Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan
gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.untuk itu obat sangat diperlukan. Terkadang
Obat tidak selamanya baik, kadang obat justru berbahaya, karena takaran tertentu dari suatu obat
yang memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit.

Di era teknologi yang sudah maju saat ini, semua bisa kita dapatkan dengan cepat.
Apalagi dengan adanya internet, semua aktifitas sudah bisa dilakukan di internet. Mulai dari
kirim email, chatting, tele-confrence, dan bisnis. Demikian juga dengan obat, untuk mendapatkan
obat melalui internet sudah bisa di lakukan. Cukup anda ketikan kata "obat" atau "toko obat"
atau "informasi obat" di google, maka sudah terdapat puluhan toko obat yang menyediakan
pelayanan penjualan obat secara online.Permasalahannya adalah apakah obat yang kita beli itu
sesuai dengan apa yang tertulis atau tidak malahan sekarang harus kita cari tahu apakah obat
yang kita beli "ASLI ATAU PALSU".

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan obat dan apa saja macam-macam obat?
2. Apa itu dosis obat, standar obat, resep obat, dan reseptor obat?
3. Apa yang dimaksud Reaksi obat dan faktor yang mempengaruhi reaksi obat?
4. Bagaimana cara Membeli Dan Mendapatkan Obat Yang Baik?

1.3 Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas ilmu keperawatan dasar II tentang Obat-Obatan.


2. Untuk mengetahui definisi obat dan cara memilih obat yang baik.
3. Untuk mengetahui bahaya Obat.
4. Menambah dan meningkatkan wawasan tentang obat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obat

Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia
tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan
atau menyembuhkan penyakit.

a. Macam-Macam Obat
1. Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan
lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam obat disertai brosur yang berisi
nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi , dosis dan aturan pakai, nomor batch,
nomor registrasi, nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya.
2. Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat
dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap
takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam
mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 ada tanda peringatan P. No.1 sampai
P.No.6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang
bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal
kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi,
cara pemakaian, peringatan serta kontraindikasi.
3. Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada
bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang
didalamnya terdapat huruf "K" yang menyentuh lingkaran hitam tersebut. Termasuk juga
semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral baik dengan
cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan.
4. Obat Narkotika dan Psikotropika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan,
yang dibedakan kedalam golongan-golongan.

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.

b. Dosis Obat

Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek
tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit.Jika dosis terlalu rendah (under dose) maka
efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih (over dose) bisa menimbulkan efek
toksik/keracunan bahkan sampai kematian.

c. Standar Obat

Sebaiknya obat yang akan digunakan memenuhi berbagai standar persyaratan obat,
diantaranya :

1. Kemurnian, yaitu bahwa obat mengandungg unsure keaslian, tidak ada percampuran.
2. Standar potensi yang baik.
3. Memiliki bioavailability yaitu keseimbangan obat.
4. Adanya keamanan.
5. Efektivitas.

d. Resep Obat

Resep Obat adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk
memberikan obat yang dikehendaki kepada pasien. Oleh karenanya pasien tidak diharuskan
mengerti tulisan resep obat. Akan tetapi apotekerlah yang wajib mengerti tulisan resep obat dan
memberikan informasi obat yang dibutuhkan oleh pasien. Mulai dari nama obat, dosis, aturan
pakai, efek samping sampai hal-hal lain yang berhubungan dengan obat dan penyakit pasien.
Dari alur tersebut jelaslah bahwa pasien mendapatkan informasi lebih dari sekedar bisa membaca
resep obat. Dalam hal ini keaktifan pasien untuk bertanya/berkonsultasi dengan apoteker ketika
menebus obat di apotik sangat dibutuhkan.
e. Reaksi Obat

Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh, obat akan bekerja sesuai
dengan proses kimiawi. Salah satu reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh, yaitu
suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi
pengurangan konsentrasi obat ( dari kadar puncak) dalam tubuh.

Faktor yang mempengaruhi Reaksi Obat diantaranya adalah :

a. Absorbsi Obat yaitu proses pergerakan obat dari sumber ke dalam tubuh melalui aliran
darah, kecuali jenis topical yang dipengaruhi oleh cara dan jalur pemberian obat, jenis obat,
keadaan tempat, makanan, dan keadaan pasien.
b. Distribusi obat kedalam tubuh, setelah diabsorbsi, obat didistribusikan ke dalam tubuh
melalui darah dan system limfatis menuju sel dan masuk ke dalam jaringan tertentu. Proses
ini dapat dipengaruhi oleh keseimbangan cairan, elektrolit, dan keadaan patologis.
c. Metabolisme obat, setelah melalui sirulasi, obat akan mengalami proses metabolism. Obat
akan ikut sirkulasi kedalam jaringan kemudian berinteraksi dengan sel dan mengalami
perubahan zat kimia untuk kemudian diekskresikan.
d. Ekskresi sisa melalui obat, setelah obat mengalami metabolism atau pemecahan, akan
terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai dan tidak bereaksi. Sisa zat ini kemudian keluar
melalui ginjal dalam bentuk urine, intestinal dalam bentuk feses, dan paru dalam bentuk
udara.

Reaksi obat dalam tubuh tidak semuanya sama. Ada kalanya obat memiliki reaksi yang
cepat dan ada kalanya memiliki reaksi yang lambat. Semuanya tergantung faktor-faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya usia dan berat badan, jenis kelamin, faktor genetis, faktor
psikologis, waktu, cara pemberian, dan lingkungan.

e. Reseptor Obat

Reseptor Obat merupakan komponen makromolekul fungsional yang mencakup 2 konsep


penting. Pertama bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiatan tubuh. Kedua bahwa obat
tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah ada.Walaupun
tidak berlaku bagi terapi gen, secara umum konsep ini masih berlaku sampai sekarang. Setiap
komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat, tetapi sekelompok
reseptor obat tertentu, juga berperan sebagai reseptor untuk ligand endogen (hormon,
neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai senyawa endogen disebut agonis.
Sebaliknya, senyawa yang tidak mempunyai aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara
kompetitif efek suatu agonis di tempat ikatan agonis (aginist binding site) di sebut antagonis.

f. Masalah dalam Pemberian Obat dan Intervensi Keperawatan

a. Menolak pemberian obat

Jika pasien menolak pemberian obat, intervensi keperawatan pertama yang dapat dilakukan
adalah dengan menanyakan alasan pasien melakukan hal tersebut. Kemudian, jelaskan kembali
kepada pasien alasan pemberian obat. Jika pasien terus menolah, maka sebaiknya tunda
pengobatan, laporkan ke dokter, dan catat dalam laporan.

b. Integritas kulit terganggu

Untuk mengatasi masalah gangguan integritas kulit, lakukan penundaan dalam pengobatan,
kemudian laporkan ke dokter dan catat kedalam laporan.

c. Disorientasi dan bingung

Masalah disorientasi dan bingung dapat diatasi oleh perawat dengan cara melakukan penundaan
pengobatan. Jika pasien ragu, laporkan kedokter dan catat dalam laporan.

d. Menelan Obat

Sebagai perawat yang memiliki peran dependen, jika pasien menelan obat, maka sebaiknya
laporkan kejadian tersebut kepada dokter, untuk selanjutnya dokter yang akan melakukan
intervensi.

e. Alergi Kulit

Apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada pasien, keluarkan sebanyak mungkin
pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter dan catat dalam pelaporan.
f. Cara Pemberian Obat

Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya :

a. Pemberian Obat melalui Oral, merupakan pemberian obat melalui mulut dengan tujuan
mencegah, mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan jenis obat.
b. Pemberian Obat Intrakutan, merupakan cara memberikan atau memasukkan obat kedalam
jaringan kulit, tujuannya adalah untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang
akan digunakan.
c. Pemberian Obat Subkutan, merupakan pemberian obat melalui suntikan kebawah kulit
yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha
sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus (abdomen)
d. Pemberian Obat Intravena Langsung, merupakan pemberian obat yang dilakukan melalui
vena, diantaranya vena mediana cubiti/cephalika (lengan), vena saphenous (tungkai), vena
jugularis (leher), dan vena frontalis/temporalis (kepala), serta bertujuan memberikan obat
dengan reaksi cepat dan langsung masuk pada pebuluh darah.
e. Pemberian Obat Melalui Wadah Cairan Intravena, merupakan pemberian obat melalui
wadah cairan intravena merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau
memasukkan obat kedalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
f. Pemberian Obat Melalui Selang Intravena.
g. Pemberian Obat Intramuskular, merupakan pemberian obat dengan cara memasukkan obat
kedalam jaringan otot. Tujuan pemberian obat dengan cara ini agar absorpsi obat lebih
cepat.
h. Pemberian Obat Melalui Anus/Rektum, merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan
cara memasukkan obat melalui anus atau rectum, bertujuan memberikan efek local dan
sistemik.
i. Pemberian Obat Melalui Vagina, merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan cara
memasukkan obat melalui vagina yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan
mengobati saluran vagina atau serviks.
g. Tips Membeli Dan Mendapatkan Obat Yang Baik

1. Beli obat di Apotik atau Toko Obat yang memiliki ijin

Agar aman, sebaiknya membeli obat di apotik. Obat-obatan yang ada di apotik biasanya
berasal dari distributor obat yang menyediakan obat yang di produksi oleh perusahaan farmasi
(Pharmaceutical company).Apalagi apotik mempunyai izin resmi dari dinas kesehatan setempat
dan dibawah pengawasan seorang apoteker, sehingga obat yang didapatkan dari apotik bisa kita
jamin kualitas dan keasliannya.Selain di apotik, obat juga bisa didapatkan melalui toko obat.
Namun perlu diperhatikan, dengan semakin menjamurnya toko obat, maka perlu lebih selektif
dalam memilih toko obat. Lihat dulu apakah toko obat tersebut memiliki izin pendirian atau tidak
dan tanyakan kepada pemilik toko obat dari mana penyediaan obat dari toko tersebut. Hal ini
penting untuk menghindari mendapatkan obat yang kualitasnya buruk atau obat palsu.

2. Cek obat yang akan kita beli

Untuk membedakan secara fisik apakah obat itu obat palsu atau obat asli. Namun ada hal
mendasar yang dapat kita jadikan dasar apakah obat itu asli atau palsu adalah "HARGA OBAT".
Survey harga obat yang akan kita beli. Jika harga obat di suatu tempat lebih murah dengan
perbedaan yang significant, maka kita bisa duga bahwa obat itu adalah palsu.Hal lain yang perlu
di perhatikan adalah tanggal kadaluarsa obat, dimana hal ini kadang kurang diperhatikan. Selalu
lihat tanggal kadaluarsa obat. Jangan membeli obat yang sudah lewat tanggal kadaluarsanya,
karena bisa jadi obat tersebut bukan menjadi obat, malah menjadi racun buat tubuh.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Obat adalah benda atau zat yang dapat
digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam
tubuh. Obat adalah substansi yang berhubungan fungsi fisiologis tubuh dan berpotensi
mempengaruhi status kesehatan. Pengobatan / medikasi adalah obat yang diberikan untuk tujuan
terapeutik / menyembuhkan.

3.2 SARAN

Adapun saran-saran dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui dan dapat meningkatkan wawasan tentang Obat


2. Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
mengetahui dan memahami arti obat serta dapat memberikan kritik dan saran nya agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis
sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai