Anda di halaman 1dari 6

Resume

N. GREGORY MANKIW
BAB 13
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Sekilas dengan kurva Phillips
Setelah memeriksa berbagai model, kita periksa implikasi dari kurva penawaran agregat
jangka-pendek. Kita tunjukkan bahwa kurva ini mengimplikasikan trade-off antara dua
ukuran performa perekonomian,inflasi dan pengangguran. Trade-off ini, disebut kurva
Phillips,memberitahu kita bahwa untuk mengurangi tingkat inflasi pembuat kebijakan harus
secara sementara meningkatkan pengangguran, dan untuk mengurangi pengangguran, mereka
harus menerima inflasi yang lebih tinggi.

Tiga Model Penawaran Agregat

Mari kita sekarang memeriksa tiga model utama penawaran agregat : Harga-kaku, Upah-
kaku, dan Informasi-tak sempurna.Pada semua model,ketidaksempurnaan pasar
menyebabkan output perekonomian menyimpang dari tingkat alaminya. Akibatnya, kurva
penawaran agregat jangka-pendek miring ke atas, bukan vertikal, dan pergeseran kurva
permintaan agregat menyebabkan tingkat output menyimpang sementara dari tingkat
alaminya. Penyimpangan sementara ini mewakili kenaikan dan penurunan dari siklus bisnis.
Meskipun masing-masing dari ketiga model itu membawa kita pada jalur teoretis yang
berbeda, setiap jalur berakhir pada tempat yang sama. Persinggahan akhir itu adalah
persamaan penawaran agregat jangka-pendek dalam bentuk:

Y = Y + (P Pe), >0,

di mana Y adalah output, Y adalah tingkat output alami, P adalah tingkat harga, danPe adalah
tingkat harga yang diharapkan. Persamaan ini menyatakan bahwa output menyimpang dari
tingkat alamiah, bila tingkat harga menyimpang dari tingkat harga yang diperkirakan.
Parameter menunjukkan berapa banyak output merespons terhadap perubahan yang tidak
arapkan dalam tingkat harga; 1/ adalah kemiringan dari kurva penawaran agregat.

Model Harga-Kaku

Penjelasan pertama kita untuk kurva penawaran agregat jangka-pendek miring-ke atas disebut
model harga-kaku. Model ini menekankan bahwa perusahaan tidak secara instan
menyesuaikan harga yang mereka tetapkan dalam merespons perubahan permintaan. Kadang
harga ditetapkan oleh kontrak jangka-panjang antara perusahaan dan konsumen.

Perhatikanlah keputusan penetapan harga yang dihadapi perusahaan tipikal. Harga


yang diinginkan perusahaan P tergantung pada dua variabel makroekonomi:
1. Tingkat harga keseluruhan P. Tingkat harga yang lebih tinggi menunjukkan bahwa
biaya perusahaan lebih tinggi. Jadi, semakin tinggi tingkat harga keseluruhan,
semakin besar harga yang akan dibebankan perusahaan atas produknya.
2. Tingkat pendapatan agregat Y. Tingkat pendapatan yang lebih tinggi meningkatkan
pern-tintaan terhadap produk perusahaan. Karena biaya niaginal naik pada tingkat
produksi yang lebih tinggi, semakin besar permintaan, semakin tinggi harga yang
diinginkan perusahaan.
Harga yang diinginkan perusahaan sebagai p = P + (Y Y).Persamaan ini
menyatakan harga diinginkan p bergantung pada tingkat harga keseluruhan P dan tingkat
permintaan agregat relatif terhadap tingkat alaminya Y-Y. Parameter a (lebih besar dari 0)
mengukur berapa banyak harga diinginkan perusahaan merespons tingkat output agregat.

Aturan penetapan harga dua kelompok perusahaan untuk menderivasi persamaan


penawaran agregat. Untuk itu,kita temukan tingkat harga keseluruhan perekonomian sebagai
rata-rata tertimbang dari harga yang ditetapkan dua kelompok. Tingkat harga keseluruhan
adalah : P = Pe + [(1 s) /s](Y Y).

Model Upah Kaku

Model upah kaku (sticky wage model) menunjukkan implikasi dari upah nominal
kaku pada penawaran agregat. Untuk mengkaji ulang model tersebut, perhatikanlah apa yang
terjadi pada jumlah output yang diproduksi ketika tingkat harga naik.

Asumsi akhir dari model Upah kaku (sticky wage model) adalah bahwa kesempatan
kerja ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang diminta perusahaan. Dengan kata lain, tawar-
menawar antara pekerja dan perusahaan tidak menentukan tingkat kesempatan kerja untuk
selanjutnya; kecuali bila, para pekerja sepakat untuk memberikan tenaga kerja sebanyak yang
ingin dipekedakan oleh perusahaan pada tingkat upah yang telah ditetapkan sebelumnya. Kita
menggambarkan keputusan penggunaan tenaga kerja oleh perusahaan dengan fungsi
permintaan tenaga kerja yaitu L = Ld (W/P),yang menyatakan semakin rendah upah riil,
semakin banyak tenaga kerja perusahaan gunakan, dan output ditentukan oleh fungsi
produksi Y = F(L).
Model Informasi Tak Sempurna

Model informasi tak sempurna menyatakan bahwa bila harga aktual melebihi harga
yang diharapkan, para pemasok akan meningkatkan output mereka. Model tersebut
menunjuk-kan kurva penawaran agregat yang sekarang kita kenal: Y = y + (P P e).Output
menyimpang dari tingkat alamiah bila tingkat harga menyimpang dari tingkat harga yang
diharapkan.

Menderivisi Kurva Phillips dari Kurva Penawaran Agregat

Kurva Phillips (Phillips curve) dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat inflasi
tergantung pada tiga kekuatan:
1. Inflasi yang diharapkan;
2. Deviasi pengangguran dari tingkat alamiah, yang disebut pengangguran siklis
3. Guncangan penawaran.
Dua Penyebab Naik dan Turunnya Inflasi

Bagian kedua, b(u-un),menunjukkan pengangguran siklis memberi tekanan ke bawah


pada inflasi. Pengangguran rendah menarik tingkat inflasi ke atas. Ini disebut inflasitarikan-
permintaan (demand-pull inflation) karena permintaan agregat Tinggi bertanggung jawab
atas jenis inflasi ini. Pengangguran tinggi menarik tingkat inflasi ke bawah. Parameter b
mengukur seresponsif apa inflasi terhadap pengangguran siklis.

Bagian ketiga, n menunjukkan bahwa inflasi juga naik dan turun karena guncangan
penawaran. Guncangan penawaran yang memperburuk, seperti kenaikan harga minyak dunia
tahun 1970-an, menimbulkan nilai positif dari n dan menyebabkan inflasi naik.Ini disebut
inflasi dorongan-biaya (cost-push inflation) karena guncangan penawaran yang memperbu
ruk biasanya peristiwa yang mendorong ke atas biaya produksi. Guncangan penawaran yang
menguntungkan, seperti melimpahnya minyak tahun 1980-an sehingga harga minyak turun,
membuat n negatif dan menyebabkan inflasi menurun.

Ekspektasi Rasional dan Kemungkinan Disinflasi yang melegakan

Ekspektasi Rasional membuat asumsi bahwa orang mengggunakan secara optimal semua
informasi yang tersedia tentang kebijakan pemerintah saat ini, untuk meramalkan masa
depan.
Menurut teori ini,perubahan kebijakan moneter atau fiskal akan mengubah ekspektasi,
dan evaluasi tiap perubahan kebijakan pasti memasukkan dampak ini pada ekspektasi. Jika
orang membentuk ekspektasi mereka secara rasional,maka inflasi akan memiliki inersia lebih
kecil daripada kelihatannya.pendukung ekspektasi rasional berpendapat kurva Phillips
jangka-pendek tidak secara akurat menunjukkan pilihan yang pembuat kebijakan berikan.
Mereka percaya jika pembuat kebijakan bersungguh-sungguh mengurangi inflasi, orang
rasional akan memahami komitmen dan menurunkan ekspektasi mereka akan inflasi. Inflasi
lalu dapat turun tanpa peningkatan pengangguran dan turunnya output.

Histeresis dan Tantangan terhadap Hipotesis Tingkat Alamiah

Seluruh pembahasan kita telah didasarkan atas hipotesis tingkat alamiah (natural
rate hypothesis) . Hipotesis ini diringkas dalam pernyataan berikut :Fluktuasi permintaan
agregat mempengaruhi output dan kesempatan kerja hanya dalam jangka pendek.Dalam
jangka panjang, perekonomian kembali ke tingkat output,kesempatan kerja,dan
pengangguran yang dijelaskan oleh model klasik.

Baru-baru ini, beberapa ekonom menantang hipotesis tingkat-alamiah dengan


menyatakan permintaan agregat bisa mempengaruhi output dan pengangguran bahkan dalam
jangka panjang. Mereka menunjukkan sejumlah mekanisme yang melaluinya resesi bisa
menimbulkan lukapermanen pada perekonomian dengan mengubah tingkat pengangguran
alamiah. Hyteresis adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh berlangsung-
lama dari sejarah pada tingkat alamiah.
Resume
Rudiger Dornsbusch,Stanley Fischer dan Richard Startz
BAB 9

Pendapatan dan Pengeluaran


Permintaan agregat ialah total sejumlah barang yang diterima dalam perekonomian.
Output berada pada tingkat ekuilibriumnya ketika permintaan agregat barang sama dengan
tingkat output.permintaan agregat terdiri dari pengeluaran oleh rumah tangga berupa
konsumsi,oleh perusahaan berupa investasi,dan oleh pemerintah berupa belanja barang dan
jasa,dan termasuk ekspor netto.

Ketika output berada pada tingkat ekuilibrium,tidak ada perubahan yang tidak
diinginkanpada persediaan dan semua unit ekonomi yang membuat pembelian sama percis
dengan semua yang mereka rencanakan. Proses penyesuaian tingkat output yang berdasarkan
pada akumulasi atau penurunan persediaan membuat perekonomian bergerak ke tingkat
output ekuilibrium.

Tingkat penawaran agregat itu sendiri dipengaruhi oleh tingkat output (sama dengan
tingkat pendapatan) karena permintaan konsumsi sama dengan tingkat pendapatan. Fungsi
konsumsi menghubungkan pengeluaran konsumsi dengan pendapatan .konsumsi naik
bersamaan dengan pendapatan.pendapatan yang tidak dikonsumsi akan ditabung,sehingga
fungsi tabungan dapat diturunkan dari fungsi konsumsi.

Pengganda ialah besaran yang dihasilkan dari perubahan $1 pada pengeluaran otonom
terhadap tingkat output ekuilibrium. Terdapat tiga hal dalam pengganda:

1. Kenaikan pengeluaran otonom menaikkan tingkat pendapatan ekuilibrium.


2. Kenaikan pendapatan merupakan kelipatan dari kenaikan pengeluaran otonom.
3. Semakin besar marginal propensity to consume, semakin besar pengganda yang
terjadi dari hubungan antara konsumsi dan pendapatan.

Pajak pendapatan proporsional adalah salah satu contoh konsep penting mengenai
stabilisator otomatis (automatic stabilizer). Stabilisator otomatis adalah suatu mekanisme
dalam perekonomian yang secara otomatis tanpa intervensi pemerintah kasus demi kasus
mengurangi sejumlah perubahan output terhdap perubahan otonom.
Gerakan permintaan investasi memiliki efek yang lebih kecil kepada output ketika
stabilisator otomatis semacam pajak pendapatan proporsional,yang mengurangi pengganda
terjadi.ini artinya bahwa saat adanya stabilisator otomatis kita dapat menduga output akan
berfluktuasi kecil dibanding tanpa adanya hal itu.

Belanja pemerintah dan transfer payment pemerintah berlaku seperti menaikkan


pengeluaran otonom dan berefek terhadap tingkat pendapatan ekuilibrium. Pajak pendapatan
proporsional memiliki efek yang sama pada tingkat ekuilibrium sebagai akibat berkurangnya
propensity to consume, pajak pendapatan proporsional oleh karenanya mengurangi
pengganda.

Surplus anggaran ialah kelebihan penerimaaan pemerintah atas pengeluarannya. Ketika


pengeluaran pemerintah lebih dari yang diterimanya, maka anggaran menjadi defisit.
Besarnya surplus (defisit) dipengaruhi oleh variabel kebijakan fiskal belanja pemerintah
,transfer payment dan tarif pajak.

Surplus anggaran aktual juga dipengaruhi oleh perubahan pengumpulan pajak dan
transfer yang disebabkan oleh pergerakan tingkat pendapatan yang terjadi karena perubahan
pengeluaran otonom swasta. Surplus anggaran full employment (high employment)
digunakan untuk megukur efektifitas kebijakan fiskal. Surplus full employment mengukur
surplus anggaran yang terjadi apabila output berada pada tingkat potensialnya (full
employment)

Anda mungkin juga menyukai