkan data, menarik kesimpulan umum, merancang
dan melakukan eksperimen, dan menciptakan teori.
Ilmu kimia dikembangkan oleh ahli kimia untuk menjawab pertanyaan apa dan
mengapa tentang sifat materi yang ada di alam. Pengetahuan yang lahir dari upaya
untuk menjawab pertanyaan apa merupakan suatu fakta bahwa sifat-sifat materi yang
diamati sama oleh setiap orang akan menghasilkan pengetahuan deskriptif yang
diperoleh dengan merancang percobaan dan melakukan eksperimen. Sedangkan
pengetahuan yang lahir untuk menjawab pertanyaan mengapa suatu materi memiliki
sifat tertentu akan menghasilkan pengetahuan yang teoritis. Pengetahuan ini diperoleh
melalui langkah-langkah ilmiah sehingga muncul dan diciptakannya suatu teori. Teori
yang telah ditemukan akan terus dibuktikan oleh peneliti lain demi memperkuat teori
tersebut atau mungkin menyempurnakannya dan teori yang sudah mendekati
sempurnalah yang akan diakui.
Aksiologi adalah bagian dari ilmu filsafat yang mempelajarai tentang nilai atau
kebermanfaatan suatu ilmu. Manfaat dari mempelajari ilmu kimia yaitu: (1) Pemahaman
kita menjadi lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung di
dalamnya. (2) Mempunyai kemampuan untuk mengolah bahan alam menjadi produk
yang lebih berguna bagi manusia. (3) Membantu kita dalam rangka pembentukan sikap.
Namun, perkembangan ilmu kimia juga memberikan dampak negatif bagi
kehidupan manusia karena penyalahgunaan pengetahuan/ilmu yang dilakukan manusia.
Dampak negatif dari ilmu kimia ada karena para pelaku paham konsep dan proses ilmu
yang ditemukan tetapi tidak mempedulikan nilai dari ilmu tersebut, sehingga ilmu yang
ditemukan hanya akan membawa kerugian bagi masyarakat. Oleh karena itu,
pemenuhan aspek ontologi dan epistimologi saja dalam ilmu pengetahuan tidaklah
cukup, namun harus diiringi oleh apek aksiologinya, sehingga ilmu pengetahuan itu
dapat bermanfaat bagi seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini.

Penerapan ontologi, epistimologi, dan aksiologi dalam pendidikan kimia


Ilmu kimia sebagai bagian dari IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan dan fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja (aspek ontologi) tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan (aspek epistimologi) dan bagaimana mempergunakan temuan
tersebut (aspek aksiologi), sehingga dipandang secara mendasar sebagai produk dan
proses. Kimia sebagai produk meliputi konsep, fakta dan prinsip kimia, sedangkan
kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki.
Untuk terciptanya kimia sebagai produk dan proses maka diperlukan pembelajaran
kimia yang dapat memfasilitasi siswa mengembangkan konsep dan keterampilan serta
sikap. Salah satu pembelajaran yang memungkinkan adalah dengan praktikum. Ilmu
kimia merupakan suatu ilmu berlandaskan praktikum yang pengembangan dan
aplikasinya menuntut standar tinggi pada kerja eksperimental.
Praktikum bukan hanya sebagai lingkungan belajar tetapi juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif pada proses penyelidikan, pemecahan
masalah dan inkuiri yang mirip dengan apa yang dikerjakan oleh para ilmuwan.
Diharapkan melalui kegiatan praktikum yang melibatkan siswa secara langsung baik
fisik maupun mental akan berdampak positif terhadap pembentukan pola tindakan yang
selalu didasarkan pada hal-hal yang bersifat ilmiah yang akan membentuk karakter
sains. Sehingga hasil yang lebih baik dari pendidikan akan membawa arti penting dalam
kehidupan yang sesungguhnya di dalam masyarakat. Pada akhirnya hal tersebut akan
membentuk siswa yang berkontribusi positif pada lingkungan dan masyarakat.
3. Bagaimana pengaruh perkembangan pemikiran tentang filsafat ilmu terhadap ilmu
kimia? Ambil satu contoh untuk menjelaskan!
Jawab:
Pemikiran perkembangan tentang filsafat mempengaruhi perkembangan ilmu kimia.
Dimulai dengan pikiran radikal atau bebas seorang ilmuwan terhadap sesuatu secara
mendalam. Pikiran radikal diperoleh dari kemauan dan kemampuan suatu otak untuk
memikirkan sesuatu yang abstrak ataupun empiris. Cara berpikir radikal ini, mempunyai
manfaat yang besar dalam perkembangan dunia kimia, salah satunya mendorong
ilmuwan untuk melakukan perenungan berpikir untuk menemukan kelanjutan dari
pikiran radikalnya. Sehingga banyaknya muncul teori-teori yang diawali oleh berfikir
yang pokok atau fundamental dari suatu fenomena dasar. Contohnya pada penemuan
teori atom.
Teori Atom lahir secara filosofis dari pemikiran para filsuf Yunani. Pertanyaan yang
mendasari lahirnya Teori Atom adalah, Apakah yang membentuk suatu benda?. Ini
merupakan pertanyaan fundamental dalam filsafat alam. Manurut filsuf Yunani, suatu
benda terdiri atas bagian-bagian tertentu yang lebih kecil dan lebih kecil lagi, sehingga
suatu benda memiliki kemampuan untuk dipecah menjadi bagian-bagiannya tanpa
berakhir.
Lalu Leucippus mempertentangkan dan menyatakan bahwa ada batas kemampuan
untuk dibagi, sehingga harus ada bagian yang tidak dapat dibagi lagi. Dan Demokritus
mendukung dan menyempurnakan teori Leucippus dengan mencetus apa yang
dinamakan atom (a: tidak, tomos: dibagi). Jadi atom adalah partikel yang tidak dapat
dibagi lagi. Teori inilah yang merupakan awal mula berkembangnya konsep atom.
Namun, konsep atom ini tidak didukung oleh eksperimen yang meyakinkan, sehingga
tidak dapat diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat. Sehingga
mendorong ilmuwan lainnya untuk membuktikan teori ini secara empirik maupun
eksperimen.
John Dalton (1766 1844) mengemukakan konsep atomnya dengan
hipotesa berdasarkan pada hukum kekekalan massa (Lavoisier) dan
hukum perbandingan tetap (Proust). Gambar 1.
Model atom Dalton
Teori yang diusulkan Dalton adalah sebagai berikut:
a. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-
atom yang identik dan berbeda untuk unsur-unsur yang berbeda.
c. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat
dan sederhana. Misalnya air terdiri dari atom-atom Hidrogen dan Oksigen.
d. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Perkembangan selanjutnya ditemukan kelemahan dari teori atom Dalton. Teori atom
Dalton tidak dapat menerangkan fenomena larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik
adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang menyebabkan terjadinya
daya hantar listrik.
J.J Thomson menjawab kelemahan teori atom Dalton
dengan mengusulkan model atom seperti roti kismis, suatu
bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan
partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat
netral yang berdasarkan pada hasil eksperimennya
Gambar 2.
menggunakan tabung sinar katoda.
Model Atom Thomson
Namun model atom Thomson memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menjelaskan
susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
Rutherford mengemukakan sebuah hipotesis untuk
melengkapi model atom Thomson, yaitu atom tersusun dari
inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom
bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom
yang berdasarkan pada hasil eksperimennya dengan
Gambar 3. Model Atom
menembakkan inti Helium (partikel alpha) ke suatu lapisan Rutherford
emas tipis yang tebalnya hanya beberapa atom. Hipotesis ini juga memiliki kelemahan,
yaitu tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
Perkembangan teori atom terus berlanjut menyusul ditemukannya neutron oleh
James Chadwick. Selanjutnya, Niels Bohr menemukan adanya tingkatan energi dalam
atom yang kemudian menjadi awal lahirnya teori dan model atom mekanika kuantum.
Kelemahan teori Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr yang mengemukakan sebuah
hipotesis yang berbunyi:
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di
dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan ke lintasan
yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi, Gambar 4. Model Atom
Niels Bohr
sehingga energi elektron pada atom itu tidak akan berkurang.
Kelemahan teori atom Bohr adalah tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari
atom berelektron banyak sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna.
Pada tahun 1926, Erwin Schrodinger mengembangkan
model atom mekanika kuantum. Sebelumnya, seorang ahli
dari Jerman, Werner Heissenberg mengembangkan teori
mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip
Gambar 5. Model Atom
ketidakpastian yaitu, tidak mungkin dapat ditentukan
Modern (Mekanika Kuantum)
kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang
dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu pada inti
atom.
Ciri khas model atom mekanika kuantum antara lain: (1) Gerakan elektron memiliki
sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr,
tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital. (2)
Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (3)
Posisi elektron sejauh 0,259 A dari inti H menurut Bohr bukanlah sesuatu yang pasti,
tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron pada jarak itu.
Kelemahan model atom modern adalah bahwa persamaan gelombang Schrodinger
hanya dapat diterapkan secara eksak untuk atom berelektron tunggal. Pada tahun 1964,
seorang ahli fisika dari Amerika Serikat Murray Gell-Mann mengemukakan bahwa
proton dan neutron terdiri atas bagian yang lebih kecil lagi yang dinamakan quark.
Pengertian bahwa quark adalah bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi suatu
saat mungkin saja akan ditumbangkan oleh teori yang baru, dan sejarah mungkin akan
terulang kembali. Maka pada hakikatnya, teori atom dapat disimpulkan sebagai materi
yang bersifat abstrak yang keberadaannya masih bersifat hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai