Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Myobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya. (Depkes RI, 2007).
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium Tubercolosis. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain dari tubuh manusia, sehingga selama ini kasus tuberkulosis yang
sering terjadi di Indonesia adalah kasus tuberkulosis paru/TB Paru (Indriani et al., 2005).
Penyakit tuberculosis biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mycobacterium Tubercolosis yang dilepaskan pada saat penderita batuk. Selain manusia,
satwa juga dapat terinfeksi dan menularkan penyakit tuberkulosis kepada manusia melalui
kotorannya (Wiwid, 2005).
B. Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Myobacterium tuberculosae, sejenis kuman berbentuk
batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um. Tergolong dalam kuman
Myobacterium tuberculosae complex adalah :
1. M. Tuberculosae
2. Varian Asian
3. Varian African I
4. Varian African II
5. M. bovis.
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat
kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA)
dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat tahan hidup pada
udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es).
Hal ini terjadi karena kuman bersifat dormant, tertidur lama selama bertahun-tahun dan dapat
bangkit kembali menjadikan tuberkulosis aktif lagi. Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai
parasit intraselular yakni dalam sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula memfagositasi
malah kemudian disenanginya karena banyak mengandung lipid (Asril Bahar,2001).
C. Cara penularan TB (Depkes, 2006)
1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan
dahak.
3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu
yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari
langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan yang gelap dan lembab.
4. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien
tersebut.
5. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi
percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
D. Patifisiologi
Tempat masuk kuman M.tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan
luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis terjadi melalui udara (airborne),
yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal
dari orang yang terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama jenis bovin,
yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi.
Tuberkulosis adalh penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. Sel
efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit (biasanya sel T) adalah sel
imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini biasanya lokal, melibatkan makrofag yang
diaktifkan di tempat infeksi oleh limfosit dan limfokinnya. Respon ini disebut sebagai reaksi
hipersensitivitas (lambat)
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju, lesi
nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan
granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast, menimbulkan respon
berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya
akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel. Lesi primer paru-paru dinamakan
fokus Gohn dan gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer
dinamakan kompleks Gohn respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah
pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi
tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke dalam percabangan
trakeobronkhial. Proses ini dapat akan terulang kembali ke bagian lain dari paru-paru, atau basil
dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau usus. Kavitas yang kecil dapat menutup
sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut bila peradangan mereda lumen
bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan
rongga bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui
saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan dan lesi mirip dengan lesi
berkapsul yang tidak terlepas keadaan ini dapat menimbulkan gejala dalam waktu lama atau
membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif. Penyakit
dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang lolos dari kelenjar
getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil dapat menimbulkan lesi pada
berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran limfohematogen, yang
biasanya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen merupakan suatu fenomena akut yang
biasanya menyebabkan tuberkulosis milier. Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak
pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk kedalam sistem vaskular dan tersebar ke
organ-organ tubuh.
E. Pathway
F. Manifestasi Klinis
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk
dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas,
badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari
tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan (Depkes, 2006).
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah banyak pasien
ditemikan Tb paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Gejala tambahan
yang sering dijumpai (Asril Bahar. 2001):
1. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang dapat mencapai
40-41C. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul
kembali. Begitulah seterusnya sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dari demam
influenza ini.
2. Batuk/Batuk Darah
Terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-
produk radang keluar. Keterlibatan bronkus pada tiap penyakit tidaklah sama, maka
mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni
setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Keadaan yang
adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan
batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus
dinding bronkus.
3. Sesak Napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas. Sesak napas akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah
bagian paru-paru.
4. Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai
ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien
menarik/melepaskan napasnya.
5. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan
berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan makin kurus (berat badan turun), sakit
kepala, meriang, nyeri otot, dan keringat pada malam hari tanpa aktivitas. Gejala malaise
ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
G. Komplikasi
a. Tujuan Pengobatan
Ruangan / Kamar : C5 /
A. IDENTIFIKASI
1. Identitas Klien
Inisial nama : Tn.T.T
Umur : 50 tahun
Jenis kelamain : Laki laki
Agama : Kr.Protestan
Pendidikan : Tamat SLTP
Pekerjaan : Pekerja L epas
Alamat : Kel Bumi Nyiur Lk IV
No. RM : 40.79.62
Dx medis : TB Paru (Putus Obat)
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. D.T.
Alamat : Kel Bumi Nyiur Lk IV
Hubungan dengan klien : Anak
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan batuk-batuk dan sesak napas.
2. Riwayat Penyakit Saat Ini
Klien mengatakan sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit klien
mengalami batuk dan sesak nafas,batuk berlendir berwarna kuning, Sesak dirasakan
klien ketika klien melakukan aktivitas berat,saat sesak klien mengeluh nyeri dibagian
dada, demam turun dengan obat penurun panas, berkeringat di malam hari lalu di
larikan ke ke RSUP prof. Dr. R.D Kandou Manado dengan KU lemah, TD 120/80
mmHg, Nadi 84 x/menit serta frekuensi pernafasan 28 x/menit, kemudian klien
dipindahkan ke instalasi rawat inap C5 dengan terpasang O2 6L dan frekuensi
pernafasan 24 x/m
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan 10 tahun lalu klien pernah di rawat di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado dengan penyakit yang sama yaitu TB Paru,riwayat pengobatan 10
thn 6 bln tapi tidak selesai.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit .
5. Riwayat Alergi Terhadap Pengobatan
Klien tidak pernah mengalami alergi terhadap pengobatan.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : klien tampak sakit, klien berbaring lemah
2. Tanda-tanda Vital
a. Kesadaran : CM
b. GCS : 15
c. Tekanan Darah : 120/80
d. Nadi : 84x/m
e. Respirasi : 24x/m
f. Suhu : 36,8oC
g. Tinggi Badan : 150 cm
h. Berat Badan : 45 kg
D. DATA SISTEMIK
a. Sistem Persepsi Sensori
Pendengaran : Normal
Penglihatan : Normal
Penghidu : Normal
Peraba : Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
b. Sistem Penglihtan
Lapang Pandang : Normal
Kesimetrisan Mata : Kedua mata simetris
Kelopak Mata : Cekung
Konjuntiva : Anemis
Skelera : Tidak ikterik
Kornea : Hitam
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
c. Sistem Pernapasan
Frekuensi : 24 x/menit
Batuk : Batuk berdahak
Sumbatan Jalan Nafas : Adanya sputum
Bentuk Dada : Simetris
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif
d. Sistem Kardiovaskular
TD : 160/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36 C
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
e. Sistem Saraf
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
E (membuka mata) :4
V (mengikuti perintah) :5
M (melokalisir nyeri) :6
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
f. Sistem Integumen
Warna Kulit : Tidak pucat
Luka : Tidak ada
Memar : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Turgor Kulit : Kurang Elastis
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
g. Sistem Gastrointestinal
Nafsu Makan : Normal
Porsi SMRS : 1 Porsi
Porsi MRS : 1 Porsi
Kemampuan Mengunyah : Normal
Kemampuan Menelan : Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
h. Sistem Muskuloskeletal
Rentang Gerak : Bebas
Keseimbangan dan cara jalan : Tidak seimbang dan dibantu saat berjalan
Kemampuan memenuhi aktivitas : Dibantu sebagian
Genggaman Tangan : Kuat tangan kanan dan kiri
Akral : Hangat
Fraktur : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas
i. Sistem Perkemihan
Urine : Kuning jernih
Frekuensi : 2 x sehari
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. Nutrisi Metabolik
Klien mengatakan porsi makan klien sebelum sakit dan saat sakit baik, yaitu 1 porsi
makan dengan frekuensi 2 x sehari yang terdiri dari nasi, lauk, dan sayur, kadang-kadang
mencicipi buah setelah selesai makan.
3. Aktivitas dan Latihan
Klien mengatakan sebelum sakit klien banyak mengikuti kegiatan organisasi yang
diselenggarakan di tempat klien tinggal, seperti arisan, ibadah berjamaah, lomba antar
dusun dll. Namun setelah klien sakit klien sudah membatasi aktivitas klien karena jika
sudah terlalu banyak beraktivitas klien akan mudah merasakan sesak nafas. Sebelum sakit
klien mampu melakukan aktivitas klien dengan mandiri, saat di rawat di RS sebagian
aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat.
Aktivitas harian :
1. Makan :0
2. Mandi :2
0 : Mandiri
3. Berpakain :1
1 : Bantuan dengan alat
4. Kerapian :2
2 : Bantuan orang
5. Buang air besar :2
3 : Bantuan orang dan alat
6. Buang air kecil :2
4 : Bantuan penuh
7. Mobilisasi tempat tidur :0
8. Ambulasi (tempat tidur) :0
4. Pola Eliminasi
Sistem Perkemihan
Klien mengatakan tidak ada masala dalam BAK klien baik dirumah dan saat dirawat di
rumah sakit. Frekuensi 5-6 kali sehari dengan bau khas urin, warna kuning jernih.
Sistem Pencernaan
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam BAB klien baik dirumah dan saat dirawat
di rumah sakit. Frekuensi BAB klien 1 kali dalam sehari biasanya dipagi hari dengan
konsistensi feses padat.
Sistem Integumen
Klien mengatakan klien sering berkeringat di malam hari.
Sistem Respirasi
Klien tampak gelisah, klien mengatakan merasakan sesak, terpasang O2 6L.
5. Pola Istrahat dan Tidur
Klien mengatakan tidur klien bagus, tidak bermasalah baik sebelum di rumah sakit dan
saat di rawat di rumah sakit.
6. Pola Kognitif Preseptual
Klien tidak ada masalah pada indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan
pengecapan. Klien dapat mengenal orang, tempat dan waktu dengan baik.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Klien mengatakan ia adalah seorang ibu rumah tangga yang aktivitas sehari-harinya
mengurus rumah, merawat suami dan anak-anaknya. Klien mengatakan ia merasa senang
dan tidak rendah diri dengan aktivitasnya sehari-harinya.
8. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama (Koping)
Klien mengatakan ia sebagai seorang ibu rumah tangga ia mempunyai hubungan yang
baik dengan suami dan anak-anaknya, mereka sering berinteraksi dengan baik setiap
harinya, juga hubungan klien dengan lingkungannya baik.
9. Pola Reproduksi Seksual
Klien mengatakan tidak ada masalah pada reproduksi dan seksualitasnya.
10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stres
Klien mengatakan ia merasa khawatir dengan penyakit yang dideritanya, dengan rasa
khawatir yang ia rasakan ia berdoa kepada Tuhan semoga diberikan kesembuhan.
11. Pola Sistem Nilai Kepercayaan
Klien menganut agama Kristen protestan, sebelum dirawat di rumah sakit klien rajin
mengikuti ibadah harian.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
07 Februari 2017
G. TERAPI
0ksigen 6 L/m
Ceftriaxone 1 gr / 12 jam IV
N.asetil sistein 200 mg / 8 jam PO
Lansoprazole 30 mg / 12 jam PO
Ondansentron 4 mg / 8 jam IV
Sucralfat 10 mL / 8 jam PO
Candesartan 80 mg / 24 jam PO
Paracetamol 500 mg / 8 jam PO
Domperidon 10 mg / 8 jam PO
OAT tab
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi
b. Intoleransi aktivitas b.d keletihan
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Noc Nic
1. Pola nafas tidak Outcome:Status 1. Monitor Pernapasan (3350)
efektif b.d Pernapasan (0415) Monitor keluhan sesak
hiperventilasi. Domain : Kesehatan nafas klien, termasuk
Nanda Fisiologis (II) kegiatan yang
:Ketidakefektifan Kelas : Jantung Paru (E) meningkatkan atau
pola napas Skala : Sangat berat ke memperburuk sesak nafas.
Pengertian tidak ada. Monitor pola nafas klien.
:Inspirasi dan / atau 041513 : Sianosis Posisikan klien miring ke
ekspirasi yang tidak 041517 : Mengantuk samping.
memberi ventilasi 041530 : Demam
adekuat. 041531 : Batuk 2. Terapi Oksigen (3320)
Batasan Bersihkan mulut, hidung,
Karakteristik : dan sekresi trakea dengan
Penurunan tepat.
tekanan ekspirasi Berika oksigen tambahan
Penurunan sesuai yang diperintahkan
tekanan inspirasi Sediakan oksigen ketika
Pernapasan bibir pasien
Pola napas dibawah/dipindahkan
abnormal. Peiksa perangkat (alat)
pemberian oksigen secara
berkala untuk memastikan
bahwa konsentrasi (yang
telah) ditentukan sedang
diberikan.
3. Monitor Tanda-tanda Vital
(6680)
Monitor tekanan darah, nadi,
suhu, respirasi dan status
pernapasan dengan tepat
Monitor tekanan darah saat
pasien berbaring, duduk, dan
berdiri sebelum dan setelah
perubahan posisi
Monitor dan laporkan tanda
dan gejala hipotermia dan
hipertermia
Monitor warna kulit dan
kelembapan.