PENDAHULUAN
1
tanah atau tebing sungai. Jika batuan penyusun tebing sungai tidak kompak maka
pengikisan tanah sangat mudah terjadi. Oleh karena itu perlu adanya usaha perlindungan
tebing sungai agar tidak tejadi pendangkalan akibat gerusan oleh air terhadap tebing
sungai seperti riprap, bronjong, dinding beton dan sebagainya.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa usaha dalam menjaga sungai akibat
gerusan oleh air dan bangunan penarah arus serta pengendali sedimen.
1. Apa saja tipe-tipe struktur perlindungan tebing akibat gerusan oleh air?
1.3. Tujuan
2. Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe bangunan pengarah arus beserta fungsinya
2
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Riprap Batu
33 3
Gambaran umum
Melindungi bagian tebing dengan lapisan batu dengan membentuk
kemiringan alami tebing
Tujuan:
Melindungi tebing sungai dari gaya erosi air
Penggunaan
Pada sungai kecil hingga sedang dan pada semua tipe karakter sungai
umumnya digunakan pada sungai dengan kecepatan air melebihi 2 m/s
atau pada tebing dimana perlindungan dengan tanaman saja tidak cukup.
Pada sungai dengan muka air yang berfluktuasi.
Pada sungai yang tererosi secara aktif, umumnya pada sungai yang tidak
lurus atau pada tempat yang diperlukan penurunan energi air.
4
Tujuan:
Melindungi lereng tebing sungai dimana terdapat permasalahan
penggerusan dan penggerowongan.
Penggunaan :
Melapisi dinding tebing sungai.
Pada sungai dari ukuran sedang hingga besar dan pada semua jenis
karakter sungai.
c. Campuran Semen-Tanah
5
lebih banyak semen seperti pada 100% butiran tanah yang tidak lolos pada
saringan no.200.
d. Kantong
Gambar 2.6. Dinding penahan dari beton Gambar 2.7. Dinding penahan dari beton
6
Gambaran umum :
Perkerasan dengan beton merupakan perkuatan lereng dengan beton yang
dicorkan langsung pada lereng sungai yang telah disiapkan tulangannya. Dan petakan-
petakan ini dibatasi dengan beton bertulang.
Tujuan :
Melindungi tebing sungai secara permanen dari gaya erosi air
Penggunaan :
Melapisi dinding tebing sungai.
Pada sungai dengan kecepatan aliran rendah hingga tinggi.
f. A-Jack
Gambar 2.8. A-Jack Kombinasi Tanaman Gambar 2.9. A-Jack Kombinasi Riprap
Gambaran umum :
Beton berbentuk yang berbentuk A-jack yang diletakan pada kaki tebing.
Tujuan :
Melindungi tebing dari gaya erosi oleh aliran air.
Menstabilkan tanah sepanjang tebing sungai.
Penggunaan :
Sepanjang kaki tebing yang tererosi
Pada sungai dengan kecepatan aliran rendah hingga tinggi.
Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang dibangun pada sungai
dan berfungsi untuk mengatur aliran air agar tetap stabil dan sebagai pengendalian
banjir.
7
a. Krib (spurs)
Banguan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah guna mengatur
arus sungai. Funsi utama krib adalah:
1. Mengatur arah arus sungai
2. Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai, mempercepat
sedimentasi, dan menjamin keamanan tanggul / tebing terhadap gerusan.
3. Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai.
4. Mengkonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan.
Krib secara garis besar terbagi menjadi 4 tipe konstruksi, antara lain sebagai
berikut :
1) Krib Permeabel
Pada tipe permeabel air dapat mengalir melalui krib. Krib permeabel
tersebut melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam
energi yang terkandung dalam aliran sepanjang tebing sungai dan bersamaan
dengan itu mengendapkan sedimen yang terkandung dalam aliran tersebut.
2) Krib Impermeabel
Krib tipe impermeabel disebut pula krib padat, air sungai tidak dapat
mengalir melalui tubuh krib. Krib tipe ini dipergunakan untuk membelokan arah
arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di depan
ujung krib tersebut atau bagian di sebelah hilirnya. Krib impermeabel dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu jenis yang terbenam dan jenis tidak terbenam.
Krib tipe impermeabel disebut pula krib padat, air sungai tidak dapat
mengalir melalui tubuh krib. Krib tipe ini dipergunakan untuk membelokan arah
arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di depan
ujung krib tersebut atau bagian di sebelah hilirnya. Krib impermeabel dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu jenis yang terbenam dan jenis tidak terbenam.
3) Krib Semi Permeabel
Krib semi permeabel ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeabel dan
krib padat. Biasanya bagian yang padat terletak di sebelah bawah dan berfungsi
sebagai pondasi, sedang bagian atasnya merupakan konstruksi yang permeabel
disesuaikan dengan fungsi dan kondisi setempat. Tujuan dari krib semi
permeabel adalah agar dapat diperoleh efek positif dari kedua tipe krib di atas,
yaitu di satu pihak lebih meningkatkan kemampuan pengaturan arus sungai dan
8
dipihak lain meningkatkan stabilitas krib tersebut dengan penempatan
sedemikian rupa, sehingga dapat dibatasi bahkan dapat mencegah gerusan
yang terlalu dalam.
Usaha untuk memperlambat proses sedimentasi adalah dengan mengadakan pekerjaan teknik
sipil untuk mengendalikan gerakannya menuju bagian sungai di sebelah hilir. Pekerjaan teknik
sipil tersebut berupa pembangunan bendung penahan (check dam), kantong lahar, bendung
pengatur (sabo dam), bendung konsolidasi serta pekerjaan normalisasi alur sungai dan
pengendalian erosi di lereng-lereng pegunungan.
a. Bendung Penahan (check dam)
Bendung-bendung penahan dibangun di sebelah hulu yang berfungsi
memperlambat gerakan dan berangsur-angsur mengurangi volume banjir lahar.
Untuk menghadapi gaya-gaya yang terdapat pada banjir lahar maka diperlukan
bendung penahan yang cukup kuat. Selain itu untuk menampung benturan batu-batu
besar, maka mercu dan sayap bendung harus dibuat dari beton atau pasangan yang
9
cukup tebal dan dianjurkan sama dengan diameter maksimum batu-batu yang
diperkirakan akan melintasi. Sangat sering runtuhnya bendung penahan disebabkan
adanya kelemahan pada sambungan konstruksinya, oleh sebab ini sambungan-
sambungan harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Walaupun terdapat sedikit perbedaan perilaku gerakan sedimen, tetapi metode
pembuatan desain untuk pengendaliannya hampir sama, kecuali perbedaan pada
konstruksi sayap mercu serta ukuran pelimpah dan bahan tubuh bendung. Untuk
bendung pengendali gerakan sedimen secara fluvial yang bahannya berbutir halus,
mercunya dapat dibuat lebih tipis. Bahan untuk tubuh beton selain beton dan
pasangan batu dapat juga dari kayu, bronjong kawat, atau tumpukan batu. Sedangkan
untuk bendung penahan gerakan massa biasanya digunakan beton dan pasangan batu.
Tipe bendung yang dipakai adalah tipe gravitasi yang lebih rendah dari 15 m.
10
menetapkan jumlah sub-dam yang diperlukan, agar dapat dihindarkan terjadinya
keruntuhan bendung-bendung secara beruntun. Penentuan tempat kedudukan
bendung, biasanya didasarkan pada tujuan pembangunannya sebagaimana tertera di
bawah ini:
11
Gambar 2.12. Bendung Pengatur (sabo dam)
c. Bendung Konsolidasi
Peningkatan agradasi dasar sungai di daerah kipas pengendapan dapat
dikendalikan dan dengan demikian alur sungai di daerah ini tidak mudah
berpindah-pindah. Guna lebih memantapkan serta mencegah terjadinya
degradasi alur sungai di daerah kipas pengendapan ini, maka dibangun
bendung-bendung konsolidasi (consolidation dam). Jadi bendung konsolidasi
tidak berfungsi untuk menahan atau menampung sedimen yang berlebihan.
Apabila elevasi dasar sungai telah dimanfaatkan oleh adanya bendung-
bendung konsolidasi, maka degradasi dasar sungai yang diakibatkan oleh
gerusan dapat dicegah. Dengan demikian dapat dicegah pula keruntuhan
bangunan perkuatan lereng yang ada pada bagian sungai tersebut. Selanjutnya
bendung-bendung konsolidasi dapat pula mengekang pergeseran alur sungai
dan dapat mencegah terjadinya gosong pasir. Tempat kedudukan bendung
konsolidasi ditentukan berdasarkan tujuan pembuatannya dengan persyaratan
sebagai berikut:
12
2) Apabila terdapat anak sungai, mesti dipertimbangkan penempatan
bendung-bendung konsolidasi pada lokasi yang terletak di sebelah hilir
muara anak sungai tersebut.
d. Kantong Lahar
Bahan-bahan endapan hasil letusan gunung berapi atau hasil pelapukan
batuan lapisan atas permukaan tanah yang oleh pengaruh air hujan bergerak
turun dari lereng-lereng gunung berapi atau pegunungan memasuki bagian
hulu alur sungai arus deras. Oleh aliran air sungai arus deras ini bahan-bahan
endapan ini bergerak turun baik secara massa maupun secara fluvial dengan
konsentrasi yang tinggi memasuki bagian sungai di sebelah hilirnya.
13
pada deretan bendung penahan, sedangkan kantong-kantong lahar diharapkan
dapat berfungsi menahan dan menampung bahan-bahan berbutir lebih halus
(pasir dan kerikil), Dengan demikian suplai sedimen ke bagian hilirnya akan
dapat dikurangi, hingga pada tingkat yang seimbang dengan kemampuan daya
angkut aliran sungai sampai muaranya.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Perkuatan lereng/Revetments merupakan struktur perkuatan yang ditempatkan di
tebing sungai untuk menyerap energi air yang masuk guna melindungi suatu tebing alur
sungai atau permukaan lereng tanggul terhadap erosi dan limpasan gelombang
(overtopping) ke darat dan secara kesuluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur
sungai atau tubuh tanggul yang dilindungi. Sedangkan bangunan pengarah arus serta
pengendali sedimen berfungsi mencegah terjadinya penggerusan dasar yang
membahayakan stabilitas saluran drainase.
jika tebing sungai tidak di lindungi dengan perkuatan-perkuatan seperti penjelasan
di atas, maka bisa menyebabkan erosi atau pengikisan tebing dan membentuk sedimen
sehingga terjadinya pendangkalan serta meluapnya air pada intensitas hujan yang besar.
Pembangunan strutur-struktur bangunan perkuatan tebing biasanya di bangun pada
daerah tikungan sungai, karena pada daerah tersebut merupakan daerah yang mengalami
pergesekan yang besar antara arus air dengan tebing sungai.
Dalam mendesain bangunan perlindungan tersebut, diperlukan data hidrologi seperti
debit rencana yang digunakan sebagai acuan untuk memperoleh dimensi bangunan yang
akan dibuat.
15 15