Anda di halaman 1dari 5

Laporan Fisika Nuklir

Kelompok 4 :
Atikah Amalia W
Farah Nidya Safitri
Inas Nur Azizah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
1. Gaya Spin Hamada Jhonson

2. Sifat Deutron

Deutron merupakan inti dari Deuterium yang terdiri dari 1 proton dan 1 neutron,

dimana massa deuteron terbentuk lebih kecil dari massa inti pembentuknya.deutron

merupakan partikel yang stabil, Stabilitas deuteron merupakan bagian penting dari model

Big Bang. Model ini dianggap bahwa dalam tahap awal jumlah neutron dan proton sama,

sejak energi yang tersedia jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk

mengkonversi proton dan elektron untuk neutron dan suhu turun ke titik di mana neutron

tidak bisa lagi diproduksi dari proton, peluruhan neutron mulai terjadi.

Deuteron memiliki energi ikat dari 2,2245 + / - 0,0002 MeV dan tidak memiliki

keadaan tereksitasi stabil. Ini memiliki momentum sudut spin 1H sehingga +1 ("triplet")

dan sebuah boson. Frekuensi NMR deuterium berbeda secara signifikan dari hidrogen

ringan yang umum. Deuteron energi yang mengikat negatif ~ 60 keV. Tidak ada partikel

stabil seperti itu, tapi selama hamburan inelastik neutron-proton, akuntansi untuk

hamburan neutron sangat besar untuk penampang proton. Karena kesamaan dalam massa

dan sifat nuklir antara proton dan neutron, terkadang dianggap sebagai dua jenis simetris

dari obyek yang sama dari sebuah nukleon. Sementara hanya proton memiliki muatan

listrik, hal ini sering diabaikan karena kelemahan dari interaksi elektromagnetik relatif

terhadap interaksi nuklir kuat. Simetri terkait proton dan neutron dikenal sebagai isospin.

Deuteron bermuatan positif satu ( +e ) dan massa rehatnya sebesar 2,013 553 u.

Perbandingan massa deuteron dengan massa proton ditambah massa neutron, terdapat

suatu perbedaaan.
massa proton mp = 1,007 277 u

massa neuteron mn = 1,008 665 u

mp + mn = 2,015 942 u

massa deuteron md = 2,013 553 u

Ada selisih massa sebesar = (mp + mn ) md = 0,002 389 u. selisih massa disebut

energy ikat, yaitu merupakan energy yang diperlukan untuk memecah inti menjadi

penyusun-penyusuunya. Jadi, energy ikat deuteron adalah

[(mp + mn)- md]c2 = 0,002 389 u x 931,5 MeV/c2 = 2,225 MeV

Analogi dengan energy ikat atom hydrogen pada keadaan dasarnya, energy

ionisasi atom (hydrogen) dapat ditentukan dari energy foton yang diserap pada efek

fotolistrik untuk membebaskan electron dari ikatannya. Energi ikat deuteron dapat

ditentukan dengan cara yang sama. Gas deuterium diradiasi dengan foton . Jika energy

foton melebihi energy ikat deuteron, proton danneutron yang dibebaskan akan

mempunyai energy kinetic. Reaksi intinya dituliskan sebagai :

Kekekalan energy memberikan :

dengan v adalah frekuensi foton

Kp adalah energi kinetik proton yang dihasilkan

Kn adalah energi kinetik neutron yang dihasilkan

Proses diatas disebut fotodisintegrasi. Energi ambang yang diperlukan agar proses

di atas dapat terjadi ialah bila Kp dan Kn = 0 sehingga


namun karena , maka setelah diadakan pendekatan menjadi :

Dengan B adalah energi ikat deuteron. Jika mp, mn, dan hv diukur, makamassa

neutron dapat dihitung. Ini adalah salah satu cara untuk mengukur massaneutron. Reaksi

sebelumnya dapat dibalik, yaitu proton dan neutron dalam keadaan rehat dapat bergabung

membentuk deuteron yang tereksitasi dan meluruhke tingkat dasar dengan mengemisikan

foton berenergi 2,225 MeV.

A. Sistem N-p Terikat

B. Tingkat eksitasi Elektron

C. Hamburan N-p

Pada prinsipnya terdapat empat jenis hamburan yang melibatkan dua nukleon. Salah

satunya ada jenis hamburan pada proton dengan proton (pp- scattering), neutron dengan

neutron (nn-scattering), neutron dengan proton (np-scattering) dan proton dengan neutron

(pn-scattering), untuk hamburan neutron, terdapat dua. Hamburan yaitu neutron dengan

proton (np-scattering) dan yaitu proton dengan neutron (pn-scattering), kedua hamburan

neutron ini penting pada saat reaksi yang berlangsung dalam T = 0 dan sebaliknya pada

hamburan pp dan nn hanya dapat memberikan informasi pada saat keadaan T = 1 pada

kedua nucleon tersebut.


Untuk T = 0, panjang hamburannya hanya dapat diukur pada sistem neutron proton

(np system). Terdapat nilai yang signifikan yang didapat refleksi dari akurasi yang dicapai

dalam hamburan neutron yaitu 5.423 0.05 fm . Pada tanda positif menunjukkan bahwa

dalam keadaan terikat dimana keadaannya deutronnya digroundkan. Fakta bahwa nilai ini

secara signifikan berbeda untuk T = 1 yang merupakan indikasi dari gaya nuklir. Nilai-

nilai untuk rentang yang efektif dapat diperoleh dari energi rendah pada hamburan yang ada

dalam nukleon-nukleon tersebut, sontohnya seperti dalam photodisintegrasi dari detron atau

kelambatan pada neutron dalam menangkan proton. Akurasi dari diukur nilai-nilai,

Anda mungkin juga menyukai