Anda di halaman 1dari 22

KAWASAN TEKHNOLOGI PENDIDIKAN

Makalah ini disampaikan pada Pengantar Perkuliahan


TEKHNOLOGI PENDIDIKAN
Jumat, 08 Mei 2014
Oleh:
FITRI YAFRIANTI

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
KASIM RIAU
2014 M/1435 H

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan telah berlangsung sejak awal peradaban dan budaya manusia. Bentuk dan cara
pendidikan itu telah mengalami perubahan, sesuai dengan perubahan zaman dan tuntutan
kebutuhan.
Teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai
bidang kajian di Amerika Serikat. Jika kita berpegangan kepada konsep teknologi sebagai cara,
maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah ada sejak awal peradaban,
dimana orang tua mendidik anaknya dengan cara memberikan pengalaman langsung serta dengan
memanfaatkan lingkungan. Teknologi pendidikan berupaya untuk merancang, mengembangkan,
dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi
seseorang untuk belajar di mana saja, kapan saja, oleh siapa, dan dengan cara dan sumber belajar
apa saja yang sesuai dengan kebutuhanya. Berdasarkan perkembangan dalam bidang teknologi
pendidikan dan disiplin ilmu lainya, yang relevan dengan landasan teori pembelajaran,
kemungkinan ke depan akan semakin berkembang mengenai kawasan dan ruang lingkup beserta
kategori teknologi pendidikan. Jadi perlu diperjelas lagi apa pengertian teknologi pendidikan, Apa
saja kawasan dan bidang garapan teknologi pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan teknologi pendidikan?
2. Apa sajakah yang merupakan kawasan teknologi pendidikan?
3. Bagaimana hubungan antar kawasan teknologi pendidikan?
4. Bagaimana deskripsi masing-masing kawasan dan juga deskripsi masing-masing subkawasan
teknologi pendidikan?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian teknologi pendidikan


Ada beberapa pengertian teknologi pendidikan:
a. Menurut Nasution Teknologi pendidikan adalah media yang lahir dari perkembangan alat
informasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan. Teknologi Pendidikan adalah pengembangan,
penerapan, dan penilaian sistem- sistem, teknik, dan alat bantu untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar manusia.
b. Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah mencari jalan pemecahanya,
melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek
belajar manusia.
c. Definisi awal Teknologi Pendidikan (1920), teknologi pendidikan dipandang sebagai media,
media ini sebagai media pembelajaran visual yang berupa film, gambar, dan tampilan media ini
menampilkan suatu mata pelajaran.
d. Menurut AECT (1977) Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi
orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu
cara untuk meningkatkan aktifitas belajar dengan menggunakan media dan pendayagunaan
teknologi yang didesain secara sistematis.

B. Kawasan Teknologi Pendidikan


Teknologi pendidikan sebagai teori dan praktik secara faktual yang telah menjadi bagian
integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya pada sistem pendidikan dan
pelatihan.1[1] Idealnya setiap teknologi pendidikan/pembelajaran terutama yang memperoleh
pendidikan akademik perlu menguasai beberapa kawasan teknologi pendidikan.
a. Kawasan menurut Davies (1978)
Davies merumuskan tiga pendekatan sehubungan dengan bidang garapan atau kawasan
teknologi pendidikan. Rumusan davies berikut meliputi pendekatan perangkat keras (hardware),
pendekatan perangkat lunak (software), dan perpaduan pendekatan perangkat keras dan perangkat
lunak. Berikut uraianya :
1. Pendekatan perangkat keras (hardware)
Pendekatan ini mengusahakan kegiatan guru yaitu mengajar dengan memanfaatkan
penggunaan perangkat keras. Penggunaan perangkat keras di maksudkan agar terjadi otomatisasi
atau proses mekanistik dalam kegiatan belajar mengajar. Perangkat keras digunakan untuk
menyampaikan dan menyebarkan materi belajar, memproduksi materi dan seterusnya. Selain itu,
adanya pemanfaatan perangkat keras, dalam hal ini, menggunakan berbagai bentuk media massa
seperti TV atau kaset audio, ditargetkan untuk menampung siswa dalam jumlah yang lebih besar
dari biasa, dengan tidak mengurangi efisiensi proses belajar.
2. Pendekatan perangkat lunak (software)
Teori instruksional membahas cara-cara memperbaiki, memperbaharui, atau merancang
situasi yang betul-betul di butuhkan oleh siswa.
3. Pendekatan perpaduan perangkat keras dan perangkat lunak
Pendekatan perpaduan menerapkan sistem analisis dalam pendidikan dan kegiatan
instruksional. Kerangka pendekatan berada pada lingkup sistem (system boundary) dengan
mencermati seluruh faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar (PBM). Faktor tersebut
diantaranya siswa (motivasi belajar serta kemamapuan akademik), guru, lingkungan sekolah,
materi atau kurikulum serta tujuan belajar.2[2]

b. Kawasan menurut Assosiation for Educational Communication and Technology (AECT).


1. Kawasan AECT 1977
Skema kawasan Teknologi Intruksional(AECT 1977) berikut: Assosiation for Educational
Communication and Technology (AECT) mendefinisikan 5 domain Teknologi pndidikan
yaitu design, development, utilization, management and evaluation. Definisi yang di kutip
Luppicini tentang konsep kawasan teknologi pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi
pada pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori dan metode
dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk :
a. Merancang, mengembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan mesin
dalam memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran.
b. Pedoman agen perubahan perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk membagi dalam
mempengaruhi perubahan dalam social.
Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan yang di definisikan sebagai teori dan
praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian proses,
sumber, dan sistem untuk belajar. Definisi tersebut mengandung pengertian adanya empat
komponen dalam teknologi pembelajaran yaitu :
a. Teori dan praktik
b. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian
c. Proses sumber dan sistem
d. Untuk belajar
2. Kawasan dalam definisi Teknologi Pendidikan menurut AECT tahun 1994, Berupa:
a. Kawasan Desain.
Desain adalah proses untuk menentukan kondsi belajar. Tujuan desain ialah untuk
menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada
tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain meliputi studi mengenai desain sistem
pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar. Desain sistem
pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan,
perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Desain pesan meliputi
perencanaan untuk merekayasa bentuk pesan. Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian,
persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi
antara pengirim dan penerima pesan. Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi
serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.
b. Kawasan Pengembangan.
Kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Pengembangan adalah proses
penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan dapat
diorganisasikan dalam empat kategori: teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk
kategori yang lain), teknologi audio visual, teknologi berazaskan komputer, dan teknologi terpadu.
Karena kawasan pengembangan mencakup fungsi-fungsi desain, produksi, dan penyampaian,
maka suatu bahan dapat didesain dengan menggunakan satu jenis teknologi, diproduksi dengan
menggunakan yang lain, dan disampaikan dengan menggunakan yang lain lagi. Sebagai contoh,
spesifikasi desain pesan dapat diterjemahkan menjadi skrip atau storyboard atau papan ceritera
dengan menggunakan teknologi berazaskan komputer, kemudian skrip atau storyboard atau papan
ceritera dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi terpadu, seperti halnya multimedia
interkatif.
Keempat kategori kawasan pengembangan adalah teknologi cetak, teknologi audio visual,
teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu. Teknologi cetak adalah cara untuk
memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis,
terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Subkategori ini mencakup
representasi dan reproduksi teks, grafis dan fotografis. Teknologi audio visual merupakan cara
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis
untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Teknologi berbasis komputer merupakan cara-
cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber
pada mikroprosesor. Teknologi berbasis komputer dibedakan dari teknologi lain karena
menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital, bukannya sebagai bahan cetak atau
visual. Beberapa jenis aplikasi komputer biasanya disebut ComputerBased Instruction (CBI),
Computer-Assisted Instruction (CAI), atau Computer-Managed Instruction (CMI). Teknologi
terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan
beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Peralatan periferal (pelengkap luar) komputer
mencakup alat pemutar video, alat penayangan tambahan, perangkat keras jaringan (networking),
serta sistem audio.
c. Kawasan Pemanfaatan.
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Dengan
demikian, pemanfaatan menuntut adanya penggunaan, desiminasi, difusi, implementasi, dan
pelembagaan yang sistematis. Fungsi pemanfaatan penting karena fungsi ini memperjelas
hubungan pebelajar dengan bahan dan sistem pembelajaran. Kawasan pemanfaatan meliputi empat
kategori, yakni pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi
(pelembagaan), serta kebijakan dan regulasi. Pemanfaatan media ialah penggunaan yang
sistematis dari sumber untuk belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan
keputusan bedasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Implementasi ialah penggunaan
bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan).
Pelembagaan ialah penggunan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu
struktur atau budaya organisasi. Tujuan implementasi adalah menjamin penggunaan yang benar
oleh individu dalam organisasi, sedangkan tujuan pelembagaan adalah untuk mengintegrasikan
inovasi dalam struktur dan kehidupan organisasi. Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan
tindakan dari masyarakat (atau wakilnya) yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan
penggunaan Teknologi Pembelajaran.
d. Kawasan Pengelolaan.
Pengelolaan merupakan pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi. Ada empat kategori dalam kawasan
pengelolaan, yaitu pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian,
dan pengelolaan informasi.
Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring dan pengendalian proyek desain dan
pengembangan. Peran pengelolaan proyek biasanya berhubungan dengan cara mengatasi ancaman
proyek dan memberi saran perubahan ke dalam. Pengelolaan sumber mencakup perencanaan,
pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber
sangat penting artinya karena mengatur pengendalian akses. Pengelolaan sistem penyampaian
meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran
diorganisasikan. Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian cara
penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya
sumber untuk kegiatan belajar.
e. Kawasan Evaluasi.
Evaluasi adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Dalam
kawasan ini dibedakan pengertian antara evaluasi program, evaluasi proyek, dan evaluasi produk.
Evaluasi program adalah evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan yang memberikan
pelayanan secara berkesinambungan dan sering terlibat dalam penyusunan kurikulum. Evaluasi
proyek adalah evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara khusus guna melakukan
suatu tugas tertentu dalam suatu kurun waktu. Evaluasi produk atau bahan pembelajaran adalah
evaluasi yang menaksir kebaikan atau manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik, termasuk
buku, pedoman kurikulum, film, pita rekaman, dan produk pembelajaran lainnya.
Dalam kawasan evaluasi terdapat empat kategori, yakni analisis masalah, penilaian acuan-
patokan, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berkaitan dengan pengumpulan
informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan
selanjutnya. Evaluasi sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk
pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan.

C. Hubungan Antar Kawasan Teknologi Pendidikan


Masing-masing kawasan teknologi pendidikan bersifat saling melengkapi. Setiap kawasan
dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktik dan
sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik. Hubungan antar kawasan
ini bersifat sinergik, saling melengkapi. Berdasarkan kawasan-kawasan tersebut, maka seorang
sarjana teknologi pendidikan dapat berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai :
a. Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem
pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar.
b. Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan
teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan teknologi terpadu
lainnya.
c. Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi
pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institusionalisasi
model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
d. Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek,
pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem
informasi pendidikan.
e. Evaluator/peneliti proses dan sumber relajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan
analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian
kawasan pendidikan.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Hubungan antar kawasan dapat bersifat tidak linier, dengan kata lain bagaimana kawasan-kawasan
tersebut saling melengkapi dengan ditunjukannya lingkup penelitian dan teori dalam setiap
kawasan.
b. Hubungan antar kawasan bersifat sinergik. Misalnya : Seorang praktisi yang bekerja dalam
kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan desain, seperti teori desain system
pembelajaran dan desain pesan.
c. Hubungan kawasan dalam bidang bersifat saling melengkapi, setiap kawasan memberikan
kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan
bersama oleh semua kawasan.

D. Deskripsi Masing-masing Kawasan Teknologi Pendidikan


1. Kawasan Desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk
menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada
tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul. Bidang garapan desain meliputi studi mengenai desain
sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pemelajar. Menurut
Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey defenisi dan deskripsi dari masing-masing daerah liputan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Desain Sistem Pembelajaran. Desain Sistem Pembelajaran (DSI) adalah prosedur yang
terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan,
pengaplikasian dan penilaian pembelajaran.
b. Desain Pesan. Desain pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan.
Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur
penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima.
c. Strategi Pembelajaran. Strategi Pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.
d. Karakteristik Pemelajar. Karakteristik pemelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman
pemelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya.
2. Kawasan Pengembangan
Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat bidang garapan yaitu:
teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain), teknologi audiovisual,
teknologi berazaskan komputer, dan teknologi terpadu.
a. Teknologi Cetak. Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan,
seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan
mekanis dan fotografis.
b. Teknologi Audiovisual. Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan
audio dan visual.
c. Teknologi berbasis Komputer. Teknologi berbasis computer merupakan cara-cara memproduksi
dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor.
d. Teknologi Terpadu. Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan computer.
3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Mereka yang
terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar dengan
bahan dan aktivitas yang tertentu, menyiapkan pemelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan
dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas
hasil yang dicapai pemelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur organisasi yang
berkelanjutan.
Menurut Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey terdapat empat kategori dalam kawasan
pemanfaatan yaitu : Pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi
(pelembagaan), serta kebijakan dan regulasi.
a. Pemanfaatan Media. Pemanfaatan media ialah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk
belajar. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pemelajar. Seorang yang
belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat memahami
media belajar.
b. Difusi Inovasi. Difusi inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan
tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya perubahan. Tahap
awal dalam proses ini ialah membangkitkan kesadaran melalui desiminasi informasi. Proses
tersebut meliputi tahap-tahap seperti kesadaran, minat, percobaan dan adopsi.
c. Implementasi dan Pelembagaan. Implementasi ialah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran
dalam keadaan yang sesungguhnya. Sedangkan pelembagaan ialah penggunaan yang rutin dan
pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
d. Kebijakan dan Regulasi. Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat (atau
wakilnya) yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi pembelajaran.
4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Pengelolaan biasanya merupakan hasil dari
penerapan suatu sistem nilai. Kerumitan dalam mengelolah berbagai macam sumber, personil,
usaha desain maupun pegembangan akan semakin meningkat dengan membesarnya usaha dari
sebuah sekolah. Terdapat empat kategori dalam kawasan pengelolaan yaitu : pengelolaan proyek,
pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan informasi.
a. Pengelolaan Proyek. Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring dan pengendalian
proyek desain dan pengembangan. Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis proyek yang lain.
b. Pengelolaan Sumber. Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian
sistem pendukung dan pelayanan sumber.
c. Pengelolaan Sistem Penyampaian. Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan,
pemantauan, pengendalian cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan.
d. Pengelolaan Informasi. Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan
pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam
rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.
5. Kawasan Penilaian
Penilaian ialah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Penilaian
mulai dengan analisis masalah. Dalam kawasan penilaian terdapat empat subkawasan yaitu :
Analisis masalah, pengukuran acuan patokan, penilaian formatif dan penilaian sumatif.
a. Analisis Masalah. Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan
menggunakan strategi pengumpulan infomasi dan pengambilan keputusan.
b. Pengukuran Acuan-Patokan (PAP). Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk
menentukan kemampuan pemelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengukuran acuan patokan yang sering berupa tes, juga dapat disebut acuan isi, acuan tujuan, atau
acuan kawasan. Sebab, kriteria tentang cukup tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh
pemelajar telah mencapai tujuan. PAP memberikan informasi tentang penguasaan seseorang
mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan.
c. Penilaian Formatif dan Sumatif. Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi
kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan
penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan
keputusan dalam hal pemanfaatan. (Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey, 1994:61-63).
BAB III

PENUTUP

Dari penjelasan yang telah dipaparkan terdapat beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1. Teknologi pendidikan adalah suatu cara untuk meningkatkan aktifitas belajar dengan
menggunakan media dan pendayagunaan teknologi yang didesain secara sistematis.
2. Menurut defenisi tahun 1994 teknologi pendidikan dirumuskan dengan berlandaskan lima bidang
garapan yaitu : Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian.
3. Masing-masing kawasan teknologi pendidikan bersifat saling melengkapi dan setiap kawasan
memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang
digunakan bersama oleh semua kawasan.
Konsep kawasan teknologi pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada
pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori dan metode dari
berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk :
a. Merancang, mengembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan mesin
dalam memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran.
b. Pedoman agen perubahan perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk membagi dalam
mempengaruhi perubahan dalam social.( Luppicini:2005 )
Kawasan teknologi pendidikan menurut Davies (1978). Davies merumuskan tiga
pendekatan sehubungan dengan bidang garapan atau kawasan teknologi pendidikan. Rumusan
davies berikut meliputi :
1. pendekatan perangkat keras (hardware),
2. pendekatan perangkat lunak (software)
3. dan perpaduan pendekatan perangkat keras dan perangkat lunak

DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusuf Hadi. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Miarso, Yusuf Hadi. 2007. Kontribusi Teknologi Pendidikan Dalam Pembangunan
Pendidikan [Online] Tersedia: yusufhadi.net/wp/kontribusi-teknologi-
pendidikandalam.doc [15 September 2010].
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Prenada.
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Prenada
`Nasution.1987. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Teknologi pendidikan definisi dan kawasanya. Washington,
DC: Association for Educational Communications and Technology.
Harjali, Teknologi Pendidikan,Ponorogo:Stain po press.2011
Miarso Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana.2004.
Warsita Bambang,Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya.Jakarta: Rieneka
Cipta.2008.
PERBEDAAN

Perbedaan mendasar dari metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif yaitu
terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang
bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan
induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji
hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan
kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan
kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat
khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.

Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kuantitatif dengan kualitatif


seperti berikut ini :

1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam
arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep
sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang
dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-
indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner,
pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan
persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para
informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang
terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner
untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari
penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka,
kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan
konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep,
teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan,
menemukan konsep atau teori.
3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal
dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan
hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah
penggalian data, kemudian dibuktikan melalui pengumpulan data yang lebih mendalam
lagi.
4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan
kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan
observasi.
5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau
ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau
kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan
atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para
responden dan latar sosial yang diteliti.
6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif
ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh
dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan
sebelum pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika
pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari
mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden
yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi.
Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah
tidak berkualitas lagi melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang
diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi
penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses
pencapaian kualitas informasi.
7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif,
yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan.
Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari
upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle,
berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi,
kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian
kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan
responden.
9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan
penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel
(definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian
kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan
perspektif etik bukan emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti
telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek
penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data
dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya
dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara
mengangsur atau menabung informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya
sampai terakhir memberi interpretasi.
11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri.
Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas
mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi
lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif
instrumennya adalah angket atau kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui
pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih
tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan.
Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep
tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering
digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif sepenuhnya
dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 9) perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dengan
metode penelitia kualitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan tentang aksioma, proses penelitian,
dan karakteristik penelitian.

1. Perbedaan Aksioma

Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitatif dan

kualitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan
variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.

1. Sifat Realitas

Aksioma Dasar Metode Kuantitatif Metode Kualitatif


Sifat realitas Dapat diklasifikasikan, Ganda, holistik, dinamis, hasil
konkrit, teramati, terukur konstruksi dan pemahaman
Hubunhan Sebab-akibat (kausal) Timbal-balik
peneliti dengan
yang diteliti
Kemungkinan Cenderung membuat Transferability (hanya mungkin
generalisasi generalisasi dalam ikatan konteks dan waktu)
Peranan nilai Cenderung bebas nilai Terikat nilai-nilai yang dibawa
peneliti dan sumber data

1. Hubungan Peneliti dengan yang diteliti

Dalam penelitian kuantitatif hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat independen.
Dengan menggunakan angket maka peneliti hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau
responden yang memberikan data.

Sedangkan penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan
wawancara maka peneliti harus mengenal betul siapa yang diteliti.

1. Hubungan antar Variabel

Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat
sebab dan akibat, sehingga dalam penelitianya ada variabel independen dan dependen. Dari
variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabrl dependen.

Dalam penelitian kualitatif bersifat holistik dan menekankan pada proses, maka penelitian
kualitatif melihat hubungan variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling
mempengaruh.
1. Kemungkinan Generalisasi

Pada umumya peneliti kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi (bukan kejelasan)
sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas.
Data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi dengan teknik random.

Penelitian kualitatif tidan menggunakan generalisasi tetapi lebih menekankan pada kedalaman
informasi sehingga sampai pada tingkat makna.

1. Peranan Nilai

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas
dari nilai-nilai yang dibawa peneliti karena bersifat bebas nilai, jadi peneliti menjaga jarak agar
data yang diperoleh obyektif.

Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti dengan
yang diteliti. Dalam interaksi inti baik peneliti maupun yang diteliti memiliki latar belakang,
pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan, dan persepsi yang berbeda-beda sehingga dalam
pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai masing-masing.

1. Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif


1 1. Desain 4.
1. Spesifik, jelas, rinci
2. Ditentukan secara
mantap sejak awal
3. Menjadi pegangan
langkah demi langkah
4. Desain
1. Umum
2. Fleksibel
3. Berkembang dan
muncul dalam
proses penelitian
2 1. Tujuan 5.
1. Menunjukan hubungan
antar variabel
2. Menguji teori
3. Mencari generalisasi
yang mempunyai nilai
prediktif
4. Tujuan
1. Menunjukan pola
hubungan yang
bersifat interaktif
2. Menemukan teori
3. Menggambarkan
realitas yang
kompleks
4. Memperoleh
pemahaman
makna
3 1. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
2. Observasi dan
wawancara terstruktur
3. Teknik Pengumpulan
Data
1. Participant
observation
2. In depth
interview
3. Dokumentasi
4. Triagulasi

4 1. Instrumen Penelitian 3.
1. Test, angket, wawancara
terstruktur
2. Instrumen yang telah
terstandar
3. Instrumen Penelitian
1. Peneliti sebagai
instrumen
2. Buku catatan,
tape recorder,
camera,
handycam, dll
5 1. Data 3.
1. Kuantitatif
2. Hasil pengukuran
variabel yang
diperasionalkan dengan
instrumen
3. Data
1. Deskriptif
Kualitatif
2. Dokumen
pribadi, catatan
lapangan, ucapan
dan tindakan
responden,
dokumen, dll
6 1. Sampel 5.
1. Besar
2. Representatif
3. Sedapat mungkin
random
4. Ditentukan sejak awal
5. Sampel
1. Kecil
2. Tidak
representatif
3. Purposive,
snawball
4. Berkembang
selama proses
penelitian
7 1. Analisis 4.
1. Setelah selesai
pengumpulan data
2. Deduktif
3. Menggunakan statistik
untuk memguji hipotesis
4. Analisis
1. Terus menerus
sejak awal hingga
akhir penelitian
2. Induktif
3. Mencati pola,
model, thema,
teori
8 1. Hubungan Dengan Responden 4.
1. Dibuat berjarak, bahkan
sering tanpa kontak
supaya obyektif
2. Kedududkan peneliti
lebih tinggi dari pada
responden
3. Jangka pendek sampai
hipotesis dapat
dibuktikan
4. Hubungan dengan
Responden
1. Empati, akrab
supaya
memperoleh
pemahaman yang
mendalam
2. Kedudukan sama,
bahkan sebagai
guru, konsultan
3. Jangka lama,
sampai datanya
penuh, dapat
ditemukan
hipotesis atau
teori
9 1. Usulan Desain 7.
1. Luas dan rinci
2. Literatur yang
berhubungan dengan
masalah dan variabel
yang diteliti
3. Prosedur yang spesifik
dan rinci langkah-
langkahnya
4. Masalah dirumuskan
dengan spesifik dan jelas
5. Hipotesis dirumuskan
dengan jelas
6. Ditulis secara rinci dan
jelas sebelum ke
lapangan
7. Usulan Desain
1. Singkat, umum
bersifat
sementara
2. Literatur yang
digunakan
bersifat
sementara, tidak
menjadi
pegangan utama
3. Prosedur bersifat
umum, seperti
akan
merencanakan
tour/piknik
4. Masalah bersifat
sementara dan
akan ditemukan
setelah studi
pendahuluan
5. Tidak
dirumuskan
hipotesis, karena
justru akan
menemukan
hipotesis
6. Fokus penelitian
ditetapkan setelah
memperoleh data
awal dari
lapangan
10 1. Kapan Peneliti dianggap selesai 1. Peneliti dianggap selesai ?
?
Setelah tidak ada data yang dianggap
Setelah semua kegiatan yang baru/jenuh
direncanakan dapat diselesaikan

11 1. Kepercayaan terhadap hasil 1. Kepercayaan terhadap hasil


Penelitian Penelitian

Pengujian validitas dan realiabilitas Pengujian kredibilitas, depenabilitas,


instrumen proses dan hasil penelitian

1. Proses Penelitian

Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti. Masalah harus
digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris, sehingga peneliti harus menguasai
teori melalui membaca berbagai refrensi. Selanjutnya masalah dirumuskan secara spesifik. Untuk
menjawab masalah yang bersifat sementara (hipotesis) maka, peneliti dapat membaca refrensi
teoritis yang relevan. Kemudian untuk menguji hipotesis peneliti dapat memilih
metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai. Setelah metode penelitian yang sesuai
dipilih maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Dan hendaknya instrumen penelitian
terlebih dahulu diuji validitas dan realiabilitasnya. Pengumpulan data pada penelitian kuantitatif
dilakukan pada objek tertentu baik populasi maupun sampel. Jika peneliti akan membuat
generalisasi terhadap temuanya, maka sampel yang diambil harus respensif (mewakili). Setelah
data terkumpul, selanjutnya dianalisi untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis.
Dalam analisis akan ditemukan apakah hipotesis ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu
sesuai dengan hipotesis yang dajukan atau tidak. Kesimpulanya berdasarkan metode penelitian
kuantitatif maka penelitian ini bersifat linear, dimana langkah-langkahnya jelas, mulai dari
rumusan masalah, berteoti, berhipotesis, pengumpulan data, analis data, serta kesimpulan dan
saran.

Sedangkan proses penelitian kualitatif adalah penelitian yang belum memiliki masalah, atau
keinginan yang jelas, tetapi dapat langsung memasuki lapangan/objek penelitian. Setelah
memasuki objek penelitian tahap awal peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada
ditempat itu , masih bersifat umum. Baru ketika pada proses penelitian tahap ke dua yang disebut
sebagai tahap reduksi/fokus, peneliti akan memilih mana data yang menarik penting, berguna,
dan baru. Selanjutnya dikelompok menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus
penelitian. Tahap selanjutnya atau tahap ke tiga dalam penelitian kualitatif adalah tahap
selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus menjadi lebih rinci. Kemudian peneliti
melakukan analis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka selanjutnya
peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi
sebuah pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.

Hasil akhir dari penelitian kualitatif ini bukan hanya sekedar menghasilkan Data atau informasi
seperti yang sulit di cari halnya pada metode penelitian kuantitatif, tetapi juga harus mampu
menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat
digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia.

KESIMPULAN

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang sistematis, jelas, terencana
sejak awal hingga akhir penelitian. Di mulai dari peneliti yang menemukan sebuah masalah dan
mengembangkan masalahnya melalui membaca beberapa referensi yang nantinya akan
memunculkan hipotesis yang akan di buktikan melalui kuesioner/angket yang diberikan kepada
responden atau sampel dari beberapa populasi yang dipilih melalui random. Hasil penelitian dari
metode kuantitatif secara umum akan berupa data-data/angka-angka. Pada metode ini analisis
data akan dilakukan setelah semua data terkumpul.

Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dikembangkan


berdasarkan hasil penelitian di lapangan, secara langsung peneliti melakukan penelitian kepada
sumber data/responden. Hasil yang diperoleh dalam metode penelitian kualitatif ini akan berupa
dokumen-dokumen, baik dokumen pribadi peneliti, catatan lapangan, ucapan dan tindakan
responden, dll. Analisis dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian.

Anda mungkin juga menyukai