Anda di halaman 1dari 5

1.

Deskripsikan dengan menggunakan contoh konseptual tentang TR,AR


dan MR??
Jawab:
TR
Contoh :
Anda menghasilkan suatu barang sebanyak 5 unit dan harga per unit Rp. 20.000,
maka berapakah jumlah penerimaan total ?
Jawab :
Diketahui: Q = 5 unit
P = RP. 20.000,-
Ditanya: TR= .?

TR = Q x P
= 5 x 20.000,-
= 100.000,-
AR
Contoh :
Suatu perusahaan memperoleh penerimaan total sebesar Rp. 250.000,- dari
penjualan sebesar 10 unit, berapakah penerimaan rata-ratanya ?.
Jawab :
Diketahui : TR = 250.000,-
Q = 10 unit,
Ditanya: AR = ..?

AR = TR/Q
= 250.000/10
= 25.000
MR
2. Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh P = 20 5Q.
Tentukan persamaan penerimaan marjinal (MR)

Jawab :
Penerimaan total:
R = P.Q
= (20 5Q). Q
= 20Q 5Q2
Penerimaan marjinal:
MR = R
= 20 10Q
Pada MR = 0,
0 = 20 10Q
10Q = 20
Q=2
P = 20 5(2) = 10

2.Berdasarkan kondisi yang ada di sekitar anda, berilah 4 contoh pemasalahan


yang terjadi dalam implementasi fungsi pendapatan ??
Jawab:
1.Adanya eksploitasi Pendapatan Daerah
Salah satu konsekuensi otonomi adalah kewenangan daerah yang lebih besar
dalam pengelolaan keuangannya, mulai dari proses pengumpulan pendapatan sampai
pada alokasi pemanfaatan pendapatan daerah tersebut. Dalam kewenangan semacam ini
sebenarnya sudah muncul inherent risk, risiko bawaan, bahwa daerah akan melakukan
upaya maksimalisasi, bukan optimalisasi, perolehan pendapatan daerah. Upaya ini
didorong oleh kenyataan bahwa daerah harus mempunyai dana yang cukup untuk
melakukan kegiatan, baik itu rutin maupun pembangunan. Daerah harus membayar
seluruh gaji seluruh pegawai daerah, pegawai pusat yang statusnya dialihkan menjadi
pegawai daerah, dan anggota legislatif daerah. Di samping itu daerah juga dituntut untuk
tetap menyelenggarakan jasa-jasa publik dan kegiatan pembangunan yang membutuhkan
biaya yang tidak sedikit.
Dengan skenario semacam ini, banyak daerah akan terjebak dalam pola tradisional
dalam pemerolehan pendapatan daerah, yaitu mengintensifkan pemungutan pajak dan
retribusi. Bagi pemerintah daerah pola ini tentu akan sangat gampang diterapkan karena
kekuatan koersif yang dimiliki oleh institusi pemerintahan; sebuah kekuatan yang tidak
applicable dalam negara demokratis modern. Pola peninggalan kolonial ini menjadi
sebuah pilihan utama karena ketidakmampuan pemerintah dalam mengembangkan sifat
wirausaha (enterpreneurship).

2.Pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi daerah yang belum


mantap
Desentralisasi adalah sebuah mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang
menyangkut pola hubungan antara pemerintah nasional dan pemerintah lokal. Tujuan
otonomi daearah membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu
dalam menangani urusan domestik, sehingga pemerintah pusat berkesempatan
mempelajari, memahami dan merespon berbagai kecenderungan global dan mengambil
manfaat dari padanya.Pemerintah hanya berkonsentrasi pada perumusan kebijakan makro
nasional yang bersifat strategis.
Desentralisasi diperlukan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai wahana pendidikan politik di daerah. Untuk
memelihara keutuhan negara kesatuan atau integrasi nasional. Untuk mewujudkan
demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dimulai dari daerah. Untuk
memberikan peluang kepada masyarakat utntuk membentuk karir dalam bidang politik
dan pemerintahan. Sebagai sarana bagi percepatan pembangunan di daerah. Untuk
mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Oleh karena itu pemahaman
terhadap konsep desentralisasi dan otonomi haruslah mantap.

3. Penyediaan aturan pelaksanaan otonomi daerah yang belum memadai


Setiap bupati dan walikota memiliki kewenangan penuh untuk mengelola daerah
kekuasaannya. Keleluasaan atas kekuasaan yang diberikan kepada bupati/walikota
dibarengi dengan mekanisme kontrol (checks and balances) yang memadai antara
eksekutif dan legislatif.
Parlemen di daerah tumbuh menjadi sebuah kekuatan politik riil yang baru.
Lembaga legislatif ini secara merdeka dapat melakukan sendiri pemilihan gubernur dan
bupati/walikota tanpa intervensi kepentingan dan pengaruh politik pemerintah pusat.
Kebijakan di daerah juga dapat ditentukan sendiri di tingkat daerah atas kesepakatan
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD). Undang-undang yang
baru juga mengatur bahwa setiap peraturan daerah dapat langsung dinyatakan berlaku
setelah disepakati sejauh tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih
tinggi tingkatannya. Hal ini kontras berbeda dengan ketentuan sebelumnya yang
mensyaratkan adanya persetujuan dari penguasa pemerintahan yang lebih tinggi bagi
setiap perda yang akan diberlakukan.

3.Lukiskah kurva laba maksimal pendapatan !


Jawab:
4.Deskripsikan secara konseptual kurva laba maksimum yang anda lukis !
Jawab: a
Pada pasar persaingan sempurna, grafik keseimbangan dapat digambarkan dalam
dua macam. Pertama, grafik keseimbangan pada perusahaan yang menghasilkan
keuntungan maksimum dan grafik yang menggambarkan adanya kerugian minimum.
Untuk menggambarkan grafik keseimbangan perusahaan yang menghasilkan laba
maksimum/keuntungan maksimum harus memperhatikan syarat-syarat berikut
ini:
1)Kurva AR = MR dan sejajar dengan sumbu OQ.
2)Kurva AC (Average Cost) selalu berada di bawah kurva AR dan MR.
3)Kurva MC (Marginal Cost) selalu memotong kurva AC minimum yang
menunjukkan bahwa produksi pada saat itu terjadi efisiensi produksi.

5.Susunlah sebuah contoh soal dan pembahasannya untuk menghitung laba


maksimal dengan diketahui fungsi biaya kubik dan fungsi permintaan???

Jawab:
Jika diketahui fungsi permintaanP= 112-Q Fungsi biaya TC =1000 +
2Q.Berapa harga yang ditentukan untuk memperoleh laba maksimum!

Laba Maksimum :
MR=MC MR=TR

TR = P x Q TR = (112-Q)xQ

TR = 112Q-Q2 TR=112-2Q

MC= TC TC= 1000 + 2 Q = TC = 2


MR=MC:

112-2Q=2 10=2Q Q=55

Harga :

P=112-Q P =112-55 P= 57

Anda mungkin juga menyukai