Anda di halaman 1dari 2

Siklus menstruasiProses kompleks yang mencakup sistem reproduktif dan endokrin (4).

Perdarahan periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium disebut menstruasi (5).
Menstruasi terjadi hampir setiap 28 hari selama tahun-tahun reproduktif, meskipun siklus normal dapat
beragam dari 21 sampai 42 hari (4). Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan
progesteron, terutama progesteron pada akhir siklus ovarium bulanan (6). Tahun-tahun awal menstruasi
adalah periode yang rentan terhadap gangguan (7).

Male Reproduction

TESTIS

Testis dikelilingi oleh jaringan ikat kolagen yaitu tunica albuginea. Terdapat sel sertoli yang
sebagai pemberi nutrisi pada spermatozoa.

DUCTUS GENITAL EKSKRETORIK

KELENJAR TAMBAHAN

Kelenjar prostat memiliki 3 zona yaitu zona transisi, zona sentral,zona perifer.

PENIS

Penis memiliki corpora cavernosa dan corpus spongiosum.

Mekanisme Fisiologis (penjelasan biokim jg nyatu disini)

Mekanisme fisiologis ereksi pada penis diawali dengan adanya rangsangan seksual yang akan
melibatkan pelepasan suatu senyawa oksida nitrat (nitric oxide = NO) dari bagian penis yang
disebut corpus cavernosum. Nitric oxide akan mengaktifkan enzim guanylate cyclase yang
menyebabkan peningkatan senyawa cyclic guanosine monophosphate (cGMP), selanjutnya
menyebabkan pelebaran pembuluh darah disekitar corpus cavernosum, sehingga darah mengalir
ke penis dan menyebabkan pembesaran penis (ereksi). Senyawa cGMP diuraikan atau
didegradasi oleh enzim yang bernama fosfodiesterase-5 (PDE5) yang menyebabkan
penis kembali pada ukuran semula (relaksasi penis) (Susanto, 2010; Sweetman, 2009). Ereksi
penis normal membutuhkan fungsi penuh beberapa sistem fisiologis seperti vaskular,nervous
(saraf), dan hormoral serta secara psikologis menerima rangsangan seksual (Dipiro et al., 2008).
Saat ereksi aliran darah arteri dan vena berjalan seimbang dari corpora, dalam keadaan ereksi
aliran arteri meningkat dan mengisi sinusoid dalam corpora yang menyebabkan penis
mengalami pembengkakan dan pemanjangan. Aliran arteri ditingkatkan oleh asetilkolin yang
merupakan mediator vasodilatasi. Pada umumnya asetilkolin bekerja dengan dua jalur yang
berbeda untuk menimbulkan ereksi. Dengan adanya rangsangan seksual dari jaringan genital,
asetilkolin melalui jalur utama meningkatkan produksi NO oleh sel endotel dan nonadrenergic-
noncholinergic neuron. Nitric oxide meningkatkan aktivitas guanylate cyclase, yang
meningkatkan senyawa cGMP. Senyawa cGMP menurunkan konsentrasi kalsium intraseluler
dalam sel otot halus arteri penis dan sinus cavernosum. Akibatnya terjadi relaksasi otot halus
yang meningkatkan aliran darah arteri corpora. Sedangkan pada jalur alternatif, asetilkolin
merangsang otot halus pada reseptor membran sel untuk meningkatkan aktivitas adenil cyclase.
Adenil cyclase menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa cyclic adenosine triphosphat
(cAMP). Seperti halnya cGMP, cAMP menurunkan konsentrasi kalsium intraselular untuk
menghasilkan relaksasi otot halus dalam sel pembuluh darah dan sinus carvernosum. (Dipiro et
al, 2008).
Dalam keadaan sadar, pasien mengalami ereksi setelah terjadi rangsangan sensorik seksual
melalui sistem saraf pusat. Otak akan memproses informasi dan dorongan saraf dilakukan ke
sumsum tulang belakang untuk saraf kolinergik perifer yang mengatur suplai pembuluh darah ke
corpora sehingga terjadi ereksi. Sehingga dapat dikatakan bahwa ereksi dimulai oleh aksi saraf,
dikelola oleh darah arteri untuk pengisian corpora, dan ditopang oleh oklusi aliran vena dari
corpora (Dipiro et al., 2008).
Hormon testosteron merangsang libido atau rangsangan seksual pada pria. Dalam kondisi
fisiologis normal, pasien dengan tingkat testosteron serum yang normal tidak mungkin
mengalami disfungsi ereksi (DE). Sedangkan dalam keadaan libido menurun atau karena
kurangnya produksi hormon testosteron dapat menyebabkan ereksi tidak dapat terjadi. Dorongan
seksual dikatakan normal apabila dalam kondisi fisiologis yang normal serum testosteron berada
dalam rentang konsentrasi serum (300-1100 ng/dL) (Dipiro et al, 2008)

Anda mungkin juga menyukai