Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ILMU BAHAN
POLIMER

DIBUAT OLEH :
AGUNG PERMANA (2013310015)

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


TEKNIK PERKAPALAN
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2014-05-30

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat


rahmat dan hidayahnya yang telah dilimpahkn-Nya kepada
kami sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Polimer yang
saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini memuat tentang Pengenalan Polimer yang memiliki
peran penting bagi manusia. Walaupun makalah ini mungkin kurang
sempurna tapi jugamemiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan.Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.

Jakarta, Mei 2014

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 4
B. TUJUAN 5

BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN POLIMER 6
B. KLASIFIKASI POLIMER 10
C. PENGGOLONGAN POLIMER 11
D. SIFAT POLIMER 15
E. KEGUNAAN DAN DAMPAK POLIMER TERHADAP LINGKUNGAN 16

BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN 17
B. SARAN 17

3|Page
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seringkali kita mendengarnya, namun mungkin belum tahu apa yang dimaksud secara
mendetail mengenai polimer. Kadang bayangan kita, polimer identik dengan plastik.
Polimer adalah sebuah molekul panjang yang mengandung rantai-rantai atom yang
dipadukan melalui ikatan kovalen yang terbentuk melalui proses polimerisasi. Pada
umumnya polimer dikenal sebagai materi yang bersifat non-konduktif atau isolator.
Kemajuan dalam riset polimer telah menemukan berbagai polimer yang bersifat
konduktif maupun semikonduktif.
Salah satu cara untuk membuat polimer menjadi konduktif adalah dengan
menambahkan karbon aktif sebagai dopping sehingga terbentuk bahan komposit
polimer-karbon. Komposit polimer-karbon yang terbentuk mempunyai karakteristik
resistansi yang berubah apabila terkena gas karena mampu mengikat molekul-molekul
gas yang dideteksinya sehingga mempengaruhi sifat konduktifitasnya. Karena sifat
inilah komposit polimer bisa dijadikan sebagai bahan sensor gas. Sifat konduktifitas dari
komposit polimerkarbon ini dipengaruhi oleh dari beberapa faktor, yaitu; jenis gas yang
dideteksi, volume gas, suhu dan kelembaban.
Untuk mengetahui karakteristik resistansi dari komposit polimer-karbon, telah dibuat
sensor polimer dari 6 jenis bahan, yaitu; PEG6000, PEG20M, PEG200, PEG1540,
Silikon dan Squelene untuk diuji karakteristik resistansinya. Sensor komposite polimer
yang telah dibuat akan diuji dengan beberapa jenis gas, yaitu; Aseton, Aseton Nitril,
Benzena, Etanol, Metanol, Etil Aseton, Kloroform, n-Hexan dan Toluena. Pengujian ini
meliputi selektifitas (pengaruh jenis gas), sensitifitas (pengaruh volume gas), pengaruh
suhu dan pengaruh kelembaban.
Salah satu pengembangan bahan polimer pada saat ini adalah komposit polimer-
karbon. Komposit polimer-karbon merupakan bahan polimer yang didoping dengan
bahan karbon aktif sehingga polimer tersebut bisa bersifat konduktor. Karena sifat
konduktor inilah menjadikan komposit polimer-karbon suatu zat yang berbeda dengan
polimer pada umumnya dan bisa digunakan sebagai sensor gas dengan perubahan
resistansinya apabila terkena gas. Komposit polimer-karbon yang dipakai sebagai bahan
sensor ini mempunyai karakteristik konduktifitas yang berbeda-beda tergantung dari
jenis polimer yang dipakai. Karakteristik konduktifitas dari komposit polimer-karbon ini
terdiri dari karakteristik sensitifitas dan selektifitas. Karakteristik sensitifitas adalah sifat
konduktifitas dari komposit polimer-karbon dalam pengaruhnya terhadap volume gas
yang dideteksinya, sedangkan karakteristik selektifitas adalah sifat konduktifitas dari
komposit polimer-karbon dalam pengaruhnya terhadap jenis gas yang dideteksinya.
Untuk mengetahui karakteristik resistansi dari komposit polimer-karbon, dalam
penelitian ini telah dibuat sensor polimer yang dapat digunakan sebagai sensor gas.
Sensor polimer yang akan dibuat terdiri dari 6 jenis, yaitu; Poli Etelin Glikol (PEG)
6000, PEG 1540, PEG 20M, PEG 200, silikon, dan squalane. Sebagai sample gas
digunakan 9 jenis gas, yaitu; aseton, aseton nitril, benzena, etanol, metanol, etil aseton,
kloroform, n-hexan dan toluena. Pengujian yang telah dilakukan adalah menguji nilai
resistansi dari komposit polimer-karbon dalam pengaruhnya terhadap jenis gas yang

4|Page
dideteksi (karakteristik selektifitas), volume gas yang diinjeksikan (karakteristik
sensitifitas) dan pengaruh kondisi lingkungan yaitu suhu dan kelembaban.
B. TUJUAN
Mengetahui definisi polimer
Mengetahui penggolongan polimer
Mengetahui sifat-sifat polimer
Mengetahui kegunaan dan dampak polimer dalam kehidupan sehar-hari

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN POLIMER

Polimer merupakan senyawa-senyawa yang tersusun dari molekul sangat besar


yang terbentuk oleh penggabungan berulang dari banyak molekul kecil. Molekul yang
kecil disebut monomer, dapat terdiri dari satu jenis maupun beberapa jenis. Polimer
adalah sebuah molekul panjang yang mengandung rantairantai atom yang dipadukan
melalui ikatan kovalen yang terbentuk melalui proses polimerisasi dimana molekul
monomer bereaksi bersama-sama secara kimiawi untuk membentuk suatu rantai linier
ataujaringan tiga dimensi dari rantai polimer. Polimer didefinisikan sebagai
makromolekul yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan
sederhana yang setara dengan monomer, yaitu bahan pembuat polimer. Akibatnya,
molekul-molekul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang sangat besar.
Hal inilah yang menyebabkan polimer memperlihatkan sifat sangat berbeda dari
molekulmolekul biasa meskipun susunan molekulnya sama. Pada umumnya polimer
dikenal sebagai materi yang bersifat non-konduktif atau isolator
Bahan komposit diartikan sebagai gabungan dari 2 material atau lebih yang
berbeda sifatnya dan akan membentuk sifat fisis yang baru. Komposit polimer-karbon
terbentuk dari gabungan polimer dengan karbon yang membentuk sebuah material
yang mempunyai sifat yang baru yaitu mempunyai resistansi tertentu dan nilai
resistansinya berubah apabila terkena gas.
Tidak semua polimer dapat menjadi konduktif. Hanya polimer terkonjugasi
(ikatan pada rantai berupa ikatan tunggal dan rangkap yang berposisi berselang-
seling) yang bisa menjadi konduktor. Peranan atom atau molekul doping adalah
menghasilkan cacat dalam rantai polimer tersebut (cacatstruktur). Cacat inilah yang
berperan dalam penghantaran listrik. Cacat dapat bermuatan positif, negative, atau
netral. Secara fisika kuantum, cacat berperilaku seolah-olah sebagai partikel. Cacat
dapat berpindah sepanjang rantai, sehingga menimbulkan aliran muatan. Elektron atau
hole juga dapat meloncat dari satu posisi cacat ke posisi cacat yang lain (cacat tidak
berpindah), sehingga timbul pula aliran listrik. Sensor komposit polimer-karbon
dibuat dari campuran polimer dengan karbon aktif. Sensor komposit polimer-karbon
mampu merespon rangsangan yang berasal dari berbagai senyawa kimia atau reaksi
kimia. Saat campuran dipapar dengan uap bahan kimia, maka uap bahan kimia akan
mengenai permukaan polimer dan berdifusi ke campuran bahan polimer dengan
karbon dan menyebabkan ukuran permukaan polimer bertambah luas karena adanya
efek swelling. Penggunaan komposit polimer-karbon sebagai sensor gas, akan
mengalami efek yang disebut swelling atau efek mengembang jika terkena gas. Efek
swelling atau mengembang ini sebanding lurus dengan konsentrasi gas yang
dideteksi. Dengan efek mengembang ini memungkinkan perubahan luas permukaan
komposit polimer-karbon jika terkena gas.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan. Berikut
ini beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita :

6|Page
1. Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-ahli
kimia organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk mempercepat
perolehan kebutuhan tersebut.
Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar monomer,
seperti butadiene dan stirena denganm cara kopolimerisasi.
Polibutadiena-stirena disebut juga dengan Buna atau nama dagangnya SBR (stirena-
butadiena rubber). Ada dua jenis Buna, yaitu Buna-N dan Buna-S. tidak seperti
polimer lain yang monomernya 1:1, pada Buna-N perbandingan antara 1,3-butadiena
dan stirena adalah 3:1, sedangkan Buna-S perbandingan antara 1,3-butadiena dan
stirena adalah 7:3. polimer tersebutb merupakan karet sintetis yang kuat hamper
menyamai karet alam karena resisten oksidasi dan abrasi dibandingkan karet alam.
SBR mengandung ikatan rangkap dan dapat di cross-linked kan dengan sulfur dengan
proses vulkanisasi. Saat ini Buna banyak digunakan sebagai ban mobil.
Jika karet yang divulkanisasi ini diregangkan, jembatan belerang menahan rantai-
rantai polimer sehingga tidak mudah putus, kemudian karet tersebut akan kembali
pada bentuk semula setelah meregang. Karet sintetis lain adalah neoprene yang
berasal dari monomer kloropropena, polibutadiena, dan Thiokol.

2. Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat
(selulosa), dan polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat
memiliki polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron).
Dakron atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur
dan transparan. Polimer ini juga digunakan untuk membuat sintetis dan membuat
lembaran film tipis yang dalam perdagangan disebut mylar. Mylar banyak digunakan
untuk pita rekam magnetic dan untuk membuat gelembung balon yang dimanfaatkan
dalam penelitian cuaca di atmosfer.
Nilon-66 merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi. Disebut nilon-66
karena polimernya tersususn dari enam atom C dari 1,6-heksametilena diamina dan
enam atom C dari molekul asam 1,6 heksanadioat. Nilon-66 digunakan untuk serat
kain.
3. Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini
merupakan serat sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol,
karpet, dan kaus kaki.
4. Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap
bahan kimia. Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis
tangki di pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.
5. Bakelit (Fenol Formaldehida)
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu
fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan
api. Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi,
misalnya asbak dan fiting lampu listrik.
6. Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass.
Polimetil metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat

7|Page
(H2C = CH-COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer
ini digunakan untuk jendela pesawat terbang dan lampu belakang mobil.
7. Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan
dengan daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh.
Dalam hal penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya
sekitar 72 % sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET
merupakan poliester yang dapat dicampur dengan polimer alam seperti : sutera, wol
dan katun untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah
perawatannya.
8. Plastik Polietena/Polietilena (PE)
Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan
High Density Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai kantung
plastik serta pembungkus makanan dan barang.
Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar membuat mainan anak-anak,
pipa yang kuat, tangki korek api gas, badan radio dan televisi, serta piringan hitam.
9. Polivinil Klorida (PVC)
Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga
bersifat tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik
PVC yaitu bentuk kaku dan bentuk fleksibel.
Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat konstruksi bangunan, mainan
anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam, dan beberapa komponen
mobil. Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk membuat selang
plastik dan isolasi listrik.
Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan sekitar 68 %
digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).
10. Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti
pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace
Carothers dari Du Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan
heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus
ini banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan
rumah tangga serta peralatan laboratorium.
11. Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur
protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun kadang-
kadang menimbulkan masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena
itu, wol dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak
mengerut pada saat pencucian.
12. Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak
digunakan (hamper 50 % pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun
dibuat dari serat kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang
kuat, enak dipakai, dan mudah perawatannya.
13. Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass.
Polimetil metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat
(H2C = CH-COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer
ini digunakan untuk jendela pesawat terbang dan lampu belakang mobil.

8|Page
Pemanfaatan polimer meliputi berbagai aspek kehidupan. Industri
polimer berkembang pesat selama beberapa puluh tahun terakhir ini,
bahan industri polimer dapayt dipandang sebagai industri dasar negara
industri.
Pemanfaatan polimer dalam kehidupan tergantung sifat-sifat
polimer. Bentuk-bentuk polimer yang banyak digunakan dalam kehidupan
adalah serat, elastomer, plastik, pelapis permukaan (cat) dan bahan
perekat (adhesive).

Polimer Termoplastik dan Termosetting


Polimer disebut juga dengan makromolekul merupakan molekul besar yang
dibangun dengan pengulangan oleh molekul sederhana yang disebut monomer.
Polimer (polymer) berasal dari dua kata, yaitu poly (banyak) dan meros (bagian
bagian).
Klasifikasi polimer salah satunya berdasarkan ketahanan terhadap panas (termal).
Klasifikasi polimer ini dibedakan menjadi dua, yaitu polimer termoplastik dan
polimer termoseting.
1. Polimer termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan
terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan
didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga
dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk
mendapatkan produk polimer yang baru.
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik
ini tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur
molekul linear atau bercabang. Bentuk struktur bercabang termoplastik.
Polimer termoplastik memiliki sifat sifat khusus sebagai berikut.

- Berat molekul kecil


- Tidak tahan terhadap panas.
- Jika dipanaskan akan melunak.
- Jika didinginkan akan mengeras.
- Mudah untuk diregangkan.
- Fleksibel.
- Titik leleh rendah.
- Dapat dibentuk ulang (daur ulang).
- Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.
- Memiliki struktur molekul linear/bercabang.
Contoh plastik termoplastik sebagai berikut.
- Polietilena (PE) = Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa
saluran, isolasi kawat dan kabel, kantong plastik dan jas hujan.
- Polivinilklorida (PVC) = pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis,
ubin plastik, piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol
detergen.
- Polipropena (PP) = karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi
plastik, alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan
permadani.
- Polistirena = Insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju.

9|Page
2. Polimer termoseting
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap
panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat
dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak
pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat
disambung atau diperbaiki lagi.
Plomer termoseting memiliki ikatan ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak
ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini
dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan
silang antar rantai polimer.
Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut.

Sifat polimer termoseting sebagai berikut.


- Keras dan kaku (tidak fleksibel)
- Jika dipanaskan akan mengeras.
- Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
- Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
- Jika dipanaskan akan meleleh.
- Tahan terhadap asam basa.
- Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul.
Contoh plastik termoseting :
Bakelit = asbak, fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio,
perekat plywood.

B. KLASIFIKASI POLIMER

Polimer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


1. Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya polimer dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu:
- Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami.Contoh: karet alam,
karbohidrat, protein, selulosa dan wol.
- Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer
alam dan bahan kimia.Contoh: selulosa nitrat (yang dikenal lewat misnomer nitro
selulosa) yang dipasarkan dibawah nama nama Celluloid dan guncotton.
- Polimer sintesis, yakni polimer yang dibuat melalui polimerisasidari monome
monomer polimer.
2. Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya
Dibagi atas 3 kelompok yaitu:
- Polimer Linier, yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang berikatan satu
sama lainnya membentuk rantai polimer yang panjang.
- Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang
membentuk cabang pada rantai utama.
- Polimer Berikatan Silang (Cross linking), yaitu polimer yang terbentuk karena
beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya.Jika
sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka akan terbentuk sambung silang
tiga dimensi yang sering disebut polimer jaringan.
3. Berdasarkan Reaksi Polimerisasi
10 | P a g e
Dibagi 2 yaitu:
- Poliadisi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi adisi. Reaksi adisi atau reaksi
rantai adalah reaksi penambahan (satu sama lain) molekul-molekul monomer
berikatan rangkap atau siklis biasanya dengan adanya suatu pemicu berupa radikal
bebas atas.
- Polikondensasi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi kondensasi/reaksi
bertahap. Mekanisme reaksi polimer kondensasi identik dengan reaksi kondensasi
senyawa bobot molekul rendah yaitu: reaksi dua gugus aktif dari 2 molekul
monomer yang berbeda berinteraksi dengan melepaskan molekul kecil. Contohnya
H2O. Bila hasil polimer dan pereaksi (monomer) berbeda fase, reaksi akan terus
berlangsung sampai salah satu pereaksi habis.
4. Berdasarkan Jenis Monomer
Dibagi atas dua kelompok:
- Homopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari penggabungan monomer sejenis
dengan unit berulang yang sama.
- Kopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari beberapa jenis monomer yang
berbeda.

5. Berdasarkan Sifat Termal


Dibagi 2 yaitu:
- Termoplastik, yaitu polimer yang bisa mencair dan melunak. Hal ini disebabkan
karena polimer - polimer tersebut tidak berikatan silang (linier atau bercabang)
biasanya bisa larut dalam beberapa pelarut.
- Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau meleleh jika dipanaskan.
Polimer polimer termoset tidak bisa dibentuk, dan tidak dapat larut karena
pengikatan silang, menyebabkan kenaikan berat molekul yang besar (Suryani,2012).
Polimer berfungsi sebagai matriks yang berfungsi mengikat penguat yang
digunakan pada komposit. Pada umumnya polimer memiliki sifat yang
menguntungkan karena massa jenisnya kecil, mudah dibentuk, tahan karat. Akan
tetapi polimer memiliki kekurangan seperti kekakuan dan kekuatan rendah. Oleh
karena itu agar diperoleh komposit yang lebih baik, maka polimer tersebut dipadukan
dengan bahan yang lain yang berfungsi sebagai bahan penguat seperti: serat (fiber),
partikel (particulate), lapisan (lamina) dan serpihan (flakes). Pada saat ini berbagai
industri telah menggunakan komposit yang diperkuat oleh serat mulai dari industri
perabot rumah tangga (panel, kursi, meja), industri kimia (pipa, tangki, selang), alat-
alat olah raga, bagian-bagian mobil yang salah satunya bumper mobil, alat-alat listrik,
industri pesawat terbang (badan pesawat, roda pendarat, sayap dan baling baling
helikopter) dan industri perkapalan (salah satunya body speed boat) (Malcom,2001).

C. PENGGOLONGAN POLIMER

.Penggolongan polimer berdasarkan asalnya


Yaitu yang berasal dari alam (polimer alam) dan di polimer yang sengaja dibuat oleh
manusia (polimer sintetis).
1.Polimer alam
Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, Polimer alam adalah
senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. jumlahnya yang
terbatas dan sifat polimer alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil
karena pemanasan dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaanya amat terbatas.

11 | P a g e
Contoh sederhana polimer alam seperti ; Amilum dalam beras, jagung dan kentang ,
pati , Selulosa dalam kayu , Protein terdapat dalam daging dan Karet alam diperoleh
dari getah atau lateks pohon karet . Karet alam merupakan polimer dari senyawa
hidrokarbon, yaitu 2-metil-1,3-butadiena (isoprena). Karet merupakan polimer alam
yang terpenting dan dipakai secara luas. Bentuk utama dari karet alam, terdiri dari
97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan
menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh liar. Hampir semua
karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari sekitar 32 35% karet dan sekitar
5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester dan garam.
Laboratorium bukan satu-satunya tempat mensintesis polimer. Selsel
kehidupan juga merupakan pabrik polimer yang efisien. Protein, DNA, kitin pada
kerangka luar serangga, wool, jaring laba-laba, sutera dan kepompong ngengat, adalah
polimer-polimer yang disintesis secara alami. Serat-serat selulosa yang kuat
menyebabkan batang pohon menjadi kuat dan tegar untuk tumbuh dengan tinggi
seratus kaki dibentuk dari monomer-monomer glukosa, yang berupa padatan kristalin
yang berasa manis. Polimer alam lain adalah polisakarida, selulosa dan lignin yang
merupakan bahan dari kayu.
Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini
NoPolimer Monomer Polimerisasi Contoh
1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
Susu, daging, telur, wol,
3. Protein Asam aminoKondensasi
sutera
Molekul DNA dan RNA
4. Asam nukleatNukleotida Kondensasi
(sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam
kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi
karena karet alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama
terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan
makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam
mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga
sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih
luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

2. Polimer sintetis
Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer
regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat
sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat
dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik atau polimer yang dibuat dari bahan
baku kimia disebut polimer sintetis seperti polyetena, polipropilena, poly vynil
chlorida (PVC), dan nylon. Kebanyakan polimer ini sebagai plastik yang digunakan
untuk berbagai keperluan baik untuk rumah tangga, industri, atau mainan anak-anak.
Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil
kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran
Belgia Leo Baekeland pada tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari
produk-produk konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang
dibuat oleh pabrik adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan botol, pita karet,
dan masih banyak produk lain yang Anda lihat sehari-hari.

12 | P a g e
Ahli kimia telah mensintesis polimer di dalam laboratorium selama 100 tahun.
Dapatkah Anda membayangkan kehidupan tanpa mengenal polimer sintesis ini? Pada
musim hujan, Anda mungkin akan kehujanan saat pergi sekolah tanpa membawa jas
hujan yang terbuat dari nilon, makan makanan yang basi untuk makan siang tanpa
kantong plastik atau suatu wadah dari bahan polimer, dan memakai seragam olahraga
yang terbuat dari bahan tekstil yang lebih berat dari buatan pabrik sintesis. Banyak
polimer telah membantu kita dalam menyumbang kehidupan kita.
Banyak polimer-polimer sintesis dikembangkan sebagai pengganti sutra.
Gagasan untuk proses tersebut adalah benang-benang sintesis yang dibentuk di pabrik
diambil dari laba-laba.

.Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya


Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer dan
kopolimer.
1.Homopolimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. Contohnya, selulosa
dan protein.
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan
membentuk polimer yang berikatan tunggal.
2.Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya
tidak sejenis. Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses
pembentukan polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu
dengan katalis, namun tanpa katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan.
Jadi, fungsi katalis adalah untuk mengendalikan proses pembentukan striktur molekul
polimer agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan
yang diharapkan. Contoh struktur rantai molekul polimer tidak beraturan (produk
polimerisasi tanpa katalis) adalah sebagai berikut :
(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n
Kopolimer tidak beraturan
Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul
yang terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur
(produk polimerisasi dengan katalis) adalah sebagai berikut :

Sistem blok :
(-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n
Kopolimer blok
Sistem berseling :
(-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n
Kopolimer berseling

Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap panas


Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer
termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas,
seperti melamin).
1. Polimer termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut
apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak kembali
(didaur ulang). Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.

13 | P a g e
2. Polimer termosting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila
dipanaskan tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya
melamin dan bakelit.

Penggolongan polimer berdasarkan strukturnya


Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas :
1. Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat
mengikat gugus substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut,
dan dalam keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai
elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).
Contoh : Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga
dikenal sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau
creslan) dan nylon 66.

2. Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan
percabangan pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama.
3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)
Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat
antara rantai, seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya diswell
(digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat
digunakan sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang
(cross-links) makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika derajat
sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat
yang tak dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).

Polimer linear dan bercabang memiliki sifat :


1. Lentur
2. Berat Molekul relatif kecil
3. Termoplastik

Penggolongan polimer berdasarkan kegunaanya


1. Polimer komersial (commodity polymers)
Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak
dipakai dalam kehidupan sehari hari. Kegunaan sehari-hari dari polimer ini
ditunjukkan dalam tabel 1.1
Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS), polivinilklorida (PVC),
melamin formaldehid
Contoh dan kegunaan polimer komersial

14 | P a g e
2. Polimer teknik (engineering polymers)
Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian
lagi di negara maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat
mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak
dipakai dalam bidang transportasi (mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan
(pipa ledeng), barang-barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer),
mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi
Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliester

Polimer fungsional (functional polymers)


Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk
tujuan khusus dengan produksinya dalam skala kecil
Contoh : kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer
peka cahaya, membran, biopolimer

D. SIFAT POLIMER

Sifat Thermal
Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan
keras jika didinginkan, polimer seperti ini disebut termoplas.
Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol plastik.
Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut termoset, contohnya
melamin
Sifat Kelenturan
Polimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis.
Umumnya polimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan
polimer sintetis lebih mudah dibuat cetakan untuk menghasilkan bentuk tertentu.
Karet akan lebih mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya setelah terlalu
lama kena bensin atau minyak.
Ketahanan terhadap Mikroorganisme
Polimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap
mikroorganisme atau ulat (rayap). Sedangkan polimer sintetis lebih tahan terhadap
mikroorganisme atau ulat.
Sifat Lainnya
Sifat polimer yang lainnya bergantung pemakainnnya untuk kemasan atau
alat-alat industri. Untuk tujuan pengemasan harus diperhatikan :
Toksisitasnya
Daya tahan terhadap air, minyak atau panas
Daya tembus udara (oksigen)
Kelenturan
Transparan
Reaksi Polimerisasi Dan polimerisasi Adisi

Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil


(monomer) yang membentuk molekul yang besar. Ada dua jenis reaksi polimerisasi,
yaitu :polimerisasi adisi danpolimerisasi kondensasi.
Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan tak jenuh
(ikatan rangkap dengan melakukan reaksi dengan cara membuka ikatan rangkap
(reaksi adisi) dan menghasilkan senyawa polimer dengan ikatan jenuh.

15 | P a g e
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama
atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai
dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer
bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru
yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil biasanya
air dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus
mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke
unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi.

E. KEGUNAAN DAN DAMPAK POLIMER TERHADAP


LINGKUNGAN
Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan
merupakan polimer sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja, plastik
pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik, alat-alat rumah
tangga, dan alat-alat elektronik. Setiap kita belanja dalam jumlah kecil, misalnya
diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus plastik dan kantong plastik
(keresek).
Barang-barang tersebut merupakan polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam
bentuk sampah yang tidak dapat membusuk. Atau menyumbat saluran air yang
menyebabkan banjir. Sampah polimer sintetis jangan dibakar, karena akan
menghasilkan senyawa dioksin. Dioksin adalah suatu senyawa gas yang sangat
beracun dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Plastik vinyl chloride tidak berbahaya, tetapi monomer vinyl chloride sangat
beracun dan karsinogenik yang mengakibatkan cacat lahir.
Plastik yang digunakan sebagai pembungkus makanan, jika terkena panas
dikhawatirkan monomernya akan terurai dan akan mengontamiasi makanan.
Untuk mengurangi pencemaran plastik :
1. Kurangi penggunaan plastik
2. Sampah plastik harus dipisahkan dengan sampah organik, sehingga dapat
didaur ulang.
3. Jangan membuang sampah plastik sembarangan.
4. Sampah plastik jangan dibakar.
Untuk menghindari bahaya keracunan akibat penggunaan plastik :
1. Gunakan kemasan makanan yang lebih aman, seperti gelas.
2. Gunakan penciuman, jika makanan/minumam bau plastik jangan digunakan

16 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Polimer adalah makromolekul yang tersusun dari monomermonomer.


2. Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi. Ada dua jenis polimerisasi
yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
3. Polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer yang
berikatan rangkap atau berikatan tak jenuh. Monomer tersebut membuka ikatan
rangkapnya lalu berikatan dengan monomer lain sehingga menghasilkan polimer
yang berikatan tunggal.
4. Polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-
monomer yang mempunyai dus gugus fungsi. Pada reaksi tersebut akan dihasilkan
molekul kecil seperti air atau alkohol.
5. Penggolongan polimer berdasarkan asalnya, yaitu :
a. polimer alam, contohnya karet alam, sutera dan wol.
b. polimer sintetis, contohnya plastik, nilon dan teflon.
6. Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap panas,
yaitu:
a. polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas.
b.polimer termosetting adalah polimer yang tahanpan

B. SARAN

Polimer merupakan salah satu sintetik yang sangat berguna dalam kehidupan
sehari-hari. Namun, jika produksi poliuretan meningkat maka peluang pencemaran
lingkungan dan penipisan lapisan ozon semakin besar akibatnya suhu udara sekarang
tidak menentu atau ekstream. Maka saran saya adalah dalam kehidupan sehari-hari
usahakan mengurangi penggunaan plastik. Sampah plastik harus dipisahkan dengan
sampah organik sehingga dapat didaur ulang. Jangan membuang sampah plastik
sembarangan, dan Sampah plastik jangan dibakar tapi manfaatkanlah sebisa
mungkin.

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai