Anda di halaman 1dari 11

PERAWATAN PADA TURBIN GAS DAN KOMPONENNYA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah MKE II

Yang dibina oleh

Ibu Dra. Anny Martiningsih M.Kes

Oleh:

1. Fakhriza Arrifi Agustian 109513423077

2. Tosan Danumaya molle 109513425185

3. Puguh iswanto 109513425186

4. I nyoman Gede Pranata Putra 109513427290

5. Erik Wahyu Meswantoro 109513427291

6. Nike Nur Farida 109513427292

7. Achmad Siddiq 109513427293

8. Titik Widiawati 109513427294

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

Nopember 2011
Maintenance Turbin Gas

(Perawatan Pada Komponen Turbin Gas)


Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan
terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi
sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat
pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian yang salah.

Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor perasional dengan kondisi yang
berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas sangat tergantung dari kondisi daerah operasional.
Semua pabrik pembuat turbine gas telah menetapkan suatu ketetapan yang aman dalam pengoperasian
sehingga turbine selalu dalam batas kondisi aman dan tepat waktu untuk melakukan maintenance. Untuk
turbine gas produksi General Electric batas maintenance bisa di dapat dengan memasukkan faktor penentu
lain dalam rumus di bawah ini:

Rumus Maintenance Interval Ditinjau dari Bahan Bakar yang Digunakan.


Rumus Maintenance Interval Terhadap Kondisi Operasional

Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya adalah:

1. Preventive Maintenance.
Suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara rutin maupun periodik, karena apabila
perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan mengurangi down time dari peralatan. Preventive
maintenance dibagi menjadi:
a) Running Maintenance.
Suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk memperbaiki equipment
yang rusak saja dalam satu unit. Unit produksi tetap melakukan kegiatan.
b) Turning Around Maintenance.
Perawatan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.
2. Repair Maintenance.
Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau disebut juga peralatan-
peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
3. Predictive Maintenance.
Kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatan-peralatan yang beroperasi dengan
menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut berjalan
dengan normal atau tidak.
4. Corrective Maintenance.
Perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki perubahan kecil yang terjadi dalam disain,
serta menambahkan komponen-komponen yang sesuai dan juga menambahkan material-
material yang cocok.
5. Break Down Maintenance.
Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan pada peralatan
sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
6. Modification Maintenance.
Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit. Modifikasi bertujuan
menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
7. Shut Down Maintenance.
Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan
pengoperasiannya. Shutdown maintenance pada turbine gas terdiri dari Boroscope
Inspection, Combustion Inspection, Hot Gas Path Ispection dan Major Inspection.
Batas-batas pekerjaan dapat dilihat seperti gambar di bawah ini:

a. Shut Down Inspection Pada Turbin Gas

Merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada saat unit tersebut tidak dalam
pengoperasian. Shut down inspection terdiri dari:
b. Combustion Inspection.
Combustion inspection biasanya dilakukan setelah 30-40 kali start atau setiap 2500- 3500 jam operasi
bila memakai bahan bakar residu, atau setiap 5000-7000 jam operasi bila memakai bahan bakar minyak
solar atau setiap 8000- 10.000 jam operasi bila memakai bahan bakar gas.

Combustion Inspeksi merupakan shut down jangka pendek yang dibutuhkan untuk memeriksa
nozzle tingkat pertama, combustion liner, transition piece dan cross fire tube. Komponen-komponen
ini membutuhkan pemeriksaan secara berkala, karena kerja yang dilakukan oleh turbin gas bekerja
terus menerus, sehingga sistem pembakaran yang buruk akan menyebabkan pendeknya umur dari
komponen-komponen tersebut terutama bagian hilir seperti nozzle dan bucket turbin. Perawatan yang
dilakukan pada waktu combustion dan inspection adalah pemeriksaan pada bagian ruang bakar, cross fire
tube dan transition piece. Pemeriksaan pada catatan paking menunjukkan adanya gesekan, bagian atas
dan bagian bawah dari diafragma dan bagian antara diameter horizontal dan vertikal. Pemeriksaan pada
thermocople yang rusak, pada turbin bucket dan over plan secara visual, leading edge baik secara
visual atau boroscape pada nozzle turbin tingkat pertama dan bucket tingkat pertama terhadap
degradasi, pendapatan clerence. Pemeriksaan fuel nozzle terhadap pluging pada bagian tutup dan
mencatat hasil pemeriksaan. Untuk melakukan inspeksi secara visual pada bagian rotating dan
stationary pada compressor casing dan turbin casing tanpa mengangkat atau membongkarnya adalah
memakai perangkat kerja dari borescope.
Bagian-bagian yang diinspeksi pada turbin gas adalah:
1. Turbin Section.
2. Axial Flow Compressor.
3. Combustion System.
Turbin section yang diinspeksi adalah :
1. Turbin Nozzle, untuk menginspeksi kerusakan bagian luar, korosi, gangguan pada lubang
pendingin, retak dan sebagainya.
2. Turbin Bucket, untuk menginspeksi kerusakan bagian luar yang melepuh, retak, kelonggaran
tempat buang dan lain-lain. Pada compressor section dilakukan inspeksi pada blade atau
sudu-sudu tetap dan sudu gerak.

c. Hot Gas Path Inspection


Hot gas Path Inspection dilaksanakan setelah 600 800 kali start atau setiap 5000 7000 jam
operasi bila memakai bahan bakar residu, atau setiap 10.000 14.000 jam operasi bila memakai bahan bakar
minyak solar atau setiap 16.000 20.000 jam operasi bila memakai bahan bakargas.

Pemeriksaan pada daerah panas termasuk dalam combustion inspection, hanya saja dalam
pemerikasaan ini dilakukan lebih terperinci lagi mulai dari nozzle hingga bucket turbin. Adapun
komponen-komponen yang dibongkar dan diinspeksi antara lain :
1. Flame Detector.
2. Spring Position Spark Plug.
3. Combustion Chambers.
4. Cap and Liner Assembly.
5. Combustion Transition Piece Assembly.
6. Compressor Discharge and Frame Casing Assembly.
7. Support ring Assembly.
8. First Stage Nozzle.
9. Turbine Shell and Shoud Assembly.
10. Second Stage Nozzle
Keterangan Gambar:
1. Ruang Gambar bertekanan
2. Burner combination
3. Platter dan pagar
4. Flame tube
5. Turbin casing
6. Pipa blow
7. Rotor
Inspeksi dilakukan secara visual dan juga dilakukan secara non visual. Inspeksi secara visual
dengan melihat perubahan yang terjadi pada komponen tanpa mata bantu, cukup dengan mata
telanjang seperti perubahan warna, perubahan bentuk, keretakan dan lain-lain. Inspeksi non visual
dilakukan dengan menggunakan alat bantu, seperti melihat keretakan bagian dalam suatu logam
dengan mengunakan radiografi, ultrasonografi dan sebagainya.
Pemeriksaan komponen dilakukan dilapangan atau diruang perawatan, bahkan pemeriksaan
dapat juga dilakukan diluar pabrik, seperti pemeriksaan struktur mikro marrige bold yang dilakukan di
Singapura.
Inspeksi lainnya yaitu pemeriksaan clearance pada daerah sekitar first stage nozzle, second
stage nozzle dan bucket turbin. Clearance yang diperiksa pada saat hot gas path inspection tidak
boleh kurang atau lebih dari ukuran yang telah ditetapkan. Clearance yang terlalu besar akan
mengurangi efisiensi turbin sedangkan clearance yang terlalu kecil akan berpengaruh pada keselamatan
turbin walaupun efisiensi turbin semakin besar.

d. Major Inspection

Adapun pemeriksaan pada seluruh bahagian utama turbin secara garis besar pemeriksaan
ini dilakukan pada bagian-bagian :
1. Air Inlet Section
2. Combustion Section
3. Compressor Section
4. Turbine Section
5. Exhaust Section

Pemeriksaan ini meliputi unsur dari combustion dan hot path inspection. Kegiatan yang
dilakukan antara lain pemeriksaan keretakan sudu rotor dan stator. Clearence pada nozzle dan
clearence pada compressor. Pengikat dan penyekat nozzle serta diafragma diperiksa dari
kemungkinan adanya gesekan, pengerutan atau kerusakan yang disebabkan oleh panas. Kompresor
dari guide inlet fane diperiksa dari kemungkinan adanya kotoran, pengikisan, karat dan kebocoran.
Bantalan dari sheel (sekat) diperiksa clearencenya dan tingkat kehausan yang terjadi. Semua
pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan oleh pabrik.
Mayr inspection biasanya dilaksanakan:
Setiap 25.000 jam operasi untuk peak load
Setiap 40.000 jam operasi untuk base load
Pada mayor Inspection semua komponen baik komponen utama maupun alat-alat bantu dibongkar,
diperiksa, dibersihkan dan dipasang kembali. Jika perlu diadakan perbaikan atau penggantian.

Keterangan:
1. Burner bahan bakar ganda A. Gas panas keluar
2. Platform dengan tegangan B. Ruang sekeliling, udara komproser
3. Memutar angin diagonal C. Ruang sekeliling, udara komproser
4. Pressur jacket D. Ruang sekeliling, udara komproser
5. Bagian dalam
6. Manhole
7. Pipa inspeksi

Factor-faktor yang mempengaruhi pemeliharaan


Jenis bahan bakar yang digunakan
Hal-hal yang yang menyebabkan perbedaan pengaruh dari jenis bahan bakar yang digunakan.
Efek radiasi
Kemampuan bahan bakar untuk terbakar sempurna (komponen otomasi, pencampuran
dengan udara dan lain-lain)

Hal-hal yang membatasi operasi kontinu dengan bahan bakar cair adalah:
Nozzle bahan bakar (gangguan kerak) periode pembersihan nozzle bahan bakar cair berkisar antara
2000 3000 jam operasi.
Efek erosi dan korosi dari bahan ikutan (kontaminasi) pada sudu-sudu turbin.

System Bantalan
Fungsi bantalan adalah untuk menopang dan menjaga rotor turbin agar tetap pada posisi normalnya.
Ada dua macam bantalan pada turbin, yaitu
1. Bantalan journal yang berfungsi untuk menopang dan mencegah poros turbin dari
pergeseran arah radial
2. Bantalan aksial (thrust beaqring) yang berfungsi untuk mencegah turbin bergeser kearah
aksial.
Didalam bantalan kemungkinan dapat terjadi kontak (gesekan) antara bagian yang berputar dengan bagian
yang diam. Untuk mengurangi akibat gesekan, maka pada bantalan diberikan minyak pelumas bertekanan.

Pelumasan bantalan sangat penting sehingga turbin tidak boleh diputar tanpa adanya pelumasan. Parameter
utama dari sistem pelumasan adalah tekanan.
Untuk menjamin tekanan pelumas yang konstan disediakan beberapa pompa minyak pelumas
Main oil pump (pompa pelumas utama)
Auxiliary oil pump.
Turning gear oil pump
Emergency oil pump

System Perapat Poros


Celah diantara casing (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang berputar) turbin menyebabkan
terjadinya kebocoran gas atau udara. Untuk mencegah kebocoran tersebut, pada celah dipasang perapat.
Sistem perapat dilakukan dengan memasang labirin (sirip-sirip) pada casing maupun rotor secara berderet.
Sirip yang tebal lebih efisien tetapi memiliki gesekan yang tinggi. Tetapi perapat yang hanya menggunakan
labirin masih memungkinkan terjadinya kebocoran. Untuk itu pada labirin diberikan fluida gas sebagai
perapat (gland seal steam).

Turning Gear

Rotor turbin yang berat dan panjang apabila dibiarkan dalam keadaan diam dalam waktu yang lama
dapat melendut. Pelendutan menjadi lebih nyata apabila dari kondisi operasi yang panas langsung berhenti.
Untuk mencegah terjadinya pelendutan, maka rotor harus diputar perlahan secara kontinyu atau berkala. Alat
untuk memutar rotor turbin ini disebut turning gear atau barring gear. Turning gear digerakkan dengan motor
listrik melalui roda gigi dengan kecepatan putar antara 3 - 40 rpm.

Anda mungkin juga menyukai