Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KONSEP DASAR IPS SD 1

KEDUDUKAN ILMU SOSIAL DALAM BIDANG ILMU

OLEH

Kelompok 8
17 BB 05

MONICA JULIANTI (17129233)


NURJANAH (17129065)
PUSPA PANDINI (17129070)
RAFI DARMAWAN (17129396)

Dosen Pembimbing: Dra.Hamimah, M,Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2017
KEDUDUKAN ILMU SOSIAL DALAM ILMU

Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan dapat ditelusuri dari sejak zaman


Yunani kuno, dimana pada zaman tersebut semua pengetahuan belum terbagi-bagi
atau terspesialisasi dalam satu kesatuannya. Yang berkembang pada masa itu hanya
filsafat, seperti filsafat alam dan filsafat social (N. Daldjoeni, 1981). Dalam hal ini
filsafat alam akan menghasilkan ilmu-ilmu alamiah sedangkan filsafat social
menghasilkan ilmu-ilmu sosial. Dari uraian sejarah tersebut, dapat dikatakan filsafat
merupakan induk atau sumber dari berbagai macam ilmu pengetahuan saat ini. Dari
filsafat akan lahir tiga cabang ilmu pengetahuan yang masing-masing dari ketiga ilmu
tersebut akan terbagi lagi kedalam disiplin ilmu atau spesialisasi yang bila diuraikan
lebih dalam lagi sebagai berikut:
1. Ilmu-ilmu alamiah (natural sciences), meliputi: fisika, kimia, biologi, dan
juga matematika.
2. Ilmu-ilmu social (social sciences), meliputi: ekonomi, sejarah, sosiologi,
antropologi, psikologi, geografi, dan lainnyA
3. Ilmu-ilmu budaya (humanities), meliputi: ilmu bahasa, kesusastraan,
kesenian, dan sebagainya.
Dari uraian ilmu pengetahuan diatas dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu social
pada awalnya juga berinduk pada filsafat yang seiring dengan perkembangan iptek
mulai memisahkan diri dari ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-ilmu budaya. Ilmu sosial
akhirnya terpecah-pecah ke dalam cabang ilmu yang berbeda fokus dan metode
kajiannya yang dalam perjalannya dari satu ilmu sosial yang satu lahirlah geogarafi,
sejarah, antropologi, ilmu politik, ilmu hukum, psikologi, ilmu ekonomi dan lainnya.
1. Pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi
Struktur ilmu dari masing-masing cabang ilmu social meninjau hal-hal
dalam kehidupan masyarakat yang berbeda pula. Penyusunan struktur ilmu
pengetahuan, termasuk ilmu social terdapat tiga tingkatan dari yang
mengkhusus (sempit) ke yang paling umum (paling luas),yaitu:
1. Fakta
2. Konsep
3. Generalisasi
Dimana ketiga hal ini membangun materi ilmu-ilmu sosialnya (Savage dan
Armstrong, 1996:24).
a. Fakta
Fakta dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu baik dalam bentuk
informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan yang dapat
dipahami/dihayati dan dikumpulkan dimana kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini, fakta memiliki jangkauan
penjelasan yang terbatas dimana merujuk pada suasana yang khusus dan
keberlakannya terbatas (kurang bersifat umum).
Fakta menjadi suatu hal yang penting dalam stuktur atau susunan ilmu
karena fakta membantu dalam proses pembentukan konsep dan
generalisasi,karena konsep dapat dicapai dalam suatu proses yang
melibatkan fakta-fakta yang bersifat khusus tidakdipelajari dalam
kekosongan (Savage dan Armstrong, 1996:24). Walau demikian untuk
mampu memahami konsep dan generalisasi diperlukan pemilihan fakta-
fakta yang efektif dari sekian fakta yang ada. Hubungan antara fakta dan
konsep sangat erat,sebagai ilustrasi ada sebuah

b. Konsep
Secara sederhana konsep dapat diartikan sebagai suatu penamaan
(pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal,
mengerti, dan memahami sesuatu tersebut. Atau jika dikaitkan
hubungannya dengan fakta diatas dapat dikatakan konsep adalah
kumpulan beberapa fakta-fakta yang tersusun secara sistematik sesuai
literatur yang berlaku. Pengertian lainnya tentang konsep ialah sesuatu
yang tersimpan dalam pikiran suatu pemikiran, suatu idea tau suatu
gagasan (Moore Skeel,1995:30). Dari beberapa pengertian tentang
konsep,dapat dikatakan suatu konsep yang dihadapi akan berbeda
tergantung latar belakang atau pengalaman orang yang melakukan
konseptualisasi. Konsep dapat membantu mengorganisasikan informasi
atau data yang dihadapi yang ditempatkan dalam kategori-kategori atau
kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar datanya.
Konsep yang jika dikaitkan dengan fakta dapat dikatakan sebagai
suatu keterkaitan antar sejumlah fakta yang nantinya diberikan lebel atau
nama berupa kata-kata. Karakteristik yang dimiliki suatu konsep disebut
atribut,dimana atribut nantinya akan menjadi penjelas dari konsep-konsep
yang telah ditentukan. Sebagai contoh berikut misalnya memiliki konsep
sepeda motor dimana atribut penjelasnya adalah: 1) kendaraan beroda
dua, 2) digerakkan dengan mesin, 3) berbahan bakar premium. Mungkin
konsep diatas dapat dijelaskan dengan beberapa atribut yang mudah, tapi
ada beberapa konsep yang cukup sulit dijelaskan atributnya dengan kata-
kata sederhana, seperti demokrasi, kebudayaan, keadilan, sosialisasi, dan
konsep-konsep lainnya.
c. Generalisasi
Definisi generalisasi secara singkat dapat dikatakan sebagai gabungan
sebuah atau sejumlah konsep yang memiliki suatu keterkaitan makna.
Keterkaitan konsep dalam generalisasi akan berdampak pada keikutsertaan
fakta dalam hal ini, karena generalisasi mengungkapkan sejumlah besar
informasi yang kebenarannya diperlukan pembuktian dan tanggung jawab.
Sehingga fakta-fakta yang terkumpul dan yang akan dijadikan sebagai
suatu konsep harus spesifik dan terkait dengan konsep dan genaralisasi
yang akan dibuat. Sebagai salah satu contoh misalnya: Ketika seorang
siswa SMA/SMK meningkat menjadi seorang mahasiswa baru, tanggung
jawabnya pun meningkat.
Generalisasi berisi banyak konsep di dalamnya. Pada generalisasi di
atas yang terdiri dari konsep-konsep seperti siswa SMA/SMK,
mahasiswa baru, dan juga tanggung jawab. Jadi dapat dilihat pada
contoh diatas generalisasi dibentuk dari beberapa konsep yang terkait satu
sama lain.

2. Konsep Dasar Ilmu Sejarah


Sejarah dapat disebut sebagai salah satu cabang ilmu sosial. Sejarah
selalu ada kaitannya dengan apa yang terjadi di masa lalu. Akan tetapi, tidak
semua yang terjadi di masa lalu dapat di katakan sebagai sejarah. Cerita atau
dongeng yang bersifat fiktif tentang masa lalu atau diragukan pembuktiannya
tidak tepat untuk dapat sebagai pengajaran. Sejarah yang baik menceritakan
tentang orang dan kejadian dalam semangat pengkajian sehingga mendorong
pendengar atau pembacanya berpikir kritis tentang apa yang benarbenar
terjadi. Sejarah sangat luas artinya. Berikut adalah beberapa pengertian para
ahli tentang sejarah:
1. Menurut Benedetto Croce (1951) sejarah merupakan rekaman kreasi
jiwa manusia di semua bidang baik teoritikal maupun praktikal. Kreasi
spiritual ini senantiasa lahir dalam hati dan pikiran manusia
jenius,budayawan, pemikir yang mengutamakan tindakan dan
pembaru agama.
2. Menurut sejarawan Baverley Southgate (1996), pengertian sejarah
dapat didefinisikan sebagai studi tentang peristiwa di masa
lampau.Dengan demikian,sejarah merupakan peristiwa faktual di
masa lampau,bukan kisah fiktif apalagi rekayasa. Definisi menurut
Baverley Southgate merupakan pemahaman paling sederhana.
Pengertian sejarah menurut Baverley menghendaki pemahaman
obyektif terhadap fakta-fakta historis. Metode penulisannya
menggunakan narasi historis dan tidak dibenarkan secara analitis
(analisis sejarah).
3. Moh. Yamin. Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas
hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dibuktikan dengan
kenyataan.
4. R. Moh Ali, pengertian sejarah ada 3 yaitu:
a) Sejarah adalah kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa
seluruhnya yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
b) Sejarah adalah cerita yang tersusun secara sistematis (serba
teratur dan rapi)
c) Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa
dan kejadian-kejadian pada masa lampau.
5. Patrick Gardiner . Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang
telah diperbuat oleh manusia.
6. J.V Brice . Sejarah adalah catatan-catatan dari apa yang telah
dipikirkan, dikatakan dan diperbuat oleh manusia.. Pengertian sejarah
berbeda dengan pengertian Ilmu sejarah. Sejarah adalah peristiwa yang
terjadi pada masa lalu manusia sedangkan Ilmu sejarah adalah ilmu
yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa
lalumanusia.
7. Ilmu pengetahuan historis (sejarah) menurut Karl Popper adalah ilmu
pengetahuan yang tertarik pada peristiwa-peristiwa spesifik dan
penjelasannya. Sejarah sering dideskripsikan sebagai peristiwa-
peristiwa masa lalu sebagaimana peristiwa itu benar-benar terjadi
secara aktual. Popper menyatakan bahwa dalam sejarah tidak teori-
teori yang mempersatukan. Dalam artian, kumpulan hukum universal
yang sepele digunakan dan diterima begitu saja (are taken for granted).
8. Menurut Muthahhari, ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada
tiga disiplin kesejarahan yang saling berkaitan, yaitu:
a) Sejarah tradisional (tarikh naqli) adalah pengetahuan tentang
kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan
kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-
keadaan masa kini.
b) Sejarah ilmiah (tarikh ilmy), yaitu pengetahuan tentang hukum-
hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau yang
diperoleh melaluipendekatan dan analisis atas peristiwa-
peristiwa masa lampau.
c) Filsafat sejarah (tarikh falsafi), yaitu pengetahuan tentang
perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat dari
satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang
menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ia
adalah ilmu tentang menjadi masyarakat, bukan tentang
mewujudnya saja.
9. Sejarah, menurut Encarta adalah "pada pengertiannya yang luas,
totalitas dari semua kejadian masa lalu,"
10. Menurut Britannica "disiplin yang mempelajari rekaman kejadian
secara kronologis (menyangkut negara dan manusia) berdasarkan
pengujian kritis atas materi sumber dan biasanyamenyajikan
penjelasan atas penyebabnya,"
11. Wikipedia menyebut . "Sejarah adalah narasi dan penelitian kejadian
masa lalu yang sinambung dansistematis."
12. Sejarah, menurut E.H. Carr dalam buku teksnya What is History,
adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan
lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara
sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.
13. Sejarah menurut G.R. Elton dan Henry Pirenne berdasarkan studi
displin ilmu yang bersumber pada ; 1) Filologi (ilmu yang
mempelajari tulisan dan bahasa pada naskah-naskah kuno; daun lontar,
daluwang, kertas), 2) Epigraf (ilmu yang mempelajari tulisan dan
bahasa kuno pada batu, kayu, logam, dikenal sebagai prasasti), 3)
Arkeologi (ilmu yang mempelajari benda-benda peninggalan
sejarah/artefak).

Sejarah merekam sejumlah aspek kejadian, baik aspek social, budaya,


geografi, ekanomi dan politik. Inilah yang menyebabkan sejarah dikatakan
sebagai pondasi dari ilmu sosial. Sebagai akibatnya, maka konsep utama
dalam sejarah adalah waktu dan kejadian.
Sumbangan ilmu sejarah bagi ilmu sosial bagi ilmu sosial berupa kumpulan
tentang pengetahuan masa lalu, yang memberikan pandangan bermakna
terhadap apa yang sedang terjadi pada saat ini dan apa yang diharapkan di
masa yang akan dating. Hal ini dapat merupakan penjelasan tetntang
hubungan sebab akibat di dalam kehidupan. Peristiwa peristiwa tidak pernah
terjadi dalam kekosongan, melainkanada sesuatu yang akan di pengaruhi
olehnya.
Salah satu kesulitan guru sejarah adalah melakukan pilihan konsep
konsep sejarah dan memberi arah atau makna bagi siswa dan kehidupannya.
Suatu hal yang tidak di harapkan adalah bahwa para siswa belajar semua
kumpulan sejarah pengetahuan sejarah sebagai hafalan belaka. Pengetahuan
sejarah atau peristiwa-peristiwa sejarah tersebuat harus di seleksi,sesuai
dengan kelayakan usia siswa dan kemaknaannya untuk masa sekarang dn
masa yg akan datng. Para siswa perlu di latih menemukan hubungan antara
peristiwa sejarah.

3. Konsep Dasar Geografi


Geografi merupakan ilmu social yang memiliki kajian tentang ruang
dan jarak yang menjadi tempat tinggal manusia. Dalam geografi, konsep-
konsep yang sering digunakan adalah:
a. Lokasi, menentukan lokasi atau menemukan suatu tempat di permukaan
bumi ini memerlukan keterkaitan dengan tempat-tempat yang diketahui.
b. Posisi (kedudukan), saat ini ditentukan oleh garis latitude dan longitude.
c. Tempat (site), merujuk pada lokasi pada suatu tempat yang pasti dengan
suatu gambaran atau sumber-sumber daya setempat.
d. Distribusi (pembagian), berarti dimana orangorang hidup diatas bumi.
e. Arrangement (perancangan), merujuk pada bagaimana benda-benda
ditempatkan di tempat orang-orang hidup.

KONSEP-KONSEP ESSENSIAL GEOGRAFI


1. Lokasi, adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui
fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas:
a. Lokasi Absolut, lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat
tetap.
b. Lokasi Relatif, lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya
dan sifatnya berubah.
2. Jarak, yaitu panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas :
a. Jarak Mutlak, satuan panjang yang diukur dengan kilometer.
b. Jarak Relatif, jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu
3. Keterjangkauan, menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu
tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang
digunakan dan sebagainya.
4. Pola, berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai,
pola pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain.
5. Morfologi, menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga
endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi
dan pegunungan.
6. Aglomerasi, pengelompokan fenomena di suatu kawasan dengan latar
belakang adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif.
7. Nilai Kegunaan, manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka
bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
8. Interaksi Interdependensi, keterkaitan ruang antara satu dengan yang
lain, misalnya interaksi antara desa dengan kota.
9. Diferensiasi Area, daerah-daerah yan terdapat di muka bumi berbeda
satu sama lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu
wilayah dengan wilayah yang lainnya.
10. Keterkaitan keruangan, hubungan antara penyebaran suatu unsur
dengan unsur yang lain pada suatu tempat.
Geografi mengkaji gambaran fisik dari daerah, faktorfaktor cuaca,
kepadatan penduduk, sumber-sumber alam, penggunaan tanah, produksi
pertanian, industry, ekspor dan impor.

4. Konsep Dasar Ilmu Ekonomi


Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikonomeia. Kata ini
sebenarnya terdiri dari dua suku kata yaitu oikos yang berarti rumah tangga
dan nomos yang berarti peraturan. Dengan demikian arti sesungguhnya dari
oikonomeia yaitu mengatur rumah tangga. Rumah tangga di sini adalah dalam
pengertian luas, jadi bukan rumah tangga dalam arti sehari-hari.
Rumah tangga ini berarti setiap bentuk kerjasama manusia untuk
mencapai kemakmuran atas dasar prinsip ekonomi. Misalnya rumah tangga
konsumsi, rumah tangga perusahaan, rumah tangga negara, dll. Kalau kita
simpulkan maka ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha
manusia untuk mencapai kemakmuran dalam memenuhi kebutuhannya.
Ilmu pengetahuan ekonomi lahir pada abad ke-18, yaitu pada saat
Adam Smith menuangkan dalam inquiry into the nature and causes of wealth
of nations (tahun 1776), mambahas ekonomi secara sistematis dan bersifat
menyeluruh yang dituangkannya di dalam teori-teori ekonomi. Sejak Adam
Smith-lah baru masalah ekonomi diuraikan secara ilmu pengetahuan, sehingga
ia dianggap sebagai bapak ilmu ekonomi. Pendapat-pendapat tentang ekonomi
sebelum Adam Smith belum dapat dianggap sebagai ilmu ekonomi,
berhubung pembahasannya belum sistematis dan tidak bersifat menyeluruh.
Perhatian utama seorang ahli ekonomi adalah pada kemampuan
masyarakat untuk menyesuaikan kebutuhan mereka yang tidak terbatas ke
pada sumbersumber daya mereka yang terbatas. Seorang ahli ekonomi
tertarik pada tindakan masyarakat dalam menggunakan sumbersumber daya ,
baik sumber daya manusia, maupun sumber daya fisik (alam), dalam
menghasilkan barang dan jasa dan pendistribusian pada masyarakat. Ia akan
mencari jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan tentang apa, bagaimana,
kapan dan untuk siapa memproduksi barang tersebut.
Menurut Martin dan Miller (Skeel, 1995:35) masyarakat yang berbeda
mengahasilkan sistem ekonomi yang berbeda. Tugas utama ekonomi adalah
menjelaskan persamaanpersamaan esensial dan hakikat perbedaan
perbedaan dalam kehidupan ekonomi pada masyarakat yang berbeda itu,
sehingga seseorang dapat memahami dengan lebih baik tentang kondisi
kondisi tempat dan hidup dan memahami alternatifalternatif yang terbuka
baginya.
Konsep konsep yang paling dasar dalam ilmu ekonomi adalah
Kelangkaan (scarcity), Spesialisasi (specialization) , Saling ketergantungan
(interdependence), Pasar (market) dan Kebijakan Umum (public policy).
Disini kita akan membahas satu persatu bagian dari konsepkonsep dasar ilmu
ekonomi yaitu :
1. Kelangkaan
Kelangkaan berarti bahwa suatu pilihan harus dibuat dalam
pengalokasian sumbersumberdaya tertetu, apakah uang, waktu atau
minyak bumi, yang ingin digunakan masyarakat sesuai keinginannya,
sehingga masyarakat harus membuat pilihan.
Contohnya : Kelangkaan minyak bumi atau Bahan bakar Minyak
(BBM) sejak kurun waktu 3 tahun yang lalu mulai mengalami penurunan
produksi karena sulitnya atau berkurangny sumber daya alam yang
mengakibatkan kelangkaan minya bumi, Selain itu juga semakin
banyaknya kebutuhan akan minyak bumi adalah salah satu faktor yang
menyebabkan semakin sulitnya untuk memperoleh minyak bumi tersebut.

2. Spesialisasi
Spesialisasi merujuk pada pembuatan pilihan yang sepenuhnya atau
seutuhnya hanya pada satu macam tugas. Contoh : misalnya dalam suatu
perusahaan pembuatan makanan, Beni bekerja hanya membersihkan
kotoran makanan, Gung Ani hanya memotong makanan, dan Eka hanya
membungkus makanan. Tiaptiap pekerja sudah secara spesialisasi atau
secara khusus hanya mengerjakan satu tugas khususnya.

3. Saling Ketergantungan
Saling Ketergantungan menggambarkan adanya
ketergantungan/keterkaitan antara seseoranga dengan orang lainnya.
Seseorang tidak dapat menghasilkan semua hal yang dibutuhkan dan ia
tergantung pada jasa orang lain.
Contoh: Misalnya anda tidak mungkin bisa memenuhi semua
kebutuhan anda. Baju, sepatu, buku, alat tulis, makanan, juga pelayanan
jasa yang anda butuhkan seharihari tentu anda tidak dapat memenuhi
sendiri. Sehingga anda akan tergantung pada barangbarang dan jasa yang
disediakan oleh orang lain.

4. Pasar
Konsep pasar berarti ada perimbangan antara kebutuhan terhadap
barang dan jasa yang telah dihasilkan atau disediakan. Contoh: dalam
suatu pasar jika kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa tersebut banyak
makan barang dan jasa akan disediakan untuk memenuhi semua
kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat, sehingga antara kebutuhan
dan persediaan antara barang dan jasa menjadi seimbang.
5. Kebijaksanaan Umum
Konsep kebijaksanaan umum adalah suatu pola membuat keputusan
yang menentukan apa yang akan dan tidak akan diproduksi atau
dilakukan. Contoh: Bila dalam suatu perusahaan memproduksi suatu
barang yang akan diperjual belikan, namun ternyata barang tersebut tidak
layak untuk digunakan, maka akan dikeluarkanny kebijaksanaan umum
untuk tidak mengizinkan produk tersebut di edarkan.

5. Konsep Dasar Ilmu Politik dan Pemerintahan


Ilmu politik merupakan ilmu yangmempelajari hal ihwal kenegaraan
atau politik. Untuk dapat memenuhi apakah ilmu polotik dan apa konsep-
konsep yang dibahas dalam ilmu politik, maka kita perlu terlebih dahulu
memahami apakah politik itu. Miriam Budiarjo (1972) menyatakan bahwa
politik adalah macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik(atau negara)
yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan.
Politik selalu menyangkut kepentingan tujuan-tujuan dari seluruh
masyarakatdan bukan tujuan pribadi seorang. Pengambilan keputusan
(decision making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik
itu dilakukan melalui seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala
prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu. Untuk melaksanakan tujuan-
tujuan itu perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaa umum (public
policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian (distribution) atau
alokasi kekuasaan dan sumber-sumber yang ada. Pelaksanaan kebijaksanaan-
kebijaksanaan itu perlu dimiliki kekuasaan (power) dan kewenangan
(authority) yang akan dipakai baik untuk membina kerjasama ataupun untuk
menylesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini.
Dari penjelasan di atas dapat kita tarik beberapa konsep pokok ilmu
polotik, yaitu: negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijaksanaan,
dan pembagiankekuasaan, demokrasi, dan lain-lain. Sementara itu Skeel
(1995) menambahkan konsep ilmu politik lainnya yang perlu dipahami yaitu
sosialisasi polotik, keabsahan (ligitimacy), kewenangan (authority) dan
perilaku politik (political behavior).
Negara adalah suatu organisasi yang meliputi wilayah, sejumlah rakyat
dan mempunyai kekuasaan berdaulat ke luar dan ke dalam. Setiap negara
memiliki sistem politik yaitu pola mekanisme (pelaksanaan) kekuasaan.
Sedangkan yang dimaksud kekuasaan adalah hak dan kewenangan dan
tanggung jawab untuk mengelola tugas tertentu. Kekuasaan (negara) mampu
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
ketentuannya. Kekuasaan ini bisa berada pada tingkat nasianal, kelompok
sosial, kelompok keagamaan ataupun pada keluarga. Keabsahan (ligitimacy)
berkaitan dengan legalisasi dan penerimaan masyarakat. Sistem politik
bersifat lebih tinggi daripada kekuasaan masyarakat.
Keputusan adalah penentu pilihan di antara beberapa alternatif.
Sedangkan istilah pengambilan keputusan (decision making) menunjuk pada
proses yang terjadi sampai keputusan itu tercapai. Menurut Miriam
Budiarjo(1972) pengambilan keputusan sebagai konsep pokok ilmu
menyangkut keputusan-keputusan yang diambil secara kolektif dan yang
mengikat seluruh masyarakat.
Sementara itu yang dimaksud dengan kebijaksanaan (policy) adalah
pola kebijaksanaan dan atau proses penentuan keputusan yang diambil oleh
seorang pelaku atau kelompok politik (misalnya partai politik) dalam usaha
pemilihan tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Pihak
yang membuat kebijaksanaan itu pada prinsipnya mempunyai kekuasaan
untuk melaksanakannya. Sedangkan yang dimaksud pembagian dan alikas
(distribution and allocatian) adalah pembagian dan penjatahan dari kekuasaan
dalam masyarakat.
Yang dimaksud dengan sosialisasi politik adalah proses pembinaan
politik masyarakat agar mereka memahami hal ihwal politik secara baik dan
benar. Dengan kata lain, sosialisasi politik merupakan upaya agar warga
masyarakat dapat berpartisipasi dalam sistem politik yang berlaku. Sementara
itu, kewenangan (authority) adalah hak yang sah dari individu-individu untuk
melaksanakan kekuasaan terhadap orang lain. Sedangkan perilaku
politik(political behavior) adalah suatu cara yang dilakukan individu-individu
dalam melaksanakan hak dan kewajibannya.
Sehubungan ilmu politik terhadap ilmu pengetahuan sosial adalah
menyediakan informasi dasar mengenai proses, perilaku, dan lembaga-
lembaga politik, juga tentang hubungan diantara warga negara, kebijaksanaan
umum, dan gagasan tentang pemerintah, seperti demokrasi, keadilan, dan
kesamaan. Melalui ilmu pengetahuan sosial yang disumbang oleh ilmu polotik
ini para siswa dapat belajar bagaimana kejadian-kejadian politik berpengaruh
pada kehidupan mereka begitu juga bagaimana mereka tersosialisasikan atau
belajar untuk berpartisipasi di dalam sistem politiknya (negaranya).

6. Konsep Dasar Sosiologi


Para ahli sosiologi menaruh perhatian pada perilaku dan lembaga serta
interaksi antar individu dan kelompok/asosiasi dalam masyarkat. Konsep-
konsep utama dalam sosilogi mencakup kelompok , lembaga, peran, norma,
nilai, sosialisasi, dan masyarakat.
Konsep kelompok menunjukan pada sejumlah orang yang hidup bersama
dalam mencapai satu tujuan. Konsep lembaga atau pranata. Menurut Soerjono
Soekanto lembaga atau pranata adalah himpunan dari norma-norma dari
segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam
kehidupan bermasyarakat. Jadi pranata sosial pada dasarnya bermula dari
adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi, yang
pemenuhannya memerlukan keteraturan.
Peran sebagai konsep sosiologi dapat diartikan sebagai fungsi peran
oleh seorang dalam suatu lembaga sesuai dengan kedudukan atau statusnya.
Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses membantu individu melalui belajar
dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir
kelompoknya,agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Dengan
kata lain sosialisasi merupakan proses mempelajari norma, nilai, peran dan
semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi
yang efektif dalam kehidupan sosial.
Konsep norma, menurut Robert MZ Lawang norma adalah patokan
prilaku dalam suatu kelompok tertentu. Sementara itu nilai adalah apa yang
dianggap penting atau berharga bagi individu atau kelompok. Menurut
Lawang nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan yang pantas,
yang berharga, yang mempengaruhi prilaku sosial dari orang yang memiliki
nilai itu.
Sosiologi memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan sosial
berupa pemahaman tentang bagaimana lembaga-lembaga sosial berkembang
dan bagaimana orang-orang berinteraksi didalamnya.

7. Konsep Dasar Antropologi


Antropologi adalah semua hal tentang manusia, dan tidak hanya
terpaku pada sebagian kelompok orang tetapi mencakup semua manusia,
bukan hanya dari satu aspek melainkan dari segala aspek. Secara etimologi,
antropologi berasal dari dua kata, yaitu Antrop dan Logos. Antrop berarti
manusia, sedangkan Logos berarti kajian, diskusi, atau ilmu. Ilmu
pengetahuan antropologi mengkaji manusia dalam bermasyarakat, berperilaku
dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Objek dari
antropologi adalah manusia di dalam suatu masyarakat suku bangsa,
kebudyaan, dan perilakunya.
Macam-macam Jenis Cabang Ilmu Antropologi:
1. Antropologi fisik
a. Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul manusia
dan evolusi manusia dengan meneliti fosil
b. Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia
dengan cirri-ciri fisik.
2. Antropologi budaya
a. Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan
perkembangan budaya manusia mengenai tulisan
b. Etnolinguistik antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku
bangsa yang ada di dunia
c. Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di
dalam kehidupan masyarakat suku bangsa yang ada di dunia
d. Etnopsikologi, yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa seta
peranan individu kepada bangsa dalam proses perubahan adapt-istiadat
dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
Fase-Fase Perkembangan Antropologi:
1. Fase Pertama (Sebelum1800)
Pada fase ini, masyarakat pribumi yang ada di Asia, Afrika,dan Amerika mulai
didatangi oleh bangsa Eropa sejak akhir abad ke-15. pada masa itu mulai
terkumpul suatu besar himpunan buku-buku kisah perjalanan, laporan, dan
sebagainya yang ditulis oleh para musafir, pendeta, pelaut, ataupun pegawai
pemerintah. Bahan-bahan deskripsi itu kemudian disebut sebagai etnografi, atau
deskripsi tentang bangsa-bangsa. Isi dari deskripsi itu terkesan aneh di mata orang
Eropa, namun hal itu amat menarik perhatian kalangan terpelajar di Eropa Barat
di Sebagian orang Eropa menganggap bangsa-bangsa pribumi itu adalah manusia
liar, turunan iblis, dan sebagainya. Sehingga timbul istilah savages, dan
primitives, sebutan bagi penduduk asli di Asia, Afrika, dan Amerika.
a. Sebagian orang Eropa menganggap bahwa manusia dari tanah Asia,
Afrika, dan Amerika itu adlah contoh dari manusia murni, yang belum
kemasukan hasutan kejahatan dan keburukan yang sudah terjadi di
Eropa.
b. Sebagian orang Eropa tertarik dengan adapt-istiadat yang aneh, dan
mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa
primitive tersebut. Kumpulan itu kemudian dihimpun menjadi satu dan
diperlihatkan kepada umum(museum).
2. Fase Kedua (Pertengahan Abad Ke-19)
Ketika sekitar tahun 1860 ada beberapa karangan yang mengklasifikasikan
bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat
evolusi, lahirlah antropologi. Ilmu itu bersifat akademis. Mempelajari masyarakat
dan kebudayaan primitif dengan maksud mendapatkan pengertian mengenai
tingkat-tingkat kuno dalam sejarah dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia
di muka bumi.
3. Fase Ketiga (Permulaan abad 20)
Dalam fase ini, ilmu antropologi menjadi sangat penting. Orang-orang Eropa
mempelajari kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan
pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat kini
yang kompleks.
4. Fase Keempat (Sesudah 1930)
Ilmu antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik
mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun
mengenai ketajaman metode-metode ilmiahnya. Pokok atau sasaran para ahli
antropologi tidak lagi hanya suku-suku bangsa primitive yang ada di luar benua
Eropa, melainkan juga daerah di pedesaan pada umumnya, ditinjau dari sudut
anekawarna fisiknya, masyarakatnya, serta budayanya. Definisi Antropologi
Menurut Para Ahli. Ada beberapa definisi mengenai antropologi antara lain:
a. Keesing (1981) , Antropologi adalah kajian tentang manusia.
b. Haviland (1985), Antropologi adalah studi tentang manusia dan
perilakunya dan melaluinya dibeperoleh pengertian lengkap tentang
keanekaragaman manusia.
c. Kamus Antropologi dan Ariyono Suyono (1985), Antropologi adalah
suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia
dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat
serta kebudayaannya.
d. Koentjaraningrat (1990), Ilmu antropologi memperhatikan lima masalah
mengenai makhluk hidup yaitu :
1. Masalah Perkembangan manusia sebagai makhluk biologis
2. Masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dipandang
dari sudut cirri-ciri tubuhnya.
3. Masalah sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai
macam bahasa di seluruh dunia.
4. Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia
di seluruh dunia.
5. Masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam
kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku bangsa yang tersebar di
seluruh bumi pada zaman sekarang ini.

8. Konsep Dasar Psikologi Sosial


Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku
manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya,
psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "" (Psych yang berarti jiwa)
dan "-" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi
dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Ilmu tersebut
menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan
situasi-situasi social, seperti situasi kelompok, situasi massa dan sebagainya
termasuk di dalamnya interaksi antara orang dan hasil kebudayanya.
Psikologi social juga merupakan suatu ilmu pengetahuan baru dalam
abad modern. Ilmu ini mulai di rintis pada tahun 1930 di amerika serikat dan
kemudian juga di Negara-negara lain. Sebagai displin ilmu yang relatif baru
dalam perkembangannya ia banyak menggunakan materi-materi yang sudah
tersedia dalam disiplin ilmu social lainnya, seperti dari sosiologi dan
antropologi misalnya konsep-konsep tentang norma,sruktur social dan
peranan adalah konsep yang di ambil dari disiplin ilmu yang sudah lebih
dahulu berkembang. Pengkajian psikologi social akan dapat memberi
gambaran tentang apa pengertian psikologi social dan apa saja yang menjadi
objek dalam studinya. Mempelajari modul Psikologi Sosial merupakan
pangkal otak untuk mengetahui lebih lanjut tentang prinsip-prinsip maupun
proses dan tingkah laku seseorang sebagai mahluk social.

9. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan


Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang
mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya
pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan
dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta
sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan
laboratorium psikologi pertama didunia. Pada tahun 1879 Wilhem Wundt
mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman.
Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih
mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan
berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi
ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula
sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.

10. Fungsi psikologi sebagai ilmu


a. Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa
tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau
bahasan yang bersifat deskriptif.
b. Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan
apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi
berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
c. Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif
atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau
perawatan.

11. Ruang Lingkup Psikologi Sosial


Psikologi sosial mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu:
a. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya studi
tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat).
b. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap
sosial, perilaku meniru dan lain-lain.
c. Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan,
komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan
persaingan.
DAFTAR RUJUKAN

http://beta-pgsd.blogspot.co.id/2014/12/konsepkonsep-dasar-ilmu-sosial.html

http://andimanwno.wordpress.com/2008/11/14/konsep-konsep-dasar-geografi/

Samlawi Fakih dan Maftuh Bunyamin,1998: Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan


Sosial, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat JendralPendidikan Tinggi
Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Bandung.

Tim Pengajar IPS, Materi IPS, Singaraja: Penerbit Universitas Pendidikan Ganesha

http://mashurzikri.wordpress.com/2099/11/27/pengertian-antropologi-dan-
ruang;lingkupnya/

Anda mungkin juga menyukai