Anda di halaman 1dari 13

Makalah BBLR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah ( BBLR ) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain
itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
kembang selanjutnya, sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita
energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya
angka kematian bayi dan balita , juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi
mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta
berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
Salah satu indicator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi ( AKB ). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi,
maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini
memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila dibandingkan
dengan Negara Negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran
bayi berat lahir rendah ( BBLR ), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan
7 14% yaitu sekitar 459.200 900.000 bayi (Depkes RI 2005).
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 Juta kematian
neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah
BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 Juta
persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hamper semua terjadi di
Negara berkembang.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan BBLR?
2. Bagaimana anatomi dari bayi premature?
3. Bagaimana fisiologi dari bayi premature?
4. Bagaimana pemeriksaan neonatus bayi kurang bulan?
5. Apa efek kelahiran bayi prematur dapat mempengaruhi kepribadiannya saat dewasa?
6. Bagaimana cara penanganan BBLR?
7. Bagaimana cara pencegahan BBLR?
8. Bagaimana perawatan pada bayi BBLR?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah agar dapat mengetahui secara umum salah satu
masalah kesehatan ibu dan anak yaitu Bayi Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ).
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui defenisi BBLR
b. Untuk mengetahui anatomi dari bayi premature
c. Untuk mengetahui fisiologi dari bayi premature
d. Untuk mengetahui pemeriksaan neonatus bayi kurang bulan
e. Untuk mengetahui efek kelahiran bayi prematur dapat mempengaruhi kepribadiannya saat
dewasa
f. Untuk mengetahui cara penanganan BBLR
g. Untuk mengetahui cara pencegahan BBLR
h. Untuk mengetahui perawatan pada bayi BBLR

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah
Bayi BBLR adalah neonates dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir.
Bayi dengan berat badan lahir ada dua kelompok yaitu bayi yang lahir dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu ( preterm ) yang disebut berat badan rendah premature dan bayi yang
lahir dengan usia kehamilan besar 37 minggu yang disebut pertumbuhan janin terhambat
(IUGR).
Masalah-masalah yang dapat kita jumpai pada neonates dengan berat badan rendah yaitu :
Preterm Pertumbuhan Janin Terhambat
Asfiksia Asfiksia
Hipotermi Meconium aspiration
Kesulitan makan Syndrome
Infeksi Hipotermi
Disstres pernafasan Hipoglikemia
Apnea Infeksi
Intraventrikular hemorrage Polisitermia
NEC
Asidosis metabolic
Penyebab premature dengan berat badan rendah dibagi atas tiga factor, yaitu :
1. Faktor maternal adalah penyakit yang dialami ibu selama mengandung, komplikasi
persalinan seperti plasenta previa, perdarahan, serviks inkompeten, dan infeksi maternal.
2. Faktor fetal adalah kehamilan ganda dan malformasi congenital.
3. Faktor medical adalah proses kelahiran yang harus dilakukan sebelum waktunya oleh karena
ibunya diabetes, penyakit jantung yang parah, hipertensi, dan lain-lain.
WHO pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya
kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight infant ( BBLR ), karena
morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga
pada tingkat kematangan ( maturitas ) bayi tersebut. Defenisi WHO tersebut dapat
disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari atau sama dengan 2500 gram.
Klasifikasi BBLR :
a. Berdasarkan BB lahir :
1. BBLR : BB < 2500 gr
2. BBLSR : BB 1000 1500 gr
3. BBLASR : BB < 1000 gr
b. Berdasarkan umur kehamilan
1. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat
badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan
Sesuai Masa Kehamilan ( NKB-SMK )
2. Dismaturitas
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan posterm. Dismtur ini dapat juga
dikatakan Neonatus Kurang Bulan Kecil Masa Kehamilan ( NKB-KMK ), Neonatus Cukup
Bulan Kecil Masa Kehamilan ( NCB KMK ), Neonatus Lebih Bulan Kecil Masa
Kehamilan ( NLB-KMK ).
B. Anatomi Bayi Prematur
1. Ukuran bayi preterm kecil biasanya memiliki panjang badan kurang dari 47 cm
2. Kepala relative besar, sutura terpisah jauh dan fontanella lebar
3. Muka tampak kecil dan lemak pada pipiminimal
4. Kulitnya tipis, pink, berkilau, dan oedem
5. Sering dilapisi lanugo yang banyak dan sedikit verniks kaseosa
6. Lemak subkutannya rendah, nodul payudara tidak ada atau lebarnya kurang dari 5 mm
7. Telinganya lembut dan datar dengan kartilago telinga yang rendah
8. Testes tidak turun dalam skrotum, kurang terpigmentasi dan rugoritas
9. Pada wanita labia mayora tampak jauh terpisah sehingga labia mayora dan klitoris dapat
dilihat
10. Tidak terdapat garis-garis kaki yang dalam atau ada satu garis yang dalam yang melewati 1/3
anterior telapak kaki
11. Hipotonia dan tangan kurang fleksi.
C. Fisiologi Bayi Prematur
Pada bayi premature kita jumpai adanya immature system saraf. Immatur system saraf
menyebabkan letargi dan inaktif, refleksi menghisap dan menelan yang rendah sehingga
mengalami kesulitan makan. Masalah pernafasan, respirasi condong dengan kedalaman dan
kecepatan irregular dan periode apnea selama beberapa detik. Refleks batuk yang rendah
menyebabkan bayi premature mudah terkena infeksi. Kadar surfaktan yang rendah
menyebabkan adanya respiratory distress syndrome. Surfaktan merupakan lipoprotein paru
paru yang bila terjadi defisiensi, tegangan pada paru paru tidak dapat menurun.
Sistem pencernaan, ada kecenderungan terjadi regurgitasi karena inkompeten dari
kardiooesopharingeal dan kapasitas perut yang menurun. Fungsi hati yang immature
menyebabkan hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan rendahnya detoksifikasi obat obatan.
Pencernaan protein dan karbohidrat cukup sedangkan lemak sulit diserap. Fungsi ginjal yang
immature, GFR dan konsentrasi dari tubulus ginjal rendah sehingga mudah terjadi asidosis.
Pengaturan temperature, adanya brown fat akan menghasilkan panas tetapi pada bayi
premature kadar brown fat dalm tubuhnya sangat rendah sehingga dapat menyebabkan
hipotermia. Respon termik yang kurang juga dapat disebabkan oleh asupan makanan yang
kurang, konsumsi okigen yang rendah, dan inaktif dari otot otot.
Sistem sirkulasi, penutupan duktus arteriosus dapat terlambat pada bayi premature.
Sirkulasi peripheral tidak adekuat, intracranial hemorrhage dapat terjadi karena autoregulasi
dari aliran darah otak.
D. Pemeriksaan Neonatus Kurang Bulan
Pemeriksaan yang dibutuhkan adalah penilaian maturitas fisik, neuromuiskular seperti
telah dijelaskan diatas. Pemeriksaan tambahan lain adalah pemeriksaan laboratorium yaitu
pemeriksaan darah tepi dengan hitung jenis, pemeriksaan glukosa serial, pemeriksaan Na,K
dan Ca serial, pengukuran bilirubin serial, gas darah arteri dan CRP ( C- Reactive Protein )
dan kultur biakan.
Mempertahankan suhu optimal (36,5 37 C ), neonates kurang bulan membutuhkan suhu
lingkungan yang termonetral serta kelembaban udara 60%. Oleh karena itu neonates kurang
bulan harus dirawat dalam incubator atau dengan cara teknologi tepat guna dengan perawatan
lekat / metode kangguru, bayi akan mendapatkan sumber panas melalui kontak langsung
secara terus menerus dari ibu secara alami.
E. Kelahiran Bayi Prematur Dapat Mempengaruhi Kepribadiannya Saat Dewasa
Anak remaja muda yang lahir dalam kondisi sangat premature ternyata cenderung lebih
cemas / gelisah dan cenderung lebih mudah mengalami depresi dibandingkan usia sebayanya,
hasil penelitian terbaru menjelaskan. Para ahli dari UK meneliti mereka yang berusia sekitar
18 19 tahun, dengan riwayat kekahiran sangat premature, yaitu lahir kurang dari 33 minggu
kehamilan, menunjukkan score neurocism yang lebih tinggi dari nilai standar.Mereka secara
alami tampak lebih mudah stress, tidak stabil emosinya dan kurang dapat menghargai dirinya
sendiri dibandingkan usia sebayanya yang lahir cukup bulan .
Seringkali mereka kelompok yang lahir secara premature cenderung kurang ramah, tidak
tegas bahkan sikapnya cenderung memiliki risiko. Dari penelitian ini para peneliti
menyimpulkan bahwa remaja muda yang lahir premature berisiko lebih tinggi untuk
mengalami gangguan depresi dan gelisah. Dalam penelitiannya, Dr. Matthew Allin dari
Kings College London dan timnya mempelajari 108 wanita dan pria muda yang lahir
sebelum 33 minggu kehamilan, serta sebanyak 67 remaja yng lahir cukup bulan. Semua
partisipan yang dipelajari diharuskan mengisi pertanyaan standart yang dapat menjelaskan
tiga dimensi kepribadian : neuroticism ( Cenderung memiliki emosi yang dingin ),
extravertion ( agresif ) dan psycnoticism ( Kebiasaan antisocial ). Secara keseluruhan,
kelompok premature memiliki nilai extravertion yang lebih rendah dan nilai neuroticism yang
lebih tinggi. Namun pada kelompok premature dan kelompok yang cukup bulan memiliki
nilai yang hampir sama terhadap pysichoticism. Pengaruh gen dan lingkungan juga sangat
mempengaruhi proses pembentukan kepribadian, dan tidak jelas mengapa anak yang lahir
premature anak yang lahir cukup bulan memiliki perbedaan sifat atau ciri ciri, dilaporkan
Allin dan timnya.
Luka yang terlalu dini pada otak dapat menjadi salah satu factor, namun mereka leih
menduga bahwa pengaruh orang tua dan teman sebayanya yang lebih mempengaruhi
pertumbuhan anak tersebut. Sebagai contoh orang tua yang memiliki bayi premature akan
lebih melindungi anaknya ( Protectiv ), sehingga akibatnya mereka labih perasa. Dilain pihak,
para ahli mengatakan sangatlah penting gaya orang tua dalam mengasuh terhadap
pembentukan kepribadian anaknya. Ahli lain juga mengatakan kepribadian seseorang sangat
besar dipengaruhi oleh komponen genetic. Tim Allin menduga, wanita yang memiliki tingkat
rasa cemas yang tinggi saat mengandung, akan meningkatkan risiko terjadinya kelahiran
premature, dan selanjutnya bayi premature tersebut lebih mewarisi sifat cemas tersebut.
Memenuhi kebutuhan oksigen, neonatus kurang bulan membutuhkan takanan arterial O2
berkisar PaO2 50 80 cc Torr. Disini diperlukan monitoring analisa gas darah ( AGD ) atau
PO2 transkutan maupun dengan pulsa oksimetri ( SiO2 ). Neonatus kurang bulan dengan
asfiksia ringan / sedang, gangguan naas ringan, dapat diberikan O2 konsentrasi lebih tinggi (
>40% ) melalui O2 inkubator, O2 head box, O2 sungkup / mask.
Memenuhi kebutuhan nutrisi, pada neonates kurang bulan ada 6 hipo yang harus kita
cegah yaitu :
1. Hipoglikemia
2. Hipoksemia
3. Hipotermi
4. Hipovolemia
5. Hipokalsemia
6. Hipoprotrombinemia
Pemberian multivitamin, energy yaitu :
1. Glukosa
2. Protein
3. Lemak
4. Nutrisi enteral.

Kebutuhan cairan menurut Cimmens ( 1998 )


Berat Badan Dektrose Cairan (cc/kg/BB/hari) <48 jam
(Kg) (gr/100cc) <24 jam 24 48 jam
<1 5 10 100 150 120 150 140 190
1 1,5 10 80 100 100 120 120 160
>2 10 60 - 80 80 - 120 120 - 160

Kebutuhan Elektrolit
Elektrolit Kebutuhan/kgBB/hari (mEq)
K 23
Na 23
Cl 23
Ca 20 40
P 20 40
Mg 0,25 0,5

F. Penanganan BBLR
1. Penanganan BBLR Kurang Bulan
Mengingat belum sempurnanya kerja alat alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan,
perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus perlu
diperhatikan pengaturan suhu, lingkungan, pemberian makanan, bila perlu pemberian
oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan Suhu
Bayi premature mudah dan cepat sekali menderita hipotermi bila berada dalam
lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang
relative lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah
kulit. Untuk mencegah hipotermi, perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk
bayi dan dalam keadaan istrahat konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi
dengan berat badan kurang dari 2 Kg adalah 35C dan untuk bayi dengan berat badan 2 2,5
kg 34C, agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37C. Kelembaban incubator
sekitar 50 60%.
Kelembaban yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan syndrome gangguan
pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan 1C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2
Kg dan secara berangsur-angsur ia dapat diletakkan didalam tempat tidur bayi dengan suhu
lingkungan 27C - 29C. Bila incubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan
membungkus bayi dan meletakkan botol botol hangat disekitarnya atau dengan memasang
lampu petromaks didekat tempat tidur bayi.
b. Makanan Bayi
Pada bayi premature refleksi isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung
masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan
protein 3 5 gram/hari dan tinggi kalori ( 110 kal/kg/hari ), agar berat badan bertambah
sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian
minum bayi dimulai pada umur tiga jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan
hiperbilirubinemia.
c. Mencegah Infeksi
Bayi premature mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan karena daya tahan tubuh
terhadap infeksi masih kurang, relative belum sanggup membentuk antibody dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum naik. Oleh karena itu perlu dilakukan
pencegahan dengan cara :
1. Dilakukan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak terkena infeksi
2. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang seorang bayi
3. Membersihkan tempat tidur bayi segera sesudah tidak terpakai lagi
4. Membersihkan ruangan pada tempat tempat tertentu
5. Setiap bayi memiliki perlengkapan sendiri
6. Setiap petugas dibangsal bayi harus memakai pakaian yang telah disediakan
7. Petugas yang menderita penyakit menular dilarang merawat bayi
8. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik-baiknya
9. Para pengunjng hanya bisa melihat bayi dari belakang kaca.
2. Penanganan BBLR Untuk Kecil Masa Kehamilan
Pada umumnya sama dengan perawatan neonates, seperti pengaturan suhu lingkungan,
makanan, mencegah infeksi dan lain-lain. Akan tetapi, oleh karena bayi ini mempunyai
problematika Yang agak berbeda dengan bayi lainnya maka harus diperhatikan hal hal
berikut :
a. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri serta menemukan gangguan
pertumbuhan
b. Memeriksa kadar gula darah, bila terbukti adanya hipoglikemia harus segera diatasi
c. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya
d. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi premature
e. Melakukan tracheal washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
G. Pencegahan BBLR
Pada kasus BBLR pencegahan / preventif adalah langkah yang penting. Hal hal yang
dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun waktu
kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama factor risiko yang mengarah
melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda
tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20
34 tahun ).
4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
H. Perawatan BBLR
Perawatan yng dilakukan pada bayi BBLR meliputi :
1. Mempertahankan suhu tubuh optimal
2. Mempertahankan oksigenasi
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Mencegah dan mengatasi infeksi
5. Mengatasi hiperbilirubinemia
6. Memenuhi kebutuhan psikologis
7. Melibatkan program imunisasi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bayi BBLR adalah neonates dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir. Bayi
dengan berat badan lahir ada dua kelompok yaitu bayi yang lahir dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu ( preterm ) yang disebut berat badan rendah premature dan bayi yang
lahir dengan usia kehamilan besar 37 minggu yang disebut pertumbuhan janin terhambat
(IUGR).
2. Anatomi dari bayi premature, yaitu :
a. Ukuran bayi preterm kecil biasanya memiliki panjang badan kurang dari 47 cm
b. Kepala relative besar, sutura terpisah jauh dan fontanella lebar
c. Muka tampak kecil dan lemak pada pipiminimal
d. Kulitnya tipis, pink, berkilau, dan oedem
e. Sering dilapisi lanugo yang banyak dan sedikit verniks kaseosa
f. Lemak subkutannya rendah, nodul payudara tidak ada atau lebarnya kurang dari 5 mm
g. Telinganya lembut dan datar dengan kartilago telinga yang rendah
h. Testes tidak turun dalam skrotum, kurang terpigmentasi dan rugoritas
i. Pada wanita labia mayora tampak jauh terpisah sehingga labia mayora dan klitoris dapat
dilihat
j. Tidak terdapat garis-garis kaki yang dalam atau ada satu garis yang dalam yang melewati 1/3
anterior telapak kaki
k. Hipotonia dan tangan kurang fleksi.
3. Fisiologi dari bayi premature adalah Pada bayi premature kita jumpai adanya immature
system saraf. Immatur system saraf menyebabkan letargi dan inaktif, refleksi menghisap dan
menelan yang rendah sehingga mengalami kesulitan makan. Masalah pernafasan, respirasi
condong dengan kedalaman dan kecepatan irregular dan periode apnea selama beberapa
detik. Refleks batuk yang rendah menyebabkan bayi premature mudah terkena infeksi. Kadar
surfaktan yang rendah menyebabkan adanya respiratory distress syndrome. Surfaktan
merupakan lipoprotein paru paru yang bila terjadi defisiensi, tegangan pada paru paru
tidak dapat menurun.
Sistem pencernaan, ada kecenderungan terjadi regurgitasi karena inkompeten dari
kardiooesopharingeal dan kapasitas perut yang menurun. Fungsi hati yang immature
menyebabkan hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan rendahnya detoksifikasi obat obatan.
Pencernaan protein dan karbohidrat cukup sedangkan lemak sulit diserap. Fungsi ginjal yang
immature, GFR dan konsentrasi dari tubulus ginjal rendah sehingga mudah terjadi asidosis.
Pengaturan temperature, adanya brown fat akan menghasilkan panas tetapi pada bayi
premature kadar brown fat dalm tubuhnya sangat rendah sehingga dapat menyebabkan
hipotermia. Respon termik yang kurang juga dapat disebabkan oleh asupan makanan yang
kurang, konsumsi okigen yang rendah, dan inaktif dari otot otot.
Sistem sirkulasi, penutupan duktus arteriosus dapat terlambat pada bayi premature.
Sirkulasi peripheral tidak adekuat, intracranial hemorrhage dapat terjadi karena autoregulasi
dari aliran darah otak.
4. Pemeriksaan yang dibutuhkan adalah penilaian maturitas fisik, neuromuiskular seperti telah
dijelaskan diatas. Pemeriksaan tambahan lain adalah pemeriksaan laboratorium yaitu
pemeriksaan darah tepi dengan hitung jenis, pemeriksaan glukosa serial, pemeriksaan Na,K
dan Ca serial, pengukuran bilirubin serial, gas darah arteri dan CRP ( C- Reactive Protein )
dan kultur biakan. Mempertahankan suhu optimal (36,5 37 C ), neonates kurang bulan
membutuhkan suhu lingkungan yang termonetral serta kelembaban udara 60%. Oleh karena
itu neonates kurang bulan harus dirawat dalam incubator atau dengan cara teknologi tepat
guna dengan perawatan lekat / metode kangguru, bayi akan mendapatkan sumber panas
melalui kontak langsung secara terus menerus dari ibu secara alami.
5. Anak remaja muda yang lahir dalam kondisi sangat premature ternyata cenderung lebih
cemas / gelisah dan cenderung lebih mudah mengalami depresi dibandingkan usia sebayanya,
hasil penelitian terbaru menjelaskan. Para ahli dari UK meneliti mereka yang berusia sekitar
18 19 tahun, dengan riwayat kekahiran sangat premature, yaitu lahir kurang dari 33 minggu
kehamilan, menunjukkan score neurocism yang lebih tinggi dari nilai standar.Mereka secara
alami tampak lebih mudah stress, tidak stabil emosinya dan kurang dapat menghargai dirinya
sendiri dibandingkan usia sebayanya yang lahir cukup bulan .
Seringkali mereka kelompok yang lahir secara premature cenderung kurang ramah, tidak
tegas bahkan sikapnya cenderung memiliki risiko. Dari penelitian ini para peneliti
menyimpulkan bahwa remaja muda yang lahir premature berisiko lebih tinggi untuk
mengalami gangguan depresi dan gelisah. Dalam penelitiannya, Dr. Matthew Allin dari
Kings College London dan timnya mempelajari 108 wanita dan pria muda yang lahir
sebelum 33 minggu kehamilan, serta sebanyak 67 remaja yng lahir cukup bulan. Semua
partisipan yang dipelajari diharuskan mengisi pertanyaan standart yang dapat menjelaskan
tiga dimensi kepribadian : neuroticism ( Cenderung memiliki emosi yang dingin ),
extravertion ( agresif ) dan psycnoticism ( Kebiasaan antisocial ). Secara keseluruhan,
kelompok premature memiliki nilai extravertion yang lebih rendah dan nilai neuroticism yang
lebih tinggi. Namun pada kelompok premature dan kelompok yang cukup bulan memiliki
nilai yang hampir sama terhadap pysichoticism. Pengaruh gen dan lingkungan juga sangat
mempengaruhi proses pembentukan kepribadian, dan tidak jelas mengapa anak yang lahir
premature anak yang lahir cukup bulan memiliki perbedaan sifat atau ciri ciri, dilaporkan
Allin dan timnya.
Luka yang terlalu dini pada otak dapat menjadi salah satu factor, namun mereka leih
menduga bahwa pengaruh orang tua dan teman sebayanya yang lebih mempengaruhi
pertumbuhan anak tersebut. Sebagai contoh orang tua yang memiliki bayi premature akan
lebih melindungi anaknya ( Protectiv ), sehingga akibatnya mereka labih perasa. Dilain pihak,
para ahli mengatakan sangatlah penting gaya orang tua dalam mengasuh terhadap
pembentukan kepribadian anaknya. Ahli lain juga mengatakan kepribadian seseorang sangat
besar dipengaruhi oleh komponen genetic. Tim Allin menduga, wanita yang memiliki tingkat
rasa cemas yang tinggi saat mengandung, akan meningkatkan risiko terjadinya kelahiran
premature, dan selanjutnya bayi premature tersebut lebih mewarisi sifat cemas tersebut.
Memenuhi kebutuhan oksigen, neonatus kurang bulan membutuhkan takanan arterial O2
berkisar PaO2 50 80 cc Torr. Disini diperlukan monitoring analisa gas darah ( AGD ) atau
PO2 transkutan maupun dengan pulsa oksimetri ( SiO2 ). Neonatus kurang bulan dengan
asfiksia ringan / sedang, gangguan naas ringan, dapat diberikan O2 konsentrasi lebih tinggi (
>40% ) melalui O2 inkubator, O2 head box, O2 sungkup / mask.
Memenuhi kebutuhan nutrisi, pada neonates kurang bulan ada 6 hipo yang harus kita cegah
yaitu :
a.
b. HipoglikemiaHipoksemia
c. Hipotermi
d. Hipovolemia
e. Hipokalsemia
f. Hipoprotrombinemia
Pemberian multivitamin, energy yaitu :
a. Glukosa
b. Protein
c. Lemak
d. Nutrisi enteral.
6. Penanganan BBLR adalah :
a. Penanganan BBLR Kurang Bulan
Mengingat belum sempurnanya kerja alat alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan,
perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus perlu
diperhatikan pengaturan suhu, lingkungan, pemberian makanan, bila perlu pemberian
oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
1. Pengaturan Suhu
Bayi premature mudah dan cepat sekali menderita hipotermi bila berada dalam lingkungan
yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relative lebih
luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit. Untuk
mencegah hipotermi, perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi dan dalam
keadaan istrahat konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi dengan berat
badan kurang dari 2 Kg adalah 35C dan untuk bayi dengan berat badan 2 2,5 kg 34C,
agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37C. Kelembaban incubator sekitar 50
60%.
Kelembaban yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan syndrome gangguan pernafasan.
Suhu incubator dapat diturunkan 1C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 Kg dan
secara berangsur-angsur ia dapat diletakkan didalam tempat tidur bayi dengan suhu
lingkungan 27C - 29C. Bila incubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan
membungkus bayi dan meletakkan botol botol hangat disekitarnya atau dengan memasang
lampu petromaks didekat tempat tidur bayi.
2. Makanan Bayi
Pada bayi premature refleksi isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung
masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan
protein 3 5 gram/hari dan tinggi kalori ( 110 kal/kg/hari ), agar berat badan bertambah
sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian
minum bayi dimulai pada umur tiga jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan
hiperbilirubinemia.
3. Mencegah Infeksi
Bayi premature mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan karena daya tahan tubuh
terhadap infeksi masih kurang, relative belum sanggup membentuk antibody dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum naik. Oleh karena itu perlu dilakukan
pencegahan dengan cara :
a. Dilakukan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak terkena
infeksi
b. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang seorang bayi
c. Membersihkan tempat tidur bayi segera sesudah tidak terpakai lagi
d. Membersihkan ruangan pada tempat tempat tertentu
e. Setiap bayi memiliki perlengkapan sendiri
f. Setiap petugas dibangsal bayi harus memakai pakaian yang telah disediakan
g. Petugas yang menderita penyakit menular dilarang merawat bayi
h. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik-baiknya
i. Para pengunjng hanya bisa melihat bayi dari belakang kaca.
b. Penanganan BBLR Untuk Kecil Masa Kehamilan
Pada umumnya sama dengan perawatan neonates, seperti pengaturan suhu lingkungan,
makanan, mencegah infeksi dan lain-lain. Akan tetapi, oleh karena bayi ini mempunyai
problematika Yang agak berbeda dengan bayi lainnya maka harus diperhatikan hal hal
berikut :
a. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri serta menemukan gangguan
pertumbuhan
b. Memeriksa kadar gula darah, bila terbukti adanya hipoglikemia harus segera diatasi
c. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya
d. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi premature
e. Melakukan tracheal washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
7. Pada kasus BBLR pencegahan / preventif adalah langkah yang penting. Hal hal yang dapat
dilakukan :
a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun waktu
kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama factor risiko yang mengarah
melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
b. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda
tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
c. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20
34 tahun ).
d. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
8. Perawatan yng dilakukan pada bayi BBLR meliputi :
a. Mempertahankan suhu tubuh optimal
b. Mempertahankan oksigenasi
c. Memenuhi kebutuhan nutrisi
d. Mencegah dan mengatasi infeksi
e. Mengatasi hiperbilirubinemia
f. Memenuhi kebutuhan psikologis
g. Melibatkan program imunisasi
B. Saran
1. Kepada Mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa kesehatan masyarakat untuk selalu memberikan
penyuluhan ataupun penyebarluasan informasi tentang BBLR kepada masyarakat khususnya
para ibu hamil unutuk selalu memperhatikan kesehatan dirinya dan janinnya.
2. Kepada Petugas Kesehatan
Diharapkan agar para petugas kesehatan selalu membantu para ibu hamil dalam menjaga
kesehatan dirinya dan janinnya dengan memberikan pelayanan yang maksimal.
3. Kepada Ibu Hamil
Diharapkan agar selalu memeriksakan diri ke posyandu ataupun puskesmas terdekat
demi kesehatan dirinya dan janinnya dan selalu memperhatikan pola hidup sehat selama
kehamilan dan persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Misaroh Ibrahim, Siti.2010. Nutrisi Janin & Ibu Hamil. Nuha Medika. Yogyakarta
Proverawati, Atikah. 2010. Nutrisi Janin & bu Hamil. Nuha Medika. Yogyakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai