PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Hipoglikemia adalah sindroma klinis terdiri dari kompleks gejala
yang disertai oleh kadar glukoma plasma kurang dari 50 mg/dl dan
disembuhkan oleh terapi yang meninggikan kadar glukosa plasma. Sifat dan
beratnya gejala tergantung dari kadar glikemik sebelumnya, kecepatan
penurunan glukosa, dan adanya neuropati atau obat-obatan yang
melumpuhkan saraf simpatik. Gejala awal biasanya berkeringat, tremor, rasa
cemas, palpitasi, dan takikardia, semuanya diperantarai oleh system saraf
simpatik. Dengan turunya glukosa lebih jauh (yang lebih mungkin terjadi
jika gangguan saraf menyembunyikan gejala awal), dapat terjadi konfusi,
nyeri kepala, perubahan kepribadian, stupor, koma, atau kejang. ( Michael L
Callaham, M.D, 1997)
B. Etiologi
Etiologi hipoglikemia secara garis besar dibagi atas 3 yaitu:
1. Oleh karena aktivasi hormon insulin yang meninggi atau menurunnya
hormon-hormon diabetagenik, diantaranya:
a. Hipoglikemia yang disebabkan oleh kelebihan insulin. Sebab yang
paling sering adalah overdosis dari insulin yang diberikan.
b. Hipoglikemia yang disebabkan oleh karena overdosis dari antidiabetik
oral seperti sulfonilurea yang diklasifikasikan sebagai insulin
endogenus hipoglikemia.
c. Terjadi produksi insulin berlebih misalnya pada tumor pankreas
sehingga terjadi insulinomas.
d. Antibody mediated (autoimun) hipoglikemia yang disebabkan oleh
endogenus antibody yang mengaktifkan insulin reseptor.
e. Hipoglikemia yang disebabkan oleh berbagai bahan obat yang
menyebabkan meningginya kadar insulin antara lain obat oral
hipoglikemia.
f. Hipoglikemia yang disebabkan oleh menurunnya hormon
diabetogenik seperti kortikosteroid
2. Disebabkan oleh karena produksi glukosa yang menurun, hal ini terjadi
karena:
a. Kerusakan pada hati
b. Kerusakan pada ginjal
c. Berbagai obat
d. Sepsis
e. Kongenital enzim defisiensi
3. Hipoglikemia yang disebabkan karena puasa sehingga terjadi rendahnya
alanin sebagai glukoneogenik precursor.
C. Klasifikasi
Menurut prof. Dr. H. Tabrani Rab, 1968, hipoglikemi secara garis besarnya
dapat dibagi menjadi 3:
1. Oleh karena aktivasi hormone insulin yang meninggi atau menurunnya
hormon-hormon diabetogenik.
a. Hipoglikemi yang disebabkan oleh kelebihan insulin. Sebab yang
paling sering adalah overdosis dari insulin yang diberikan.
b. Hipoglikemi yang disebabkan oleh karena overdosis dari antidiabetik
oral seperti sulfonylurea yang diklasifikasikan sebagai insulin
endogenus hipoglikemi.
c. Insulinomas yang disebabkan oleh karena fasting hipoglikemi dan
terjadinya produksi insulin yang berlebih misalnya pada tumor
pancreas.
d. Nesidioblastosis yang disebabkan oleh karena adenomatosis dari sel-
sel beta yang menyebabkan terjadinya insulin-mediated hipoglikemia.
e. Antibody-mediated ( autoimun) hipoglikemi yang disebabkan oleh
karena endogenus antibody yang mengaktifkan insulin reseptor.
f. Hipoglikemi yang disebabkan oleh berbagai bahan yang menyebabkan
meningginya kadar insulin antara lain obat oral hipoglikemi. Yang
termasuk dalam kelompok ini termasuk obat yang meninggikan
sirkulasi insulin (kloroquin), obat yang menghambat glukogenesis
(etanol) dan berbagai zat yang tidak diketahui mekanismenya, kedalam
kelompok ini termasuk warfarin dan kapoten.
g. Hipoglikemi yang disebabkan oleh menurunnya hormon diabetogenik
seperti kortikosteroid.
D. Faktor Predisposisi
Menurut Manjoer Arif 2001 , Faktor predisposisi terjadinya
hipoglikemi pada pasien yang mendapat pengobatan insulin atau
sulfonilurea.
E. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer Arif 2001, Gejala-gejala hipoglikemi terdiri dari dua
fase, yaitu :
F. Patofisiologi
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama
bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah
glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari penyimpanan
glikogen di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa menit saja. Untuk
melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung pada suplai
glukosa secara terus menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam
system saraf pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut.
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah
menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan
kasus, penurunan mental seseorang telah dapat dilihat ketika gula darahnya
menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat kadar glukosa darah
menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM), sebagian besar neuron
menjadi tidak berfungsi sehingga dapat menghasilkan koma.
G. Pathway
Overdosis antidiabetik
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Prosedur khusus: Untuk hipoglikemia reaktif tes toleransi glukosa
postpradial oral 5 jam menunjukkan glukosa serum <50 mg/dl setelah 5
jam.
2. Pengawasan di tempat tidur: peningkatan tekanan darah.
3. Pemeriksaan laboratorium: glukosa serum <50 mg/dl, spesimen urin
dua kali negatif terhadap glukosa.
4. EKG: Takikardia.
I. Penatalaksanaan
1. Glukosa oral
Sesudah diagnosa hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan
glukosa darh kapiler, 10-20 glukosa otral harus segera diberikan.
Idealnya dalam bentuk tablet, jelly, atau 150-200 ml minuman yang
mengandung glukosa seperti jus buah segar dan non diet cola.
Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak dalam coklat
dapat menghambat absorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan
dalam 1-2 jam perlu diberikan tambahan 10-20 gr karbohidrat
kompleks.
2. Glukagon intramuscular
Glukagon 1 mg intramuskular dapat diberikan oleh dokter dan
perawat yang terlatih dan hasilnya akan tampak dalam 10 menit. Bila
pasien sudah sadar, pemberian glukagon harus diikuti dengan
pemberian glukosa oral 20 mg dan dilanjutkan dengan pemberian 40
mg karbohidrat dalam bentuk tepung untuk mempertahankan
pemulihan. Pada kasus hipoglikemi yang diinduksi alkohol, pemberian
glukagon mungkin tidak efektif.
3. Glukosa intravena
Glukosa intravena harus diberikan dengan hati-hati. Pemberian
glukosa dengan konsentrasi 50% terlalu toksik untuk jaringan dan 75-
100 ml glukosa 20% atau 150-200 ml glukosa 10% dianggap lebih
aman. Ekstravasasi glukosa 50% dapat menimbulkan nekrosis yang
memerlukan amputasi.
J. Komplikasi
Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah terjadinya
hipoglikemia (penurunan kadar gula darah sangat rendah), karena dapat
mengakibatkan koma (tidak sadar) bahkan kematian bila tidak cepat
ditolong. Keadaan hipoglikemia ini biasanya dipicu karena penderita tidak
patuh pada jadwal makanan (diit) yang telah ditetapkan, sedangkan
penderita tetap minum obat antidiabetika atau mendapatkan injeksi insulin.
BAB III
PERMASALAHAN
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
Agustus 2 6 8 20 5 14 19 22 6 8 110
September 1 12 11 18 5 14 9 26 12 5 113
Oktober 1 14 9 20 4 10 11 25 9 5 108
Jumlah 331
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
BAB VI
KESIMPULAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA). (2010). Diabetes Basics. Dipetik May
2012, dari American Diabetes Association: http://www.diabetes.org/
Boulton, A., Gries, F., & Jervell, J. (1998). Guidelines for the diagnosis and
outpatient management diabetic peripheral neuropathy. Diabet Med.