Anda di halaman 1dari 8

Analisa Kualitatif Wireline Log

Kegiatan eksplorasi Minyak dan Gas Bumi (Hidrokarbon) merupakan serangkaian kegiatan yang
panjang, dari studi geologi permukaan, survey seismik, hingga dilakukan pemboran. Khususnya dalam
kegiatan pemboran, dilakukan suatu kegiatan pengukuran log/logging, yaitu perekaman dan
pengukuran data bawah permukaan (sifat-sifat fisik batuan) di sepanjang lubang pemboran. Tujuan
utamanya adalah untuk membuktikan keberadaan hidrokarbon, yang kemungkinannya terindikasi dari
penafsiran/interpretasi seismik.

Instrumen logging,
ilustrasi logging, dan data grafik hasil logging.

Data log yang diperoleh, kemudian dilakukan evaluasi/analisa. Dalam perspektif luas, sesungguhnya
evaluasi data log mencakup beberapa bidang kajian yang saling terkait; Geologi, Geofisika, Petrofisika,
Geokimia, Matematika, Ekonomi, dll, dimana dari serangkaian panjang eksplorasi hidrokarbon pada
akhirnya membawanya pada kesimpulan berdasarkan nilai ekonomisnya, dan evaluasi data log menjadi
salah satu inti kajiannya.

Terdapat beberapa kajian pokok di dalam evaluasi data log, antara lain untuk :

Identifikasi porositas dan permeabilitas batuan reservoar.


Perhitungan porositas dan saturasi air.
Identifikasi jenis fluida (gas, minyak, air) dan kontak di antaranya.

BOREHOLE ENVIRONMENT

Dalam kegiatan pemboran, akan digunakan suatu lumpur pemboran khusus (mud filtrate) yang
digunakan dan diinjeksikan selama pemboran berlangsung. Lumpur pemboran ini memiliki berbagai
fungsi, yaitu guna memindahkan cutting, melicinkan dan mendinginkan mata bor, dan menjaga tekanan
antara bor dan formasi batuan. Densitas lumpur tersebut dijaga agar tetap tinggi supaya tekanan pada
kolom lumpur selalu lebih besar daripada tekanan formasi. Perbedaan tekanan ini menyebabkan
terdorongnya sebagian lumpur untuk merembes ke dalam formasi batuan. Rembesan fluida lumpur
tersebut kemudian mengakibatkan adanya tiga zona di sekitar lubang pemboran yang mempengaruhi
pengukuran log, khususnya pengukuran log yang berdasarkan prinsip kelistrikan (log SP, dan log
Resistivitas). Tiga zona tersebut, yaitu :

1. Zona Terinvasi (Flushed Zone); zona yang umumnya diasumsikan bahwa air formasi telah
tergantikan seluruhnya oleh mud filtrate.
2. Zona Transisi (Transition Zone); zona yang mengandung sebagian air formasi dan sebagian
hidrokarbon yang tergantikan mud filtrate.
3. Zona Jauh/Tidak Terinvasi (Undisturbed Zone); zona yang tidak terpengaruh oleh mud filtrate.

Penampang lingkungan
sekitar lubang pemboran.

Zona terinvasi memiliki diameter df, ketebalan sekitar 6 inch, dan mengandung mud filtrate dengan
nilai resistivitas Rmf, serta mengandung residual hydrocarbon dengan nilai resistivitas Rxo. Sedangkan
zona transisi dengan diameter dj dan rentang beberapa kaki. Untuk zona jauh memiliki resistivitas
air Rw, resistivitas formasi Rt, dan nilai saturasi air Sw.

ANALISA KUALITATIF LOG SUMUR PEMBORAN

Analisa data log sumur pemboran dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif,
praktisnya adalah dengan menganalisa karakteristik grafik data log, untuk langkah awal identifikasi dan
zonasi reservoar hidrokarbon. Sedangkan analisa secara kuantitatif, yaitu dengan perhitungan
menggunakan persamaan-persamaan tertentu, untuk identifikasi tahap lanjut terhadap tingkat
porositas, permeabilitas batuan reservoar, dan saturasi air. Di dalam industri jasa survey eksplorasi
Minyak dan Gas Bumi, terdapat berbagai macam jenis pengukuran log sesuai dengan prinsip kerja dan
fungsinya. Namun, dari bermacam pengukuran log yang tersedia, terdapat jenis pengukuran log yang
utama, yaitu; Log Gamma Ray, Log Spontaneous Potential, Log Resistivitas, Log Densitas, Log Neutron,
Log Sonik, dan Log Kaliper. [lihat:Wireline Log untuk sekilas prinsip kerjanya]

1. Log Gamma Ray

Dalam analisa kualitatif, log Gamma Ray (GR Log) dapat digunakan untuk identifikasi dan korelasi
litologi serta estimasi tingkat kelempungan, karena prinsip kerjanya yang mengukur tingkat
radioaktivitas alami (sinar gamma) dari unsur-unsur tertentu pada mineral mika, glaukonit, dan
potasium feldspar, yang umum ditemukan pada batu serpih (shale) dan lempung (clay). Secara umum
(konvensional), kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mencari hidrokarbon pada batuan reservoar yang
memiliki porositas dan permeabilitas yang baik, yaitu batupasir dan batugamping. Karena karakteristik
batu serpih dan lempung yang memiliki porositas dan permeabilitas yang kecil (kemudian dianggap
sebagai batuan non-reservoar), dan bersifat menyerpih dalam suatu tubuh batuan, maka dengan
analisa log Gamma Ray ini dapat dilakukan identifikasi litologi, membedakan zona reservoar dengan
zona non-reservoar.

Batupasir dan batugamping yang clean (bebas kandungan serpih), pada umumnya akan memiliki
kandungan material radioaktif yang rendah, sehingga akan menghasilkan pembacaan nilai GR yang
rendah pula. Seiring dengan bertambahnya kandungan serpih dalam batuan, maka kandungan material
radioaktif akan bertambah dan pembacaan nilai GR akan meningkat. Teknik interpretasinya, secara
sederhana yaitu dengan membuat suatu garis batas (cut off) antara shale base line (yang menyatakan
nilai GR tertinggi) dengan sand base line (yang menyatakan nilai GR terendah). Sehingga diperoleh
zona di sebelah kiri cut off sebagai zona reservoar, dan zona non-reservoar di sebelah kanan garis cut
off.

(1)Respon Gamma Ray di


berbagai litologi, (2)Analisa kualitatif log GR.

Pengukuran log Gamma Ray memiliki kelemahan, terutama apabila terdapat batuan selain serpih dan
lempung yang memiliki radioaktivitas alami tinggi, seperti tuff. Sehingga identifikasi litologi umumnya
diperkuat dengan pengukuran Spectral Gamma Ray, yang mampu mengetahui sumber radiasi.

2. Log Spontaneous Potential

Dari prinsip kerjanya, log SP ini dapat digunakan untuk identifikasi batuan permeable, identifikasi
lapisan serpih (non-reservoar) dan non-serpih (reservoar), membantu korelasi litologi, dan menghitung
nilai salinitas fluida formasi (Rw). Pengukurannya berdasarkan adanya beda potensial karena perbedaan
salinitas antara lumpur pemboran (Rmf) dengan fluida formasi (Rw), dimana pada dasarnya nilai
salinitas berbanding terbalik dengan resistivitas.
Teknis pengukuran log SP,
beserta responnya.

Dalam interpretasinya, apabila data log SP menunjukkan kurva lurus (tidak ada perubahan nilai) maka
mengindikasikan salinitas fluida formasi sama dengan salinitas lumpur pemboran, atau dapat juga
sebagai indikasi lapisan batuan yang pejal (tight) atau impermeable. Sedangkan apabila terdapat
defleksi grafik/perubahan nilai log SP, maka menunjukkan adanya perbedaan salinitas, adanya lapisan
batuan permeable, dan dapat diasumsikan sebagai reservoar. Dan apabila lapisan permable tersebut
mengandung saline water maka nilai Rw << Rmf, dan akan terjadi perubahan nilai SP yang negatif,
sedangkan lapisan yang mengandung fresh water memiliki nilai Rw >> Rmf, mengakibatkan perubahan
nilai SP positif.

3. Log Resistivitas

Log Resistivitas dapat digunakan untuk membedakan lapisan reservoar dan non-reservoar, identifikasi
jenis fluida (air formasi dan hidrokarbon) dan batas kontak fluidanya, menghitung nilai resistivitas air
formasi dan salinitas air formasi.

Terdapat dua macam pengukuran log resistivitas, yaitu Lateral Log; meliputi Lateralog
Deep (LLD), Lateralog Shallow (LLS), Micro Spherically Focused Log (MSFL), dan Induction Log; yang
meliputi Inductionlog Deep(ILD), Inductionlog Shallow (ILS), Micro Spherically Focused (MFS).
Mengacu dari adanya perbedaan zona di sekitar dinding lubang pemboran, zona terinvasi dapat
terindikasi dari rekaman log MSFL atau SFL. Sedangkan untuk zona transisi dapat terindikasi dari
rekaman log LLS atau ILM. Untuk zona jauh dapat terbaca dari log LLD atau ILD.
Rekaman log Resistivitas.

Dalam teknik interpretasinya, analisa log resistivitas, utamanya adalah untuk mengetahui indikasi
batuan yang porous dan permeable yang mengandung fluida hidrokarbon atau air. Nilai-nilai LLD/ILD,
LLS/ILS, dan MSFL umumnya ditampilkan pada satu kolom grafik, dab berdasarkan karakteristik
grafiknya, indikasi hidrokarbon ditunjukkan oleh adanya perubahan nilai/defleksi grafik LLD/ILD yang
relatif berada di kanan terhadap defleksi grafik LLS/ILM dan MSFL. Sedangkan defleksi grafik LLD yang
relatif lebih negatif terhadap LLS/ILM dan MSFL akan mengindikasikan adanya kandungan fluida air.
Namun apabila ketiga grafik tersebut menunjukkan grafik yang saling berhimpit tanpa adanya separasi
yang jelas maka dapat mengindikasikan suatu zona yang impermeable atau tight.
4. Log Densitas

Log Densitas dapat digunakan untuk perhitungan densitas, perhitungan porositas, dan identifikasi
kandungan fluida. Dengan memanfaatkan pancaran sinar gamma dan prinsip Hamburan Compton,
prinsip kerjanya yaitu dengan mengukur densitas bulk batuan, yang merupakan fungsi dari densitas
elektron dalam batuan. Secara teori, batuan berpori (umumnya berupa batupasir atau batugamping)
akan memiliki kandungan elektron yang lebih sedikit dibandingkan dengan batuan pejal (tight). Untuk
batupasir (densitas = 2,65 gr/cc) dan batugamping ( = 2,71 gr/cc) yang mengandung fluida gas
akan memiliki densitas bulkyang tinggi. Sedangkan serpih akan memiliki nilai densitas bulk yang sangat
tinggi apabila memiliki kandungan air terikat (clay-bound water).

Respon log Densitas di


berbagai litologi.

Interpretasi log Densitas dilakukan dengan mengamati karakteristik grafik yang akan mengalami
defleksi ke nilai yang lebih rendah apabila melalui suatu yang mengandung fluida berupa gas, sedangkan
akan mengalami defleksi ke arah nilai yang lebih tinggi apabila melalui suatu yang mengandung fluida
air maupun fluida minyak.

5. Log Neutron

Log Neutron dapat digunakan untuk perhitungan porositas batuan, evaluasi litologi, dan deteksi
keberadaan gas. Prinsipnya adalah dengan mengukur persentase pori batuan dari intensitas atom
hidrogen di dalamnya, yang diasumsikan bahwa hidrogen tersebut akan berupa hidrokarbon maupun
air. Hasil pengukuran log Neutron kemudian dinyatakan dalam Porosity Unit (PU).
Pada formasi yang mengandung minyak dan air, dimana kandungan hidrogennya tinggi maka
menyebabkan nilai Porosity Unit juga tinggi. Sedangkan pada formasi yang mengandung gas yang
memiliki kandungan hidrogen yang rendah menyebabkan nilai PU yang rendah pula. Rendahnya nilai
PU karena kehadiran gas kemudian disebut dengan gas effect.

Respon log Neutron di


berbagai litologi.

Suatu grafik log Neutron akan menunjukkan defleksi ke arah nilai yang lebih tinggi (ke arah kiri) apabila
melalui suatu zona berporositas tinggi, dan sebaliknya, grafik akan mengalami defleksi ke kanan apabila
melalui zona berporositas rendah.

Log Neutron, umumnya tidak terlepas dari log Densitas, karena kedua log tersebut memiliki korelasi
dalam menentukan jenis fluida yang terindikasi, antara gas, minyak, dan air, serta batas kontak antar
fluida tersebut. Grafik log Neutron dan log Densitas biasanya ditampilkan pada satu kolom, dan
berdasarkan karakteristik grafik keduanya, apabila terdapat suatu cross-over dengan jarak separasi
yang besar maka merupakan indikasi dari adanya gas. Sedangkan apabila jarak separasinya sempit
dapat mengindikasikan adanya minyak, lebih sempit lagi menunjukkan adanya fluida air.
Analisa kualitatif log Neutron-
Densitas untuk identifikasi jenis fluida hidrokarbon.

Anda mungkin juga menyukai