Anda di halaman 1dari 21

RESUME TEORI AKUNTANSI

LIABILITIES AND OWNERS EQUITY

Disusun oleh:
Kelompok 1
IRHAM MAULANA TSALITS 1511031139
MULYADI 1511031160
FARIZ MUHAMMAD HAIKAL 1511031136
ADITYA PRIANGGA 1511031117
MUSRIAL DONI 1511031149
ARNOLD RESTU 1511031155
SANI NURBANI 1511031141
KHAIRUR ICHSAN 1511031123

Mahasiswa Program S1 Akuntansi STAR BPKP-ADB Batch II


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Di Universitas Lampung
Tahun 2016

1
Learning Objektives 1
Teori Kepemilikan dan Entitas

Teori Kepmilikan memusatkan perhatiannya pada pemilik (proprietor). Dengan


ini semua konsep, prosedur dan aturan-aturan akuntansi semuanya dilihat dari
sudut pandang pemilik. Lain halnya dengan teori entitas. Teori entitas melibatkan
bisnis sebagai entitas terpisah dari pemilik dan akuntansi mencatat transaksi dari
entitas tersebut.

A. Teori Proprietary (Kepemilikan)


Teori proprietary dapat digambarkan dengan persamaan:

P=AL
P merupakan kekayaan bersih pemilik bisnis. Sprague mengatakan bahwa
neraca kepemilikan adalah jumlah dari beberapa waktu tertentu semua elemen
yang merupakan kekayaan beberapa orang atau sekumpulan orang. Semua
hasil bisnis adalah peningkatan kekayaan, yang berarti meningkatkan ekuitas
pemilik. Aset merupakan kepunyaan pemilik dan liabilitas adalah kewajiban
dari pemilik. Definisi teori kepemilikan menurut Vatter adalah teori
pembukuan berpasangan yang dilandasi pada ide bahwa beban dan pendapatan
mempunyai karakteristik aljabar yang sama, yaitu meningkatkan kekayaan
pada sisi kredit dan sebaliknya. Modal keuangan daripada pandangan modal
fisik sesuai dengan teori kepemilikan. Pandangan teori akuntansi kepemilikan
dikembangkan ketika bisnis masih dalam skala kecil dan dalam bentuk
perseorangan atau persekutuan. Namun dengan munculnya perusahaan, teori
ini telah terbukti tidak memadai sebagai dasar untuk menjelaskan akuntansi
perusahaan. Dengan hukum, perusahaan adalah entitas terpisah dari pemilik.

B. Teori Entitas
Teori entitas muncul untuk membatasi kelemahan dari teori kepemilikan. Teori
ini bermula dari fakta bahwa perusahaan adalah entitas terpisah dari pemilik.
Teori ini mengasumsikan entitas akuntansi mengenai pemisahan urusan bisnis

2
dan pribadi. Martin menguraikan dua asumsi yang terkait dengan gagasan
entitas akuntansi yaitu:
Pemisahan. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan adalah terpisah dari
pemilik.
Sudut pandang. Prosedur akuntansi dilakukan dari sudit pandang entitas.
Meskipun, teori entitas secara khusus cocok untuk akuntansi perusahaan,
para pendukungnya percaya bahwa hal itu dapat diterapkan pada bisnis
perseorangan. persekutuan dan bahkan yang bukan merupakan organisasi
nirlaba, menyediakan:
Akun dan transaksi diklasifikasikan dan dianalisis dari sudut pandang
entitas sebagai unit operasi.
Prinsip dan prosedur akuntansi tidak diformulasikan hanya pada
kepentingan pemilik saja.

Learning Objective 2
Liabilities Defined

A. Pengertian Liabilitas
Liabilitas adalah elemen kunci dalam akuntansi. Kerangka IASB paragraf 49
(b) mendefinisikan kewajiban sebagai kewajiban kini dari entitas yang
timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat
menghasilkan arus keluar dari entitas sumber daya yang memiliki manfaat
ekonomis.

B. Kewajiban Saat Ini (Present Obligation)


Present obligation dapat terjadi karena beberapa hal berikut ini, yaitu:
a. Pengorbanan dari sumber daya yang belum dilakukan;
b. Kewajiban yang sudah ada saat ini;
c. Alokasi perencanaan kewajiban yang dilakukan jika ada hubungannya
dengan pihak eksternal;
d. Terdapat dasar hukum penagihan kewajiban;

3
Pelunasan kewajiban dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
pembayaran dengan dengan aset, penghapusan aset dan lain sebagainya.
Kewajiban dibagi atas dua jenis yaitu equitable obligation (kewajiban yang
tidak berikatan dengan kontrak) dan constructive obligation (kewajiban yang
tidak dinyatakan secara tertulis).

C. Transaksi Masa Lalu (Past Transaction)


Sebuah transaksi atau kejadian di masa lalu memastikan bahwa hanya
kewajiban saat ini yang dicatat atas transaksi yang dilakukan pada masa lalu.
Jenis transaksi masa lalu yang bisa diterima contohnya berbentuk executory
contract (perjanjian yang belum dilaksanakan tetapi kita sudah terikat dengan
perjanjian tersebut).

D. Pengakuan Liabilitas
Pengakuan liabilitas harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. ketergantungan pada hukum (legal enforceability);
2. penentuan substansi ekonomis dari kejadian nyata (real obligation);
3. kemampuan untuk mengukur nilai kewajiban (biasanya berbentuk
nominal dan jika berumur lebih dari 12 bulan maka menggunakan
present value dari expected future cash flows);
4. penggunaan prinsip konservatisme.

E. IASB Framework
IASB Framework memberikan panduan berkaitan dengan pengakuan neraca
dan elemen laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item yang
memenuhi definisi elemen harus diakui jika:
a. besar kemungkinan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan
item akan mengalir ke atau dari entitas; dan
b. item memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan.
Ayat tersebut menyatakan bahwa liabilitas diakui dalam neraca jika besar
kemungkinan bahwa arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat
ekonomi hasil dari penyelesaian liabilitas kini dan jumlah di mana

4
penyelesaian akan berlangsung dapat diukur reliabilitas. Oleh karena itu, isu-
isu kunci yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan pengakuan atas
liabilitas adalah arus keluar atas kemungkinan manfaat ekonomi dan
keandalan pengukuran.

Learning Objective 3
Liability Measurement

A. Pengukuran Kewajiban (Liability Measurement)


Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk
kewajiban adalah biaya historis. Nilai wajar merupakan pengukuran yang
digunakan pada awal transaksi yang melibatkan kewajiban dalam
hubungannya dengan IAS 17 tentang sewa, IAS 39 tentang pengakuan dan
pengukuran instrumen keuangan, IFRS 2 tentang pembayaran berbasis
saham, IFRS 3 tentang penggabungan usaha. Apa yang kita maksud dengan
nilai wajar dalam hal ini? Konsep ini didefinisikan dalam standar IAS 17
(ayat 4):
The amount for which an asset could be exchanged or liability settled
between konowledgeable, willing parties in an arms length transaction.
Dengan demikian, kewajiban yang timbul dalam sewa pembiayaan diakui
pada awal berdasarkan nilai wajar sewa (yang menurut definisi di atas bisa
menjadi harga pasar untuk aset sewaan) atau nilai kini dari pembayaran sewa
minimum, jika lebih rendah ( IAS 17, ayat 20) di tahun-tahun berikutnya,
pengukuran jumlah kewajiban berdasarkan metode amortisasi biaya, yaitu,
biaya dari kewajiban awal (nilai wajar atau nilai tunai pembayaran sewa
minimum, jika lebih rendah) disesuaikan secara tahunan untuk mencerminkan
estimasi nilai saat ini. Saldo kewajiban berdasarkan metode amortisasi tingkat
bunga efektif (ayat 25).
Kita bisa melihat bahwa biaya historis (modifikasi biaya historis, dalam hal
ini amortisasi biaya) adalah metode yang paling umum digunakan untuk
pengukuran kewajiban selanjutnya. Dua contoh di mana pengukuran nilai

5
wajar diperlukan setelah akuisisi adalah kewajiban pasca kerja seperti pensiun
yang diatur dalam standar IAS 119 tentang manfaat karyawan 19/AASB dan
ketentuan jangka panjang dengan ketentuan 37/AASB IAS 137. Kewajiban
kontinjensi dan aktiva kontinjensi.

B. Imbalan Kerja-Pensiun (Employee benefit - Pension (Superannuation)


Plans)
Pada banyak negara, iuran pensiun ditetapkan oleh atasan untuk memberikan
manfaat pensiun bagi karyawan. Pengusaha melakukan pembayaran iuran
kepada dana pensiun yang memiliki aktiva, kepercayaan, untuk mendanai
pembayaran ketika karyawan pensiun. Dana pensiun merupakan suatu badan
hukum yang terpisah dari perusahaan pemberi kerja.
Iuran pensiun dapat seluruhnya didanai, sebagian didanai atau tidak didanai.
Iuran pensiun yang sepenuhnya didanai memiliki kas atau investasi yang
cukup untuk memenuhi kewajiban dana pensiun anggotanya. Sebaliknya,
rencana yang tidak didanai tidak memiliki kas atau investasi yang cukup
untuk menutupi potensi pembayaran yang belum direncanakan. Sejauh
jumlah yang dibayarkan untuk dana pensiun tidak cukup untuk memenuhi
kewajiban mereka saat program jatuh tempo, maka dana pensiun tersebut
dikatakan tidak didanai.
Karena dana pensiun adalah badan hukum yang terpisah, mungkin akan
dianggap bahwa rencana komitmen tidak didanai, bukan merupakan
kewajiban atasan dari sebuah perusahaan untuk membayar dana pensiun.
Namun, bisa dikatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang adil
untuk memenuhi komitmen yang tidak didanai dan karenanya, memiliki
kewajiban. Untuk mendukung argumen ini, Whittred, Zimmer dan Taylor
memberikan contoh sebuah perusahaan yang mendukung untuk
mempensiunkan dana akan kehilangan reputasi dalam pasar tenaga kerja dan
pasar lain sebagai konsekuensinya, sehingga menimbulkan suatu
pengorbanan manfaat ekonomi. Meskipun beberapa perusahaan tradisional
belum mengakui komitmen yang didanai sebagai kewajiban, dalam kerangka
kerja dan standar IAS 37/AASB 137 sulit untuk berpendapat bahwa mereka

6
bukan merupakan kewajiban. Masalah lainnya berkaitan dengan kapan harus
mengakui kewajiban pembayaran untuk pensiun (tabungan hari tua). Apakah:
Sebagai balas jasa karyawan yang telah memberikan jasanya? Gagasan
bahwa pembayaran adalah bentuk kompensasi yang diterima oleh
karyawan pada saat pemberian jasa. Namun, dibayarkan di masa depan,
setelah pensiun.
Ketika karyawan pensiun?
Ketika membutuhkan dana untuk melakukan pembayaran berdasarkan
program pensiun?
Dana pensiun dapat dianggap sebagai janji entitas untuk memberikan pensiun
kepada karyawan sebagai imbalan jasa masa lalu dan saat ini. Manfaat
pensiun adalah bentuk kompensasi ditangguhkan ditawarkan oleh perusahaan
dalam pertukaran untuk pelayanan oleh karyawan yang telah memilih, baik
implisit maupun eksplisit, untuk menerima kompensasi yang lebih rendah
saat pembayaran pensiun di masa depan. Manfaat pensiun yang diterima oleh
karyawan, dan biaya dicatat selama bertahun-tahun merupakan sebagai
bentuk imbalan jasa yang telah diberikan.

C. Provisions and contingencies


Provisi dan kewajiban kontinjensi muncul dimana terapat ketidakjelasan
antara kewajiban saat ini dan kewajiban waktu mendatang. PSAK 37
Penyediaan, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi mengakui tumpang
tindih definisi dalam ayat 12, ketika menyatakan bahwa semua ketentuan
yang kontingen karena tidak memiliki keyakin dalam hal waktu atau jumlah.
Mencoba untuk membedakan antara sekarang, masa depan dan potensi (atau
kontinjen) kewajiban tidak sesederhana yang kelihatannya. Perbedaan ini
tergantung pada seberapa besar sifat ' masa lalu ' tersebut
IAS 37/AASB 137 paragraf 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi
sebagai:
Kemungkinan kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang
keberadaannya akan dikonfirmasi hanya oleh terjadinya atau tidak

7
terjadinya satu atau lebih peristiwa masa depan, yang tidak sepenuhnya
dapat dikendalikan oleh entitas
Kewajiban saat ini yang timbul karena peristiwa masa lalu tetapi tidak
diakui karena:
Kemungkinan tidak mengakibatkan arus keluar atas sumber daya
yang memiliki manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut; atau
Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan keandalan
yang cukup.
IAS 37/AASB 137 paragraf 14 menyatakan bahw kriteria provisi konsisten
dengan kriteria Framework dalam pengakuan kewajiban. Sedangkan
kewajiban kontinjensi tidak sesuai dengan kriteria pengakuan kewajiban.

D. Ekuitas Pemilik
Ekuitas Pemilik adalah konsep ketiga dari dasar akuntansi yang ada dalam
persamaan akuntansi. Ekuitas merupakan aktiva bersih (aktiva dikurangi
kewajiban) dari entitas (P = A-L). Dengan demikian, pemilik ekuitas (atau
pengusaha) akan mengklaim aktiva bersih entitas, yang tidak memiliki
kewajiban untuk membayar. Dengan demikian, definisi aset dan kewajiban
harus disepakati, sebelum definisi ekuitas dapat diselesaikan dan diterapkan
dalam arti teoritis atau praktis suara. Sebagai hasil dari sifat residu, jumlah
yang ditampilkan dalam neraca yang mewakili ekuitas bergantung tidak
hanya pada aset dan kewajiban yang diakui tetapi juga bagaimana cara
mereka diukur.
Terdapat dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan
antara kewajiban dan ekuitas pemilik. yaitu:
Hak para pihak
Pengaturan substansi ekonomi
Hak hukum merupakan pertimbangan yang sangat penting. Namun, mereka
tidak boleh menjadi satu-satunya dasar perbedaan antara kreditur dan pemilik.
Secara keseluruhan, definisi kewajiban termasuk kewajiban konstruktif dan
adil serta kewajiban hukum. Alasan lain adalah bahwa fokus sudut pandang

8
hukum terlalu sempit untuk digunakan dalam mencapai tujuan akuntansi
sebagai alat dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, substansi
ekonomi juga harus dipelajari.
1. Hak para Pihak (Right of the Parties)
Hak-hak yang dimiliki oleh kreditor dan pemilik, didapatkan karena
hukum atau peraturan perusahaan terkait. Secara sah, kreditor memiliki
klaim terhadap pemilik dalam kepemilikan tunggal atau persekutuan,
sedangkan dalam perusahaan, kreditor memiliki klaim terhadap
perusahaan. Bagaimanapun, dalam teori akuntansi, tidak peduli bagaimana
bentuk hukum sebuah organisasi, entitas diakui sebagai unit akuntabilitas.
Oleh karena itu, kreditor memiliki klaim terhadap entitas dan juga asetnya.
Kreditor memiliki hak-hak berikut:
Penyelesaian klaim mereka dengan jangka waktu tertentu, melalui
pengalihan aset (barang atau jasa)
Penyelesaian klaim kreditor merupakan prioritas utama dibandingkan
hak-hak pemilik, jika terjadi likuidasi.
Harus diingat bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu (yang
mungkin berbeda dari waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan
perjanjian / terms of agreement). Sebaliknya, pemilik memiliki
kepentingan sisa saja (Residual Interest), walaupun dengan pengaturan
kontrak yang berbeda, pemilik dapat memiliki prioritas berbeda dalam
pengembalian modal (the return of the capital).
Aspek lain yang membedakan hak kreditur dan pemilik berkaitan dengan
penggunaan aset atau operasi bisnis perusahaan. Kreditor tidak memiliki
hak untuk menggunakan aset dari perusahaan selain yang ditentukan
dalam kontrak. Selain itu kreditor juga tidak memiliki hak dalam proses
pengambilan keputusan bisnis, kecuali dengan secara tidak langsung
dalam beberapa kasus. Contohnya kreditor dapat mempengaruhi
perusahaan dengan membatasi retained earnings, atau sejumlah aset
tertentu tidak dapat dijual sebelum mendapatkan persetujuan dari kreditor.
Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau otoritas untuk menjalankan
perusahaan.

9
2. Substansi Ekonomi
Baik kewajiban dan ekuitas pemilik mewakili klaim terhadap entitas.
Semua klaim terhadap entitas menanggung risiko kerugian, tetapi resiko
kerugian kreditor lebih rendah dibandingkan risiko kerugian pemilik.
Pemilik harus menanggung kerugian yang berasal dari kegiatan
perusahaan. Mereka membawa beban risiko dalam bisnis. Dalam setiap
perusahaan, tingkat risiko kreditur dan pemilik tergantung pada hak-hak
mereka. Dengan demikian, perbedaan utama antara hak kreditur dan
pemilik adalah bahwa kreditor memiliki hak untuk penyelesaian,
sedangkan pemilik memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keuntungan
(residual). Perbedaan ini mencerminkan risiko ekonomi dan fitur
pengembalian dua jenis klaim: kreditor menanggung risiko lebih kecil dan
mendapatkan imbalan yang relatif tetap (bunga dan pelunasan pokok),
sedangkan pemilik menanggung risiko yang lebih besar dan karenanya
mendapatkan imbalan variatif (dan sering lebih tinggi).
Pemilik atau representasi mereka memiliki kontrol atas akuisisi,
komposisi, penggunaan, dan pelepasan aset perusahaan. Mereka memiliki
kontrol operasi dan tanggung jawab untuk menjalankan bisnis dan untuk
kelangsungan hidup dan profitabilitas. Secara umum, pemilik perusahaan
(pemegang saham) mendelegasikan sebagian besar tanggung jawab dan
kontrol kepada direksi dan manajer.

E. Konsep modal (Concept of Capital)


Akuntansi modal dipengaruhi oleh ketentuan hukum yang berlaku. Sebagai
contoh, di Inggris dan Australia, hukum terkait perusahaan termasuk undang-
undang yang berkaitan dengan akuntansi untuk modal. Konsep yang paling
krusial adalah ketentuan mengenai capital maintenance, yaitu perusahaan
dituntut untuk mempertahankan keutuhan modal dasarnya. Kerangka
konseptual mengakui bahwa baik perusahaan mempertahankan atau tidak
modal awal mereka, merupakan sebuah fungsi, bukan hanya sebagai definisi
ekuitas sebagai hak residu suatu entitas, melainkan juga concept of capital.
Modal dapat dikonseptualisasi sebagai uang yang diinvestasikan atau

10
investasi daya beli (modal keuangan) atau sebagai kapasitas produktif dari
entitas (modal fisik). Selanjutnya, modal dapat diukur dengan satuan nominal
mata uang atau skala daya beli. Berbagai kombinasi dari konsep modal dan
skala pengukuran digunakan dalam berbagai model yang berbeda yang
menghasilkan ukuran yang berbeda dari modal dalam keadaan yang identik.
Tujuan lain dari capital maintenance adalah melindungi kreditor dengan
menyediakan bantalan atau penyangga. Sebagai contoh, misalkan
perusahaan A memiliki modal sebesar Rp 100.000.000. Jika total aset sebesar
Rp 1.000.000.000, maka besarnya kewajiban sebesar Rp 900.000.000.
Berikut ini adalah penghitungannya:
Aset = Kewajiban + Modal
Rp 1.000.000.000 = Rp 900.000.000 + Rp 100.000.000
Jika perusahaan A harus mengalami likuidasi dan aset perusahaan hanya
dinilai sebesar Rp 800.000.000, perusahaan A masih mampu untuk membayar
kewajibannya kepada kreditor. Hal ini dikarenakan perusahaan A masih
memiliki modal sebesar Rp 100.000.000. Tanpa modal tersebut, kreditor tidak
akan mendapatkan bayarannya secara penuh dari perusahaan A. Modal
memang bukanlah sebuah jaminan dalam perlindungan kreditor, namun
membantu memberikan sedikit rasa aman kepada kreditor.

F. Klasifikasi Modal (Classifications Within Owners Equity)


Pemisahan antara contributed dan earned capital ternyata berguna bagi para
akuntan. Contributed capital merupakan modal yang diserahkan secara
langsung oleh pemilik untuk keberlangsungan perusahaan (invested),
sedangkan earned capital adalah modal yang berasal dari profit, didapatkan
oleh perusahaan seiring dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
(reinvested). Logikanya adalah memisahkan modal yang telah diinventasikan
secara langsung dengan modal yang diinvestasikan kembali. Contributed
capital itu untuk financing transactions. Retained earnings, atau
unnappropriated profit meningkatkan earned capital. Namun, demarkasi
antara contributed dan earned capital tidak bisa dipisahkan secara tegas
dikarenakan tidak ada transaksi yang benar-benar sesuai atas dua kategori

11
tersebut. Sebagai contoh, dividen (yang telah dibayarkan) mencerminkan
bahwa ada perubahan klasifikasi dari earned menjadi contributed capital.
Pada tahun 1950, sebuah komite khusus dari American Accounting
Association menjelaskan bahwa alokasi modal semestinya berasal dari tiga
jenis:
1. dirancang untuk menjelaskan kebijakan manajerial tentang reinvestasi
laba
2. dimaksudkan untuk membatasi dividen sebagaimana disyaratkan oleh
hukum atau kontrak
3. Mereka yang menyediakan antisipasi kerugian.
Komite ini menyatakan sebagai berikut :
1. Jenis pertama tidak efektif untuk mencapai tujuan dan akan menjadi lebih
baik apabila dijelaskan dalam bentuk narasi di tempat lain.
2. Untuk jenis kedua, diyakini catatan ke rekening akan lebih baik pada
suatu pengalokasian
3. Untuk jenis ketiga, komite merasa apropriasi tidak perlu dan sering
menyesatkan catatan akan. Komite ini menekankan bahwa alokasi tidak
boleh mempengaruhi penentuan keuntungan

Learning Objective 4
Tantangan Untuk Para Penyusun Standar

IASB memiliki beberapa proyek terkini yang mana akan mempengaruhi definisi,
pengakuan dan pengukuran kewajiban, termasuk hal-hal yang berhubungan
dengan kerangka konseptual, instrumen keuangan, ketentuan serta hak-hak
karyawan. Contohnya amandemen IAS 37 tentang Provisions, Contingent
Liabilities and Contingent Assets dan IAS 19 Employee Benefits sebagai bagian
dari kewajiban. Tujuan dari proyek ini (IAS 37 & IAS 19) adalah untuk
menyatukan standar IASB dengan US GAAP dan untuk meningkatkan standar
saat ini dalam kaitannya dengan identifikasi dan pengakuan kewajiban. Untuk
mengilustrasikan tantangan yang di hadapi para pembuat standar, kita akan

12
mendiskusikan tiga topik utama yang sesuai dengan chapter ini.

A. Debt vs Equity Distinction


Berdasarkan kriteria definisi dan pengakuan yang telah kita bahas di chapter
ini, saham yang telah di terbitkan kepada investor termasuk bagian dari equity
sedangkan pinjaman dari kreditor di klasifikasikan sebagai liabilities. Lalu
bagaimana dengan akun yang memiliki hybrid instrument? Contohnya, saham
preference yang dianggap sebagai bagian dari modal dan diklasifikasi sebagai
equity. Namun, saham preference juga memiliki karateristik yang sesuai
dengan liabilities yakni:
Memiliki penerimaan yang tetap
Tidak memiliki partisipasi dalam pembagian dividen lebih ke arah
specified rate
Memiliki prioritas lebih utama dibandingkan dengan saham biasa dalam
pengembalian modal
Pada umumnya tidak memiliki hak voting.
Meskipun saham preference di klasifikasikan sebagai equity namun saham
preference juga memiliki definisi dari liabilities.
IAS 32/AASB 132 paragraf 18 mengatakan :
The substance of financial instrument, rather than its legal form, governs
the classification... substance and legal form are commonly consistent, but
not always. Some financial instrument take the legal form of equity but are
liabilities in substance and other may combine features associated with equity
but are liabilities in substance and other may combine features associated
with equity instrument and features associated with financial liabilities.
Jadi IAS 32/AAS 132 mengatakan bahwa saham preference yang
memberikan penerimaan tetap atau yang telah ditentukan untuk masa
mendatang dikategorikan sebagai financial liabilities. Sebuah instrumen
keuangan yang memberikan hak kepada pemegang instrumen untuk
dikembalikan dan diganti dengan cash atau financial asset lainya di
kategorikan sebagai financial liabilities.
Tujuan membedakan antara pemilik modal dan kewajiban adalah untuk

13
meningkatkan manfaat informasi bagi pengambilan keputusan. Pertanyaan
menarik muncul terkait dengan bagaimana investor melihat -yang biasa
disebut- sekuritas hybrid (hybrid securities), yang menggabungkan kedua
fitur hutang dan ekuitas seperti catatan konversi, saham preferensi ditebus dan
hutang subordinasi.
IASB menginginkan perbedaan yang lebih baik antara instrumen ekuitas dan
non-ekuitas. Titik awalnya adalah gagasan bahwa semua instrumen perpetual
(abadi) adalah modal. Selanjutnya, instrumen yang dipertukarkan sesuai
dengan pilihan penerbit akan masuk dalam ekuitas. Sebaliknya, kewajiban
adalah wajib diuangkan pada tanggal tertentu atau tanggal yang pasti terjadi.

B. Extinguish Debt
Hutang dapat di selesaikan dengan cara membayar lunas atau memberikan
jasa kepada kreditur. Namun bila debitur tidak mampu melunasi hutangnya,
kreditur dapat menghapuskan hutang debitor. IAS 32/ AASB 132 membahas
hal ini. Hal ini memungkinkan debitor untuk menghapus hutang dari neraca
dan melaporkan aset financial bersih atau hutang hanya jika entitas tersebut di
perbolehkan secara hukum.
Sebagai contoh, Perusahaan A memiliki hutang obligasi $ 10.000.000, yang
awalnya dijual dengan tingkat bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan 10
tahun jatuh tempo. Saat ini, karena suku bunga yang lebih tinggi, market
value obligasi lebih rendah dari maturity value nya. Perusahaan A akan
membeli obligasi pemerintah dengan nilai nominal sebesar $ 10.000.000 suku
bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan 10 tahun jatuh tempo, untuk $
7.500.000. Transaksi Ini akan ditempatkan dalam irrevocable trust untuk
tujuan melunasi hutang obligasi perusahaan.
Jurnal yang akan dibuat yaitu :
Investasi dalam Obligasi Pemerintah $ 7.500.000
Kas $ 7.500.000
Hutang Obligasi $ 10.000.000
Investasi dalam Surat Utang $ 7.500.000
Keuntungan Hutang Obligasi $ 2.500.000

14
Keuntungan bagi perusahaan adalah :
Hutang dihapus dan, dengan demikian, DER meningkat
Laba tahun berjalan meningkat sejumlah keuntungan yang didapat
Untuk keperluan pajak, keuntungan tersebut tidak diakui karena
perusahaan masih secara hukum diwajibkan untuk membayar obligasi.
Untuk tujuan pajak, bunga dari obligasi pemerintah akan
diperhitungkan dengan beban bunga obligasi perusahaan
Defeasance/Penghapusan mengizinkan perusahaan untuk mengelola
sisi kewajiban dalam neraca sebagai sekuritas yang dapat
diperjualbelikan pada sisi aktiva.

C. Employee Shares
Muncul pertanyaan apabila pembayaran gaji karyawan dibayaran dalam
bentuk saham apakah dimasukkan kedalam beban atau tidak?. Isu lainya
adalah pemberian upah karyawan dalam bentuk saham perusahaan
dikategorikan kedalam liabilities atau equity. Bila termasuk dalam kategori
liabilities, economic benefit apa yang akan dikorbankan?
Anggapan yang menyatakan bahwa employee shares menciptakan expense
dan liabilities berpendapat bahwa para karyawan mendapatkan sesuatu yang
bernilai, oleh karenanya ada cost oleh perusahaan. Cost inilah yang akhirnya
dianggap sebagai beban. Dan pengakuan sebagai liabilities ada sampai
dilunasinya hutang dan ekuitas bertambah akan bertambah dengan adanya
employee shares ini.
Sementara itu, anggapan yang menyatakan bahwa employee shares tidak
menciptakan expense, karena hal ini tidak lebih untuk menciptakan
additional shares. Sebaliknya para shareholder-lah yang mengalami
penurunan nilai saham.
ASB telah memutuskan untuk memperlakukan imbalan dalam bentuk saham
kedalam beban. IFRS 2/AASB 2 menyatakan bahwa pembayaran dalam
bentuk saham dibedakan menjadi dua yaitu cash settled dan equity settled.
IFRS2/AASB 2 juga mengarahkan perlakuan yang berbeda untuk Fair
value yang berhubungan dengan cash settled dan equity settled. Nilai wajar

15
dari equity settled di tetapkan pada saat tanggal pemberian saham tersebut
sedangkan perubahan berikutnya di abaikan. Sedangkan untuk cash settled di
adjust tiap periode.

D. Issues for Auditor


Lengkapnya liabilities yang diakui, pengungkapan note dan obligasi lainya
merupakan salah satu isu yang di hadapi para auditor. Mereka wajib
mengumpulkan bukti bahwa account payable, accrual, dan other liabilities
disajikan secara benar. Auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan
terjadinya penyimpangan waktu, dimana liability yang ada sebelum akhir
periode tidak dicatat oleh entitas sampai dimulainya periode baru. Dengan uji
cut off para auditor dapat mengumpulkan bukti bahwa transaksi dicatat dalam
periode yang tepat.
Pengenalan IFRS2/AASB Share-based Payment meningkatkan paduan
otoritas untuk auditor saaat menilai kewajaran dari nilai fair value yang di
berikan. Standar menyatakan bahwa fair value dapat ditentukan baik oleh
nilai saham yang diberikan atau dengan nilai barang/jasa yang diterima.

16
QUESTION PAGE 283-285 CHAPTER 8
LIABILITIES AND OWNERS EQUITY

No. 3
IASB/AASB framework mendefinisikan liabilities sebagai obligations. Apa yang
dimaksud dengan obligations dan mengapa framework menitikberatkan
pengertian liabilities sebagai obligations?

Jawab:
IASB Kerangka Definisi ayat 49 (b) mendefinisikan kewajiban adalah:
Sebuah Kewajiban dimasa kini atas perusahaan yang timbul dari peristiwa masa
lalu, dimana ketika jatuh tempo dapat mengakibatkan arus keluar atas sumber
daya dari perusahaan yang mempunyai suatu manfaat ekonomis.
Definisi tersebut mengandung dua komponen arti:
1. Keberadaan kewajiban sekarang, membutuhkan penyerahan di masa
mendatang.
2. Hasil dari transaksi masa lampau atau kegiatan lain yang lewat.
Definisi dari The Framework menegaskan bahwa kewajiban sudah diperkirakan
akan mengurangi manfaat ekonomis. Definisi ini berfokus pada kejadian dimasa
depan seperti pengorbanan yang belum dilakukan. Peritmbangan yang
mendasarinya adalah kewajiban muncul terkait dengan pengeorbanan di masa
depan.
Paragraf 62 dari The Framework menyatakan bahwa "penyelesaian" dari
kewajiban kini (Present Obligation) dapat terjadi dalam berbagai cara, misalnya
dengan (1) pembayaran tunai, (2) transfer asset lainnya, (3) penyediaan jasa, (4)
penggantian/replacement kewajiban dengan kewajiban lainnya, (5) konversi dari
kewajiban ke ekuitas atau (6) kreditur menghapuskan kewajiban tersebut.

17
No 5.
Under some countries accounting regulation, unrealized foreign exchange gains
and losses are not immediately recognised in firms income statement. Instead,
unrealised gains are put into a deferred credit account. Is this a liability ?

Jawab:
Tidak, menurut IAI definisi kewajiban (liability) adalah hutang perusahaan masa
kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi.
Menurut definisi tersebut, keuntungan dan kerugian yang ditangguhkan tidak
termasuk dalam liabilitas perusahaan karena di daalam keuntungan/kerugian kurs,
perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayarkan sesuatu ke entitas
lain sehingga bukan merupakan liabilitas. Keuntungan dan kerugian tersebut akan
mempengaruhi besarnya laba/rugi perusahaan yang ada diperusahaan, sedangkan
laba/rugi perusahaan akan mempengaruhi ekuitas di dalam neraca.

No. 8
How does owners equity differ from liabilities? Give examples where they are
closely aligned, and examples of where are not.

Jawab :
Ekuitas berbeda dari liabilitas (liability) dan kedua hal tersebut tidak sama dan
tidak setara. Hal ini dapat kita contohkan saat terjadi likuidasi pada suatu
perusahaan. Saat terjadi likuidasi, yang didahulukan adalah melunasi seluruh
liabilitasnya atau mendahulukan hak dari para kreditor, sedangkan ekuitas, yaitu
pemilik hanya menerima sisa dari hasil likuidasi tersebut.Selain itu, perusahaan
mempunyai kewajiban untuk melunasi seluruh hak dari para kreditor (yang dicatat
dalam liabilitas) sedangkan perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk
memberikan sumber daya kepada pemilik (ekuitas). Hal ini dapat kita lihat dari
adanya akun laba ditahan pada neraca di bagian ekuitas.

18
No. 11
Jelaskan yang dimaksud dengan konsep pemeliharaan modal dan bagaimana
konsep tersebut dapat diaplikasikan ke dalam konsep modal?

Jawab:
Menurut Undang-Undang perusahaan Inggris, suatu perusahaan dituntut untuk
memelihara secara utuh modal awal dan modal akhir berdasarkan keuntungan.
Sehingga konsep pemeliharaan modal dapat diartikan sebagai konsep perhitangan
laba, di mana konsep tersebut tidak hanya berfungsi untuk mendefinisikan modal
sebagai residual interest dari suatu entitas dan namun juga dapat menjelaskan
konsep modal itu sendiri.
Secara umum, modal dikonsepkan sebagai uang atau purchasing power yang
diinvestasikan (financial capital) atau sebagai kapasitas produksi entitas (physical
capital). Lebih lanjut, modal dapat diukur sebagai nominal mata uang ataupun
skala riil (purchasing power). Berdasarkan konsep modal tersebut, maka
pemeliharaan modal dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Pemeliharaan modal berdasarkan keuangan (financial capital).
Konsep ini dapat mengakui keuantungan jika jumlah financial aktiva
bersih pada akhir periode melebihi jumlah financial aktiva bersih pada
awal periode setelah memasukkan kembali setiap distribusi dari dan
kepada pemilik. Pengukuran keuangan aktiva bersih dapat dilakukan
melalui nilai nominal atau dalam satuan daya belinya.
2. Pemeliharaan modal fisik (physical capital)
Konsep ini dapat mengakui keuntungan jika kapasitas produksi fisik atau
kemampuan usaha fisik pada akhir periode melebihi kapasitas produktif
fisik pada awal periode setelah memasukkan kembali distribusi dari dan
kepada pemilik selama periode itu. Konsep ini muncul dalam praktik
akuntansi karena modal itu harus dapat dipelihara yang dapat dinilai dari
kemampuan usaha atau kapasitas produksi.
Tujuan lainnya dari keharusan pemeliharaan modal adalah untuk melindungi
kreditor. Maksudnya adalah ketika suatu perusahaan memiliki sejumlah legal
capital sebagai modal, maka dengan demikian suatu perusahaan dapat melindungi
kreditor. Tanpa modal tersebut, kreditor mungkin tidak akan dibayar/dilunasi

19
penuh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modal bukanlah garansi bagi
perlindungan kreditor, namun perlindungan kreditor dapat dicapai dengan cara
melakukan pemeliharaan modal.

No. 15
Skipper Ltd financed the construction of its new office block by issuing securities
for $50000000 in 2000. Buyers of the securities received a 30% ownership
interest in the office block, and receive 30% of the rent revenue related to letting
the offices.The securities mature on 30 April 2015, when Skipper Ltd must redeem
the securities at 30% of the value of the office block or $50000000, whichever is
higher. What should Skipper Ltd have recorded in its accounts on 30 April 2000,
and what other journal entries should be recorded throughout the term of the
securities?

Jawab:
$50.000.000 yang diterbitkan merupakan sebuah pinjaman. Dapat dikatakan
sebagai pinjaman karena:
Memiliki tanggal jatuh tempo yang pasti - 30 April 2015
Memiliki jumlah yang ditentukan yang harus dibayarkan pada saat jatuh
tempo (baik $50000000 atau 30% dari nilai tersebut. Dilihat yang mana
yang lebih tinggi)
Tidak memberikan klaim residual ke nilai perusahaan. Komponen variable
dari nilai pinjaman dengan kaitannya dengan salah satu asset tertentu,
yaitu bangunan.
Meskipun suku bunga tidak dikatakan, ada sesuatu yang serupa. Yaitu 30% dari
pendapatan per tahun. Jumlah tersebut tidak akan sama tiap tahunnya, tetapi hal
ini akan berlaku pada tingkat variable obligasi. 30% kepemilikan pusat
perbelanjaan oleh pemegang surat berharga, yang pada dasarnya merupakan
jaminan pinjaman. Kepemilikan para pemegang bersifat sementara, hanya sampai
dengan tanggal jatuh tempo. Kecuali pengaturan standar perusahaan.

20
Jurnalnya:
2000, April 30
Cash $50,000,000
Loan Payable $50,000,000

Ketika pembayaran 30% dari pendapatan yang dibuat tiap tahunnya;


Interest expenses x
Cash x

Jika nilai dari pembayaran yang mungkin pada saat jatuh tempo melebihi
$50,000,000, maka pinjaman harus disajikan kembali:
DR Buildings x
CR Asset Revaluation Reserve x
CR Loan Payable x

Pada saat jatuh tempo:


DR Loan Payable x
CR Cash x

21

Anda mungkin juga menyukai