Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI MULIA


PARE KEDIRI
2010
KATA PENGANTAR

Dengan ini kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberinya
rahmat dan hidayahNya sehingga tugas makalah kami ini yang berjudul Asuhan Keperawatan
Pada klien Dengan Gangguan Mobilisasi bisa terselesaikan dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan makalah ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh mata kuliah kebutuhan dasar manusia tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan mobilisasi disamping itu, juga untuk menambah wawasan kami dalam ilmu
pengetahuan terutama di bidang mobilisasi.
Penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangannya atau karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Pare, Januari 2010

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1
1.4 Manfaat ........................................................................................................... 2
1.4.1 Bagi Mahasiswa ............................................................................................. 2
1.4.2 Bagi Institusi 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mobilisasi ..................................................................................... 3
2.2 Tujuan Mobilisasi ........................................................................................... 3
2.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi .......................................... 3
2.4 Macam Macam Kelainan Posture ................................................................ 4
2.5 Macam Macam Persendian .......................................................................... 5
2.6 Tanda Tanda Intoleransi aktivitas ................................................................ 6
2.7 Macam Macam Latihan Rentang Gerak ...................................................... 6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 - Data Pengkajian ............................................................................................ 8
- Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ 8
3.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 9
3.3 Rencana Tindakan Keperawatan .................................................................... 9
3.4 Implementasi Keperawatan ............................................................................ 11
3.5 Evaluasi ........................................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 13
4.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf halusinasi

menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

/mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi terjadi peningkatan penggunaan alat-alat

transportasi /kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan.

Sehingga menambah kesemrawutan arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang tidak teratur

dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor. Kecelakaan

tersebut sering kali menyebabkan cidera tulang atau disebut fraktur.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari mobilisasi ?


2. Apa tujuan dari mobilisasi?
3. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi mobilisasi ?
4. Apa saja macam macam kelainan posture?
5. Apa saja macam macam persendian ?
6. Apa tanda tanda intoleransi aktivitas?
7. Apa macam macam latihan rentang gerak?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi mobilisasi


2. Mengetahui tujuan mobilisasi
3. Mengetahui factor factor yang mempengaruhi mobilisasi
4. Mengetahui macam macam kelainan posture
5. Mengetahui macam macam persendian
6. Mengetahui tanda tanda intoleransi aktivitas
7. Mengetahui macam macam latihan rentang gerak
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan terutama bagi penulis dan menambah pengetahuan
terutama bagi pembaca
1.4.2 Bagi Institusi
Untuk mengetahui hasil yang dikerjakan oleh mahasiswa dan menambah bacaan
makalah
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (
Kosier, 1989).
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk sekelas mungkin membimbing penderita
keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya sekelas mungkin berjalan (Soelaiman,
1993).
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal
itu esensial untuk mempertahankan kemandirian (Carpenito, 2000).

Tujuan Mobilisasi

1. Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia


2. Untuk mencegah terjadinya trauma
3. Untuk mempertahankan tingkat kesehatan
4. Untuk mempertahankan interaksi social dan peran sehari hari
5. Untuk mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi

1. Gaya

Gaya hidup seseorang tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya.
Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tentang mobilitas seseorang akan
senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan
berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemabuk.

2. Proses penyakit dan injuri

Adanya penyakit tertentu yang diderita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya


misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas.
Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka
cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidur
karena menderita penyakit tertentu misalnya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan
penyakit kardiovaskuler.

3. Kebudayaan

Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas


misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berbeda
mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya.
Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura
dan sebagainya.

4. Tingkat energi

Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit
akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang
pelari.

5. Usia dan status perkembangan

Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya dibandingkan dengan


seorang remaja. Anak yang selalu sakit salam masa pertumbuhannya akan berbeda pula
tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.

6. Tipe persendian dan pergerakan sendi

Dalam sistem musculoskeletal dikenal 2 macam persendian yaitu sendi yang dapat
digerakkan (diartrosis) dan sendi yang tidak dapat digerakkan (sinartrosis).

Macam Macam Kelainan Posture

1. Skoliosis, melengkungnya tulang belakang kearah samping, mengakibatkan tubuh


melengkung kearah kanan atau kiri.
2. Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga
orang menjadi bongkok
3. Lordosis, melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang kea rah
depan sehingga kepala tertarik kearah belakang
4. Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen sehingga posisi kepala tertarik
kearah kiri atau kanan.

Macam Macam Persendian

1. Sinartrosis : Persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan

a. Sinartrosis simbrifosis
Sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat fibrusa
Ex : persendian tulang tengkorak
b. Sinartrosis sinkondiosis
Sinartrosis yang dihubungkan untuk tulang rawan
Ex : hubungan antar segmen pada tulang belakang

2. Diartosis

Diartrosis persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat dikelompokkan


menjadi
a. Sendi peluru
Persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah
Ex : hubungan tulang lengan atas dengan tulang tulang belikat
b. Sendi pelora
Persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke segala arah
Ex : hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan
c. Sendi putar
Persendian yang memungkinkan gerak berputar (rotasi)
Ex : hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas)
d. Sendi luncur
Persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada suatu bidang datar
Ex : hubungan tulang pergelangan kaki
e. Sendi engsel
Persendian yang memungkinkan gerakan satu arah
Ex : Sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang tasta

3. Amfiartosis

Persendian yang dihubungkan untuk jaringan tulang rawan sehingga memungkinkan


terjadinya sedikit gerakan.

Tanda Tanda Intoleransi Aktivitas


Tanda tanda yang dapat dikaji pada intoleransi aktifitas antara lain (Gordon, 1976).

1. Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur


2. Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol / hipotensi orthostatic.
3. Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal
4. Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
5. Kecepatan dan posisi tubuh disini akan mengalami kecepatan aktivitas dan
ketidakstabilan posisi tubuh.
6. Status emosi labil

Macam Macam Latihan Tentang Gerak

1. Fleksi dan Ekstensi

Fleksi merupakan gerak menekuk atau membengkokkan


Sebaliknya, Ekstensi merupakan gerak meluruskan, sehingga merupakan kebalikan gerak
fleksi.
Ex : gerak pada siku, lutut, ruas ruas jari, dan bahu.
Gerak ekstensi lebih lanjut melebihi posisi anatomi tubuh disebut
Hiperekstensi.

2. Adduksi dan abduksi

Adduksi merupakan mendekati tubuh


Sebaliknya, abduksi merupakan gerak menjauhi tubuh
Ex .: gerak merenggangkan jari-jari tangan,membuka tungkai kaki dan mengacungkan
tangan
3. Supinasi dan pronasi

Supinasi merupakan gerak menengahkan tangan


Sebaliknya Pronasi merupakan gerak menelungkupkan tangan
4. Inversi dan Eversi
Inversi merupakan gerak memiringkan ( membuka ) telapak kaki kea rah dalam
tubuh,sedangkan Eversi merupakan gerak memiringkan (membuka) telapak kearah luar .
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Dasar Data Pengkajian Klien


Pengkajian meliputi :
a. Aktivitas / istirahat
Tanda : Keterbatasan / kehilangan fungsi pada bagian yang terkena.
b. Sirkulasi
Tanda : Hipertensi (Kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri /
ansietas) atau Hipotensi (kehilangan darah).
c. Neurosensori
Gejala : Hilang gerakan / sensasi, spasme otot, kesemutan (parestesis).
Tanda : Deformitas lokal angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi (bunyi
berderit), spasme otot, terlihat kelemahan / hilang fungsi. Agitasi (mungkin berhubungan
dengan nyeri / ansietas atau trauma lain).
d. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area
jaringan / kerusakan tulang dapat berkurang pada imobilisasi), tak ada nyeri akibat
kerusakan saraf.
Spasme / kram otot (setelah imobilitasi).
e. Keamanan
Tanda : Laserasi kulit, avulse jaringan, perdarahan, perubahan warm.
Pembengkakan local (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba).

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Ronsen : Menentukan lokasi / luasnya fraktur / trauma.


Scan tulang, tomogram, scan CT / MRI : Memperlihatkan fraktur juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
Arteriogram : Dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai.
Hitung darah lengkap : Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun
(perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel).
Peningkatan jumlah SDP adalah respon stres normal setelah trauma.
Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.
Profil koagulasi : Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, trafusi mutipes,
atau cedera hati.

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh

Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa Tujuan dan Rencana
No. Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Tindakan
1 Nyeri Setelah dilakukan - Kaji tingkat - Tingkat intensitas
berhubungan tindakan intensitas dan nyeri dan frekwensi
dengan keperawatan 2x24 frekwensi nyeri menunjukkan skala
terputusnya jam, nyeri
jaringan tulang nyeri dapat
berkurang atau
hilang. - Observasi tanda- - Untuk mengetahui
tanda vital. perkembangan klien

Kriteria Hasil :
- Nyeri berkurang - Merupakan
atau hilang - Melakukan tindakan dependent
- Klien tampak kolaborasi dengan perawat, dimana
tenang. tim medis dalam analgesik berfungsi
pemberian untuk memblok
analgesik stimulasi nyeri.

Hambatan
2 mobilitas fisik Setelah dilakukan
berhubungan tindakan
dengan keperawatan 2x24 - Menilai batasan
nyeri/ketidak jam, - Ajarkan dan kemampuan aktivitas
nyamanan pasien akan pantau pasien optimal.
menunjukkan dalam hal
tingkat mobilitas penggunaan alat
optimal. bantu.

Kriteria hasil : -
penampilan yang - Mempertahankan
seimbang.. - Ajarkan dan /meningkatkan
- melakukan dukung pasien kekuatan dan
pergerakkan dan dalam latihan ketahanan otot.
perpindahan. ROM aktif dan
- pasif.
mempertahankan
mobilitas optimal
yang dapat di
toleransi, dengan
karakteristik :
0 = mandiri
penuh
Resiko infeksi 1 = memerlukan
berhubungan alat Bantu.
dengan stasis 2 = memerlukan
cairan tubuh bantuan dari
orang lain untuk
bantuan,
pengawasan, dan
pengajaran.
3 = membutuhkan
bantuan dari
orang lain dan
alat Bantu.
4=
ketergantungan;
tidak
berpartisipasi
dalam aktivitas.

Setelah dilakukan
tindakan
3 keperawatan 2x24
jam, infeksi tidak
terjadi /
terkontrol. - Mengidentifikasi
- Pantau tanda- tanda-tanda
Kriteria hasil: tanda vital. peradangan terutama
bila suhu tubuh
- tidak ada tanda-
meningkat
tanda infeksi
seperti pus.
- Untuk mengurangi
- luka bersih tidak
resiko infeksi
lembab dan tidak
kotor. - Lakukan nosokomial.
- Tanda-tanda perawatan
vital dalam batas terhadap prosedur
normal atau dapat inpasif seperti
ditoleransi. infus, kateter,
drainase luka, dll.

- Kolaborasi - Kolaborasi untuk


untuk pemberian pemberian antibiotik.
antibiotik.

Implementasi keperawatan
No. No Dx. Tindakan Paraf
1 I Mengkaji tingkat intensitas dan frekwensi
nyeri dan observasi TTV.

Melakukan kolaborasi dengan tim medis


dalam pemberian analgesik

2 II
Mengajarkan dan pantau pasien dalam hal
penggunaan alat bantu.

Mengajarkan dan dukung pasien dalam


latihan ROM aktif dan pasif.

3 III
Memantau TTV

Melakukan perawatan terhadap prosedur


inpasif seperti infus, kateter, drainase luka,
dll.

Melakukan kolaborasi untuk pemberian


antibiotik.
Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan fraktur adalah :
1. Nyeri dapat berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
3. Infeksi tidak terjadi / terkontrol
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

1. Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan
bebas

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk sekelas mungkin membimbing penderita


keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya sekelas mungkin berjalan
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal
itu esensial untuk mempertahankan kemandirian

2. Faktor factor yang mempengaruhi mobilisasi

a. Gaya hidup
b. Proses penyakit dan injuri
c. Kebudayaan
d. Tingkat energi
e. Usia dan status perkembangan
f. Tipe persendian dan pergerakan sendi

3. Macam Macam Persendian

a. Sinartrosis
- Sinartosis simfibrosis
- Sinartrosis sinkondrosis
b. Diartosis
- Sendi peluru
- Sendi pelana
- Sendi putar
- Sendi luncur
- Sendi engsel
c. Anfiartosis
- Sindesmosis
- Simfisis

Saran
Berdasarkan dari hasil makalah ini maka penulis memang perlu untuk memberikan
saram-saran sebagai berikut:
Bagi Institusi
Disarankan dapat menjadi analitik agar hasil makalah yang didapat menjadi
lebih baik.
4.2.2 Bagi Mahasiswa
Disarankan dapat mengetahui dan mempelajari makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

1. Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan


___ keperawatan dan Masalah Kolaboratif. Alih bahasa : I Mode Kamosa, Edisi III. EGC
Jakarta.
2. Hinchliff, Sue. 1996. Kamus Keperawatan. Edisi : 17 EGC : Jakarta.
KDM Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Aktivitas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan muskuloskeletel.

Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan


dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang lain seperti
istirahat.

Aktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat.
Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya dalam melakukan
berbagai aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas
seseorang itu tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal.

Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Apa saja hal-hal yang mempengaruhi gangguan aktifitas yang mungkin dialami pada
manusia
1.2.2 Bagaimana rencana asuhan keperawatan yang harus di lakukan pada clien dengan
gangguan aktifitas
1.2.3 Bagaimana penulisan tinjauan kasus pada clien dengan gangguan aktifitas

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi gangguan aktifitas pada manusia
1.3.2 Mengetahui rencana asuhan keperawatan pada clien dengan gangguan aktifitas
1.3.3.Mengetahui penulisan tinjauan kasus pada clien dengan gangguan aktifitas

BAB II
PEMBAHASAN

Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak
bebas karena kondisi yang menggangu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma
tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMOBILISASI :
a) Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang
karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari
b) Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan mobilitas
karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh
c) Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan,
contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas
yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena budaya
dan adat dilarang beraktivitas
d) Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan mobilitas
e) Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan
dengan perkembangan usia

2.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS

1. Faktor fisiologis
a. Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan
b. Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir
c. Status kardiopulmonar ( mis. Dispneu, nyeri dada )
d. Status musculoskeletal ( mis. Penurunan massa otot )
e. Pola tidur
f. Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri
g. Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi kembali ke tingkat istirahat dalam 5 menit
setelah latihan, tekanan darah kembali seperti semula dalam 5-10 menit setelah latihan
h. Tipe dan frekuensi aktivitas latihan
i. Kelainan hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2 arteri, penurunan kadar
hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak normal

2. Faktor emosional
a. Suasasana hati (mood), depresi, cemas
b. Motivasi
c. Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin )
d. Gambaran diri

3. Faktor Perkembangan
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kehamilan
d. Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan
e. Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.

2.2 KONSEP DASAR

Fisiologi Pergerakan
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system musculoskeletal dan
system persarafan.

1. Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai

a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh


b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan posfat
e. Tempat produksinya sel darah

2. Sistem Otot Berfungsi Sebagai :

a) Pergerakan
b) Membentuk postur
c) Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi

2.3 NILAI NILAI NORMAL

Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :

Tingkat Aktivitas / Mobilisasi Kategori


Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara
penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau
pengawasan orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan
orang lain dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan

2.4 RENTANG GERAK SENDI

Gerak Sendi Derajat Rentang yang Normal


Bahu :
Aberhubungan denganuksi 180
Siku :
Fleksi 150
Pergelangan Tangan :
Fleksi 80 90
Ekstensi 80 90
Hiperekstensi 70 90
Aberhubungan denganuksi 0 20
Adduksi 30 50
Tangan Dan Jari :
Fleksi 90
Ekstensi 90
Hiperekstensi 30
Aberhubungan denganuksi 20
Adduksi 20
Keterangan :
Fleksi ; Menekuk persendian
Ekstensi : Meluruskan persensian
Adduksi : Gerkana anggota tubuh menjauhi aksis
Rotasi : Memutar atau menggerakkan suatu bagian melingkar aksis
Pronasi : Memutar ke bawah
Supinasi : Memutar ke atas
Infers : Menggerakkan ke dalam
Efersi : Menggerakkan ke luar

2.5 DERAJAT KEKUATAN OTOT

Untuk mengetahui seberapa derajat kekuatan otot dapat digunakan dengan sekala sebagai
berikut :

Skala Kakuatan Keternagan


Otot (%)
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakkan, kontraksi otot
dapat dipalpasi atau dilihat
2 25 Gerakkan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan
3 50 Gerkkan yang normal melawan
gravitasi
4 75 Gerakkan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerkkan penh yang
normal melawan gravitasi dan melawan
tahanan penuh

2.6 POSTUR TUBUH (BODY ALIGMENT)

Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang


berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah
persendian,, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan
benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dala
posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.

Potur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungssi tangan dengan baik, mengurangi
jumlah energy yang digunakan, memperthaankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan,
memperluas ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal. Untuk
mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan,
diantaranya :
1. Keseimbangan dapar dipertahankan jika garis gravitasi (line og gravy garis imajiner
vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity titik yang berada di pertengahan garis
tubuh) dan dasar tumpuan (base of support posisi menyangga atau menopang tubuh)
2. Jikia dara tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan
akan lebih besar.
3. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, enegi akan lebih banya digunakan untuk
memperthanakan keseimabangan.
4. Dasar tumpuan yang luas dan bagian bagian dari postur tubuh yang baik akan menghemat
energy dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidak nyamanan otot.
6. Mempertkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligament.
7. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot dan mencegah
kelelahan.
8. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
9. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban
belakang.
10. Postur yang buru dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot, dan
kontraktur.

2.7 BODY MECHANIC

Mekanika adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai fungsinya.
Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan.
Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh seperti pada
orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama akan menurunkan tonus otot.

Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi.


a. Body aligment/postur
b. Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara benar. Misalnya pada
posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll.
c. Keseimbangan
d. Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah
gravitasi.
e. Koordinasi pergerakan tubuh
f. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan mengangkat
benda, maksimal 57 % dari berat badan.

2.8 KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A.Pengkajian

1. Tingkat aktivitas sehari-hari


a. Pola aktivitas sehari-hari
b. Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik

2. Tingkat kelelahan
a. Aktivitas yang membuat lelah
b. Riwayat sesak nafas

3. Gangguan pergerakan
a. Penyebab gangguan pergerakan
b. Tanda dan gejala
c. Efek dari gangguan pergerakan

4. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur bentuk tubuh

B. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul


1. Intoleransi aktivitas
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energy fisiologis dan psikologis
untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelemahan umum
b. Bedres yang lama (imobilisasi)
c. Motivasi yang kurang
d. Pembatasan pergerakan
e. Nyeri

2. Keletihan
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang berlebihan secara
terus-menerus dan penuruna kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak dapat hilang dengan
istirahat.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Menurunnya produksi metabolism
b. Pembatasan diet
c. Anemia
d. Ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit

3. Gangguan mobilitas fisik


Definisi: kondisi dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan secara mandiri.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Gangguan persepsi kognitif
b. Imobilisasi
c. Gangguan neuro muskuler
d. Kelemahan
e. Pasien dengan traksi

4. Deficit perawatan diri


Definisi: kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian atau seluruh aktivitas
sehari-hari seperti; makan, berpakaian dan mandi, dan lain-lain.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Gangguan neuromuskuler
b. Menurunnya kekuatan otot
c. Menurunnya control otot dan koordinasi
d. Kerusakan persepsi kognitif
e. Depresi
f. Gangguan fisik

C. Rencana keperawatan
1. Untuk diagnose keperawatan intoleransi aktivitas
Intervensi:
o Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
o Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
o Catat tanda vital
o Kolaborasi dengan dokter
o Lakukan aktivitas yang adekuat
Rasional:
o Merencanakan intervensi dengan tepat
o Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
o Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
o Mempercepat proses penyembuhan
o Untuk mengoptimalkan pergerakan

2. Untuk diagnose keperawatan keletihan


Intervensi:
o Monitor keterbatasan aktivitas
o Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
o Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
o Kolaborasi dengan dokter dalam latihan aktivitas
o Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
o Berikan pendidikan kesehatan
Rasional:
o Merencanakan intervensi dengan tepat
o Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
o Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
o Mempercepat proses penyembuhan
o Diet adekuat dapat menambah energy untuk mencegah keletihan
o Menambah pengetahuan pasien

3. Untuk diagnose keperawatan gangguan mobilitas fisik


Intervensi:
o Pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman
o Cegah pasien jatuh
o Lakukan latihan aktif maupun pasif
o Lakukan fisiotheraphy dada dan postural
o Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi
Rasional:
o Mencegah iritasi dan komplikasi
o Mempertahankan keamanan pasien
o Meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur
o Meningkatkan fungsi paru
o Memaksimalkan mobilisasi
4. Untuk diagnose keperawatan deficit perawatan diri
Intervensi:
o Lakukan kajian kemampuan pasien dalam perawatan diri terutama ADL
o Jadwalkan jam kegiatan tertentu untuk ADL
o Jaga privasi dan keamanan pasien
o Lakukan latihan aktif dan pasif
o Monitor tanda vital, tekanan darah, sebelum dan sesudah ADL
Rasional:
o Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan
o Perencanaan yang matang dalammelakukan kegiatan sehari-hari
o Memberikan keamanan
o Meningkatkan sirkulasi darah
o Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas

D. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada klien terganggu kesejajaran tubuh dan mobilisasi
berdasarkan criteria hasil setiap tujuan keperawatan, yaitu:
- Klien akan mempertahankan rentang gerak pada sendi ekstremitas atas
- Klien akan mengikuti program latihan teratur 3-4 kali sehari dengan perencanaan pulang
- Klien akan melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
- Tidak ada kontraktur sendi

2.9 TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Waktu : 8 April 2002
Tempat : Ruang Bedah F Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Wahid
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SR
Alamat : Kertajaya 2 A/3 Surabaya.
Tanggal MRS : 4 April 2002 jam 10.30 WIB.
Cara Masuk : Lewat Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Diagnosa Medis : Gangguan Otak Ringan + Clost Fraktur Collum Femur
Sinistra + Hematome Frontal dan temporal kanan.
Alasan Dirawat : Untuk observasi dan akan dilakukan operasi.
Keluhan Utama : Patah tulang pada pangkal paha sebelah kiri
Upaya yang telah dilakukan : Setelah kejadian tanggal 4 April 2002 jam 10.00 WIB. Klien
dibawa ke IRD Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Terapi/operasi yang pernah dilakukan : Dipasang skin traksi

2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


1) Riwayat Penyakit Sekarang
Kepala klien dipukul dengan benda tumpul. Luka robek pada pelipis kiri. Nyeri pada kepala
sebelah kiri dan panggul kiri, Pingsan + 10 menit.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Klien tidak pernah menderita penyakit yang kronis.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang mengalami penderitaan seperti yang
dideritanya sekarang ini.
4) Keadaan Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersihdan nyama.
5) Riwayat Kesehatan Lainnya
Alat bantu yang dipakai (-).

3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1) Keadaan Umum baik
2) Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8 0C
Nadi : 120 X/menit. Kuat dan teratur
Tekanan darah : 140/80 mmHg.
Respirasi : 20 x/menit
3) Body Systems
(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Frekuensi 20 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan cuping hidung, tidak terlihat
Cyanosis, tidak terlihat keringat pada dahi, Kesimpulan hasil thorax foto : normal
(2) Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Nadi 120 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 140/80 mmHg, Suhu 36,8 0C, perfusi
hangat. Cor S1 S2 tunggal reguler, ekstra sistole/murmur tidak ada
Kesimpulan Hasil ECG : normal
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Saat terjadi gangguan aktivitas maka manusia
mengalami imobilitas, Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang
tidak dapat bergerak bebas karena kondisi yang menggangu pergerakan (aktivitas), misalnya
mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan
sebagainya.
Faktor yang mempengaruhi imobilitas meliputi ( gaya hidup, Proses penyakit/cedera,
Kebudayaan, Tingkat energy, dan yang terakhir Usia dan status perkembangan. ) dan faktor
lain yang mempengaruhi imobilisasi adalah faktor fisiologis, faktor emosional dan faktor
perkembangan.

3.2 Saran
Gangguan aktivitas merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat bergerak bebas
karena kondisi yang mengganggu pergerakan, maka dari itu perlu untuk kita menjaga
kesehatan tubuh dengan cara berolahraga yang cukup, mengkonsumsi makanan yang sehat,
dan menjaga kesehatan tubuh dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Stockslager Jaime L. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta. EGC

Tamher S, Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan


Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba Medika

Stanley Mickey. 2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta.


Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC
Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi I.
Jakarta : Salemba Medika
A. Aziz Alimul Hidayat. 2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta :
EGC
PENUTUP

Demikian penyajian makalah yang dapat kami berikan, semoga dapat

bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan masyarakat luas. Kritik

dan saran kami perlukan untuk melengkapi serta mendukung pembuatan

makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan banyak mohon maaf jika ada

beberapa kekurangan dalam penulisan dan penyajiannya

Anda mungkin juga menyukai