Anda di halaman 1dari 1

Analisa BOW adalah sistem koefisien analisa harga satuan bangunan produk zaman hindia

belanda yang banyak digunakan dalam menghitung RAB untuk pelaksanaan pembangunan
zaman itu. seiring perkembangan zaman ternyata sistem analisa ini sudah tidak banyak
digunakan karena sudah ada standar nasional indonesia (SNI) RAB yang memberikan nilai
koefisien bahan dan tenaga terbaru menyesuikan perkembangan situasi pembangunan sekarang.
berikut ini beberpa kekurangan analisa BOW untuk menghitung RAB sehingga sudah tidak
digunakan, namun masih tetap digunakan untuk belajar di sekolah.

Kekurangan analisa BOW untuk menghitung RAB

1. Merupakan produk lama yang belum di update menyesuaikan kondisi sekarang sehingga
ada beberapa pekerjaan yang sudah berubah biaya pelaksanaanya.
2. Adanya koefisien kebutuhan kepala tukang pada setiap pekerjaan, padahal dalam
pelaksaanya belum tentu menggunakan jasa kepala tukang sehingga hasil perhitungan
perkiraan RAB menjadi besar.
3. Beberapa item pekerjaan baru saat ini banyak yang menggunakan bermacam bahan
bangunan tipe baru maka belum ada dalam analisa BOW, jadi untuk menghitungnya
harus melihat SNI RAB atau membuat analisa sendiri hasil penelitian pengamatan
pelaksanaan pekerjaan.
4. Beberapa instansi pemerintah maupun swasta lebih memilih menggunakan sistem harga
satuan standar negara, sehingga kontraktor pemborong harus menyesuaikan dalam
perhitungan.

Selain kekurangan tentu saja ada banyak kelebihan, oleh karena itu bagi yang hendak
menambahkan alasan kenapa tidak lagi menggunakan analisa BOW dan apa saja kelebihanya

silahkan dituliskan dibawah

Anda mungkin juga menyukai