Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/Tgl : Selasa/28-02-2017 Nama : Vara Soraya Malawat


Acara : Fosil dan Proses pemfosilan Nim : D61116301

Keterangan:
1. Test
2. Aperture
3. Umbo
4. Sutur
5. Septa
6.Garis tumbuh
Ventral Samping Foto

No. Peraga : 279

Filum : Molluscaelas

Kelas : Pelecypoda

Ordo : Eulamellibranchia

Family : Janthinopsisidae

Genus : Janthinopsis

Spesies :Janthinopsis arculatus (SCLOTH.)

Proses Pemfosilan : Internal Mold

Bentuk : Bikonveks

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : Devon tengah

Lingkungan Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 279 merupakan salah satu fosil yang berasal dari

filum Molluscaelas.. Spesies ini tergolong kelas Pelecypoda. Spesies ini berasal dari

ordo Eulamellibranchia dan Familly Janthinopsisidae. Berasal dari genus

Janthinopsis. Spesies ini tergolong dalam. spesies Janthinopsis Arculatos (SCLOTH.)

Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak
telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pemfosilan internal mold dan pembatuan fosil

atau litifikasi lalu akibat dari tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat

keatas bersama fosil tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah

terangkat, fosil akan terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan

erosi atau akan di temukan dan dikenal sebagai fosil

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Bikonveks, yaitu fosil yang berbentuk

cembung di dua bagian tubuhnya. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai

seperti, Aperture yang merupakan bagian atas fosil, umbo sebagai anus, dan

grownline sebagai garis pada bagian tubuh fosil.

Setelah ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M fosil ini beraksi, maka dapat

diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), menandakan

bahwa lingkungan pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala

waktu geologi umur fosil ini adalah Devon tengah (360-376 juta tahun lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentuan

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan.

Asisten Praktikan

(Aprila F. Parma) (Vara Soraya Malawat)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/Tgl : Selasa/28-02-2017 Nama : Vara Soraya Malawat


Acara : Fosil dan Proses pemfosilan Nim : D61116301

Keterangan:
1. Test
2.Aperture
3. Umbo
4. Suture
5. Septa
6. Axis
Ventral Samping Foto 7. Body whorl

No. Peraga : 1849

Filum : Mollusca

Kelas : Gastrophoda

Ordo : Caenogastrophoda

Family : Serratocerithiumidae

Genus : Serratocerithium

Spesies : Serratocerithium serratum

Proses Pemfosilan : Mineralisasi

Bentuk : Conical

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : Eosen tengah

Lingkungan Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 1849 merupakan salah satu fosil yang berasal

dari filum Mollusca.. Spesies ini tergolong kelas Gastrophoda. Fosil ini berasal dari

ordo Caenogastrophoda dan Familly Serratocerithiumidae. Berasal dari genus

Serratocerithium dan tergolong dalam. spesies Serratocerithium serratum.

Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak
telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen seperti

karbonat. Kemudian terjadilah proses pemfosilan mineralisasi dan pembatuan fosil

atau litifikasi lalu akibat dari tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat

keatas bersama fosil tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah

terangkat, fosil akan terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan

erosi atau akan di temukan dan dikenal sebagai fosil

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah conical, yaitu fosil yang berbentuk

kerucut. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, test, aperture, umbo,

suture, septa, axis, dan body whorl

Setelah ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M fosil ini beraksi, maka dapat

diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), menandakan

bahwa lingkungan pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala

waktu geologi umur fosil ini adalah Eosen tengah (44-50 juta tahun lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentuan

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan.

Asisten Praktikan

(Aprila F. Parma) (Vara Soraya Malawat)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/Tgl : Selasa/28-02-2017 Nama : Vara Soraya Malawat


Acara : Fosil dan Proses pemfosilan Nim : D61116301

Keterangan:
1. Test
2.Aperture
3. Umbo

Ventral Samping Foto

No. Peraga : 1532

Filum : Mollusca

Kelas : Pelecypoda

Ordo : Eulamellibranchia

Family : Protocardianidae

Genus : Protocardian

Spesies : Protocardian dissimile(SOW.)

Proses Pemfosilan :Cast

Bentuk : Bikonveks

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : Jura atas

Lingkungan Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :

Fosil dengan nomor peraga 1531 merupakan salah satu fosil yang berasal dari

filum Mollusca.. Spesies ini tergolong kelas Pelecypoda. Fosil ini berasal dari ordo

Eulamellibranchia dan Familly Protocardianidae. Berasal dari genus Protocardian

dan tergolong dalam spesies Protocardian dissimile (SOW.)

Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak
telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen seperti

karbonat. Kemudian terjadilah proses pemfosilan cast dan pembatuan fosil atau

litifikasi lalu akibat dari tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat

keatas bersama fosil tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah

terangkat, fosil akan terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan

erosi atau akan di temukan dan dikenal sebagai fosil

.Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Bikonveks, yaitu fosil yang berbentuk

cembung didua bagian tubuhnya. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti,

test, aperture yang merupakan tempat masuknya makanan, dan umbo sebagai tempat

keluarnya kotoran.

Setelah ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M fosil ini beraksi, maka dapat

diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), menandakan

bahwa lingkungan pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala

waktu geologi umur fosil ini adalah Jura atas (135-180 juta tahun lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentuan

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan.

Asisten Praktikan

(Aprila F. Parma) (Vara Soraya Malawat)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/Tgl : Selasa/28-02-2017 Nama : Vara Soraya Malawat


Acara : Fosil dan Proses pemfosilan Nim : D61116301

Keterangan:
1. Test
2.Oral opening
3. Oral disk
4. Hypostoma
5. Calyx
Ventral Samping Foto 6. Enteron
7. Umbo
No. Peraga : 805

Filum : Cnidaria

Kelas : Anthozoa

Ordo : Rugosa

Family : Rhegmaphyllumidae

Genus : Rhegmaphyllum

Spesies : Rhegmaphyllium conulus

Proses Pemfosilan : Mold

Bentuk : Tabular

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : Silur tengah

Lingkungan Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :

Fosil dengan nomor peraga 805 merupakan salah satu fosil yang berasal dari

filum Cnidaria.. Spesies ini tergolong kelas Anthozoa. Fosil ini berasal dari ordo

Rugosa dan Familly Rhegmaphyllumidae. Berasal dari genus Rhegmaphyllum dan

tergolong dalam spesies Rhegmaphyllium conulus.

Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak
telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen seperti

karbonat. Kemudian terjadilah proses pemfosilan mold dan pembatuan fosil atau

litifikasi lalu akibat dari tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat

keatas bersama fosil tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah

terangkat, fosil akan terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan

erosi atau akan di temukan dan dikenal sebagai fosil.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah tabular, yaitu fosil yang berbentuk

tabung. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, test, oral opening, oral

disk, hypostoma, calix, enteron.

Setelah ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M fosil ini beraksi, maka dapat

diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), menandakan

bahwa lingkungan pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala

waktu geologi umur fosil ini adalah Silur tengah (430 juta tahun lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentuan

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan.

Asisten Praktikan

(Aprila F. Parma) (Vara Soraya Malawat)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/Tgl : Selasa/28-02-2017 Nama : Vara Soraya Malawat


Acara : Fosil dan Proses pemfosilan Nim : D61116301

Keterangan:
1. Test
2. Piroksimal
3. Distal
4. Interambulaklar
5. Intraambulaklar
Ventral Foto 6. Madreporit

No. Peraga : 1497

Filum : Echinodermata

Kelas : Asteroidea

Ordo : Paxillosida

Family : Arcosalonianidae

Genus : Arcosalonia

Spesies : Arcosalonia lycetti WRIGHT

Proses Pemfosilan : Eksternal Mold

Bentuk : Globular

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : Jura tengah

Lingkungan Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 1497 merupakan salah satu fosil yang berasal dari

spesies Arcosalonia lycetti. Spesies ini berasal dari genus Arcosalonia. Kemudian

genus ini tergolong dalam Familly Arcosalonianidae dengan ordo Paxillosida

berkelas Anthozoa juga tergolong dalam filum Echinodermata.

Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak
telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen seperti

karbonat. Kemudian terjadilah proses pemfosilan eksternal mold dan pembatuan fosil

atau litifikasi lalu akibat dari tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat

keatas bersama fosil tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah

terangkat, fosil akan terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan

erosi atau akan di temukan dan dikenal sebagai fosil

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah glaubular, yaitu fosil yang berbentuk

bulat. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, test yang merupakan

keseluruhan bagian tubuh, piroksimal yang merupakan bagian tubuh dekat dengan

madreporit, distal yang jauh dari madreporit, interambulaklar merupakan gais bagian

dalam, intraambulaklar merupakan garis bagian luar, dan madreporit yang merupakan

bagian tengah dari fosil.

Setelah ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M fosil ini beraksi, maka dapat

diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), menandakan

bahwa lingkungan pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala

waktu geologi umur fosil ini adalah Jura tengah (160-176 juta tahun lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentuan

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan.


Asisten Praktikan

(Aprila F. Parma) (Vara Soraya Malawat)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/Tgl : Selasa/28-02-2017 Nama : Vara Soraya Malawat


Acara : Fosil dan Proses pemfosilan Nim : D61116301

Keterangan:
1. Test
2. Aperture
3. Umbo

Ventral Dorsal Foto

No. Peraga : 939

Filum : Mollusca

Kelas : Pelecypoda

Ordo : Eulamellibranchia

Family : Echinolampasiae

Genus : Echinolapas

Spesies : Echinolampas kleini(GLODF.)

Proses Pemfosilan : Cast

Bentuk : Bikonveks

Komposisi Kimia : Karbonatan (CaCO3)

Umur : Oligosen atas

Lingkungan Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 939 merupakan salah satu fosil yang berasal dari

spesies Echinolampas kleini. Spesies ini berasal dari genus Echinolampas. Kemudian

genus ini tergolong dalam Familly Echinolampasidae dengan ordo

Eulamellibranchia berkelas Pelecypoda juga tergolong dalam filum Mollusca.

Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak

telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga
menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pemfosilan cast dan pembatuan fosil atau

litifikasi lalu akibat dari tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat

keatas bersama fosil tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah

terangkat, fosil akan terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan

erosi atau akan di temukan dan dikenal sebagai fosil.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah bikonveks, yaitu fosil yang cembung di

dua bagian tubuhnya. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, test yang

merupakan keseluruhan bagian tubuh, umbo tempat keluarnya kotoran, dan aperture

tempat masuknya makanan.

Setelah ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M fosil ini beraksi, maka dapat

diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), menandakan

bahwa lingkungan pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala

waktu geologi umur fosil ini adalah Oligosen atas (22,5-33 juta tahun lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentuan

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan.

Asisten Praktikan

(Aprila F. Parma) (Vara Soraya Malawat)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/Tgl : Selasa/28-02-2017 Nama : Vara Soraya Malawat


Acara : Fosil dan Proses pemfosilan Nim : D61116301

Keterangan:
1. Test
2. Aperture
3. Umbo
4. Chepalon
5. Thoraks
6. Mata
7. Axis
Ventral Foto
8. Klabiella
No. Peraga : 443 9. Pysidium

Filum : Artropoda

Kelas : Trilobita

Ordo : Harpetida

Family : Harpesidae

Genus : Harpes

Spesies : Harpes Macrochepalus GOLDF. (Cast)

Proses Pemfosilan : Cast

Bentuk : Plate

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : Devon tengah

Lingkungan Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 443 merupakan salah satu fosil yang berasal dari

spesies Harpes macrochepalus. Spesies ini berasal dari genus Harpes. Kemudian

genus ini tergolong dalam Familly Harpesidae dengan ordo Harpetida berkelas

Trilobita juga tergolong dalam filum Artropoda.

Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak
telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pemfosilan cast dan pembatuan fosil atau

litifikasi lalu akibat dari tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat

keatas bersama fosil tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah

terangkat, fosil akan terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan

erosi atau akan di temukan dan dikenal sebagai fosil

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah plate, yaitu fosil yang berbentuk pipih

seperti piring. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, test

pysidium, aperture, umbo, chepalon, thoraks, mata, axis, dan klabiella

Setelah ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M fosil ini beraksi, maka dapat

diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), menandakan

bahwa lingkungan pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala

waktu geologi umur fosil ini adalah Devon tengah (360-370 juta tahun lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentuan

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan.

Asisten Praktikan

(Aprila F. Parma) (Vara Soraya Malawat)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/Tgl : 28/02/2017 Nama : Vara Soraya Malawat


Acara : Fosil dan Proses pemfosilan Nim : D61116301

Keterangan:
1. Test

Ventral Foto

No. Peraga : 1079

Filum : Tracheophyta

Kelas : Spermatopsida

Ordo : Callistophytales

Family : Diplotmemanidae

Genus : Diplotmema

Spesies : Diplotmema adianthaides SCHLOTH.

Proses Pemfosilan :Karbonasi

Bentuk : Filmate

Komposisi Kimia : SiO2

Umur : Karbon atas

Lingkungan Pengendapan : Laut Dalam atau Darat

Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 1079 merupakan salah satu fosil yang berasal dari
spesies Diplotmema adianthaides. Spesies ini berasal dari genus Diplotmema.
Kemudian genus ini tergolong dalam Familly Diplotmemanidae dengan ordo
Callistophytales berkelas Spermatopsida juga tergolong dalam filum Tracheophyta.
Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak

telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga
menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pemfosilan karbonisasi dan pembatuan fosil

atau litifikasi lalu akibat dari tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat

keatas bersama fosil tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah

terangkat, fosil akan terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan

erosi atau akan di temukan dan dikenal sebagai fosil

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah plate, yaitu fosil yang berbentuk pipih

seperti piring. Dan bagian fosil yang masih dapat jumpai adalah test.

Setelah ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini bereaksi, sehingga
dapat diketahui bahwa fosil ini memiliki komposisi kimia silika (SiO2) yang
menandakan bahwa lingkungan pengendapannya adalah laut dalam atau darat.
Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah karbon atas (260-290 juta
tahun lalu)
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentuan

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan.

Asisten Praktikan

(Aprila F. Parma) (Vara Soraya Malawat)

Anda mungkin juga menyukai