Anda di halaman 1dari 49

JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

I. MIKROMETER

A. Tujuan :
Mahassiswa dapat mengukur diameter kumparan dengan alat ukur
Mikrometer

B. Teori dasar
Micrometer digunakan untuk mengukur benda kerja bagian dalam dan bagian
luar. Prinsip kerja cara menggunakan micrometer, bila ulir diputar 1 putaran penuh,
akan bergerak 1 pitch. Begitu pula ulir diputar nya akan bergerak pitch.
Pengukuran pada micrometer dasarnya adalah seperti di atas, dimana ketepatan
pengukurannya tercantum dalam hubungannya dengan berapa jarak dari ulir tersebut
berputar.

Bagian-bagian dari micrometer terdiri dari :

1 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

1. Spindle micrometer mempunyai ulir pitch 0,5 mm. Thimblenya bergerak


bersamaan dengan spindle. Daerah pengukuran thimble dibagi dalam 50 derajat
kesamaan, dengan pengertian bila thimble diputar 1 x putaran penuh, spindlenya
bergerak 1 pitch atau 0,5 mm. Bila thimble mempunyai 50 derajat kesamaan,
berada 1 derajat adalah = 0,5 x 1/50 = 1/100 mm atau 0,01 mm.

2. Mickrometer sleeve mempunyai 2 skala, skala atas mempunyai derajat 1mm dan
bagian bawah berderajat 0,5 mm. Bila membaca micrometer, baca yang atas pada
skala 0,5 mm. Akhirnya baca 0,01 pada skala thimble.
Contoh pengukuran :
Skala atas = 11
Skala bawah = kurang dari setengah skala
Skala thimble = 13
Pembacaan terakhir = 11,13 mm

3. Menera micrometer dengan peneraan yang ilmiah, pengukuran dapat dilakukan


sampai 1/1000 mm. Bagaimanapun untuk pengukuran yang tepat sampai 1/1000,
dapat dipakai tipe-tipe lain dari micrometer seperti : Vernier micrometer atau
micron micrometer, micrometer-micrometer
ini mempunyai ketelitian mengukur sampai 1/1000 mm. Contoh :
Pembacaan skala pada sleeve : 7
Pembacaan skala pada thimble : 37
Perkiraan pembacaan : 3/10

2 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Pembacaan terakhir : 7.3.73


Micrometer dengan tambahan skala (micrometer vernier), digunakan untuk dapat
membaca 1/1000 mm, maka tertanda pada sleeve seperti pada gambar dalam
peneraan ini baca dahulu 1 mm dan 0,5 mm. Baru kemudian gradasi pada thimble
0,01 mm. Akhirnya baca gradasi 1/1000 mm pada skala vernier yang bersamaan
dengan gradasi pada skala thimble. Micrometer pengukur dalam benda kerja,
biasanya digunakan untuk mengukur diameter dalam benda kerja seperti silinder
liner, bush-bush dan lubang-lubang tapet yang tidak dapat diukur dengan alat ukur
silinder.

4. Untuk menggunakan mikrometer skrup dapat dilakukan dengan langkah-langkah


sebagai berikut:
Pastikan pengunci atau ratchet dalam keadaan terbuka
Putar thimble (pemutar besar) berlawanan arah jarum jam sehingga ruang
antara rahang tetap dengan rahang geser cukup untuk menempatkan benda
yang akan diukur.
Letakkan benda yang akan diukur diantara rahang tetap dan rahang geser.
Kemudian putar thimble (pemutar besar) searah jarum jam sehingga benda
yang diukur terjepit oleh rahang tetap dan rahang geser.
Putar pengunci atau ratchet searah jarum jam sehingga skala nonius pada
pemutar besar tidak bergeser lagi.
Baca hasil pengukuan yang diperoleh.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan mikrometer skrup dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Tentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal)
dari rahang geser (atau skala utama yang berada tepat didepan/berimpit
dengan selubung silinder luar rahang geser) Skala Utama, terdiri dari skala
: 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5
mm, dan seterusnya.
Tentukan nilai skala nonius yang yang berimpit dengan garis mendatar
pada skala utama
Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil
mikrometer skrup)
= Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 mm)

3 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Karena x = 0,005 mm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo)


harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Karena kita tidak perlu menaksir angka terakhir
(desimal ke-3) maka kita cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil
pengukuran menggunakan Mikrometer skrup dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = (Xo + X)
Misalnya L = (3,250 + 0,005) mm.

C. Langkah Kerja
1. Buat pengukuran untuk lima jenius konduktor dengan ukuran berbeda
2. Ulangi pengukuran masing-masing tiga kali
3. Bandingkan pengukuran dengan jangka sorong
4. Berikan kesimpulan hasil pengukuran
5. Buat table hasil pengukuran

D. Petanyaan

1. Hitunglah KHA dari masing-masing kumparan

2. Bagaimana hubungan drop tegangan dengan diameter dan panjang kawat

4 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

II. JANGKA SORONG

A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengukur diameter kumparan dengan jangka sorong

B. Teori dasar
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan
penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter
sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah
tabung.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-
masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser.
Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang
tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang
saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang
0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm.
Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm 0,09 cm = 0,01
cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01
cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka
sorong adalah :
x = x 0,01 cm = 0,005 cm
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur
diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur
diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun
untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan
langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut

5 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

a. Mengukur diameter luar


Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut
Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang
diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan
rahang tetap)
Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur
terjepit oleh kedua rahang
Catatlah hasil pengukuran anda
b. Mengukur diameter dalam
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam
sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua
rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang
jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang
diukur
Catatlah hasil pengukuran anda
c. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut :
Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke
permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka
sorong menyentuh dasar tabung.
Catatlah hasil pengukuran anda.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik
nol skala nonis.
Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.

6 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :


Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka
sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo)
harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka
sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir
(desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3.
sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan
sebagai :
Panjang L = xo + x
Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm

C. Langkah Kerja
1. Buat pengukuran untuk lima jenius konduktor dengan ukuran berbeda
2. Ulangi pengukuran masing-masing tiga kali
3. Bandingkan pengukuran dengan jangka mikrometer
4. Berikan kesimpulan hasil pengukuran
5. Buat table hasil pengukuran

D. Petanyaan

7 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

1. Hitunglah KHA dari masing-masing kumparan

2. Bagaimana hubungan drop tegangan dengan diameter dan panjang kawat

8 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

III. SKALA UKUR


A. Tujuan
Mahasiswa mengetahui dan dapat membaca besarnya skala ukur dari
alat ukur analog (ampere meter, volt meter, dan frekuensi meter).
B. Teori
Setiap skala ukur yang mempunyai skala maksimum berbeda, pasti
mempunyai nilai skala yang berbeda pula. Cara menentukan nilai tiap
skala
ukur dapat digunakan rumus sebagai berikut :
1. Ambilah salah satu rentang ukur, misalnya dari 0 ke 10.
2. Hitung jumlah skala pada rentang tersebut.
3. Kemudian hitung :

Nilai skala =

C. Alat dan Bahan
1. 7 buah ampere meter analog dengan skala yang berbeda.
2. 3 buah volt meter analog dengan skala yang berbeda.
3. 1 buah frekuensi meter.
4. Alat Tulis.
D. Langkah Kerja
Lakukan pengamatan secara cermat dengan beberapa kali
pengulangan.
Catat nilai rentang dan jumlah skala dari setiap alat ukur.
Hitung skala ukur sesuai data dan rumus yang ada.

9 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

E. Tabel Praktikum

NO ALAT NILAI JUMLAH SKALA


UKUR RENTANG SKALA UKUR
1 Ampere
Meter
2 Ampere
Meter
3 Ampere
Meter
4 Ampere
Meter
5 Ampere
Meter
6 Ampere
Meter
7 Ampere
Meter

NO ALAT NILAI JUMLAH SKALA


UKUR RENTANG SKALA UKUR
1 Volt Meter
2 Volt Meter
3 Volt Meter

G. Gambarkan Skala ukur yang diamati

10 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

II. MEGGER
A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengukur Tahanan Isolasi dengan alat ukur Megger
Instalasi Listrik dan menganalisis hasil pengukurannya.

B. Teori

Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda


sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir
untuk pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah 0,5 Mega Ohm
sedangkan dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Mega Ohm.

a. MEGER 1000 volt

Tegangan jala-jala 500 V

Hasil Ukur : 500 X 1000=500000 = 0,5 Mega Ohm.

b. MEGER 5000V

Tegangan Kerja : 20 Kv

Pengukuran Fasa Fasa

2
X 2,5 X 1000

20 2
X 2,5 X 1000 = 200 Mega Ohm
5

Fasa- Body

2
X 2,5 X 1000

12 2
X 2,5 X 1000 = 72 Mega Ohm
5

Kebocoran isolasi menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya


sebuah Instalasi listrik, belitan motor listrik, trafo.

C. Alat dan Bahan


Megger Putar.
Megger Analog.
Rangkaian Instalasi.

11 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Motor Listrik.
Trafo.
Kawat Pengantar.
Alat Tulis.

Gambar Megger.

D. Langkah Kerja

Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran


jaringan line / fasa dengan fasa, fasa dengan netral dan fasa dengan
ground.
Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu dilakukan
pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot lamp dengan
jaringan.

1) Cara megger pada rangkaian instalasi:


FN

12 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

FG
N G disatukan.
2) Cara megger pada motor listrik:

Motor 1 fasa

FN
FB
NB
3) Motor 3 fasa

Jika ingin memegger motor 3 fasa, berikut urutannya:

UV UB

UW VB

VW WB

4) Cara megger Trafo

BODY

13 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

E. Tabel Isian Cara Meger (poin 1,2,3,4)


a. Instalasi
MEGER PUTAR MEGER ANALOG
(M) (M)
FN
FG
FN

b. Motor Listrik
MEGER PUTAR MEGER ANALOG
(M) (M)
UV
VW
WU
UB
VB
WB

c. Trafo
MEGER PUTAR MEGER ANALOG
(M) (M)
AC
AE
AF
AG
AD

BC
BE
BF
BG
BH
MEGER PUTAR MEGER ANALOG
(M) (M)
BODY A
BODY B
BODY C
BODY D
BODY E
BODY F
BODY G

14 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

III. PENGUKURAN PENTANAHAN


A. Tujuan
Mhasiswa dapat Mengukur tahanan tanah menggunakan alat ukur
Megger tanah atau Earth Tester dengan 4 metoda pengukuran.

B. Teori

Yang dimaksud dengan pentanahan adalah suatu usaha untuk


mengadakan hubungan sistem dengan tanah (bumi) menggunakan
penghantar dan elektroda tanah.

Besarnya nilai pentanhan diperhitungkan ( PUIL 2000) :

50
Rk = ( )

Ik = (1-4) In
C. Alat dan Bahan
Satu Set Earth tester.
Besi 150 cm.
Palu.
Kunci Inggris (Kunci pipa).
Alat Tulis.

Gambar Earth tester.


D. Langkah Kerja
Tentukan lokasi yang akan dibuat pentanahan.
Lakukan pengukuran dengan 4 metoda ( I, L, V dan 60% jarak
terpanjang)

15 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Pasang besi 150 cm dengan kedalaman 25 cm terlebih dahulu.


Pasang besi pendek pertama pada jarak 10 meter dari besi 150 cm.
Pasang besi pendek kedua pada jarak 20 meter dari besi 150 cm.
Pasang kabel pada masing-masing besi dan hubungkan pada earth
tester sesuai dengan warnanya.
Ukur dengan skala 1000, lalu besi 150 cm dalamkan per 25 cm
hingga mencapai 125 cm.
Gambar untuk pengukuran metoda I.

X1(KESESUAIAN) Y (KEPUASAN)

E. Tabel Praktikum
Kedalaman R () R () R () R ()
Tanah Metoda I Metoda Metoda V Metoda
L Jarak
(60%)
25 cm
50 cm
75 cm
100 cm
125 cm

16 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

IV. KARAKTERISTIK LAMPU


A. Tujuan
Mahasiswa mengetahui karakteristik dari suatu lampu pada sistem
penerangan

B. Teori

Lux meter adalah alat untuk mengkur tingkat intensitas cahaya dari
suatu ruangan. Dengan alat ini kita dapat mencegah pemborosan ketika
akan memilih lampu. Dengan alat ini pula kita memiliki alasan yang
tepat untuk mengganti lampu yang terlalu terang atau terlalu redup. Lux
adalah terminologi untuk menyatakan jumlah sinar yang diterima oleh
sebuah objek seluas 3 kaki persegi pada jarak 1 yard, oleh sebuah
sumber sinar dengan daya 1 watt.

C. Alat dan Bahan


Lux Meter
1buah Lampu Pijar 10 W
1buah Lampu XL 23 W
Meteran
Alat Tulis

Gambar Lux meter.

D. Langkah Kerja

Lux meter bekerja dengan sensor cahaya. Lux meter cukup


diletakkan di atas meja kerja atau dipegang setinggi 75 cm di atas lantai.

17 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Layar penunjuknya akan menampilkan tingkat pencahayaan pada titik


pengukuran. Cara kerja dari praktek ini dapat kita lihat dengan gambar
berikut:

Gambar pengukuran Lux meter

Gambar Pengukuran pada jarak 25 cm

18 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

E. Tabel Pengukuran

Lampu Pijar 10 W Lampu XL 23 W


No Jarak Hasil Tanpa
Lampu (Lux) Hasil Hasil Hasil Hasil
Alat Ukur Real Alat Ukur Real
1 0
2 25
3 50
4 75
5 100
6 125
7 150
8 175
9 200
10 225
11 250
12 275
13 300
14 325
15 350
16 375
17 400
18 425

Pengukuran dibawah Lampu ( jarak X=0)


E0 = lux
h (ketinggian) = m
0 = E.h2 lumen
0
I0 = 4 ()

19 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Jarak = x cm pada sudut


E1 = lux
h (ketinggian) = m
.2
1 = (cos )3
1
I1 = 4

V. PENGUKURAN INTENSITAS
PENERANGAN RUANGAN
A. Tujuan
Mahasiswa mengetahui Intensitas penerangan lampu pada suatu
ruangan

B. Metoda Pengukuran
a. Ukur ruangan panjang dan lebar
b. Tentukan titik pengukuran pada tiap jarak 1 m (seperti gambar)
c. Ukur pada setiap titik tersebut dengan lux meter
d. Hitung Rata-rata penerangan
e. Peta titik penerangan (dapat disesuaikan dengan lapangan)

20 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

f. Tabel data pengukuran

No Tanpa Dengan (B) (A) Rata-rata


Lampu Lampu (lux) (lux)
(Lux) (Lux)
(A) (B)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

21 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

VI. KALIBRASI VOLTMETER


A. Tujuan
Mahasiswa menegtahui tingkat error dari sekelompok alat ukur volt
meter

B. Teori

Volt Meter Merupakan alat/perkakas untuk mengukur besar


tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari tiga
buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang
dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar
berperan sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda.
Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter).

Gambar Avometer

C. Alat dan Bahan


10 set AVO Meter Analog
Sumber Tegangan PLN
Terminal Kabel
Test Pen
D. Cara Kerja
Siapkan 10 AVO Meter analog.
Hubungkan terminal dengan stop kontak AC 220 V.

22 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Ukur dengan 10 AVO Meter analog tegangan AC 220 V tetapi dengan


skala pengukuran berbeda (120, 300, dan 1000) atau sesuaikan dengan
kondisi AVO.

Gambar Kerja.

E. Petunjuk Praktek
1. Skala max 50 , V sumber = 20 Volt
2. Skala max 100 , V sumber = 80 Volt
3. Skala max 300 atau 250 , V sumber = 220 Volt
4. Skala max 1000 atau 1200 , V sumber = 220 Volt
VM XA A d d2
A)
(XA- (XA- A)2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

23 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Langkah Perhitungan :
a) Hitung rata-rata.
b) hitung d (lihat tabel)
c) hitung deviasi rata-rata.
()
SA =

d) hitung deviasi standar


( 2 )
SA =
1

e) Hitung kesalahan yang mungkin (probable error) dengan standar


kesalahan
0,6745SA

24 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

VII. KALIBRASI AMPERE METER


A. Tujuan
Mahasiswa menegtahui tingkat error dari sekelompok alat ukur amapere
meter

B. Teori
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi
tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter,
voltmeter dan ohmmeter.
Ampermeter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt
yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil,
sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis.
Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan
menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum
amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar
pula simpangannya.
C. Alat dan Bahan
1. 1 buah Ampere meter Digital yang dijadikan Master yaitu winner
M-890C
2. 10 Buah Ampere meter analog
3. 2 buah resisitor
D. Langkah Kerja
1. Siapkan 10 AVO Meter analog dan 1 Avo Meter digital sebagai
master
2. Ukur dengan 10 AVO Meter beban resitive dengan hambatan 24,2
dengan skala maksimal 1
3. Ukur dengan 10 AVO Meter resistor dengan hambatan sbb:
a. 1512 K ; skala maksimal 10
b. 3012 K ; skala maksimal 1000

25 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

4. Tegangan dasar telah diukur oleh AVO Meter digital dan sesuai
dengan warna gelang pada resistor
5. Hitung Error
E. Petunjuk Praktikum
1. Skala max 250mA , V sumber = 50 mA
2. Skala max 500 mA , V sumber = 100 mA

VM XA A d d2
A)
(XA- (XA- A)2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Langkah Perhitungan :
a) Hitung rata-rata.
b) hitung d (lihat tabel)
c) hitung deviasi rata-rata.
()
SA =

d) hitung deviasi standar


( 2 )
SA =
1

26 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

e) Hitung kesalahan yang mungkin (probable error) dengan standar


kesalahan
0,6745SA

27 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

VIII. KALIBRASI OHM METER


A. Tujuan
Mahasiswa menegtahui tingkat error dari sekelompok alat ukur ohm
meter

B. Teori
Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya
untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor.
Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam
ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur
besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang
kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.

C. Alat dan Bahan


1. 7 buah Ohm meter Digital
2. 10 Buah Ohm meter analog
3. Galvano meter

D. Cara Kerja
1. Siapkan 10 AVO Meter analog dan 10 Avo Meter digital.
2. Ukur dengan 10 AVO Meter beban resitive dengan skala maksimal
1 dan 10 .

E. Petunjuk Praktikum
o Skala max 1 ohm , V sumber = 10 ohm
o Skala max 1 Kohm, V sumber = 500 ohm
o Skala max 10 Kohm, V sumber = 5 Kohm

28 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

VM XA A d d2
A)
(XA- (XA- A)2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Langkah Perhitungan :
a) Hitung rata-rata.
b) hitung d (lihat tabel)
c) hitung deviasi rata-rata.
()
SA =

d) hitung deviasi standar


( 2 )
SA =
1

e) Hitung kesalahan yang mungkin (probable error) dengan standar


kesalahan
0,6745SA

29 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

IX. PENGUKURAN FAKTOR KERJA


(COS )
A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengukur faktor kerja pada sebuah beban listrik
Mahasiswa mengetahui pengaruh faktor kerja pada sistem daya listrik.

B. Teori

Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan


energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki
satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-
1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata
"kondensator" masih dipakai hingga saat ini.
Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada
tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan
kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi
dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang
tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan
bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur,
Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

C. Alat dan Bahan


Hioki clamp On.P.HI Tester.
3 buah lampu TL masing-masing 40 Watt.
Kwh meter 1 fasa.
Papan Istalasi Listrik 1 Fasa.
3 buah kapasitor masing-masing 4,5 mikro farad.

30 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Gambar Hioki clamp On.P.HI Tester dan Kapasitor.

D. Cara Kerja
Siapkan papan rangkaian yang telah dirangkai sebelumnya.
Pasang lampu TL 40 W tanpa menggunakan kapasitor.
Hubungkan terminal dengan stop kontak AC 220 V.
Hubungkan kabel dari KWH ke terminal kabel.
Lihat nilai faktor kerja (cos ), pada cos meter.
Catat hasilnya.
Kemudian setelah selesai, rangkai kembali rangkaian dengan
memasang kapasitor yang telah ditentukan.
Lalu catat hasilnya.

Skema Pemasangan Kapasitor

31 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

E. Tabel Praktikum

Sebelum dipasang kapasitor


cos = = .

V I Cos P PA Px = (V I Sin )
(Watt) (VA) (VAR)

Sesudah dipasang kapasitor


cos = .
= ..

V I Cos P PA Px = (V I Sin )
(Watt) (VA) (VAR)

32 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

X. PENGUKURAN KWH METER 1


PHASA
A. Tujuan

Mahasiswa mampu mengukur dengan KWH meter.


Mahasiswa mengetahui pengaruh pembebabanan pada KWH meter.

B. Teori

KWH meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik
di lingkungan perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini
sudah mengalami perkembangan yang begitu luar biasa dalam
beberapa tahun terakhir ini. Pada awalnya, fungsi utama dari KWH
meter ialah untuk menghitung pemakaian energi listrik. Dengan
perkembangan teknologi yang luar biasa, maka KWH meter
berkembang menjadi suatu alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan
hasil pengukurannya kepada perusahaan listrik yang bersangkutan.
Perkembangan KWH meter ini didukung karena adanya perkembangan
yang luar biasa pada dunia teknologi informasi khususnya internet
sehingga sekarang ini pengiriman data dapat dengan mudah terlaksana
dan proses pengirimannya pun cepat. Berikut hubungan rangkaian
KWH 1 fasa.

33 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

5. Watt meter
F W
W
V
A

6. KWH METER 1 FASE

1 3 4 6
L
N

C. Alat dan Bahan


1. 3 Lampu pijar (2 Lampu 100 W dan 1 lampu 10 W)
2. Motor induksi 1 fasa
3. Alat ukur Hioki 3266
4. Terminal Kuningan
5. Papan Rangkaian 1 Fasa
6. Kwh meter 1 Fasa
7. Kabel
8. Test Pen
9. Tang Potong
D. Langkah Kerja
1. Siapkan papan rangkaian yang telah disusun sebelumnya.

34 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

2. Pasang KWH meter satu fasa sesuai dengan skema seperti


rangkaian dibawah ini.

3. Hubungkan terminal kabel ke stop kontak 220 VHitung selama 15


menit.
4. Hitung jumlah putarannya.

E. Tabel Praktikum
Dat Kwh meter : ..rpm/kwh
Selama 15 menit: .putaran
KWH Meter Nama Beban =
(Sesuaikan dg kondisi)
Putaran =. Lampu Pijar : Watt V : 281,5 V
KWH =.. Lampu Pijar : Watt I : 2,85 A
Motor : Watt Cos : 0,284
Total beban : ...Watt =
KWH =.. KWH =..

35 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

XI. PENGUKURAN KWH 3 PHASA


A. Tujuan

Mahasiswa mampu mengukur dengan KWH meter 3 fasa.


Mahasiswa mengetahui pengaruh pembebabanan pada KWH meter 3
fasa.
B. Teori

KWH meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik
di lingkungan perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini
sudah mengalami perkembangan yang begitu luar biasa dalam beberapa
tahun terakhir ini. Pada awalnya, fungsi utama dari KWH meter ialah
untuk menghitung pemakaian energi listrik. Dengan perkembangan
teknologi yang luar biasa, maka KWH meter berkembang menjadi suatu
alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan hasil pengukurannya kepada
perusahaan listrik yang bersangkutan. Perkembangan KWH meter ini
didukung karena adanya perkembangan yang luar biasa pada dunia
teknologi informasi khususnya internet sehingga sekarang ini
pengiriman data dapat dengan mudah terlaksana dan proses
pengirimannya pun cepat.

KWH meter 3 fasa merupakan suatu alat ukur untuk menghitung


pemakaian energi listrik 3 fasa, biasanya alat ukur ini dipakai baik di
perkantoran dan industri, perumahan jarang menggunakan listrik 3 fasa
dikarenakan tarif dasar yang cukup mahal, Gambar rangkaian
pengukuran pada KWH 3 fasa :

36 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

KWH.
METER
3 FASE
4 KAWAT

R B
S E
T B
N A

sam.12.05.
N

C. Alat dan Bahan


1. 3 Lampu pijar (2 Lampu 100 W dan 1 lampu 10 W)
2. Motor induksi 1 fasa
3. Alat ukur Hioki 3266
4. Terminal Kuningan
5. Papan Rangkaian 3 fasa
6. Kwh meter 3 Fasa
7. Kabel
8. Test Pen
D. Cara Kerja
1. Siapkan papan rangkaian yang telah di rangkai sebelumnya
2. Pasang lampu dan motor induksi satu fasa
3. Hubungkan tegangan dari trafo 3 fasa yang tersedia
4. Hitung jumlah putaran selama 15 menit, jika pada piringan belum
mencapai titik awal lanjutkan hitungan hingga piringan hitam
mencapai titik awa

37 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

E. Tabel Praktikum

V I KWH
Data Cos P VA
(Volt) (Ampere) Meter
Motor induksi 3 fasa
1. Daya : KW
2. Frekwensi: Hz
3. Putaran: rpm
4. Cos :
5. Tegangan:
6. Hp: hp
KWH Meter 3 fasa
1. 120put/kwh

Maka daya untuk KWH meter 3 fasa:


P = 3 V I Cos
P =.
Daya untuk motor listrik yang beroperasi selama 15 menit
1
P x 15 menit = P x jam (KWH)
4

Putaran selama 15 menit : putaran



=

38 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

XII. MERANCANG DAN MEMBUAT


TRAFO 1 FASA
A. Tujuan
Mahasiswa dapat Merancang dan membuat trafo satu fasa.

B. Teori
Transformator (atau yang lebih dikenal dengan nama trafo)
adalah suatu alat elektronik yang memindahkan energi dari satu sirkuit
elektronik ke sirkuit lainnya melalui induksi dari kumparan melalui inti
besi. Biasanya dipakai untuk mengubah tegangan listrik dari tinggi ke
rendah dan berarti juga mengubah arus listrik dari rendah ke tinggi atau
disebut juga dengan Trafo Step Down, tetapi ada juga trafo yang dapat
mengubah tegangan listrik dari tegangan listrik yang rendah ke tegangan
listrik yang tinggi atau disebut dengan Trafo Step Up, Rumus terapan
untuk perhitungan trafo :

Inti transformator jenis E I mempunyai ukuran a = 1.4, 1.6, 2.5, 2.8,


3.2, 3.5, 4.2, 4.5, 5.7 (dalam satuan cm).

Dalam perancangan ukuran b a, kemudian lakukan langkah-langkah


berikut :

39 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

a. Daya transformator :
2
f *q

ef
P 2
7

b. Arus Transformator

I P , harga V diambil pada primer maupun sekundair.


V
c. Diameter kawat
I
d 1.13 * ,
2 2
rapat arus (2.5 6 )amper/mm2

d. Jumlah lilitan
N
50
V A
C. Alat dan Bahan
1. Alat lilit trafo manual
2. 1 rol kawat tembaga 0,3
3. 1 rol kawat tembaga 1,3
4. Inti besi E dan I
5. Kertas prespahn
6. Solder dan timah
7. Dudukan lilitan
8. Gunting
9. Cutter
10. Solasi kertas

D. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Rancanglah trafo seperti gambar.

40 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

3. Menghitung arus trafo yang akan dibuat dengan menggunakan


rumus baku.
4. Mulai melilit dari rangkaian primer dan sekunder dengan kawat
tembaga yang telah ditentukan melaui perhitungan.
5. Bungkus kawat lilitan tesebut dengan kertas prespahn.
6. Pasang terminal lift dan solder ujung-ujung kawat primer dan
sekunder.
7. Memasang inti besi E ke dalam dudukan lilitan.
8. Memasang inti besi I ke sela-sela inti besi E.
9. Pasang rumah trafo.
10. Uji trafo dan isi tabel berikut.

E. Perancangan Trafo
V out = .. V
I out = .. A
Daya Total = V x I watt
. 2
P= 2

Ukuran Inti E yang Digunakan


a = (pilih yang sesuai)
q=axb
8,74
b= = = 3.5 cm
2.5

Ukuran Kawat Email Lilitan Sekunder



d2 = 1.132 x j = rapat arus (2,5 - 6) A/mm2

Contoh :
3 3
d2 = ( 1.13)2.2.5 = 1.276. 2.5 = 1.53 = 1.24 mm

41 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

3 3
d2 = ( 1.13)2.6 = 1.276. 6 = 0.638 = 0.798 mm

Ukuran kawat email yang digunakan adalah 0.798 mm s/d 1.24 mm.
Yang digunakan = 1 mm.

Ukuran Kawat Email Lilitan Primer


Contoh :
78
= = 220 = 0.325

0.325 0.325
d2 = (1.13)2. = 1.276. = 0.165 = 0.4 = 0,5 mm
2.5 2.5
0,325 0.325
d2 = ( 1.13)2. = 1.276. = 0.068 = 0.26 = 0,3 mm
6 6

Ukuran kawat yang digunakan adalah 0.3 mm s/d 0.5 mm.


Yang digunakan = 0,3 mm

Jumlah Lilitan
50
= =

contoh :
50
= 5.72
8,74

Lilitan Primer 0 220 V


Contoh :
240 x 5.72 = 1372,8 = 1373 lilitan
15% x (1373) = 205,95 = 206 lilitan
Maka lilitan primer = 1373 + 206 = 1579 lilitan
Lilitan Sekunder 0 - 26 V
Contoh :
26 x 5.72 = 148,72 = 149 lilitan
15% x (149) = 22,308 lilitan
Maka lilitan primer = 149 + 22,308 = 171,308 = 171 lilitan

42 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

XIII. DESAIN KOKER TRAFO

43 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

XIV. TES BEBAN NOL


A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui rugi inti pada transformator,
(Hesterisis dan arus Eddy).

B. Teori

Tes beban nol untuk membuktikan nilai rugi-rugi inti yang terjadi pada
transformator.

Autotrafo Trafo.

Pada saat trafo dihubungkan sumber AC, rugi tembaga pada sisi
primer sangat kecil (diabaikan), yang diperhitungkan pada kondisis ini
adalah rugi initi. Arus input Io lagging terhadap V1 dengan sudut o
kurang dari 90o

Po= V1Io Cos o


Iw = Io Cos o
I = Io Sin o
C. Alat dan Bahan
1. Auto trafo 0 - 220 V dengan 3 A dan 24 V
2. Ampere meter digital/analog
3. Volt meter digital/analog
4. Cos phi meter
5. Multi meter
6. Kabel

44 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

7. Trafo 1 fasa
D. Langkah Kerja

1. Siapkan peralatan yang diperlukan


2. Buat rangkian seperti gambar, tambahkan pengukuran cos o dan watt
meter
3. Tabel Pengukuran tanapa sumber :

PRIMER SEKUNDER

N1 R1 L1 N2 R2 L2

4. Lakukan percobaan dan ambil data sesuai table :

V (in) I (in) Cos V (out)

20

40

60

80

100

200

220

Perhitungan

Pinti = V1.Io.Cos o

45 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

Contoh : Uji gambar Karakteristik Vin VS Vo, berikut

XV. PERCOBAAN TRAFO BERBEBAN

46 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

A. Tujuan

Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tentang Kinerja


transformator.

B. Teori

Daya output pada transformator :

P VICos
Pada tarnsformator bila diberi tegangan tetap, maka daya juga akan
tetap sesuai dengan kemampuan trafo tersebut. Pada kondisi tersebut pada
saat beban dinaikan (arusnya meningkat), I2 R meningkat maka drop
tegangan pada akan meningkat pula, sehingga akan terjadi penurnan
tegangan pada sisi sekunder.

A A

V
V

Prosentase drop tegangan pada keadaan beban penuh, merupakan


gambaran dari prosentase resistansi dan reaktansi, yang dirumuskan :

C. Alat dan Bahan


1. Auto trafo 0 - 220 V
2. Ampere meter digital/analog
3. Volt meter digital/analog
4. Beban Resistif

47 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

5. Multi meter
6. Kabel
7. Trafo 1 fasa
D. Cara Kerja
1. Siapkan peralatan yang diperlukan.
2. Lakukan pengukuran R dan L sebelum melakukan percobaan beban nol
maupun berbeban.
3. Buat rangkian seperti gambar.
4. Lakukan percobaan dan ambil data sesuai table :

Hasil Percobaan
Vin I (in) Vout Iout Cos

Perhitungan
Pin = V.I.Cos
Pout = V.I.Cos

Efisiensi = + x 100%

V1 = E1 + I1 (R1+jXL1)
E2 = V2 + I2 (R2+jXL2) =>

contoh :
E2 = V2 (beban nol) =
= ...+ ... (..... + j2f x ....)
V2 = E2 - I2 (R2+jXL2)
= . .....
Vdrop = V2 Vo
= Volt

48 Elih Mulyana2015
JOBSHEET [PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA ELEKTRIK II]

49 Elih Mulyana2015

Anda mungkin juga menyukai