Anda di halaman 1dari 6

Nama Peserta: dr.

Ahmad Ibrahim Rum


Nama Wahana: RSUD Prof.dr.H.M.Anwar Makkatutu
Topik: Vulnus Laceratum (regio paravertebra + antebrachi)
Tanggal (Kasus): 07 Januari 2015
Nama Pasien: Tn. F No. RM: 065894
Tanggal Presentasi: 12 Februari 2015 Pendamping: dr. Rahmaniar
Tempat Presentasi: RSUD Prof.dr.H.M.Anwar Makkatutu
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Pasien laki-laki, 33 tahun, datang ke UGD RSUD Prof.dr.H.M.Anwar Makkatutu dengan
keluhan luka pada daerah punggung dan tangan kiri. Menurut keterangan korban, korban
tiba-tiba diserang dengan parang oleh tetangganya yang saat itu datang ke rumah dalam
keadaan mabuk. Korban yang kaget kemudian menghindar dan lari keluar rumah namun
pelaku memburu korban hingga akhirnya berhasil mendapati korban. Korban kemudian
terkena parang pelaku di bagian punggung dan tangan kiri. Warga daerah sekitar yang
melihat kejadian tersebut datang mengamankan korban dan pelaku. Menurut keterangan
keluarga korban, beberapa hari yang lalu korban dan pelaku sempat bersitegang mengenai
batas tanah mereka.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada inspeksi
tampak satu buah luka terbuka pada punggung bagian kanan sebelah atas berbentuk garis
melintang yang menganga di bagian tengah dan satu buah luka terbuka pada sisi luar
lengan bawah kiri berbentuk garis melintang.
Tujuan: membuat deskripsi luka dan memberikan pertolongan pertama pada luka serta
membuat kesimpulan hasil pemeriksaan dalam bentuk visum et repertum.
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan e-mail Pos
Membahas: diskusi

Data Utama Untuk Bahan Diskusi:


Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien laki-laki, 33 tahun, datang ke UGD RSUD Prof.dr.H.M.Anwar Makkatutu dengan
keluhan luka pada daerah punggung dan tangan kiri. Menurut keterangan korban, korban
tiba-tiba diserang dengan parang oleh tetangganya yang saat itu datang ke rumah dalam
keadaan mabuk. Korban yang kaget kemudian menghindar dan lari keluar rumah namun
pelaku memburu korban hingga akhirnya berhasil mendapati korban. Korban kemudian
terkena parang pelaku di bagian punggung dan tangan kiri. Warga daerah sekitar yang
melihat kejadian tersebut datang mengamankan korban dan pelaku. Menurut keterangan
keluarga korban, beberapa hari yang lalu korban dan pelaku sempat bersitegang mengenai
batas tanah mereka.
Riwayat Pengobatan:

1
Riwayat pengobatan sebelumnya (-).
Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Riwayat penyakit lain (-).
Riwayat Keluarga:
Riwayat penyakit dalam keluarga (-).
Riwayat Pekerjaan/Kebiasaan:
Pasien merupakan petani dan penggarap ladang.
Lain-lain:
Tampak pasien mengenakan baju kemeja lengan pendek berwarna biru hitam dan putih
dengan motif garis melintang berwarna putih dan sarung dengan dasar warna hijau tua
motif bunga dan garis putih.
Daftar Pustaka:
1. Idries MA. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi I. Jakarta: Bina Rupa
Aksara.
2. Dix J. 2000. Cutting (incised) wounds. Color Atlas of Forensic Pathology. USA: CRC
Press.
Hasil Pembelajaran:
1. Membuat deskripsi luka.
2. Memberikan pertolongan pertama pada luka.
3. Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan dalam bentuk visum et repertum.

2
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif
Pasien laki-laki, 33 tahun, datang ke UGD RSUD Prof.dr.H.M.Anwar Makkatutu
dengan keluhan luka pada daerah punggung dan tangan kiri. Menurut keterangan
korban, korban tiba-tiba diserang dengan parang oleh tetangganya yang saat itu datang
ke rumah dalam keadaan mabuk. Korban yang kaget kemudian menghindar dan lari
keluar rumah namun pelaku memburu korban hingga akhirnya berhasil mendapati
korban. Korban kemudian terkena parang pelaku di bagian punggung dan tangan kiri.
Warga daerah sekitar yang melihat kejadian tersebut datang mengamankan korban dan
pelaku. Menurut keterangan keluarga korban, beberapa hari yang lalu korban dan pelaku
sempat bersitegang mengenai batas tanah mereka.
2. Objektif
Status Present :
KU: Sedang. Kesadaran : CM (GCS E4M6V5).
Tanda vital: TD: 130/90 mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 37,40C
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan regional:
Kepala: tidak tampak kelainan
Leher: tidak tampak kelainan
Bahu: tidak tampak kelainan
Dada: tidak tampak kelainan
Punggung: tampak satu buah luka terbuka pada punggung bagian kanan sebelah
atas berbentuk garis melintang yang menganga di bagian tengah dengan ukuran
luka sebelum dirapatkan yaitu panjang lima belas sentimeter dan ujung terlebar
satu koma satu sentimeter dimana ujung luka atas terletak sebelas sentimeter dari
garis tengah tubuh dan satu sentimeter dari garis khayal yang menghubungkan
bahu kiri dan bahu kanan sedangkan ujung luka bawah terletak sembilan
sentimeter dari garis tengah tubuh dan tiga belas sentimeter dari garis khayal yang
menghubungkan bahu kiri dan bahu kanan. Tepi luka tampak rata, kedua sudut
luka tajam, tebing luka rata dan tidak terdapat jembatan jaringan dengan dasar
luka berwarna kemerahan yang terdiri atas jaringan ikat dan jaringan otot serta
daerah sekitar luka tampak bekas darah yang mengering, tidak ada memar. Setelah
dirapatkan tampak luka terjahit berbentuk garis lurus dengan panjang enam belas
koma dua sentimeter.
Perut: tidak tampak kelainan
Pinggang: tidak tampak kelainan
Anggota gerak atas: tampak satu buah luka terbuka pada sisi luar lengan bawah
kiri berbentuk garis melintang dengan ukuran luka sebelum dirapatkan yaitu
panjang lima sentimeter dan lebar satu koma dua sentimeter yang terletak dua
belas sentimeter dari siku. Tepi luka tampak rata, kedua sudut luka tajam, tebing

3
luka rata dan tidak terdapat jembatan jaringan dengan dasar luka berwarna
kemerahan yang terdiri atas jaringan ikat dan jaringan otot serta daerah sekitar
luka tampak bersih, tidak ada memar. Setelah dirapatkan tampak luka terjahit
berbentuk garis lurus dengan panjang enam sentimeter.
Anggota gerak bawah: tidak tampak kelainan
Alat kelamin: tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan fisis neurologis dalam batas normal.
3. Assessment (Penalaran Klinis)
Luka merupakan hilang atau rusaknya kontuinitas dari jaringan tubuh. Keadaan ini
salah satunya dapat disebabkan oleh trauma benda tajam. Dalam prakteknya nanti
seringkali terdapat kombinasi trauma yang disebabkan oleh satu jenis penyebab,
sehingga klasifikasi trauma ditentukan oleh alat penyebab dan usaha yang menyebabkan
trauma.
Kekerasan yang menyebabkan luka dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
1) Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, benda tumpul dan senjata api)
2) Luka karena kekerasan fisik (luka karena arus listrik, petir, suhu tinggi dan suhu
rendah)
3) Luka karena kekerasan kimiawi (asam organik dan anorganik, kaustik alkali dan
logam berat).
Kekerasan Benda Tajam
Luka tajam bisa terjadi akibat dari terkena benda tajam seperti pisau, pemecah es,
kapak, pemotong dan bayonet yang menyebabkan luka yang dapat dikenali oleh
pemeriksa. Luka yang diakibatkan oleh benda tajam dapat dibedakan dari luka yang
disebabkan oleh benda lainnya, yaitu dari keadaan sekitar luka yang tenang, tidak ada
luka lecet atau memar, tapi luka yang rata dan dari sudut-sudutnya yang runcing
seluruhnya atau hanya sebagian yang runcing serta tidak adanya jembatan jaringan.
Luka yang terjadi dapat berupa luka sayat atau iris (incised wound), luka tusuk (stab
wound) dan luka bacok (chop wound).
Luka Sayat atau Luka Iris (Incised Wound)
Luka sayat atau iris adalah luka yang lebar tetapi dangkal akibat kekerasan benda
tajam yang sejajar kulit. Luka ini disebabkan oleh gerakan menyayat dengan benda
tajam seperti pisau atau silet. Karena gerakan dari benda tajam tersebut, luka biasanya
panjang, bukan dalam. Panjang dan kedalaman luka dipengaruhi oleh gerakan dari
benda tajam, kekuatannya, ketajaman, dan keadaan jaringan yang terkena. Karakteristik
luka ini yang membedakan dengan luka robek atau laserasi adalah tepinya yang rata.
Luka ini mempunyai tanda seperti pinggir luka yang rata, sudut luka yang tajam, jika
terkena daerah berambut maka rambut akan turut terpotong, tidak terdapat jembatan
jaringan dan biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah tetapi tidak sampai ke
tulang. Efek utama dari luka akibat benda tajam seperti luka sayat pada kasus ini adalah
perdarahan. Luka jenis ini bisa menyebabkan perdarahan yang banyak jika terkena pada
pembuluh darah. Disfungsi karena kerusakan saraf di ekstremitas juga dapat dicatat.
Beberapa catatan sebaiknya dibuat mengenai kerusakan yang tertutupi oleh

4
instrumen tajam yang dipakai sebagai senjata untuk menusuk. Jika pisau bermata dua
atau senjata sejenis digunakan, tepi pemotongan yang tajam menyebabkan sudut tajam
atau robekan dengan kaki-kaki bersudut akut. Senjata bermata satu seringkali
menyebabkan salah satu kaki luka bersudut tajam dan yang satunya tumpul.
Pemeriksaan pakaian korban penusukan dapat memberi perkiraan ciri-ciri senjata yang
digunakan. Pemeriksaan tersebut menjadi sangat penting nilainya apabila luka tusuk
diperlebar oleh dokter bedah untuk tujuan menilai luka secara lebih akurat untuk
kepentingan medikolegal. Pemeriksaan ini juga penting untuk menilai apakah senjata
benar-benar menembus pakaian hingga ke lapisan di bawahnya. Beberapa individu yang
menggunakan senjata tajam untuk bunuh diri dapat membuka sedikit bagian pakaiannya
sehingga tidak akan ditemukan robekan tembus pada pakaian. Tidak adanya kerusakan
pada pakaian yang dipakai oleh korban, padahal luka terdapat pada area yang tertutupi
pakaian, dapat menunjukkan bahwa kematian disebabkan masalah internal.
Luka sayat berbentuk garis melintang yang menganga di bagian tengah dengan kedua
sudut luka tajam, tebing luka rata dan tidak terdapat jembatan jaringan merupakan
petunjuk bahwa kasus ini merupakan kasus akibat trauma benda tajam bermata dua.
Pada keadaan tertentu, terdapat 2 tipe luka oleh karena instrumen yang tajam dikenal
dengan baik dan memiliki ciri yang dapat dikenali dari aksi korban. Bentuk pertama dari
luka oleh karena instrumen yang tajam adalah luka percobaan. Tanda dari luka
percobaan dapat berupa luka insisi yang dangkal, luka tusuk atau bacok yang dibuat
sebelum luka yang fatal oleh individu yang berencana bunuh diri. Luka percobaan
tersebut seringkali terletak paralel dan terletak dekat dengan luka dalam di daerah
pergelangan tangan atau leher. Bentuk lain dari luka oleh karena instrumen yang tajam
adalah luka perlawanan. Tanda dari luka perlawanan dapat ditemukan pada jari-jari,
tangan, dan lengan bawah (jarang ditempat lain) dari korban sebagaimana ia berusaha
melindungi dirinya dari ayunan senjata, contohnya dengan menggenggam bilah dari
instrumen tajam. Dari hal tersebut, jelas bahwa tanda percobaan merupakan ciri khas
bunuh diri dan tanda perlawanan menunjukkan pembunuhan. Walaupun begitu,
interpretasi dari tanda percobaan atau tanda perlawanan yang tampak sebaiknya
disimpulkan setelah pemeriksaan yang lengkap dan seksama.

4. Plan
Diagnosis: Laceratum (regio paravertebra + antebrachi) akibat trauma benda tajam
bermata dua.
Terapi:
Pembersihan luka (debridement) dan penjahitan luka
Ciprofloxacin 500 mg 2dd1
Asam mefenamat 500 mg 3dd1
Vitamin C tablet 3dd1
Konsultasi: tidak perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis.
Rujukan: pada kasus ini, tidak perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis.

5
Kontrol: kontrol ke poliklinik bedah untuk perawatan luka.
Prognosis: bonam.

Bantaeng, 12 Februari 2015

Peserta Pendamping

dr. Ahmad Ibrahim Rum dr. Rahmaniar

Anda mungkin juga menyukai