Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

Skenario 3 Blok Humaniora


Ganjil 2015 2016

Oleh :
Ketua : Fiolina Fajar F H (NIM : 151610101121)
Sekertaris : 1. Kiki Rahmi Zukri (NIM : 151610101124)
2. Fiftiani Syarah (NIM : 151610101123)
Anggota : 1. Laila Fakhriyah D. W. (NIM : 151610101116)
2. Zulfa Amalia D. (NIM : 151610101117)
3. Anjelia Gelli Bagiada (NIM : 151610101118)
4. Erryska Wira T. (NIM : 151610101119)
5. Firyal (NIM : 151610101120)
6. Siti Nosya Rachmawati (NIM : 151610101122)
7. Hanna Estherita (NIM : 151610101125)
8. Mega Sepatikha Niti (NIM: 151610101126)
9. M. Fahmi Rizqi A (NIM : 151610101127)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
tutorial ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas tutorial pada
blok humaniora skenario 1.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :
1. drg. R. Rahardyan Parnaadji, M.Kes. Pros, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember
2. Dr. drg. Masniari Novita, M. Kes, selaku dosen pembimbing tutorial
kelompok X.
3. Teman teman kelompok tutorial X
Akhirnya laporan ini dapat kami selesaikan dengan baik walaupun masih ada
kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Maka dari itu kami memerlukan
kritik dan saran agar laporan selanjutnya menjadi lebih baik.Semoga laporan yang
kami buat bermanfaat.

Jember, 14 September 2015

Penulis

2
SKENARIO

Mahasiswa yang ada di Fakultas Kedokteran Gigi berasal dari berbagai


daerah dan mempunyai latar belakang status sosial-ekonomi, agama, dan latar
belakan getnis yang berbeda. Perbedaan itu rawa nmenimbulkan konflik sehingga
pihak universitas berusaha mencegah dengan cara memberikan pendidikan
multicultural dalam program Orientasi Kampus. Akan tetapi, ada saja kasus
berbau SARA. Pada suatu hari Galang mahasiswa dari salah satu daerah berkelahi
dengan Cecep, mahasiswa dari daerah lain. Perkelahian tersebut dipicu saling
ejek mengenai latar belakang etnis masing-masing. Ada pula Via salah seorang
mahasiswi yang dikenal suka pilih-pilih teman. Ia hanya mau bergaul dengan
teman-teman dari kelas social ekonomi tinggi dan enggan berkomunikasi
dengan teman - teman lain. Ia pun sering pergi menghindari teman teman
dengan latar belakang budaya tertentu dan berprasangka bahwa mereka adalah
orang - orang miskin yang kasar. Apabila Ia berada dalam satu kelompok dengan
mereka, tak segan segan ia minta dipindahkan kekelompok lain. Jika tetap harus
berada di kelompok itu, ia tak mau bekerja sama.

STEP 1

Pendidikan Multikultural : Program dimana melihat keunikan seseorang


tanpa melihat perbedaan suku, status social untuk
menghidupkan kehidupan demokratis yang ideal

Etnis : Perkumpulan orang yang memiliki kesamaan ras,


adat agama, bahasa, keturunan, dan mempunyai
sejarah yang sama, mengalamai inteeraksi social
menghasilkan system budaya dan terlibat
didalamnya

Orientasi kampus :Kegiatan awal mahasiswa baru untuk membentuk


konsep dan pelatihan mental mahasiswa baru yang

3
merupakan peralihan dari siswa sma yang remaja
labil menuju kedewasa. Dan untuk mengenalkan
prasarana, perkuliahan, organisasi, rasa keakraban,
saling kenal, berinteraksi, bersosialisasi mahasiswa
baru.

Pluralitas : Realitas yang berbeda beda menjadi suatu


kesatuan (kebenaran tunggal)

SARA : Suku, Agama Ras dan Antar Golongan

Konflik : Proses social dimana salah satu pihak


menjatuhkan pihak yang lain yang disebabkan oleh
kepentingan masing masing

Status social ekonomi : kedudukan / status yang dimiliki seseorang dalam


bermasyarakat yang ditentukan oleh pendidikan,
ekonomi dan pendapatan

STEP 2

1. Apa definisi, bentuk, dan bagaimana cara menyikapi adanyap luralitas?


2. Bagaimana hubungan pluralitas dengan pendidikan multicultural? Dan
bagaimana metode penerapan pendidikan multicultural agar dapat
diterapkan dengan baik?
3. Mengapa pluralitas dapat menimbulkan konflik?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari konflik pluralitas?
5. Bagaimana solusi dalam menyelesaikan konflik akibat pluralitas?

STEP 3

1. Pluralitas : Keanekaragaman budaya, agama, ras, social, akibat


interaksi simana kita harus memahami, menghargai, dan
menghormati sebagai konsekuensi
Bentuk : Suatu daerah tertentu bila bertemu orang tua mecium
tangan, ada yang sungkem dan memnundukkan kepala

4
Cara menyikapi : a. Butuh rasa menghargai perbedaan
b. Membuka diri untuk mengahadapi hal baru
c. bercermin diri
d. perlu adanya penanaman pendidikan integritas
social
e. tidak egois dan tenggang rasa

2. Pendidikan multicultural merupakan sistem antisipasi agar tidak adanya


konflik social
3. a. karena adanya sifat egois terhadap keanekaragaman untuk
membanggakan budaya sendiri
b. mis komunikasi
c. adanya adu domba untuk mengambil keuntungan
d. adanya mayoritas
e. kurangnya adaptasi
f. perbedaan status social dan kasta
4. a. tindakan kekerasan yang mengakibatkan hilangnya harta, benda, nyawa
b. pembatalan kerjasama
c. hilangnya rasa persatuan
d. timbulnya permusuhan
e. timbulnya kerusuhan dan peperangan
f. hilangnya keharmonisan
g. menutup diri, individualism
h. mulculnya kaum mayoritas dan minoritas
5. a. menerapkan nilai nilai pancasila
b. berfikir terbuka
c. pendidikan di lingkup sekolah
d. pengenalan, preventif, penanggulangan
e. menggunakan mediasi, pihak ke 3
f. pembinaan nilai universal

5
STEP 4

Pluralitas

Pencegahan

formal Non
(Pendidikan
Multiculture) Formal

Konflik

Dampak

Penyelesaian

STEP 5

Learning Object

1. Mampu menjelaskan pluralitas.


2. Mampu menjelaskan dan menerapkan pencegahan konflik pluralitas
secara formal dan nonformal.
3. Mampu menjelaskan penyebab konflik pluralitas.
4. Mampu menjelaskan dampak konflik pluralitas.
5. Mempu menjelaskan dan menerapkan penyelesaian konflik pluralitas.

6
STEP 6
MANDIRI

STEP 7
LO 1 Mampu menjelaskan pluralitas.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Plural memilikimakna:
jamak; lebih dari satu. Pluralis memiliki makna: bersifat jamak (banyak). Kata
Pluralisme mengandung pengertian keadaan masyarakat yang majemuk
bersangkutan dengan system sosial dan politiknya baik menyangkut
keanekaragaman suku bangsa, bahasa, ras, budaya, agama, dll serta dipahami
sebagai suatu paham/ajaran/keyakinan yang menerima dan mengakui keane
karagaman/kemajemukan sebagai fakta/realitas.
Multikultural adalah wacana yang memberikan pengakuan atas adanya
banyak kelompok etnis dengan budaya yang berbeda dalam satu wilayah/Negara.
Multikuluralismea dalah suatu paham yang mendasarkan pada multicultural
sebagai suatu hal yang memandang perbedaan sebagai suatu yang kodrati dan
menghargai manusia sederajat dan semartabat dengan keunikan dan kekhasannya
masing-masing.(Andreas Soeroso)
Masyarakat majemuk/masyarakat multicultural adalah suatu masyarakat
yang terdiri atas beberapa suku bangsa, agama, ras, poltik, ekonomi yang
dipersatukan dan diatur oleh system sosial yang berlaku dalam masyarakat tsb.
Masyarakat dengan kebudayaan yang kompleks bersifat plural (jamak)
danheterogen (beranekaragam). (Bagjawaluya)

LO 2 Mampu menjelaskan dan menerapkan pencegahan konflik pluralitas


secara formal dan nonformal.
FORMAL melalui Pendidikan Multicultural
Tujuan :
Menanamkan sikap simpati, respek, apriasi dan empati terhadap penganut
agama dan budaya berbeda (Tilaar, 2004 : 123)
Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga murid
dapat bekerja sosial (Nietto, 1992)

7
Bentuk pendidikan multikultural:
Multicultural Isolasionis : terjadinya interaksi antara satu orang
dengan lainnya
Multicultural Akomodatif : menerapkan Undang-Undang, hukum dan
memberikan kebebasan pada kaum minoritas untuk mempertahankan
kebudayaannya tetapi tidak boleh menantang budaya dari pihak dominan
Multicultural Otonomis : kelompok utama mewujudkan kesetaraan
dan menciptakan kehidupan otonom secara kolektif dan dapat diterima
Multicultural Kritikal : kelompok minoritas dapat berperan lebih
aktif baik secara intelektual maupun politis dengan tujuan untuk
menciptakan keadaan yang kondusif.
Pendekatan:
Teaching the exceptional and culturally different
Merupakan pendekatan multikultural dengan peranan pengajar yang
memberikan ilmu mengenai perbedaan budaya khusunya di Indonesia
Human Relation
Merupakan pendekatan multikultural dengan menciptakan hubungan satu
orang dan yang lainnya yang memiliki latar belakang berbeda menjadi satu
untuk berbagi.
Single Group Studies
Merupakan pendekatan multikultural dengan membuat kelompok kecil
yang terdiri dari 15 hingga 20 orang dengan latar belakang berbeda, untuk
saling melengkapi dan berinteraksi.

INFOMAL melalui keluarga


1. Gunakan gaya komunikasi yang tidak menyinggung pada satu pihak
2. Menjaga komunikasi dan mengutamakan memberi tindakan dibandingkan
berbicara
(sumber: Liliweri dalam Muntaha. 2011)

James Banks dikenal sebagai perintis pendidikan multikultural. Jadi


penekanan dan perhatian Banks difokuskan pada pendidikannya. Banks yakin

8
bahwa sebagian dari pendidikan lebih mengarah pada mengajari bagaimana
berpikir daripada apa yang dipikirkan. Ia menjelaskan bahwa siswa harus diajari
memahami semua jenis pengetahuan, aktif mendiskusikan konstruksi pengetahuan
(knowledge construction) dan interpretasi yang berbda-beda (Banks, 1993).
Tujuan utamanya adalah untukmengubah struktur lembaga pendidikan supaya
siswa baik pria maupun wanita, siswaberkebutuhan khusus, dan siswa yang
merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam
itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di
sekolah (Banks, 1993).
Pendidikan multikultural paling tidak menyangkut tiga hal, yaitu: (a) ide dan
kesadaran akan nilai penting keragaman budaya, (b) gerakan pembaharuan
pendidikan, dan (c) proses.
a. Kesadaran Nilai Penting Keragaman Budaya
Kiranya perlu peningkatan kesadaran bahwa semua siswa memiliki
karakteristik khusus karena usia, agama, gender, kelas sosial, etnis, ras, atau
karakteristik budaya tertentu yang melekat pada diri masing-masing.
b. Gerakan Pembaharuan Pendidikan
Ide penting yang lain dalam pendidikan multikultural adalah sebagian
siswa karena karakateristiknya, ternyata ada yang memiliki kesempatan yang
lebih baik untuk belajar di sekolah favorit tertentu, sedang siswa dengan
karakteristik budaya yang berbeda tidak memiliki kesempatan itu.
c. Proses Pendidikan
Pendidikan multikultural yang juga merupakan proses pendidikan yang
tujuannya tidak akan pernah terealisasikan secara penuh. Pendidikan
multikultural adalah prosesmenjadi, proses yang berlangsung terus-menerus
dan bukan sebagai sesuatu yanglangsung tercapai.

Dari perspektif hasil pembelajaran, pendidikan multicultural memiliki tiga


sasaran yang dikembangkan padadiri setiap siswa;
Pertama, pengembangan identitas kultural yakni merupakan kompetensi
yang dimiliki siswa untuk mengidentifikasi dirinya dengan suatu etnis tertentu.
Kompetensi inimencakup pengetahuan, pemahaman dan kesadaran akan

9
kelompok etnis dan menimbulkan kebanggaan serta percayadiri sebagai warga
kelompok etnis tertentu.
Kedua, hubungan interpersonal. Yakni, kompetensi untuk melakukan
hubungan dengan kelompok etnis lain, dengan senatiasa mendasarkan pada
persamaan dan kesetaraan, serta menjauhi sifat syakwasangka dan stereotip.
Ketiga, memberdayakan diri sendiri. Yakni suatu kemampuan untuk
mengembangkan secara terus menerus apa yang dimiliki berkaitan dengan
kehidupan multikultural.
Pendekatan :
1. Memasukkan unsure pahlawan dalam kehidupan sehari-hari. Missal: para
guru TK menceritakan sejarah atau riwayat para pahlawan asal daerah /
etnis setempat.
2. Adanya buku / modul sebagai media pembelajaran.
3. Banks (1993) menyebutinisebagai proses multiple acculturation,
memunculkan rasa saling menghargai, kebersamaan dan cinta sesame
dapat dirasakan melalui pengalaman belajar.
4. Mengajarkan budaya setempat dan sejarah etnis setempat agar
memunculkan keinginan berfikir kritis untuk ikut berpartisipasi
membangun etnisnya menuju perkembangan yang lebih baik.
5. Pendekatan disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan umur. Misal :anak
TK dan SD diajarkan nilai-nilai budaya pada saat karnaval mereka
diajarkan untuk menggunakan pakaian adat dan diceritakan tentang asal
mula daerahnya masing-masing.

Ketika beberapa pola tentang pemaknaan kultur tersebut bertemu dan


berdialog, maka kerangka teori, metode, pendekatan dan epistimologi yang
digunakan pun perlu berubah. Dalam struktur kultural yang satu sama lain.
Sebagai implikasinya, bilamana terjadi konflik pada tataran mikrokultur, misalnya
percekcokan antar warga yang melibatkan prasangka etnis, akan sangat mudah
memicu konflik-konflik yang lebih besar atau sebaliknya dari skala besar sampai
ke skala terkecil. Hal itu tentu tidak lepas dari upaya orang-orang tertentu dengan
mengembangkan basis nilai-nilai negatif satu kelompok lain seperti penilaian

10
standart budayanya sendiri dan pandangan umum yang bukan mencerminkan ada
tidaknya pandangan itu secara konkret.

Pendidikan multikultural dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang berorientasi multikultural


2. Menggiatkan forum-forum ilmiah, berisi tentang keberagaman budaya
3. Memfasilitasi organisasi peserta didik dalam berbagai kegiatan
multikultural

LO 3 Mampu menjelaskan penyebab konflik pluralitas.

Menurut Rizal S. Sagala :

1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan


2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang
berbeda
3. Perbedaan kepentingan antar kelompok / individu
4. Perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat

Menurut teori Hendro Puspito

1. Perbedaan doktrin dan sikap mental


2. Perbedaan tingkat kebudayaan
3. Masalah mayoritas da minoritas golongan
4. Masalah ekonomi
5. Perebutan sumber daya alam

LO 4 Mampu menjelaskan dampak konflik pluralitas.

Dampak positif :

1. Dapat memperjelas aspek aspek kehidupan yang belum jelas atau


belum tuntas ditelaah

11
2. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok, yang
sedang mengalami konflik dengan kelompok lain
3. Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antar individu dan
kelompok
4. Berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan yang ada didalam masyarakat
5. Memunculkan kompromi baru, apabila pihak yang berkonflik berada
dalam kekuatan yang seimbang
6. Munculnya pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai
situasi konflik pluralisme

Dampak Negatif :

1. Keretakan dan hancurnya hubungan antar individu dan persatuan


kelompok
2. Rusaknya tatanan kehidupan Masyarakat
3. Hancurnya nilai nilai norma sosial yang ada
4. Disorganisasi sosiaal atau disintegrasi sosial
5. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah
penaklukan salah satu pihak yang menang dalam konflik
6. Kerusakan harta benda dan kehilangan nyawa manusia

LO 5 Mempu menjelaskan dan menerapkan penyelesaian konflik pluralitas.

Metode-metode yang dilakukan dalam memecahkan masalah akbat konflik


karena pluralitas adalah sebagai berikut( Henri hidayat, 2008):

a. Metode kompetisi (competition)

Yaitu pemecahan masalah dengan menggunakan teknik persaingan,


sehingga akan muncul pihak yang menang dan kalah.

b. Metode menghindari (Avoidance)

12
Yaitu pemecahan masalah dengan cara salah satu pihak yang berselisih
menarik diri atau menghindari konflik.

c. Metode akomodasi (Accomodation)

Yaitu metode pemecahan masalah dengan menciptakan kondisi damai


yang bertujuan untuk sementara. Metode ini di terapkan apabila salah satu
pihak bersedia memenuhi tuntutan pihak lawan.

d. Metode kompromi(Compromise)

Yaitu pemecahan masalah dengan melakukan perundingan damai. Metode


ini tidak dilakukan untuk mencari yang menang dan kalah tetapi untuk
mencari akar permasalahan.

e. Metode Kalaborasi(Collaboration)

Yaitu metode pemecahan masalah dengan memberi keuntungan yang


sama kepada pihak-pihak yang berselisih.

Menurut Nasikun, pengendalian konflik ada enam yaitu :

1. Konsiliasi (conciliation) terwujud melalui lembag


Pengendalian semacam ini terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu
yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan keputusan-keputusan
diantara pihak-pihak yang berlawanan mengenai persoalan-persoalan
yang mereka pertentangkan.
2. Mediasi (mediation)
Bentuk pengendalian ini dilakukan bila kedua belah pihak yang
bersengketa bersama-sama sepakat untuk memberikan nasihat-
nasihatnya tentang bagaimana mereka sebaiknya menyelesaikan
pertentangan mereka.
3. Arbitrasi

13
Seorang Arbiter member keputusan yang mengikat keduabelah pihak
yang bersengketa, artinya keputusan seorang hakim harus ditaati.
Apabila salah satu pihak tidak menerima keputusan itu, ida dapat naik
banding kepada pengadilan yang lebih tingi sampai instansi pengadilan
nasional tertinggi.
4. Perwasitan
Di dalam hal ini kedu belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk
memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik
yang terjadi diantara mereka.

Cara Penyelesaian Konflik :


a. Asimilasi
Proses di mana seseorang meninggalkan tradisi budaya mereka sendiri
untuk menjadi dari bagian dari budaya yang berbeda. Dengan demikian
kelompok etnis yang berbeda secara bertahap dapat mengadopsi budaya
dan nilai - nilai yang ada dalam kelompok besar, sehingga setelah
beberapa generasi akan menjadi bagian dari masyarakat tersebut

b. Self-regregation
Suatu kelompok etnis mengasingkan diri dari dari kebudayaan mayoritas,
sehingga interaksi antar kelompok sedikit sekali, atau tidak terjadi.
Sehingga potensi konflik menjadi kecil
c. Integrasi
Merupakan keadaan ketika kelompok - kelompok etnik beradaptasi dan
bersikap konformistis, terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, tetapi
dengan tetap mempertahankan kebudayaan mereka sendiri
Solusi konflik antar suku menurut suharno :
1. Dengan pemisahan atau segragasi
2. Cara memisahkan diri
3. Cara dialog.
4. Cara kekerasan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bagjawaluya. 2004 . Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.


Hanum, Farida. Jurnal Pendidikan Multikultural Dalam Pluralisme Bangsa
Hidayatullah, Akhmas Al arifin. Jurnal Implementasi Pendidikan Multicultural
Dalam Praktis Pendidikan Di Indonesia.
Hodge dan Anthony. 1991
Liliweri dalam Muntaha. 2011. Jurnal Pendidikan Multicultural
Narwoko, J Dwi dan Bagong Suyanto. 2005 . Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta . Kencana Prenada Group.
Nasikun. 1984. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta. Rajawali.
Sagala, Rizal S. Jurnal Potensi Konflik dalam Masyarakat Majemuk .
Setiadi, Elly M dan Usman Koli. Pengantar Sosiolosi Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta
Kencana Prenada Media Group
Soseroso, Andreas. 2008. Sosiologi 2.
Suharno. Jurnal Konflik Etnisitas Dan Integrasi Nasional .
Sulalah. Pendidikan Multikultural.

15

Anda mungkin juga menyukai