Oleh :
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Ilmiah yang berjudul Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) melalui Manajemen Pengendalian Resiko di PT.Petrokimia Gresik.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan mengenai pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja (SMK3) di suatu perusahaan khususnya perusahaan petrokimia kepada pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap aktifitas yang melibatkan faktor manusia, mesin dan bahan yang melalui
tahapan proses memiliki resiko bahaya dengan tingkatan resiko berbeda-beda yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja tersebut disebabkan karena adanya sumbersumber bahaya akibat
dari aktifitas kerja di tempat kerja. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang
sangat penting dalam proses produksi, sehingga perlu diupayakan agar derajat kesehatan
tenaga kerja selalu dalam keadaan optimal. Umumnya di semua tempat kerja selalu
terdapat sumber-sumber bahaya. Hampir tidak ada tempat kerja yang sama sekali bebas
dari sumber bahaya. Sumber-sumber bahaya perlu dikendalikan untuk mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk mengendalikan sumber-sumber bahaya
tersebut, maka sumber-sumber bahaya tersebut harus ditemukan. Untuk menemukan
dan menentukan lokasi bahaya potensial yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, maka perlu diadakan identifikasi sumber bahaya potensial yang
ada di tempat kerja.
bagian dari sebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang akan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara menyeluruh.
Setiap perusahaan pasti tidak ingin menderita kerugian yang disebabkan oleh
karena terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Oleh karena itu, dilakukan
usaha-usaha pencegahan sumber-sumber bahaya yang ada ditempat kerja. PT.
Petrokimia Gresik adalah suatu perusahaan yang dalam kegiatannya melibatkan faktor
manusia, mesin dan lingkungan. PT. Petrokimia Gresik merupakan salah satu pabrik
pupuk di Indonesia dan mempunyai potensi-potensi bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu melihat dari adanya beberapa
potensi bahaya yang terdapat pada pabrik petrokimia maka penulis memilih PT.
Petrokimia Gresik untuk mengetahui SMK3 yang berlaku didalamnya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) melalui tahapan pengendalian
resiko di PT. Petrokimia Gresik.
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah untuk mengetahui profil perusahan
Petrokimia Gresik, serta mengetahui kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di
PT. Petrokimia Gresik, melalui hierarki manajemen pengendalian resiko meliputi
eliminasi, substitusi, rekayasa, administrasi , organisasi, dan APD.
Latar Belakang pendirian PT. Petrokimia Gresik didasarkan pada kondisi wilayah
Indonesia yang merupakan negara agraris dan memiliki sumber daya alam yang sangat
melimpah sehingga titik berat pembangunann terletak pada sektor pertanian. Salah satu
usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan adalah dengan cara mendirikan pabrik
pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional, salah satu diantaranya adalah pabrik
pupuk PT. Petrokimia Gresik.
PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu anak perusahaan PT. Pupuk Indonesia
Holding Company (PIHC) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
dahulu dikenal dengan nama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) atau PUSRI (Persero) yang
bergerak di bidang produksi pupuk, non-pupuk, bahan-bahan kimia dan jasa lainnya
seperti jasa konstruksi dan engineering. Nama petrokimia berasal dari kata Petrolrum
Chemical dan kemudian disingkat menjadi Petrochemicl yang merupakan bahan-
bahan kimia yang terbuat dari minyak bumi dan gas.PT. Petrokimia Gresik sebagai
produsen pupuk terlengkap di Indonesia, melayani kebutuhan pupuk di seluruh wilayah
Indonesia dengan menggunakan jargon Petrokimia Sahabat Petani. Jenis pupuk
yang diproduksi oleh pabrik ini antara lain adalah Zwavelzuur Ammonium (ZA), Super
Phosphat (SP-36), NPK, NPK Kebomas, Urea, Phonska, ZK, DAP, Petroganik, KCL,
dan Ammonium Phosphat. Sedangkan produk non pupuknya antara lain Ammonia,
Asam Fosfat, Asam Sulfat, Asam Klorida, Gypsum, Almunium Flourida, CO2 Cair, Dry
ice, dan kapur pertanian.
4
Pada mulanya perusahaan ini berada dibawah Direktorat Industri Kimia Dasar,
tetapi sejak tahun 1992 berada di bawah Departemen Perindustrian dan pada awal tahun
1997, PT. Petrokimia Gresik berada dibawah naungan Departemen Keuangan. Akan
tetapi, akibat adanya krisis moneter yang dialami bangsa Indonesia menyebabkan PT.
Petrokimia Gresik menjadi Holding company PT. Pupuk Sriwijaya pada tahun 1997
yang kini menjadi PT. Pupuk Indonesia Holding Company.
PT. Petrokimia Gresik terletak pada kawasan industri yang menempati areal seluas
450 ha. Areal tanah yang ditempati berada di tiga kecamatan yang meliputi enam desa,
yaitu :
Pemilihan lokasi kawasan industri ini berdasarkan atas pertimbangan keuntungan teknis
dan ekonomis, yaitu :
Menempati lahan yang tidak subur untuk pertanian sehingga tidak mengurangi
areal pertanian.
Tersedianya sumber air dari aliran sungai Brantas dan sungai Bengawan Solo.
Berada di tengah-tengah area pemasaran pupuk terbesar di Indonesia.
Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut peralatan
pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun pendistribusian
hasil produksi melalui angkutan laut.
Dekat dengan kota Surabaya yang memiliki kelengkapan memadai untuk
sumber bahan konstruksi dan pemeliharaan peralatan serta tersedianya tenaga-
tenaga terampil dan terlatih.
Dekat dengan pusat pembangkit tenaga listrik.
Pabrik formulator pestisida ini hasil kerjasama PT. Petrokimia Gresik (60%) dengan
Nippon Kayaku dan Mitsubishi Corp. yang masing-masing memiliki saham (20%).
Pabrik ini beroperasi mulai tahun 1977 dengan hasil produksi:
b. PT. Petrosida
Perusahan ini menghasilkan bahan aktif pestisida. PT. Petrokimia Gresik memiliki
saham sebesar 99,9%. Beroperasi mulai tahun 1984 dan dimaksudkan untuk
memasok bahan baku PT. Petrokimia Kayaku. Jenis produk yang dihasilkan adalah:
c. PT. Petronika
d. PT. Petrowidada
Perusahaan ini merupakan hasil patungan dari PT. Petrokimia Gresik (4,82%), PT.
Witulan (5,1%), PT. Daewoo Corp. (13,6%), PT. Eterindo Wahana Tama (66%),
dan PT. Justus SC. (5,1%). Beroperasi sejak tahun 1988 dengan hasil produksinya:
e. PT. Petrocentral
Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara PT.Petrokimia Gresik (9,8%), PT.
Kodel Jakarta (10,83%), PT. Supra Veritas (6,37%), PT. Salim Chemical (6,37%),
PT.Fosfindo Surabaya (12,74%), dan PT. Unggul I.C (53,89%). Mulai beroperasi
tahun 1990 dengan hasil produksinya berupa Sodium Tripoly Phosphate (STPP)
dengan kapasitas 40.000 ton/tahun.
6
Perusahaan ini merupakan patungan antara PT. Petrokimia Gresik dan PT.Semen
Gresik dengan saham masing-masing 35% dan 65%. Perusahaan ini menyiapkan
kavling industri siap pakai seluas 135 ha dimana didalamnya termasuk Export
Processing Zone (EPZ).
a. Visi
Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan
produknya paling diminati konsumen.
b. Misi
Pada saat ini, PT. Petrokimia Gresik terbagi dalam tiga unit produksi, yaitu
Departemen Produksi I (Pabrik Pupuk Nitrogen), Departemen Produksi II (Pabrik
Pupuk Phospat), dan Departemen Produksi III (Pabrik Asam Phospat).
1. Pabrik Pupuk ZA I
Selain produk utama diatas, juga menghasilkan bahan baku dan produk samping untuk
dijual, antara lain:
urea, ZA, KCl, amoniak, H3PO4, serta bahan-bahan tambahan. Kontraktor PT.
Rekayasa Industri dengan teknologi proses oleh INCRO dari Spanyol.
3. Pabrik ZA II
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi aspek yang sangat penting dalam
setiap pekerjaan yang dilakukan di PT. Petrokimia Gresik, agar tercipta lingkungan
kerja yang aman, sehat dan berbudaya K3. Komitmen ini tercermin dalam penempatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di urutan pertama Budaya Perusahaan (5 Tata
Nilai).
Dengan profil jumlah pekerja di atas 3 ribu orang , luas area 450 ha, dan memiliki
21 plant per 2013, usaha pencapaian tujuan HSE (Health, Safety, Environmental)
Excellence yang mendapat dukungan penuh dari manajemen puncak ini menjadi
program prioritas perusahaan.
a. Bahan Baku
1. Asam Sulfat
Asam sulfat yaitu berupa cairan seperti minyak dan tidak berwarna. Asam
Sulfat mempunyai sifat kimia berupa oksidator yang kuat, sangat korosif dan
menyerap air. Bahaya terhadap kesehatan
Bahaya Kebakaran
Oleh karena reaksi oksida yang kuat, asam sulfat dapat menyala jika terkena
zat atau bahan yang mudah terbakar.
Bahaya Peledakan
Asam sulfat dalam drum / tangki baja karbon akan mengeluarkan zat H2.
H2SO4 dapat menimbulkan ledakan bila tercampur dengan potassium
permanganat, sodium perchlorat.
2. Asam Fosfat
Asam fosfat yaitu berupa cairan jernih yang bersifat korosif terhadap logam dan
dapat menghilangkan kerak.
Asam Fosfat adalah zat cair yang bersifat asam dan sangat korosif sehingga
dapat menyebabkan luka bakar jika mengenai kulit atau bagian tubuh lainnya.
Asam Fosfat dipanaskan lebih dari 570F akan menjadi uap Fosfat Penta
Oksida yang beracun
Asam Fosfat tidak mudah meledak atau menyala, tetapi
apabilabersinggungan dengan logam Ferros (Ferous Metal) dapat
menimbulkan gas Hydrogen. Gas Hydrogen adalah gas yang mudah meledak
(eksplosive) pada konsentrasi 4 - 75C di udara.
Flourin dalam Asam Fosfat dapat menimbulkan bahaya keracunan jika
sampai tertelan.
3. Armofolo 49
Armofolo 49 adalah suatu bahan anti chaging dan atau anti foaming yang
dipakai pada pupuk-pupuk atau garam-garam yang higroskopis, seperti NPK
(Phonska), urea, dan Kalsium Ammonium Nitrat. Armofolo yaitu berbentuk
cairan bening yang berwarna kuning kemerahan sampai coklat.
luka bakar (frosbite). Sedangkan efek yang ditimbulkan dalam jangka panjang,
yaitu terjadinya iritasi pada saluran pernafasan, mata dan kulit serta
menimbulkan gangguan pada paru. Termasuk bahan teratogenik. NAB = 50 ppm
(350 mg/m3)
b. Lingkungan Kerja
1. Lokasi PT Petrokimia Gresik sangat licin karena dilihat dari bahan baku
sebagian besar dari bahan padat yang dicampur dengan bahan cair, sehingga
potensi terpeleset dan terjatuh sangat besar.
2. Pada saat pembersihan granulator tenaga kerja masuk ke dalamnya, potensi
bahaya tangan terjepit granulator.
3. Limbah cair yang berasal dari saluran buangan pabrik (gas NH3) yang pada saat
melakukan pembersihan saluran atau gorong-gorong dapat mengakibatkan sesak
napas dan iritasi.
4. Kebisingan dari alat seperti kompresor, centrifuge, dan dryer yang mencapai
tingkat 85 dBA, sehingga apabila terpapar terlalu lama dapat menyebabkan
gangguan pendengaran atau tuli.
5. Lokasi ketinggian yang disebabkan pada saat pemasangan atau perbaikan
peralatan pabrik sehingga dapat terjatuh atau kejatuhan dan menyebabkan luka
memar, patah tulang dan meninggal hal ini juga disebebakan oleh alas yang
sudah koroso
6. Bocoran bahan amoniak, asam sulfat, atau gas klorin apabila terhirup dan
terjebak di area yang penuh dengan amoniak akan mengakibatkan luka bakar,
iritasi, gangguan pernafasan dan keracunan.
7. Gangguan psikologis yang berasal dari alarm system dan adanya kebakaran yang
terjadi karena kondisi operasi alat pabrik upset, safety valve poping sehingga
dapat mengakibatkan kaget atau shock, panik, stress dan jantung berdebar.
8. Bahaya debu kapur Bersumber pada saat proses filtrasi berlangsung, debu
kapur berhamburan di lingkungan kerja.
9. Bahaya gangguan penglihatan atau pencahayaan Lampu penerangan sering
mati pada waktu hujan.
10. Bahaya terbakar oleh natrium gas dan asam sulfat.
3.3.1 Eliminasi
Eliminasi adalah menghilangkan suatu bahan atau tahapan proses yang berbahaya.
Eliminasi dapat dicapai dengan memindahkan objek kerja atau sistem kerja yang
berhubungan dengan tempat kerja yang kehadirannya pada batas yang tidak dapat
diterima oleh ketentuan, peraturan atau standar baku K3 atau kadarnya melampaui Nilai
12
Ambang Batas (NAB) diperkenankan. Eliminasi adalah cara pengendalian risiko yang
paling baik, karena risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja ditiadakan.
3.3.2 Substitusi
c. Penggantian posisi pipa yang terlalu rendah ke posisi yang lebih tinggi agar
meminimalisir resiko benturan pada tenaga kerja.
d. Penggantian instalasi penerangan yang sudah tua dan rusak
3.3.3 Engineering
3.3.4 Administrasi
PT Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya
yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen dengan kinerja
unggul dan berkelanjutan, melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu, Sistem
Manajemen Lingkungan, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) secara terintegrasi dengan komitmen :
14
Usaha pencapaian nihil kecelakaan harus didukung oleh semua jajaran karyawan
maupun pihak manajemen untuk ikut berperan aktif dan bertanggung jawab
15
3. Adanya inspeksi K3 di area pabrik yang dilakukan tiap shift yaitu setiap hari ada
3 shift untuk memantau setiap tempat yang teridentifikasi bahaya
4. Review prosedur kerja melalui JSA (Job Safety Analysis)
5. Adanya surat ijin kerja (Safety Permit). Surat ini menyatakan bahwa objek kerja
untuk pekerjaan perbaikan dan pemeriksaan di area kerja berbahaya telah
diperiksa dan pekerjaan dinyatakan aman untuk dikerjakan serta dilengkapi
dengan peralatan dan pengamanan keselamatan kerja yang direkomendasikan
6. Adanya pemeriksaan kesehatan secara berkala kepada semua karyawan yang
dilakukan setiap satu tahun sekali.
Tindakan pengendalian yang telah dilakukan PT. Petrokimia Gresik sesuai dengan
Permenaker No. Per 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yaitu bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
b. Jam Kerja
Pengaturan tersebut diatur dalam schedule shift. Sebagai contoh, grup A masuk shift
pagi, B siang, C malam, dan D libur. Pada giliran berikutnya A libur, B shift pagi, C
siang, D malam dan seterusnya. Karyawan shift bekerja selama 40 jam dalam 1
minggu atau maksimal 56 jam tiap minggu jika harus lembur.
17
Selain karyawan shift, ada juga karyawan yang bekerja secara normal day dengan
jam kerja sebagai berikut:
PT. Petrokimia Gresik melalui Departemen LK3 nya secara rutin dan
berkesinambungan melakukan berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan terhadap pentingnya
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam pekerjaan sehari-hari. Sehingga
ke depannya diharapkan tidak akan terjadi kecelakaan kerja yang merugikan
pekerja, perusahaan maupun masyarakat sekitar. Kegiatan yang bersifat promosi dan
edukasi, serta melibatkan semua elemen perusahaan ini dilaksanakan sepanjang
tahun, terutama dalam rangka Bulan K3 Nasional, yang diperingati setiap tanggal 12
Januari. Kegiatan-kegitan tersebut, antara lain :
Dalam lomba ini tim yang beranggotakan 6 orang dengan komandan regu
minimal pejabat Eselon III ditugaskan untuk memadamkan kebakaran kolam
yang berisi campuran antara air dan solar menggunakan fire hydrant system.
Kategori Plant
Kategori Office
Kategori Anak Perusahaan, Kontraktor, dan Perusahaan Undangan
Lomba ini bertujuan untuk menguji kemampuan dan ketangkasan dalam mencari
dan menyelamatkan korban pada suatu kejadian kecelakaan.
Lomba ini untuk mengukur sejauh mana pengetahuan para peserta tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Fire & Rescue, serta aspek Lingkungan
18
yang ada di PT Petrokimia Gresik. Lomba ini mengadopsi konsep salah satu
acara kuis serupa di sebuah statiun televisi swasta dengan beberapa penyesuaian.
Lomba ini dilaksanakan secara manual dan komputerisasi. Melalui lomba ini
diharapkan muncul ide-ide baru yang dapat digunakan sebagai sarana promosi
penerapan K3, PPHS, kepedulian lingkungan, dan tindakan pencegahan terhadap
hal-hal yang bersifat unsafe condition dan unsafe action.
5. Kuis Pengetahuan K3
Di PT. Petrokimia Gresik sudah terdapat penunjuk arah menuju titik berkumpul jika
terjadi suat unsafe condition dengan tujuan mempermudah semua elemen yang
terdapat didalam pabrik baik pekerja maupun bukan bekerja untuk menuju ke titik
berkumpul. Kemudian di beberapa tempat yang sekiranya berbahaya sudah terdapat
papan informasi yang berisi tentang kondisi pada plant tersebut dan persyaratan jika
ingin menuju ke tempat tersebut. Kemudian di beberapa tempat yang berisi bahan
kimia, seperti tanki penyimpanan bahan baku atau produk sudah terdapat
MSDS( Material Safety Data Sheet) yang berguna untuk menginformasikan kepada
orang yang berada di sekitarnya tentang karakteristik material, bahaya yang
ditimbulkan, serta penanggulangannya jika terjadi suatu bahaya yang ditimbulkan
oleh bahan tersebut.
e. SOP
Di PT Pertrokimia Gresik setiap pekerjaan yang dilakukan sudah memiliki SOP nya
masing-masing. SOP ini digunakan untuk menginformasikan kepada pekerja tentang
prosedur standard yang dilakukan untuk melakukan suatu pekerjaan.
19
3.3.5 Organisasi
a. Struktur Organisasi
Sekretaris Perusahaan
Kompartemen Sumber Daya Manusia
Kompartemen Pengadaan
Kompartemen Engineering
Kompartemen Pengembangan
Kompartemen Riset
Kompartemen Pabrik I
Kompartemen Pabrik II
Kompartemen Pabrik III
Kompartemen Teknologi
b. Organisasi K3
1. Organisasi Struktural
Tugas-tugas Departemen K3
a. P2K3
c. Evaluasi Kinerja K3
Persamaannya:
1
=
Persamaannya:
1
=
Audit K3 bertujuan:
Pelaksanaan Audit K3
a. Audit Internal
b. Audit Eksternal
K3
27
3.3.6 APD
Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk melenyapkan bahaya di tempat
kerja tetapi hanya suatu usaha pencegahan dan mengeliminir kontak antara bahaya dan
tenaga kerja sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan. Sesuai dengan UU No. 1
tahun 1970, penyediaan alat pelindung diri menjadi kewajiban dan tanggung jawab bagi
pengusaha atau pimpinan perusahaan. Macam-macam alat pelindung diri:
a. Topi Keselamatan
Untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang, geram, percikan, bahan
kimia dan cahaya yang menyilaukan. Juga dipakai di tempat yang berdebu,
menggerinda, memahat, mengebor, membubut, dan mem-frais di mana terdapat
bahan kimia berbahaya termasuk asam atau alkali, serta tempat pengelasan.
Digunakan untuk melindungi muka dari dahi sampai batas leher dari bahan-bahan
berbahaya, antara lain: bahan kimia berbahaya, pancaran panas (warna abu-abu),
sinar ultraviolet dan infra merah.
d. Pelindung telinga
Digunakan untuk melindungi telinga terhadap kebisingan di mana bila alat tersebut
tidak digunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat
tetap. Ada dua jenis pelindung telinga:
Ear plug, digunakan di daerah dengan tingkat kebisingan sampai dengan 95dB
Ear muff, digunakan di daerah dengan tingkat kebisingan di atas 95 dB
e. Pelindung pernapasan
Sebagai pelindung hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat
membahayakan karyawan. Terdiri dari:
Masker kain
Dipakai di tempat kerja di mana terdapat debu pada ukuran lebih dari 10 micron.
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan dapat menyaring
debu pada ukuran rata-rata 0,6 micron sebanyak 98%.
Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan gas asam, uap
bahan organik, fumes, asap, dan kabut. Dapat menyaring debu pada ukuran rata-
rata 0,6 micron sebanyak 99,9% dan dapat menyerap gas/uap/fumes sampai 0,1%
volume atau 10 kali konsentrasi maksimum yang diijinkan.
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas/uap/fumes yang dapat
menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan kerja. Syarat
pemakaian:
Masker gas dengan udara bertekanan dalam tabung (self containing breathing
apparatus)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, dan mulut dari gas/uap/fumes yang
dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Syarat
pemakaian:
Masker gas dengan udara tekan yang dibersihkan (supplied air respirator)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, dan mulut dari gas/uap/fumes yang
dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.
Masker ini khusus digunakan di daerah yang konsentrasi oksigennya rendah,
kontaminasi tinggi dan dapat digunakan terus menerus sepanjang suplai udara
dari pabrik (plant air) tersedia.
29
Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan tangan (a hand operated
blower)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, dan mulut dari gas/uap/fumes yang
dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.
Masker ini khusus digunakan di daerah yang konsentrasi oksigennya rendah,
kontaminasi tinggi dan dapat digunakan terus menerus sepanjang blower diputar
dan pengambilan udara blower harus dari tempat yang bersih (bebas dari
kontaminasi).
f. Kerudung kepala
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian kepala dan bagian muka terhadap
kotoran bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat mengganggu
kesehatan karyawan.
Digunakan di daerah yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes yang tidak lebih dari 1%
volume atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang diijinkan.
Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka dari percikan bahan
kimia yang bersifat asam atau alkali.
i. Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik, kimia, dan listrik.
Sarung tangan kulit, dipakai bila bekerja dengan benda yang kasar, tajam
Sarung tangan asbes, digunakan bila bekerja dengan benda yang panas
Sarung tangan katun, digunakan bila bekerja dengan peralatan oksigen
Sarung tangan listrik, digunakan bila bekerja dengan kemungkinan terkena
bahaya listrik
Sarung tangan karet, digunakan bila bekerja dengan bahan kimia yang
berbahaya, korosif, dan iritatif
j. Sepatu pengaman
Sepatu keselamatan, digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang keras
atau tajam, luka bakar karena bahan kimia yang korosif, tertembus benda tajam
dan untuk menjaga agar seseorang tidak jatuh terpeleset oleh air/minyak
Sepatu karet, digunakan untuk melindungi kaki dari bahan kimia berbahaya
Sepatu listrik, digunakann apabila bekerja dengan kemungkinan terdapat
bahaya listrik
k. Baju pelindung
Untuk melindungin seluruh bagian tubuh terhadap berbagai gangguan yang dapat
membahayakan karyawan
a. Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali (warna kuning), digunakan
untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan bahan kimia yang
berbahaya baik asam, maupun alkali.
b. Baju pelindung terhadap percikan pasir, digunakan untuk melindungi seluruh bagian
tubuh terhadap percikan pasir pada saat membersihkan logam dengan semprotan
pasir.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja di PT. Petrokimia Gresik. Pelaksanaan K3 di PT. Petrokimia Gresik
dilaksanakan dengan menganalisis resiko bahaya melalui analisa deskriptif yang
selanjutnya akan ditindaklanjuti melalui manajemen pengendalian resiko yang meliputi
eliminasi, substitusi, engineering, administratif, organisasi, dan APD.
5.2 Saran
Andriani, Eko. 2010. Laporan Khusus : Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Risiko
Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja Di Unit
Ammonium Sulfat II PT. Petrokimia Gresik. Surakarta : Departemen DIII Hiperkes
Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Putri, Nindita Kurnia. 2010. Laporan Khusus : Identifikasi Bahaya Pada Unit Phonska
Ii Sebagai Upaya Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja Di PT.Petrokimia
Gresik. Surakrta : Departemen DIII Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Wulandari, Septiana. 2009. Laporan Khusus : Pemakaian Alat Pelindung Diri Unit
Produksi 1 PT. Petrokimia Gresik Surakarta: Departemen DIII Hiperkes Dan
Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
www.petrokimia-gresik.com