LANDASAN TEORI
2.1 Pendapatan
2.1.1 Pengertian Pendapatan
9
10
Menurut PSAK No.23 (2009 : par. 10), pada umumnya, pendapatan dapat
berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara
kas yang diterima atau yang dapat diterima. Akan tetapi, bila arus masuk dari kas
atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari pendapatan tersebut mungkin kurang
dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Bila perjanjian tersebut secara efektif merupakan suatu transaksi finansial,
nilai wajar pendapatan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa
depan dengan menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed). Tingkat bunga
tersirat tersebut adalah yang paling mudah ditentukan dari:
a. Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu penerbit
(issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama.
b. Suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen
tersebut ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa. Perbedaan
antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai
pendapatan bunga.
2.1.4 Pengungkapan Pendapatan
Dalam PSAK No. 23 (2009 : par. 33) dikatakan bahwa perusahaan harus
mengungkapkan:
2.2 Beban
2.2.1 Pengertian Beban
Aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya
untuk memperoleh pendapatan baik untuk penjualan baran maupun jasa dapat
menyebabkan kenaikan pada beban.
Beban merupakan biaya langsung maupun tidak langsung yang telah habis
waktunya pada periode keuangan tertentu dari arus barang atau jasa ke pasar maupun
operasi terkait lainnya (Godfrey, et al., 2010 : 331) .
Menurut Kieso, Weygant, dan Warfield (2011 : 48) beban merupakan
decreases in economic benefits during the accounting period in the form of outflows
or depletations of assets or incurrences of liabilities that result in decreases in equity,
other than those relating to distributions to equity participants. Yang dapat diartikan
bahwa, beban merupakan penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar dan deplesi aset atau timbulnya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada
peserta ekuitas.
Selain itu dalam buku Theory and Accounting Practice (Godfrey, et al.,
2010 : 330 - 331), dikatakan bahwa beban merupakan hal yang berbeda dengan
kerugian. FASB perbedaan biaya dan kerugian terletak pada hal yang terjadi dalam
dan atau di luar aktifitas normal perusahaan.
Dari kriteria di atas, kriteria pertama berarti kemungkinan arus keluar atas
manfaat ekonomi di masa depan telah terjadi. Nilai dari kemungkinan ini tidak
menentu untuk setiap perusahaan, oleh karena itu perusahaan sebaiknya berhati
hati dalam mengambil keputusan dan menentukan estimasi agar tidak tercipta salah
saji pada laporan keuangan perusahaan.
14
FASB menyatakan bahwa beban dapat diakui dalam laporan keuangan ketika
penurunan manfaat ekonomi di masa depan berhubungan dengan penurunan pada
aset atau kenaikan pada hutang yang timbul dapat diukur secara handal (Godfrey, et
al., 2010 : 332). Yang berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan
peningkatan pada hutang maupun penurunan pada aset.
Selain itu IASB menyatakan bahwa beban diakui dalam laporan keuangan
berdasarkan hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pendapatan dari hal
spesifik tertentu hal ini sesuai dengan matching principle yang menggabungkan
pendapatan dan beban yang timbul secara langsung dan tergabung dari transaksi
yang sama ataupun kejadian lainnya (Godfrey, et al., 2010 : 333).
Menurut Kamus Ekonomi dan Bisnis (Hadi dan Hastuti, 2015 : 369),
matching concept atau konsep pembebanan merupakan suatu konsep dasar akuntansi
yaitu mempertemukan biaya dengan penghasilan yang timbul karena biaya tersebut.
Sedangkan matching principle atau prinsip penyeimbangan merupakan prinsip
akuntansi berdasarkan metode akrual yang digunakan untuk menentukan jumlah
pengeluaran yang dibutuhkan selama periode waktu pendapatan dihasilkan.
Menurut Kieso, Weygant, dan Warfield (2011 : 54) perusahaan mengakui
beban bukan ketika perusahaan membayar upah karyawan atau melakukan kegiatan
produksi, namun beban diakui ketika pekerjaan karyawan tersebut atau produk yang
telah diproduksi tersebut menyumbangkan hasil dalam pendapatan. Oleh karena itu
pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pengakuan pendapatan, hal ini
dilakukan dengan menyesuaikan beban dengan pendapatan.
Prinsip penyeimbangan adalah dasar untuk mencatat dan mengakui beban.
Menurut buku Akuntansi Keuangan (Harrison Jr., et. al., 2012 : 136) sesuai dengan
IFRS Framework, menyatakan bahwa beban yang diakui dalam laporan laba rugi
berdasarkan asosiasi langsung antara biaya yang dikeluarkan dan perolehan item
pendapatan tertentu. Prinsip perbandingan meliputi dua langkah yaitu :
Isu yang kritis dalam pengakuan beban adalah ketika beban itu sendiri
memiliki kontribusi terhadap pendapatan yang mungkin tidak terjadi bersamaan
15
ketika beban tersebut dibayarkan (Wegandt, Kimmel dan Kieso, 2014 : 87). Oleh
sebab itu pengakuan biaya perlu dikaitkan dengan pengakuan pendapatan.
Perbedaan pada PSAK No.34 Revisi 2010 dan PSAK No. 34 Tahun 1994
terletak pada atribusi dan alokasi biaya kontrak serta pembebanan biaya kepada
pelanggan yang tidak diatur pada PSAK No. 34 Tahun 1994.
Menurut PSAK No. 34 Revisi 2010 mengatur biaya pinjaman dapat
diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada
kontrak tertentu. Selain itu biaya administrasi umum dan biaya pengembangan yang
penggantiannya ditentukan dalam persyaratan kontrak.
Berikut pada tabel di bawah ini adalah perbedaan yang terdapat antara PSAK
No. 34 tahun 1994 dengan PSAK No. 34 revisi 2010 :
Tabel 2.1 Perbedaan PSAK No. 1994 dan revisi 2010
kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit output,
yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan biaya.
Suatu kontrak konstruksi mungkin dinegosiasikan untuk membangun sebuah
aset tunggal seperti jembatan, bangunan, bendungan, pipa, jalan, kapal, dan
terowongan. Kontrak konstruksi juga berkaitan dengan sejumlah aset yang
berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam hal rancangan,
teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan. Dalam Pernyataan ini, kontrak
konstruksi meliputi:
Klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pelanggan atau pihak
lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak.
Klaim hanya dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika:
b. Nilai klaim yang kemungkinan besar akan disetujui oleh pelanggan, dapat
diukur secara andal.
Dalam PSAK No. 34 (2010 : par.22), dikatakan bahwa Jika hasil kontrak
konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak
yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai
pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak
padatanggal akhir periode pelaporan.
Dalam hal kontrak harga tetap, hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal jika semua kondisi berikut ini dapat terpenuhi:
a. Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal.
b. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak
tersebut akan mengalir ke entitas.
c. Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap penyelesaian
kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal.
d. Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak dapat diidentifikasi dengan
jelas dan diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat
dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.
Dalam hal kontrak biaya-plus, hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal jika semua kondisi berikut ini terpenuhi:
a. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak
tersebut akan mengalir ke entitas.
b. Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak, apakah dapat ditagih atau
tidak ke pelanggan, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal.
Pengakuan pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian
suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Menurut
metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi
dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba
yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara
22
wajar murni tidak pantas untuk tujuan pelayanan dan tidak kompitabel dari
peraturan.
5. Prof. Edel Lemus (Global Journal of Management and Business Research,
2014) dengan penelitian berjudul The Leading Financial Changed of
Revenue Recognition by Business Enterprises unde FASB vs. IASB.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan posisi yang relevan mengenai
munculnya dan proses adopsi dari pengakuan pendapatan menurut FASB dan
IASB dan kinerja pelaporan keuangan oleh perusahaan. Hasil dari penelitian
ini adalah proyek pengakuan pendapatan gabungan akan meningkatkan
transparansi keuangan dan komparatid dalam pasar industri di Amerika
Serikat. Selain itu, FASB akan menggembangkan kerangka konseptual
akuntansi sehubungan dengan proyek pengakuan pendapatan gabungan.
Selain itu, standar yang paling relevan mengenai pengakuan pendapatan
adalah IAS 18 dan IAS 11. Sebagai hasilnya proyek pengakuan pendapatan
akan mengubah pelaporan perspektif dari pengukuran nilai historis ke nilai
wajar atas pengakuan pendapatan gabungan.
2.6 Kerangka Berpikir