Anda di halaman 1dari 4

Nyeri

Nyeri adalah keadaan subjektif di mana seseorang memperlihatkan respon tidak nyaman baik
secara verbal maupun nonverbal atau bahkan keduanya. Nyeri dapat berupa akut (mempunyai
lama yang pasti) atau kronis (bisa berbulan-bulan atau bertahun tahun) (Engram, 1999).
Pengalaman nyeri terdiri dari 2 komponen : persepsi dan reaksi. Reaksi nyeri adalah apa yang
dirasakan dan dipikirkan seseorang serta hal-hal yang dirasakan nyeri (Engram, 1999).
Respon seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang
budaya, pengalaman masa lalu tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri dapat mengganggu
kemampuan seseorang untuk beristirahat, berkonsentrasi, dan melakukan aktivitas sehari-
hari. Nyeri kronis sering menyebabkan perasaan tidak berdaya dan depresi (Engram, 1999).
Untuk menangani nyeri dapat dilakukan dengan :
1. Farmakoterapi (analgesik narkotik atau non-narkotik)
2. Es batu
3. Akupuntur
4. Bedah
5. Blok saraf-injeksi anestesi lokal atau agen neurolitik masuk ke saraf
6. Teknik distraksi dan relaksasi

Pengkajian data dasar


1. Kaji adanya faktor-faktor yang menyebabkan nyeri :
a. Pembedahan
b. Prosedur diagnostik invasif
c. Trauma (fraktur, luk bakar)
d. Lama penekanan pada bagian tubuh karena imobilitas
e. Penyakit kronis (kanker, dll)
f. Gangguan akut yang ditandai sumbatan pada aliran darah
2. Kaji nyeri yang berhubungan dengan :
a. Faktor-faktor yang merangsang nyeri
- Apa yang membuat nyeri bertambah buruk?
- Apa yang mengurangi nyeri?
b. Kualitas
- Nyeri yang dirasakan seperti apa? Apakah tajam, tumpul, terbakar, dll
c. Region
- Dimana nyeri dirasakan?
- Apakah nyeri menyebar atau menetap pada satu tempat?
d. Beratnya
- Seberapa berat nyeri yang dirasakan?
- Apakah nyeri ringan, sedang, atau berat?
e. Waktu
- Berapa lama nyeri dirasakan?
- Apakah nyeri terus menerus atau kadang-kadang?
- Apakah nyeri terjadi secara mendadak atau berangsur-angsur?

3. Kaji tanda-tanda nyeri yang jelas


Nyeri dada
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak dijumpai pada ruang perawatan
akut. Di Eropa, Prevalensi nyeri dada atau ketidaknyamanan dada bervariasi di berbagai
bagian negara. Sebagian besar orang di masyarakat telah dilaporkan menderita beberapa jenis
ketidaknyamanan dada. Dalam sebuah penelitian di Inggris dari 7735 laki-laki, angina
pectoris atau riwayat kemungkinan infark miokard akut (IMA) dilaporkan sebesar 14% dan
lebih lanjut sebesar 24% menderita nyeri dada atipikal. (Erhardt, dkk, 2002).
Pengaruh respon menelpon ambulans dan kecepatan kedatangan ambulans sangat penting
dalam mengkaji dan menangani pasien dengan nyeri dada. Beberapa pengaruhnya antara
lain : membenarkan TTV, menstabilkan kondisi, mendiagnostik, memulai pengobatan untuk
meredakan gejala, mencegah perkembangan komplikasi dan kerusakan organ permanen.
Sedangkan Penggunaan EKG sebelum masuk rumah sakit telah terbukti mengurangi waktu
tunda di rumah sakit sehingga selanjutnya dapat digunakan untuk memulai berbagai
perawatan di rumah sakit dengan tujuan untuk mencegah infark miokard. (Erhardt, dkk,
2002)
Agar diagnosa lebih cepat diarahkan, maka perlu lebih dulu mengenal jenis nyeri dada yang
disebabkan oleh berbagai penyakit lain. Penyebab dari nyeri dada yang lain meliputi : nyeri
iskemik miokard, nyeri karena diseksi aorta, nyeri pleuritik, nyeri dada karena
muskuloskeletal, nyeri gastroesofagus, dan nyeri karena penyakit kantung empedu (Davey,
2005)
1. Nyeri iskemik miokard (nyeri jantung)
Nyeri dada iskemik terdiri dari 2 jenis yaitu : angina dan infark miokard
a. Angina
Adalah nyeri yang berat di daerah perikordial, yang dapat menjalar ke leher dan
sering disertai rasa bert pada lengan kiri. Biasanya nyeri muncul saat beraktivitas
dan hilang ketika istirahat. Angina dibagi menjadi angina stabil, kreskendo, dan
tidak stabil. Pada angina stabil gejala muncul ketika beraktivitas dan hilang sesaat
setelah beristirahat. Pada angina kreskendo, aktivitas berat yang menyebabkan
nyeri menurun dalam beberapa minggu, walaupun saat istirahat tidak muncul
gejala. Pada angina tidak stabil, gejala dapat muncul tiba-tiba baik ketika aktivitas
maupun istirahat.
Penyebab angina biasanya karena penyakit jantung iskemik, stenosis aorta dn
hipertensi pulmonal berat.
b. Infark miokard
Nyeri infark miokard muncul berangsur-angsur dalam beberapa menit, selama 20
menit atau lebih dan sering terasa berat. Nyeri tidak berkurang dengan pemberian
nitrat. Nyeri sering disertai dengan berkeringat, mual, dan muntah.

2. Diseksi aorta
Nyeri pada diseksi aorta muncul tanpa gejala awal, dan terjadi secara mendadak.
Lokasi nyeri menunjukkan tempat diseksi dan penyebaran nyeri menunjukkan
perambatan bidang diseksi di sepanjang aorta. Diseksi aorta dimulai dari dada
anterior, menjalar ke leher kemudian punggung disebut diseksi aorta asendens,
sedangkan nyeri yang dirasakan di daerah bahu dinamakan diseksi aorta desendens.

3. Nyeri pleuritik
Nyeri pleuritik adalah nyeri dada yang tajam dan terasa menjepit ketika inspirasi
dalam. Untuk mengurangi nyeri, maka penderita harus bernapas pendek atau pelan-
pelan. Penyebab nyeri pleuritik yakni :
a. Nyeri pleural
Merupakan nyeri pleuritis pada salah satu sisi dada dan tidak dipengaruhi oleh
posisi tubuh. Pleuritis ini terjadi pada pneumonia, emboli paru, dan pneumotoraks.
b. Nyeri perikrdial
Merupakan nyeri yang terasa sangat sakit ketika inspirasi dalam. Lokasinya di
dada bagian tengah dan dipengaruhi posisi tubuh. Nyeri terasa lebih berat ketika
berbaring dan berkurang ketika duduk. Nyeri perikardial terjadi pada infeksi virus,
pascainfark miokard dan pada penyakit autoimun.

4. Nyeri dada muskuloskeletal


Nyeri dada yang dapat disertai riwayat cedera fisik atau latihan berat. Nyeri dipicu
oleh pergerakan lengan atau dada dan berlangsung berjam-jam. Nyeri dapat diperberat
dengan aktivitas dan tidak kunjung reda hanya dengan beristirahat.

5. Nyeri gastroesofagus
Beberapa nyeri gastrointetinal dapat disalahartikan menjadi nyeri jantung, antara lain :
a. Refluks esofagus
Menyebabkan rasa terbakar pada daerah retrosternal, menjalar dari epigastrium ke
atas. Dapat disertai dengan sering bersendawa. Refluks sering terjadi pada orang
dengan obesitas dan kebiasaan merokok.

b. Spasme esofagus
Menyebabkan perasaan seak di daerah retrostenal. Nyeri dapat berkurang dengan
pemberian antasid cair (seperti susu) dan minuman dingin.

6. Penyakit kantung empedu


Penyakit kantung empedu dirasakan di epigastrium dan kolesistitis di kuadran kana
atas abdomen. Namun penyakit empedu dapat juga dirasakan di dada dan
disalahartikan sebagai angina atau nyeri dada. Serangan nyeri tipikal intermiten, tidak
berhubungan dengan aktivitas dan dapat menjadi berat. Makanan terutama makanan
berlemak dapat memicu nyeri

Daftar Pustaka

Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga.


Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah (Volume 3). Jakarta :
EGC
L. Erhardt (Chairman),dkk. 2002.Task Force on the Management of Chest Pain. 2002.
European heart jurnal. 23, 11531176

Anda mungkin juga menyukai