Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN KADAR BORAKS


PADA MIE BASAH YANG BEREDAR DIBEBERAPA
PASAR DI KOTA PADANG
Asterina, Elmatris, Endrinaldi

Staf Bagian Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


E-mail : majalahkedokteranandalas@gmail.com

Abstrak
Dewasa ini penggunaan bahan tambah makanan yang terlarang masih sering
ditemukan, bahkan semakin meningkat terutama pada pengusaha pangan yang
umumnya dihasilkan oleh industri kecil atau rumah tangga. Hal ini harus diwaspadai
bersama baik oleh produsen maupun konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menetapkan kadar boraks pada mie basah yang beredar di
beberapa pasar di kota Padang yang dilakukan dilaboratorium Kesehatan Padang dari
bulan Maret sampai bulan September 2006. Desain penelitian adalah deskriptif,
sampel diambil dari produsen mie yang berbeda secara total sampling, ditemukan
sebanyak 10 produsen yang dianalisis dengan metode titrsasi alkalimetri. Hasil
penelitian menunjukkan 50% dari mie basah yang dianalisis dijumpai mengandung
boraks, dengan kadar masing-masing 384,805 ppm, 394,79 ppm, 478,55 ppm, 484,87
ppm, dan 557,14 ppm. Rata-rata kadar boraks yang ditemukan adalah 460,031
71,249 ppm. Dapat disimpulkan masih ada produsen yang menggunakan boraks pada
mie basah yang beredar di pasar kota Padang.

Kata kunci : boraks, mie basah, alkalimetri

Abstract
The currently the use of the forbidden foods are often found, in particularly in
food company which is generally produced by small industri or households was
increasing. This should be alert with both the producens and custamers.
This reseach is animed to identify and defined the borax level in wet noodles spread
in some market in Padang city which performed in the health of laboratory in Padang
from March until September 2006. The study design is descriptive. Sample taken
from the different noodles producers by totally sampling, was found 10 producers
analyzed by titration alkalimetric method. The result suggest 50% of wet noodles
analyzed, was found 384.805 ppm; 394.79 ppm; 478.55 ppm; 484.87 ppm; and 557.14
ppm respectively. The average of borax level found are 460.031 71.249 ppm. Could
be concluded that remain the producers using borax at wet noodles at some market in
Padang.

Keywords: borax,wet noodles, alkalimetry

174
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.32. Juli - Desember 2008 175

PENDAHULUAN pembangunan gizi nasional merupakan


Peningkatan kualitas hidup manusia bagian integral dari pada kebijakan
tidak hanya melalui peningkatan pangan nasional, termasuk penggunaan
pendidikan dan ilmu pengetahuan, tetapi bahan tambahan makanan.(4-6)
juga ditentukan oleh kualitas pangannya. Selama ini Departemen
UU no. 7 tahun 1996 menyatakan bahwa Kesehatan (DepKes) telah bekerja keras
kualitas pangan yang dikomsumsi harus untuk memasyarakatkan penggunaan
memenuhi beberapa kriteria, diantaranya BTM yang diizinkan dalam proses
adalah aman, bergizi, bermutu dan dapat produksi makanan dan minuman. Hal ini
terjangkau oleh daya beli masyarakat. tertuang dalam peraturan Menteri
Aman yang dimaksud mencakup bebas Kesehatan dengan acuan UU No.23/1992
dari pencemaran biologis, mikrobiologi, tentang kesehatan yang menekankan
logam berat dan pencemaran lain yang aspek keamanan, sedangkan UU
dapat mengganggu, merugikan dan No.7/1992 tentang pangan, selain menga-
membahayakan kesehatan manusia.(1-3) tur aspek keamanan mutu dan gizi, juga
Makanan yang baik bagi manusia mendorong terciptanya perdagangan yang
adalah yang memenuhi kandungan, jujur dan bertanggung jawab serta
persyaratan kesehatan dan kebersihan. Di terwujudnya tingkat kecukupan pangan
Indonesia pada umumnya setiap makanan yang terjangkau sesuai kebutuhan
dapat dengan leluasa beredar dan dijual masyarakat. Salah satu masalah keama-
tanpa harus terlebih dahulu melalui nan pangan yang masih memerlukan
control kualitas dan control kesehatan. pemecahan adalah penggunaan BTM
Lebih dari 70% makanan yang beredar pada industri pengolahan pangan, maupun
dan dijual dihasilkan oleh produsen yang dalam pembuatan berbagai pangan
masih tradisional dalam proses produksi- jajanan yang umumnya dihasilkan oleh
nya dan masih jauh dari memenuhi industri kecil atau rumah tangga.
persyaratan kesehatan dan keselamatan. Penggunaan BTM yang tidak memenuhi
Beberapa produsen tidak memenuhi syarat jelas-jelas dilarang, seperti pewar-
persyaratan sama sekali. Masalah yang na, pemanis dan pengawet, larangan juga
sering kita hadapi dari waktu ke waktu termasuk dosis yang melampaui batas
adalah masalah dibidang keselamatan, maksimum yang telah ditentukan.
yaitu keracunan makanan. Dewasa ini, penggunaan BTM yang
Salah satu penyebab keracunan terlarang masih dilakukan, bahkan
makanan dapat terjadi karena bahan tampaknya akan semakian tinggi jika
tambahan makanan. Penggunaan Bahan mengambil segmen pengusaha pangan
Makanan Tambahan (BTM) dalam proses jajanan, produknya justru banyak sekali
produksi perlu diwaspadai bersama, baik dikonsumsi masyarakat luas, termasuk
oleh produsen maupun konsumen. remaja dan anak-anak.(7,8)
Dampak penggunaannya dapat berakibat Mie basah merupakan pangan
positif maupun negatif bagi masyarakat. yang digemari oleh masyarakat. Popu-
Penyimpangan dalam pemakaiannya akan lernya makanan ini tidak terbatas pada
membahayakan kita bersama, khususnya enak rasanya, tetapi juga dapat diolah
generasi muda sebagai penerus bangsa. menjadi berbagai bentuk masakan yang
Dibidang pangan kita memerlukan murah harganya. Umumnya mie basah
sesuatu yang lebih baik untuk masa yang diproduksi oleh industri rumah tangga
akan datang, yaitu pangan yang aman yang tidak mudah mengontrol kualitas
untuk dikonsumsi lebih bermutu, bergizi produksinya dan bahan bakunya.
dan lebih mampu bersaing dalam pasar Berdasarkan kadar airnya mie basah
global. Kebijakan keamanan pangan dan paling cepat mengalami kerusakan atau
Asterina, Identifikasi dan Penentuan Kadar Boraks pada Mie Basah yang 176
Beredar Dibeberapa Pasar di Kota Padang

busuk, oleh sebab itu banyak produsen Perumusan Masalah


mencampurkan bahan pengawet, dan Mie merupakan makanan yang
bahan yang biasa digunakan adalah popular, umumnya masyarakat mengkom-
boraks. Penggunaan boraks untuk penga- sumsi mie sebagai jajanan, baik di
wet bahan makanan dapat menyebabkan sekolah, di rumah, di kantor dan di pasar.
mual, muntah-muntah, diare, kejang Mie basah dibuat dari tepung terigu dan
perut, demam, pusing dll. Bagi yang diberi BTM untuk menambah cita rasa
mengkomsumsinya dan untuk jangka agar enak dimakan. Bedasarkan kadar
panjang dapat menyebabkan penyakit airnya mie basah paling cepat mengalami
kanker, sebab zat pengawet sulit kerusakan atau busuk, karena itu banyak
diuraikan oleh tubuh.(7,8,11-13) produsen menambahkan pengawet, dan
Larangan penggunaan boraks yang biasa ditambahkan adalah boraks.
telah diberlakukan di Thailand sejak Senyawa ini sangat berbahaya bagi
tahun 1977, di Indonesia tahun 1979 dan kesehatan. Berdasarkan hal diatas timbul
di Malaysia 1984. Di Malaysia dilaporkan permasalahan apakah mie basah yang
terjadi kasus kematian 14 anak yang dijual di beberapa pasar di Padang
diduga mengkomsumsim mie, di mengandung boraks? dan berapa
Indonesia belum ada kasus kematian kadarnya?.
karena boraks. YLKI melalui warta
konsumen pada tahun 1991 melaporkan Tujuan Penelitian
bahwa 86,49% mie basah yang diambil Untuk mengidentifikasi dan
sebagai contoh berasal dari Jakarta, menetapkan kadar boraks pada mie basah
Yokyakarta, Semarang dan Surabaya yang dijual di beberapa pasar di kota
mengandung boraks, sedangkan pada mie Padang.
kering tidak mengandung boraks. Balai
Pemeriksaan Obat Mataram pada tahun Manfaat Penelitian
2004 menemukan sejumlah produk Dengan penelitian ini diharapkan
makanan dicampur bahan kimia, seperti memberi masukan bagi instansi yang
formalin (pengawet mayat), boraks terkait dan membantu pemerintah untuk
(bahan untuk industri logan) dan mengontrol mie basah.
rhodamin (zat pewarna, makanan olahan
tersebut diantaranya mie basah, bakso dan METODE PENELITIAN
tahu). Di Pontianak pada tahun 2004, Penelitian ini bersifat deskriptif,
pihak BPOM menemukan 6 produsen mie dilakukan di laboratorium Kesehatan
terbukti menggunakan bahan boraks. Padang dari bulan Maret sampai bulan
BPPOM Provinsi Jawa Barat pertengahan September 2006.
Desember 2003 positif menemukan BTM
yang dilarang pada beberapa makanan Populasi, Besar Sampel Dan Tekhnik
dan minuman, yaitu mie, bakso, tahu dll. Pengambilan Produsen
Survey awal yang dilakukan pada mie Populasi pada penelitian ini adalah semua
yang dijual di beberapa pasar di kota produsen mie basah yang beredar
Padang diduga mengandung boraks. dibeberapa pasar di kota Padang. Semua
Berdasarkan hal diatas perlu dilakukan populasi diambil sebagai sampel yang
identifikasi dan penetapan kadar boraks berasal dari produsen yang berbeda,
pada mie basah yang di jual di beberapa secara total sampling, ditemukan
pasar di kota Padang.(11-13) sebanyak 10 produsen.
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.32. Juli - Desember 2008 177

Prosedur dan Cara Kerja 7 P7 478.55


Identifikasi boraks dilakukan secara 8 P8 384.805
kualitatif, sedangkan penetapan kadar 9 P9 -
boraks dilakukan dengan metoda 10 P10 -
alkalimetri, rumus : X = 460,031 71,249

Kadar boraks = Pada tabel 2 dapat dilihat kadar boraks


mlNaOH 0,2 Nx12,4 x1000 tertinggi 557,14 ppm dan terendah
p.p.m
BeratConto h( g ) 384,805 ppm

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan


Hasil Sebanyak 50% dari produsen yang
Dari Penelitian yang dilakukan terhadap dijumpai masih menggunakan boraks.
10 produsen mie basah didapatkan hasil Kelima produsen mie basah yang
seperti tabel berikut : menggunakan boraks telah melanggar
peraturan yang dikeluarkan oleh
Tabel 1. Identifikasi Boraks pada Mie Departemen Kesehatan, dimana senyawa
Basah yang Beredar ini tidak boleh dijadikan sebagai Bahan
di Beberapa Pasar di Kota Tambahan Makanan. Mie basah adalah
Padang fresh food yang harus habis sehari,
sehingga tidak perlu ditambahkan
Senyawa pengawet. Dampak penggunaannya dapat
No Produsen berakibat positif maupun negative bagi
Boraks
1 P1 - masyarakat. Penyimpangan dalam pema-
2 P2 - kaiannya akan membahayakan kita
3 P3 - bersama, khususnya generasi muda
4 P4 + sebagai penerus pembangunan bangsa.
5 P5 + Dibidang pangan kita memerlukan
6 P6 + sesuatu yang lebih baik untuk masa yang
7 P7 + akan datang, yaitu pangan yang aman
8 P8 + untuk dikomsumsi, lebih bermutu, bergizi
9 P9 - dan lebih mampu bersaing dalam pasar
global. Selama ini Departemen Kesehatan
10 P10 -
(DepKes) telah bekerja keras untuk
Pada tabel 1 dapat dilihat 50% dari memasyarakatkan penggunaan BTM yang
produsen masih menggunakan boraks. diizinkan dalam proses produksi makanan
dan minuman. Hal ini tertuang dalam
Tabel 2. Penetapan Kadar Boraks pada peraturan Menteri Kesehatan dengan
Mie Basah yang Beredar di acuan UU No.23/1992 tentang kesehatan
Beberapa Pasar di Kota Padang yang menekankan aspek keamanan.UU
No.7/1996 tentang pangan, selain
Senyawa mengatur aspek keamanan mutu dan gizi
No Produsen
Boraks juga mendorong terciptanya pedagang
1 P1 - yang jujur dan bertanggung jawab serta
2 P2 - terwujudnya tingkat kecukupan pangan
3 P3 - yang terjangkau sesuai kebutuhan
4 P4 394.79 masyarakat.(1-3,11-13)
5 P5 484.87 Di Malaysia juga dilaporkan telah
6 P6 557.14 terjadi kasus kematian 14 anak yang
Asterina, Identifikasi dan Penentuan Kadar Boraks pada Mie Basah yang 178
Beredar Dibeberapa Pasar di Kota Padang

diduga mengkonsumsi mie, di Indonesia 1. Separuh dari mie basah yang berasal
belum ada kasus kematian karena boraks. dari produsen berbeda didapatkan
YLKI melalui warta konsumen pada mengandung boraks.
tahun 1991 melaporkan bahwa 86.49% 2. Kadar boraks yang tertinggi berasal
mie basah yang diambil sebagai contoh dari mie basah yang dijual dipasar
berasal dari Jakarta, Yokyakarta. Raya Padang yaitu 557,14 ppm dan
Semarang dan Surabaya mengandung yang terendah berasal dari pasar Alai
boraks, sedangkan pada mie kering tidak Padang yaitu 384,805 ppm
mengandung boraks. Balai Pemeriksaan 3. Kadar rata-rata boraks pada mie basah
Obat dan Makanan (BPOM) Mataram yang berasal dari produsen berbeda
pada tahun 2004 menemukan sejumlah adalah 460,031 71,249 ppm
produk makanan dicampur bahan kimia,
seperti formalin (pengawet mayat), Saran
boraks (bahan untuk industri logam) dan 1. Diharapkan produsen menggunakan
rhodamin (zat pewarna). Makanan olahan pengawet dari ekstrak bahan alami,
tersebut diantaranya mie basah, bakso dan sehingga tidak berbahaya bagi
tahu). Di Pontianak pada tahun 2004, kesehatan masyarakat.
pihak BPOM menemukan 6 produsen mie 2. Departemen Kesehatan memberikan
terbukti menggunakan bahan boraks.(2,3,11- penyuluhan secara berkesinambungan
13)
kepada produsen makanan yang
Tujuan UU untuk melindungi banyak menggunakan bahan
kepentingan masyarakat terhadap berbahaya tersebut
penggunaan bahan tambahan makanan 3. Produsen yang melanggar peraturan
yang dapat membahayakan kesehatan. pemerintah dikenakan sanksi sesuai
Untuk menghasilkan produk-produk dengan peraturan yang berlaku.
makanan sehat yang bermutu harus
menggunakan beberapa jenis BTM yang KEPUSTAKAAN
aman dikomsumsi dan telah diizinkan 1. Departemen Kesehatan RI,Peraturan
DepKes. Tujuan penggunaan BTM untuk Menteri Kesehatan RI No.
mendapatkan mutu produk yang optimal, 722/MenKes/Per/IX/1988, Tentang
dalam hal ini tentu tidak tidak terlepas Bahan Tambahan Makanan,
dari aspek-aspek pemilihan atau Departemen Kesehatan RI, Jakarta,
1989.
penetapan, pembelian, aplikasi, cara
mendapatkannya, ketersediaan dan 2. Winarno,F.G dan Titi Sulistyowati,
peraturan pemerintah mengenai bahan Bahan Tambahan Untuk Makanan
tambahan makanan.(1-4,11-13) dan Kontaminasi, Pustaka Sinar
Adanya produsen yang tidak Harapan, Jakarta,1992,101-08
mengandung boraks kemungkinan
produsen takut menanggung akibat yang 3. -------------------,Bahan Tambahan
akan terjadi pada masyarakat atau mie Pangan,Direktorat Survelan Dan
yang dijual cepat habis, sehingga tidak Penyuluhan Keamanan
perlu ditambahkan bahan pengawet. Pangan Deputi Bidang Pengawasan
Keamanan Pangan Dan Bahan
Berbahaya Badan Pengawas Obat
KESIMPULAN DAN SARAN Dan Makanan, 2003, 18, 19
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 4. Sartono, Racun dan Keracunan,
kesimpulan sebagai berikut : Widya Medika, Jakarta, 2002, hal 70-
82
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.32. Juli - Desember 2008 179

5. Publication Division Food and 11. Inilah ciri-ciri 4 zat berbahaya pada
Agricultural Organization Of the makanan, ww.herbalitas.com/inilah-
United Nation. Additives ciri-ciri-4-zat-berbahaya-pada-
Contaminants Techniques, Roma, makanan; di download pada 10
1980, 27. Febuari 2005.

6. Health and Walfare Canada, Food 12. Kimia didalam makan dan diseputar
Additives, Health Protection kita;
Branch, Ottawa, 1988. http://ligagame.com/lg_smf/index.ph
p?topic=51852.20;wap2. di download
7. Institute of Food Technologists,A pada 10 Febuari 2005.
Scientific Status Summary by The
Expert, Panel And Food Safiety and 13. Pendidikan alternatif: mewaspadai
Nutrition, 1988, Food makanan yang mengandung bahan
Biotechnology Food Technology, pengawet;
133-143. http://mediadidik.blogspot.com/2005/
02/mewaspadai-makanan-yang-
8. Swedish National Food mengandung-bahan-pengawet. di
Administration, Swedish Fod download pada 10 Febuari 2005.
Regulation Food Additives,
Swedish National Food 14. Mie basah di Yogya pakai formalin
Administration, Sweden, 1985 bisa menyebabkan kanker dan
kerusakkan hati; http://ekape.multiply
9. Bressani,R.,J.E. Braham dan L.G. .com/journal/item/35/mi_basah_di_y
Elias.1970.Human Nutrition and ogya_pakai_formalin. diunduh pada
Gossipol. Food and Nutrtion Bulletin. 15 Januari 2008.
2(4) : 24-32.

10. Standar Nasional Indonesia (SNI),


Penentuan Kadar Boraks Dalam
Makanan, 01-2358-1991.

Anda mungkin juga menyukai