EFLUXX TIME
UPNVETERANJAWA TIMUR
LEMBAR PENGESAHAN
EFFLUX TIME
GRUP J :
1. HARRIS FEBRIANSYAH ( 1531010108 )
2. INDAH NUR LAILA ( 1531010115 )
Kepala Laboratorium
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul EFFLUX TIME.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi
Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan
pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta
petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2017 di
Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI .................................................................................................3
INTISARI ..................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ............................................................................... 7
I.2 Tujuan ............................................................................................. 8
I.3 Manfaat .......................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Secara Umum ........................................................................ 9
II.1.1 Fenomena Aliran Fluida ......................................... 9
II.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi efflux time ........................... 10
II.1.3 Aliran Laminer dan Turbulen ..................................................... 11
II.1.4 Bilangan Reynold dan transisi dari laminer ke turbulen ........... 13
II.1.5 Ppersamaan-persamaan yang digunakan dalam efflux time ....... 13
II.2 Sifat Bahan ................................................................................. 14
II.3 Hipotesa ...................................................................................... 15
II.4 Diagram Alir .............................................................................. 16
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang Digunakan .............................................................. 17
III.2 Alat yang Digunakan .................................................... 17
III.3 Gambar Alat .............................................................................. 17
III.4 Cara Percobaan ......................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan .............................................................. 19
IV.2 Tabel Hasil Perhitungan............................................................... 21
IV.3 Grafik ....................................................................................... 26
IV.4 Pembahasan ................................................................................ 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan .................................................................................. 30
V.2 Saran .............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 31
APPENDIX ................................................................................................ 32
INTISARI
tangki II, dan tangki III. Nilai factor koreksi digunakan untuk menentukan kesalahan
pada saat praktikum dan tidak berpengaruh pada hasil perhitungan. Pada percobaan
diperoleh waktu. Sedangkan faktor koreksi sendiri dipengaruhi oleh perbedaan antara
waktu percobaan terhadap waktu teori, sehingga didapat nilai faktor koreksi pada
tangki berisi air lebih besar daripada faktor koreksi pada tangki berisi larutan garam.
Namun tidak semua hasil percobaan yang telah dilakukan mendapatkan hasil yang
sesuai dengan teori.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Efflux time merupakan waktu pengosongan cairan dalam tangki melalui pipa
vertical pada dasar tangki karena gaya beratnya sendiri. Efflux time di dalam dunia
industry biasanya dapat dijumpai pada pemindahan fluida dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan pipa tertutup serta tangki sebagai penampung fluida. Tangki
penampung cairan biasanya diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga cairan
mudah mengalir cukup dengan gaya berat itu. Di dalam industry kimia biasanya
operasi bekerja secara kontinu. Waktu penurunan cairan ini dapat diperkirakan
dengan menggunakan persamaan teoritis yang kemudian dikalikan dengan suatu
factor koreksi untuk mendapatkan waktu penurunan cairan yang sesungguhnya
penggunaan efflux time.
1. agar praktikan dapat menentukan jenis aliran yang terjadi melalui perhitungan
bilangan reynold.
2. agar praktikan dapat mengetahui perbandingan antara waktu pengosongan tangki
dengan diameter pipa yang berbeda-beda.
3. agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efflux time
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk zat cair yang mengalir melalui sebuah lubang paga tangki, maka besar
kecepatannya selalu dapat diturunkan dari hukum Bernouli yaitu : V = 2gh, h
adalah kedalaman lubang dari permukaan zat cair. Peralatan yang digunakan untuk
mengukur pengeluaran fluida adalah orifice dan noozle. Orifice adalah sebuah
bukaan (biasanya bulat) pada dinding tangki atau pad plat normal di sumbu pipa, plat
yang sama juga ada di ujung pipa atau di beberapa daerah lanjut airnya.
Dikaraliteralisasi dari kenyataan bahwa ketipisan dinding atau plat relatif kecil
terhadap ukuran bukaan. Orifice standar dengan sisi tajam atau dengan bahan persegi
atau bulat bukan jenis standar karena aliran ysng melaluinya dipengaruhioleh
ketebalan plat, kekerasan permukaannya, jari-jari lekukannya. Orifice ini harus diuji
jika diperlkan ketelitian yang tinggi.
Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah
fluida itu berada dibawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Di daerah dimana
pengaruh dinding itu kecil, tegangan geser mungkin dapat diabaikan. Dan perilaku
fluida itu mungkin mendekati perilaku fluida ideal. Aliran fluida ideal dapat
diberikan secara lengkap dengan menggunakan prinsip-prinsip mekanika Newton
dan hukum kekekalan massa. Aliran potensial bisa terdapat pada jarak yang tidak
terlalu jauh dari bidang batas padat. Aliran potensial terdapat diluar lapisan batas
fluida yang sangat berdekatan dengan dinding padat itu. Aliran laminar adalh aliran
pada kecepatan rendah ketika fluida cenderung mengalir tanpa pencampuran secara
lateral, dan lapisan-lapisan yang berdampingan menggelincir diatas satu sama lain.
Disini tidak terdapat aliran silang atau pusaran. Pada kecapatan yang lebih tinggi,
Keterangan :
Q : Cepat aliran/Debit air (m3/s)
V : kecepatan fluida (m/s)
A : luas penampang yang dilalui fluida (Cm2)
Efflux time biasanya diukur dengan viscometer yang digunakan untuk
mencari viskositas relatif (RV atau rel yang merupakan rasio viskositas larutan
dibagi dengan viskositas pelarut. Sehingga, viskositas relatif:
Hrel = t / t o .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
Keterangan :
hrel : viskositas relatif
t : waktu penghabisan dari solusi
to : waktu penghabisan pelarut.
(Abdinagar, 2012)
II.I.3 Aliran Laminer dan Turbulen
Aliran Laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-
lapisan (lanima-lamina) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu
sama lain. Hal tersebut d tunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju
aliran rendah, aliran laminer tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir
sepanjang aliran. Pada kecepatan rendah, fluida cenderung mengalir tanpa
pencampuran secara lateral, dan lapisan lapisan yang berdampingan menggelincir
di atas satu sama lain. Disini tidak terdapat aliran silang atau pusaran (eddy).
Aliran Turbulen Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya
bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling
interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling
berpotongan. Oleh Osborne Reynold digambarkan sebagai bentuk yang tidak stabil
yang bercampur dalam wamtu yang cepat yang selanjutnya memecah dan menjadi
takterlihat. Pada laju-aliran rendah, penurunan tekanan di dalam fluida akan
bertambah secara langsung menurut kecepatan fluida, pada laju tinggi pertambahan
itu jauh lebih cepat lagi, yaitu kira-kira menurut pangkat dua kecepatan.
II.1.4 Bilangan Reynold dan Transisi dari Aliran Laminer ke Aliran Turbulen
= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)
Keterangan :
D = diameter tabung (Cm)
V = kecepatan rata-rata zat cair (Cm/s)
= densitas zat cair (gram/Cm3)
= viskositas zat cair (gram/cm.s)
(McCabe,1993)
1. Mencari Friksi
a. Pada Aliran Laminar :
64
= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
2. Menghitung nilai z
a. Pada Aliran Laminar :
32
= . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . (7)
2
Keterangan :
L : Panjang Pipa (cm)
Dp : Diameter Pipa (cm)
g : Percepatan Gravitasi (cm/s2)
: viskositas cairan (gr/cm.s)
: densitas cairan (gr/cm3)
3. Menentukan harga c
4
7
= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(9)
4. Menentukan t teoritis
a. Pada Aliran Laminar :
32 (+1) b2
= [( )2 ) (+2)] + 2b(Dt a)(H2 H1) ( 2 ) (L +
4
3 3
7
= ( 2 a) [(1 + 1)7 (2 + 2)7 ] +
32
10 10
1,4bc 7cb2
( Dp2 ) (Dt a)(L + H2 Hv2) 7 (L + H1 Hv1) 7 + (17Dp2 ) (L + H1
17 17
Hv1) 7 ) (L + H2 Hv2 )7 . . . . . . . . . . . . . . . . (12)
7
= 3 2 ( 2 ) [(1 + )3/7 (2 + )3/7 ]. . . . . .........(13)
Asumsi jika tanpa Vortex maka nilai Hv=0, a=0, b=0, c=0
5. Menentukan factor koreksi dari t percobaan terhadap t teoritis
= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(14)
(Timdosen,2017)
Sifat Kimia
a. Merupakan pelarut universal
b. Dapat melarutkan zat kimia lain
c. Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya
arus listrik
(Anonim, 2017)
2. NaCl
Sifat Fisika
a. Bubuk kristal padat
b. Berat molekul : 58,44 gr/mol
c. Warna : Putih
d. Titik Didih : 1413oC (2575,4 oF)
e. Titik Lebur : 801oC (1473,8oF)
Sifat Kimia
a. Mudah larut dalam air dingin, air panas
b. Larut dalam gliserol dan ammonia
c. Tidak larut dalam asam klorida
(Azam,2012)
II.3 Hipotesa
Pada percobaan Efflux Time ini, kemungkinan semakin kecil diameter pipa
maka semakin kecil pula waktu yang dibutuhkan fluida untuk turun. Serta hubungan
antara waktu pengosongan tangki secara teoritis dan percobaan adalah berbanding
lurus. Jika waktu pengosongan tangki teoritis besar maka pada waktu pengosongan
tangki percobaan juga besar.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. air
2. larutan garam
III.5 Prosedur
9. Lalu mengukur volume larutan garam yang keluar dengan menggunakan beaker
glass atau gelas ukur.
10. Catat data hasil percobaan berupa waktu dan volume larutan garam.
11. Ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan bahan air.
BAB IV
H Air Garam
(cm) t (s) V (ml) t (s) V (ml)
23 21 2.81 1366.2925 3,52 1366.2925
21 18,5 3.55 1707.8656 4,32 1707.8656
18,5 15,5 4.35 2049.4387 4,58 2049.4387
15,5 - 12 5.04 2391.0118 5,43 2391.0118
12 8 6.37 2732.585 6,64 2732.585
B. Tangki II
H Air Garam
(cm) t (s) V (ml) t (s) V (ml)
C. Tangki III
H Air Garam
(cm) t (s) V (ml) t (s) V (ml)
IV.3 Grafik
Air Garam
2. Tangki II
Air Garam
3. Tangki III
Air Garam
Tangki 1
3
Tangki 2
2
Tangki 3
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Penurunan Tinggi Cairan
3
Tangki 1
2
Tangki 2
1 Tangki 3
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Penurunan Tinggi Cairan
IV.4 Pembahasan
Efflux time merupakan waktu pengosongan cairan dalam tangki melalui pipa
vertical pada dasar tangki karena gaya beratnya sendiri. Adapun tujuan yang ingin
dicapai oleh praktikan diantaranya untuk menghitung factor koreksi terhadap waktu
pengosongan tangki yang dihitung secara teoritis. Selain itu untuk menghitung waktu
yang diperlukan untuk dapat mengosongkan tangki secara teoritis. Serta untuk
mengetahui aturan fluida dinamis di dalam pipa vertical.
Jenis aliran pada larutan garam dan air merupakan aliran Laminar. Karena
NRe dari setiap H pada tangki yang berbeda bernilai < 4000. Hal ini terjadi karna
beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu, densitas larutan, viskositas, diameter pipa
dan kecepatan larutan yang keluar dari dalam tangki. Pada percobaan efflux time
yang sudah dilakukan, didapat hasil pengamatan berupa waktu dan volume yang
berasal dari 3 tangki dengan H yang berbeda. Bila dilihat dari tabel pengamatan,
dapat diambil suatu pembahasan bahwa pada bahan yang digunakan yaitu Air dan
Larutan Garam dengan masing-masing diujikan pada 3 tangki yang berbeda. Dilihat
dari hasil yang sudah ditabelkan diatas didapat hasil waktu pengosongan tangki yang
paling cepat untuk bahan air yaitu pada tangki I yang mempunyai diameter pipa 1,7
cm dengan panjang pipa 42 cm dan diameter tangki 29.8 cm dengan jumlah waktu
rata-rata pengosongan 4,898 detik dalam H yang berbeda , sedangkan untuk waktu
teoritis rata-rata dari H yang berbeda sebesar 8.538167 detik, hal ini disebabkan
oleh diameter pipa yang besar. Dan yang paling lambat yaitu pada tangki III, yang
mempunyai diameter pipa 0.8 cm dan diameter tangki 29,8 cm serta panjang pipa 63
cm dengan rata rata waktu pengosongan tangki sebesar 313,36 detik, sedangkan
untuk rata rata pada perhitungan teori didapatkan hasil 0,055051 detik, hal ini
disebabkan oleh diameter pipa yang kecil dan panjang pipa yang panjang. Apabila
dilihat pada tabel rata rata factor koreksi () pada tangki I memiliki factor koreksi ()
rata rata 0,571291, tangki II 3,315 dan tangki III 3.843445
Pada larutan garam yang paling lambat yaitu tangki III juga yang mempunyai
diameter pipa 0,8 cm dengan panjang pipa 63 cm dan diameter tangki 29.8 cm
dengan jumlah waktu rata-rata pengosongan 69,8 detik,, sedangkan untuk jumlah
pada perhitungan teori didapatkan hasil 21,2297 detik , hal ini disebabkan oleh
diameter pipa yang kecil dan panjang pipa yang panjang. Dan yang paling cepat
adalah tangki I, yang mempunyai diameter pipa 1,7 cm dan diameter tangki 29,8 cm
serta panjang pipa 42 cm dengan rata rata waktu pengosongan tangki sebesar 3,276
detik, sedangkan untuk rata rata pada perhitungan teori didapatkan hasil 1,3096
detik, hal ini disebabkan oleh diameter pipa yang besar. Apabila dilihat rata rata
factor koreksi () pada tangki I memiliki factor koreksi () rata rata 2,7947 , tangki II
3.97618 dan tangki III 3,22016.
Pada grafik air suling dapat dilihat bahwa nilai bilangan Reynold (NRe)
terhadap factor koreksi (), memiliki grafik yang relatif menurun. Dan pada larutan
garam bilangan Reynold (NRe) terhadap factor koreksi () juga relative menurun.
Faktor koreksi yang baik ialah faktor koreksi yang mendekati satu (1),dimana t
waktu teori dan t waktu percobaan sebanding.
Jika kita perhatikan line atau garis pada grafik Hvs. dapat dilihat bahwa
interval penurunan tinggi cairan (H) terhadap factor koreksi () konstan tetapi ada
beberapa tangki yang grafik tidak konstan baik dari bahan air suling maupun larutan
garam. Grafik pada Nre terhadap factor koreksi () terlihat adanya penurunan
walaupun ada beberapa tangki tidak mengalaminya.
BAB V
V. 1. Kesimpulan
1. Diameter pipa mempengaruhi dalam waktu dan volume yang dibutuhkan
untuk pengosongan tangki.
2. Semakin besar diameter pipa aliran fluida maka semakin cepat waktu yang
diperlukan untuk pengosongan tangki.
3. Aliran yang terjadi pada percobaan semua turbulen keculai saat larutan pada
tangki 2 nilai Re 1593 2294.
4. Hubungan antara diameter pipa dengan menghitung faktor koreksi adalah
dapat menyimpulkan bahwa semakin besar diameter pipa maka semakin besar
nilai faktor koreksi nya. Semakin panjang pipa semakin lama waktu yang di
butuhkan fluida untuk mengalir sehingga faktor koreksinya semakin besar.
5. Semakin besar viskositas bahan fluida maka semakin kecil kecepatan aliran
yang berdampak ke semakin kecilnya faktor koreksi.
V. 2. Saran
1. Ketika membuka keran tangki, diharapkan konsisten karena dapat
mempengaruhi laju alir pada percobaan.
2. Ketika membuat larutan garam, jangan membuatnya di dalam tangki
percobaan. Sebaiknya dibuat sebelum dimasukan ke dalam tangki percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX
(0,99 2,85)
= x 0,008
(0,98 1,93)
= 0,0119 / .
A. Bahan Air
t = 1,1 s
Dt = 29,8 cm
Dp = 1,4 cm
Lpipa = 42 cm
1. Volume
= 2 (H1 H2)
= (3,14)(0,85^2) (23-22,3) =487,98 cm3