Anda di halaman 1dari 8

BAB II

LANDASAN TEORI

Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana/wadah yang di dalamnya berisi air atau
fluida lain untuk dipanaskan. Energi panas dari fluida tersebut selanjutnya digunakan
untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk turbin uap, pemanas ruangan, mesin uap,
dan lain sebagainya. Secara proses konversi energi, boiler memiliki fungsi untuk
mengkonversi energi kimia yang tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas
yang tertransfer ke fluida kerja. Bejana bertekanan pada boiler umumnya menggunakan
bahan baja dengan spesifikasi tertentu yang telah ditentukan dalam standard ASME (The
ASME Code Boilers ), terutama untuk penggunaan boiler pada industri-industri besar.
Dalam sejarah tercatat berbagai macam jenis material digunakan sebagai bahan
pembuatan boiler seperti tembaga, kuningan, dan besi cor. Namun bahan-bahan tersebut
sudah lama ditinggalkan karena alasan ekonomis dan juga ketahanan material yang sudah
tidak sesuai dengan kebutuhan industri. (Onny, 2015)
Panas yang diberikan kepada fluida di dalam boiler berasal dari proses
pembakaran dengan berbagai macam jenis bahan bakar yang dapat digunakan, seperti
kayu, batubara, solar/minyak bumi, dan gas. Dengan adanya kemajuan teknologi, energi
nuklir pun juga digunakan sebagai sumber panas pada boiler. (Onny, 2015)
Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat kita
sedang mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut akan selalu
diiringi proses perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar, udara, material wadah
air, serta air itu sendiri. Proses perpindahan panas ini mencakup tiga jenis perpindahan
panas yang sudah sangat kita kenal yakni konduksi, konveksi, dan radiasi. Gas hasil
pembakaran yang mengandung energi panas akan terus mengalir mengikuti bentuk boiler
hingga ke sisi keluaran. Di sepanjang perjalanan, panas yang terkandung di dalam gas
buang akan diserap oleh permukaan tubing boiler dan diteruskan secara konduksi ke air
di dalam pipa. Secara bertahap, air akan berubah fase menjadi uap basah (saturated
steam) dan dapat berlanjut hingga menjadi uap kering (superheated steam). Boiler
berfungsi sebagai steam generator (penghasil uap), adalah suatu bentuk sistem
pembakaran yang merupakan gabungan dari beberapa tube, header, ducting, burner, fin
plate dan manifold yang di desain untuk saling terhubung dalam suatu proses untuk
mengubah air menjadi uap bertekanan yang kemudian digunakan untuk menggerakkan
turbin dan generator sehingga menghasilkan listrik di sebuah power plant (pembangkit
listrik) dan berfungsi sebagai pencaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi. Berikut
ini merupakan jenis boier yang sering dijumpai di industry. Berbagai bentuk boiler telah
berkembang mengikuti kemajuan teknologi dan evaluasi dari produk-produk boiler
sebelumnya yang dipengaruhi oleh gas buang boiler yang mempengaruhi lingkungan dan
produk steamseperti apa yang akan dihasilkan. Berikut klasifikasi boiler yang telah
dikembangkan:
a. Berdasarkan tipe pipa :
Fire Tube:
Tipe boiler pipa api memiliki karakteristik: menghasilkan kapasitas dan tekanan
steam yang rendah.
Cara kerja: proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas yang
dihasilkan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi
boiler mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut.
Kelebihan: Proses pemasangan cukup mudah dan tidak memerlukan
pengaturan yang khusus, tidak membutuhkan area yang besar dan memiliki biaya
yang murah.
Kekurangan: Memiliki tempat pembakaran yang sulit dijangkau saat hendak
dibersihkan, kapasitas steam yang rendah dan kurang efisien karena banyak kalor
yang terbuang sia-sia.

Gambar 1. Ilustrasi Fire Tube Boiler

Water Tube:
Tipe boiler pipa air memiliki karakteristik: menghasilkan kapasitas dan tekanan steam
yang tinggi.
Cara Kerja: proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas yang
dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air dan sebelumnya air tersebut dikondisikan
terlebih dahulu melalui economizer, kemudian steam yang dihasilkan terlebih dahulu
dikumpulkan di dalam sebuah steam-drum. Sampai tekanan dan temperatur sesuai,
melalui tahap secondary superheater dan primary superheater baru steam dilepaskan
ke pipa utama distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus dikondisikan
terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut di dalam air tesebut. Hal ini
merupakan faktor utama yang harus diperhatikan terhadap tipe ini.
Kelebihan: Memiliki kapasitas steam yang besar, niali efesiensi relatif lebih
tinggi dan tungku pembakaran mudah untuk dijangkau saat akan dibersihkan.
Kekurangan: Biaya investasi awal cukup mahal, membutuhkan area yang luas
dan membutuhkan komponen tambahan dalam hal penanganan air.

Gambar 2. Ilustrasi Water Tube Boiler

b. Berdasarkan bahan bakar yang digunakan :


Solid Fuel
Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik: harga bahan baku pembakaran
relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair
dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe
listrik.
Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran
bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu) dengan
oksigen dan sumber panas.
Kelebihan: Bahan bakar mudah untuk didapatkan dan lebih murah.
Kekurangan: Sisa pembakaran sulit untuk dibersihkan,

Gambar 3. Solid Fuel Boiler

Oil Fuel
Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran
paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik
jika dbandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik.
Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran
bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
Kelebihan: Memiliki sisa pembakaran yang sedikit sehingga mudah
dibersihkan dan bahan baku yang mudah didapatkan.
Kekurangan: Memiliki harga bahan baku yang mahal serta memiliki
kontruksi yang mahal.

Gambar 4. Ilustrasi Oil Fuel Boiler

Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran
paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini
lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar.
Cara kerja: pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas
(LNG) dengan oksigen dan sumber panas.
Kelebihan: memiliki bahan bakar yang paling murah dan nilai efesiensi yang
lebih baik.
Kekurangan: Kontruksi yang mahal dan sumber bahan bakar yang sulit
didapatkan, harus melalui jalur distribusi.

Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik : harga bahan baku pemanasan relatif lebih
murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair. Nilai
effisiensi dari tipe ini paling rendah jika dbandingkan dengan semua tipe boiler
berdasarkan bahan bakarnya.
Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai
sumber panas.
Kelebihan: Memiliki perewatan yang sederhana dan sumber pemanas sangat
mudah untuk didapatkan.
Kekurangan: Nilai efesiensi yang buruk dan memiliki temperatur pembakaran
yang rendah.

Gambar 5. Electric Boiler

Bagian-bagian dari boiler


a. Pemanas Lanjut Uap atau Steam Super Heater
Pemanas lanjut uap adalah alat yang digunakan untuk memanaskan uap jenuh
menjadi uap yang dipanaskan lebih lanjut. Uap yang dipanaskan lanjut bila digunakan
untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi di dalam turbin atau mesin uap tidak
akan segera mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bahaya yang
disebabkan terjadinya pukulan balik atau Back Stroke yang diakibatkan
mengembunnya uap belum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum ditempat
yang tidak semestinya di daerah ekspansi. Kemungkinan terjadinya pukulan balik
atau back stroke di tempat yang belum semestinya tersebut lebih mudah terjadi bila
yang digunakan aialah uap kenyang sebagai penggerak mesin uap ataupun turbin uap.
b. Ekonomiser
Gas asap setelah meninggalkan superheater konveksi ataupun pemanas lanjut
ulang atau steam reheater, temperaturnya masih cukup tinggi sekitar 500C hingga
800C,sehingga akan merupakan kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut
dibuang lewat cerobong. Gas asap yang masih panas ini dapat dimanfaatkan untuk
memanasi air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel, sehingga air
telah dalam keadaan panas, sekitar 30C sampai 50C di bawah temperatur
mendidihnya. Air yang telah dalam keadaan panas pada saat masuk ke dalam drum
ketel membawa keuntungan karena di tempat air masuk ke dalam drum, dinding ketel
tidak mengerut sehingga drum ketel dapat lebih awet dengan demikian biaya
perawatan atau biaya maintenance-nya menjadi lebih murah. Lain halnya bila air
dalam keadaan dingin masuk ke dalam drum tersebut, dinding drum akan mengerut
dan mudah pecah atau bocor, sehingga biaya perawatannya mahal.
c. Pemanas Udara atau Air-Preheater
Gas asap setelah keluar dari memanasi ekonomiser masih bertemperatur
sekitar 400C hingga 700C sehingga sayang bila dibuang langsung lewat cerobong,
karena panas yang terkandung di dalam gas asap tersebut masih dapat dimanfaatkan
lagi untuk memanaskan udara sebelum dimasukkan ke dalam tungku, sehingga
efisiensi thermos boiler dapat dinaikkan lagi. Memanaskan udara pembakaran
sebelum dimasukkan kedalam tungku berarti mengurangi kebutuhan panas untuk
menaikkan temperatur udara di dalam tungku, sehingga api di dalam tungku tidak
banyak mengalami penurunan temperatur, sehingga mengurangi kemungkinan api di
dalam tungku tiba-tiba padam sendiri.
d. Peralatan untuk Pembersihan boiler
Pada boiler terjadi pengotoran-pengotoran yang disebabkan oleh :
kerak ketel pada aliran air;
abu pada aliran api atau gas asap.
Kerak ketel yang terbentuk pada pipa-pipa penguap, untuk waktu-waktu tertentu
harus dibersihkan, agar tidak mengerak pada dinding-dinding pipa sehingga dapat
menggangu perpindahan panas dari api di luar pipa kepada air yang di dalam pipa.
Untuk membersihkan kerak ketel dari dalam pipa-pipa, digunakan pelocok pipa
umtuk pipa-pipa yang lurus, seperti halnya pipa-pipa pada ketel seksi. Ujung pelocok
pipa diberi kawat baja spiral yang dapat mengorek endapan-endapan kerak pada pipa.
Abu yang terbentuk di dalam ketel hasil pembakaran bahan bakar padat, dapat dibagi
menjadi:
abu padat yang terkumpul dalam sumuran-sumuran abu;
abu yang menjadi cair yang terbawa melayang-layang di dalam api atau
gas asap;
abu padat yang terbawa terbang bersama api atau gas asap yang padat
mencapai daerah konveksi.
Untuk menghilangkan abu padat yang terdapat pada sumuran abu,dapat digunakan
cara membuka klep abu yang terdapat di dasar sumuran abu pada waktu-waktu
tertentu sehingga abu tumpahdi atas ban berjalan atau konveyor, dan dengan
menggunakan konveyor tersebut abu dibuang dari sumuran abu dan diterima oleh
alat-alat transport.
e. Penangkap debu atau Dust Collector atau Praecipitator
Gas asap sebelum dibuang ke luar melalui cerobong asap harus
dibersihkandahulu dari debu atau abu terbang, yang turut terbawa oleh gas asap, agar
tidak menimbulkan pengotoran atau polusi terhadap lingkungan sekitarnya.
Ada beberapa macam alat yang digunakan untuk menangkap debu terbang sebelum
gas asap dibuang ke luar melalui cerobong yaitu:
a) Sistem mekanis kering, terdiri dari:
- siklon (cyclone) dan
- multisiklon (multi-cyclone)
b) Sistem mekanis basah, terdiri dari:
- sistem hujan buatan, dan
- sistem adhesi
c) Sistem elektro-statis.
Bahan bakar yang digunakan di dalam boiler pada umunya diklasifikasikan sebagai
berikut:
Bahan bakar padat
Bahan bakar padat yang terdapat di bumi berasal dari zat-zat organik. Bahan
bakar padat mengandung unsur-unsur seperti zat arang atau Karbon (C), Hidrogin
(H), zat asam atau Oksigen (O), Nitrogen (N), belerang (S), abu dan air, yang
kesemuanya terikat dalam satu persenyawaan kimia.
Bahan bakar cair
Bahan bakar cair berasal dari minyak bumi. Minyak bumi didapatkan dari dalam
tanah dengan jalan mengebornya di lading-ladang minyak, dan memompanya
sampai ke atas permukaan bumi, untuk selanjutnya diolah lebih lanjut menjadi
berbagai jenis bahan bakar.
Bahan bakar gas
Di dalam tanah banyak terkandung gas bumi (petrol gas) atau sering pula disebut
gas alam, yang timbul pada saat proses pembentukan minyak bumi, gas tambang
dan gas rawa (CH4 atau methan).
Bahan bakar nuklir atau sumber energi nuklir:
Energi nuklir disebut juga energi panas yang merupakan proses terjadinya
pembelahan inti dari atom dan menimbulkan panas. Inti dari atom berat, terbelah
menjadi inti-inti dari atom-atom yang lebih ringan yang didalam proses ini akan
menimbulkan panas yang sangat tinggi. Bahan pokok dari energi nuklir di
antaranya adalah uranium, yang merupakan salah satu unsur kimia yang berat
dengan bilangan atom 92 dan mengandung sedikit radioaktif.

Anda mungkin juga menyukai