PENDAHULUAN
Sepsis neonatorum adalah infeksi aliran darah yang bersifat invasif dan ditandai
dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, sumsum tulang atau air
kemih pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. Infeksi merupakan salah satu
penyebab terpenting morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir. Sepsis berhubungan
dengan angka kematian 13% - 50% dan kemungkinan morbiditas yang kuat pada bayi yang
bertahan hidup. Infeksi pada neonatus di negeri kita masih merupakan masalah yang gawat.
Sepsis neonatus, sepsis neonatorum, dan septikemia neonatus merupakan istilah yang telah
digunakan untuk menggambarkan respon sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir. Ada
sedikit kesepakatan pada penggunaan istilah secara tepat, yaitu apakah harus dibatasi pada
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan
per definisi adalah pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SEPSIS NEONATORUM
1. DEFINISI
Sepsis neonatorum adalah infeksi aliran darah yang bersifat invasif dan
ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, sumsum
tulang atau air kemih pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. Infeksi
merupakan salah satu penyebab terpenting morbiditas dan mortalitas pada bayi baru
lahir. Sepsis berhubungan dengan angka kematian 13% - 50% dan kemungkinan
morbiditas yang kuat pada bayi yang bertahan hidup. Infeksi pada neonatus di negeri
kita masih merupakan masalah yang gawat. Sepsis neonatus, sepsis neonatorum, dan
respon sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir. Ada sedikit kesepakatan pada
penggunaan istilah secara tepat, yaitu apakah harus dibatasi pada infeksi bakteri,
biakan darah positif, atau keparahan sakit. Manifestasi klinis yang ada pasien dapat
Kategori A : Kategori B :
- Bila ada riwayat ibu dengan infeksi intrauterin, demam yang dicurigai sebagai
- Bila bayi mempunyai dua tanda atau lebih pada Kategori A , atau tiga tanda
- Bila bayi mempunyai satu tanda pada Kategori A dan satu tanda pada Kategori
B, atau dua tanda pada Kategori B Bila selama pengamatan terdapat tambahan
- Bila selama pengamatan tidak terdapat tambahan tanda sepsis, tetapi tanda
- Bila bayi mempunyai dua tanda atau lebih pada Kategori A atau tiga tanda
- Bila bayi mempunyai satu tanda pada Kategori A dan satu tanda pada Kategori
2. EPIDEMIOLOGI
sepsis neonatorum masih tinggi mencapai 13,7% dengan angka kematian 14%. Pada
BBLSR kejadian SAD terjadi pada 26/1000 kelahiran demikian pula pada bayi
prematur.
3. KLASIFIKASI SEPSIS
menjadi dua bentuk yaitu sepsis neonatorum awitan dini (early-onset neonatal sepsis)
dan sepsis neonatorum awitan lambat (late-onset neonatal sepsis). Sepsis awitan dini
(SAD) merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode postnatal
(kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in utero.
Di negara maju, kuman tersering yang ditemukan pada kasus SAD adalah
neonatorum awitan dini memiliki kekerapan 3,5 kasus per 1000 kelahiran hidup
dengan angka mortalitas sebesar 15-50%.(1), (3) Sepsis awitan lambat (SAL)
merupakan infeksi postnatal (lebih dari 72 jam) yang diperoleh dari lingkungan
sekitar atau rumah sakit (infeksi nosokomial). Proses infeksi pasien semacam ini
disebut juga infeksi dengan transmisi horizontal. Angka mortalitas SAL lebih rendah
4. PATOFISIOLOGI
a. Imunitas seluler
Pada neonatus, sel neutrofil dan sel PMN yang sepatutnya mempertahankan
pembuluh darah menyebabkan sel-sel ini tidap dapat bermigrasi ke dalam jaringan
tubuh. Meskipun ada sel neutrofil dan sel PMN yang berjaya menembus ke
jaringan, proses degranulasi sel terhadap respons faktor kemotaktik mungkin tidak
berhasil. Selain itu, sel PMN pada neonatus juga kurang mampu deformasi,
untuk mencapai lokasi peradangan dan infeksi. Kemampuan terbatas sel PMN
neonatal untuk fagositosis dan membunuh bakteri ini lebih nyata bila bayi secara
klinis sakit. Cadangan neutrofil yang mudah habis karena respon yang berkurang
infeksi. Prematurius (berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan faktor
resiko utama untuk sepsis neonatal. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih
rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta
terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi
berada pada tingkat manusia dewasa yang normal, namun kemotaksis makrofag
cenderung menurun di hati dan juga limpa. Kemotaksis dan aktivitas bacteriocidal
dan presentasi antigen oleh sel-sel ini juga tidak sepenuhnya kompeten saat lahir,
mungkin terjadi sehubungan dengan penurunan nilai produksi T-sel. Meskipun sel
jumlahnya dari lahir sampai sekitar usia 6 bulan, sel-sel ini merupakan sel yang
belum matang sepenuhnya. Sel-sel ini tidak berploriferasi seperti sel-T dewasa
ketika diaktifkan dan tidak efektif menghasilkan sitokin yang membantu stimulasi
primer, dan fungsi sel T sitotoksik neonatal adalah 50-100% kurang efektif
berbanding sel T dewasa. Saat lahir, neonatus kekurangan memori T sel. Natural
killer sel (NK) ditemukan dalam jumlah kecil dalam darah perifer neonatus. Sel-
sel ini juga secara fungsional masih belum matang, dan menghasilkan gama
interferon yang jauh lebih rendah terhadap rangsangan antigen berbanding sel NK
dewasa.
b. Imunitas humoral
diperoleh melalui transfer plasenta spesifik dari ibu. Kebanyakan dari transfer ini
namun besarnya respon yang pada awalnya kurang, cepat meningkat dengan
tingkat IgM umumnya rendah saat lahir, kecuali bayi itu terkena agen infeksi
rahim. Sebagian besar IgG tersebut diperoleh dari ibu selama kehamilan akhir.
mensekresikan IgA sampai 2-5 minggu setelah kelahiran. Respon untuk antigen
polisakarida bakteri juga masih kurang dan mula berfungsi sempurna setelah
pada bayi prematur. Aktivitas komplemen yang sempurna tidak akan terbentuk
dan memiliki sifat opsonisasi. Ketika fetus menghisap/aspirasi cairan amnion yang
pemapasan dan menyebabkan kerusakan sel epitel dari paru- paru.sebagai hasilnya
Infeksi : infeksi yang dicurigai atau yang sudah terbukti, atau sebuah sindrom
SIRS : memenuhi 2 dari 4 kriteria berikut dengan salah satunya harus suhu
dari luar, obat obatan, ataupun stimuli nyeri; ATAU elevasi yang menetap
tanpa penjelasan selama 0.5 4 jam; ATAU pada anak anak < 1 tahun
terdapat bradikardi persisten lebih dari 0.5 jam ( mean heart rate < persentil
c. Takipneu > 2 SD diatas normal atau perlunya ventilator mekanik yang tidak
a. Disfungsi kardiovaskuler
terdapat hipotensi < persentil ke 5 untuk umur, tekanan darah sistolik < 2
ATAU
ATAU
ATAU
- Merintih
- Kejang
- Suhu >37,7C (atau akral teraba hangat) atau < 35,5C (atau akral teraba
dingin)
5. LABORATORIUM
Sampai saat ini pemeriksaan biakan darah merupakan baku emas dalam
biakan baru akan diketahui dalam waktu minimal 3-5 hari. Hasil kultur perlu
dari jenis kuman yang biasa ditemukan di masing- masing klinik. Kultur darah
dapat dilakukan baik pada kasus sepsis neonatorum onset dini maupun lanjut.
b. Pungsi lumbal
cairan serebrospinal (LCS). Apabila hasil kultur positif, punksi lumbal diulang 24-
LCS, diperlukan modifikasi tipe antibiotic dan dosis. Dari penelitian, terdapat
c. Pewarnaan Gram
Selain biakan kuman, pewarnaan Gram merupakan teknik tertua dan sampai saat
bakteri penyebab termasuk golongan bakteri Gram positif atau Gram negatif.
untuk identifikasi awal kuman ini dapat dilaksanakan pada rumah sakit dengan
d. Pemeriksaan Hematologi
- Hitung trombosit
Pada bayi baru lahir jumlah trombosit yang kurang dari 100.000/L jarang
walaupun jumlah leukosit yang normal juga dapat ditemukan pada 50% kasus
sepsis dengan kultur bakteri positif. Pemeriksaan ini tidak spesifik. Bayi yang
tidak terinfeksi pun dapat memberikan hasil yang abnormal, bila berkaitan
dengan stress saat proses persalinan. Jumlah total neutrofil (sel-sel PMN dan
abnormal yang terjadi pada saat mulainya onset ditemukan pada 2/3 bayi.
e. Pemeriksaan radiologi
sepsis.
6. DIAGNOSIS
hidup bayi dan memperburuk prognosis pasien. Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya, diagnosis sepsis neonatal sulit ditegakkan karena gambaran klinis pasien
tidak spesifik. Gejala spesis klasik yang ditemukan pada anak lebih besar jarang
ditemukan pada neonatus. Tanda dan gejala sepsis neonatal tidak berbeda dengan
gejala penyakit non infeksi berat lain pada neonatus. Selain itu tidak ada satupun
pemeriksaan penunjang yang dapat dipakai sebagai pegangan tunggal dalam diagnosis
- Faktor Resiko
- Gambaran Klinik
- Pemeriksaan Penunjang
Ketiga faktor ini perlu dipertimbangkan saat menghadapi pasien karena salah
satu faktor saja tidak mungkin dipakai sebagai pegangan dalam menegakkan
diagnosis pasien. Faktor resiko sepsis dapat bervariasi tergantung awitan sepsis yang
diderita pasien. Pada awitan dini berbagai faktor yang terjadi selama kehamilan,
persalinan ataupun kelahiran dapat dipakai sebagai indikator untuk melakukan
elaborasi lebih lanjut sepsis neonatal. Berlainan dengan awitan dini, pada pasien
awitan lambat, infeksi terjadi karena sumber infeksi yang terdapat dalam lingkungan
pasien.
a. Faktor ibu
- Chorioamnionitis
b. Faktor bayi
- Asfiksia perinatal
- Prosedur invasive
- Kelainan bawaan
Berlainan dengan awitan dini, pada pasien awitan lambat, infeksi terjadi
karena sumber infeksi yang berasal dari lingkungan tempat perawatan pasien.
Keadaan ini sering ditemukan pada bayi yang dirawat di ruang intensif neonatus, bayi
kurang bulan yang mengalamai lama rawat, nutrisi parenteral yang berlarut-larut,
infeksi yang bersumber dari alat perawatan bayi, infeksi nosokomial atau infeksi
silang dari bayi lain atau dari tenaga medik yang merawat bayi. Faktor resiko awitan
dini maupun lambat ini walaupun tidak selalu berakhir dengan infeksi, harus tetap
mendapatkan perhatian khusus terutama bila disertai gejala klinis. Hal ini akan
meningkatkan identifikasi dini dan tata laksana yang lebih efisien pada sepsis
Gangguan fungsi organ tersebut antara lain kelainan susunan saraf pusat
seperti letargi, refleks hisap buruk, menangis lemah, kadang-kadang terdengar high
pitch cry dan bayi menjadi iritabel serta mungkin disertai kejang. Kelainan
kardiovaskular seperti hipotensim pucat, sianosis, dingin, dan clammy skin. Bayi
dan retraksi
7. PENATALAKSANAAN
antimikroba lebih luas dan umumnya efektif terhadap semua organisme penyebab
antibakteri.
dosis 200 mg/kgBB/hari intravena dibagi dalam 2 dosis, atau dengan gentamisin 6
Amikasin resisten terhadap proses degradasi yang dilakukan oleh sebagian besar
enzim bakteri yang diperantarai plasmid, begitu juga yang dapat menginaktifkan
aminoglikosida lain. Infeksi bakteri Gram negatif dapat diobati dengan kombinasi
penisilin spektrum luas dapat digunakan pada terapi sepsis yang disebabkan oleh
bakteri Gram negatif. Pilihan antibiotik baru untuk bakteri Gram negatif yang
Pada sepsis neonatorum berat mungkin terlihat disfungsi dua sistem organ atau
lebih yang disebut Disfungsi Multi Organ, seperti gangguan fungsi respirasi,
pemberian inotropik, dan pemberian komponen darah. Terapi suportif ini dalam
stimulating factor (GCSF dan GM-CSF), inhibitor reseptor IL-1, transfusi tukar
Pada saat ini pemberian kortikosteroid pada pasien sepsis lebih ditujukan untuk
dosis rendah bermanfaat pada pasien syok sepsis karena terbukti memperbaiki
status hemodinamik, memperpendek masa syok, memperbaiki respons terhadap
8. KOMPLIKASI
a. Meningitis
leukomalasia periventrikular.
e. Komplikasi akibat gejala sisa atau sekuele berupa defisit neurologis mulai dari
f. Kematian
Ensepaopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kelainan fungsi otak
menyeluruh yang dapat akut atau kronik, progresif atau statis. Ensefalopati yang
meningoensefalitis, ensefalitis, empiema subdural atau epidural dan abses otak. Virus
dan bakteri menyebabkan meningitis, infeksi jamur dapat terjadi pada pasien yang
dan ensefalopati harus dapat dibedakan, dimana pada ensefalopati terjadi kerusakan
fungsi otak tanpa adanya proses inflamasi langsung di dalam parenkim otak. Pada
neonatus tidak selalu memberikan gejala ubun ubun besar yang menonjol. Pasien
dapat menunjukkan gejala ensefalopati global seperti koma atau status epileptikus.
Diagnosis dan pengobatan awal dengan antibiotik atau antiviral yang sesuai menjadi
penting.
Ensefalopati sepsis pada umumnya terjadi awal sepsis berat dan menyebabkan
gagal multiorgan. Keadaan klinis yang paling sering ditimbulkan adalah penurunan
tingkat kesadaran dari mulai penurunan kewaspadaan ringan hingga tak berespon dan
koma. Status konfusional fluktuatif, inatensi dan kebiasaan yang tidak sesuai juga
terkadang timbul pada pasien ensefalopati ringan. Pada kasus yang lebih berat dapat
Selain itu juga bayi dengan sepsis mempunyai peningkatan insiden palsi serebral
dan abnormalitas white matter. Penelitian Vilela et menilai efek sepsis pada
tinggi secara angka dibanding dan kemokin otak pada fase awal berperan dalam
disfungsi dari SSP dan perubahan permiabilitas sawar darah tetapi dapat juga
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua (2) peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit di pisahkan, yaitu pertumbuhan dan
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organorgan dan sistem organ yang berkembang
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
organ/individu. Walaupun demikian kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada
merupakan hasil interaksi berbagai factor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,
lingkungan biofisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang
a. Perubahan ukuran
Tampak jelas pada perubahan fisik, yang dengan bertambahnya umur anak akan
terjadi perubahan tinggi, berat badan, lingkar kepala, organ tubuh sesuai
kebutuhannya.
b. Perubahan proporsi
Perubahan proporsi tubuh dimulai dari usia kehamilan dua bulan sampai dewasa.
primitif.
Tumbuhnya ciri-ciri baru ini adalah akibat pematangan fungsi-fungsi organ seperti
Ciri-ciri Perkembangan
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu :
a. Faktor genetik (internal) Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di
dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa. Potensi genetik yang
hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering
diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara yang sedang berkembang,
gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik juga oleh faktor
lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal bahkan
kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia
balita. Di samping itu banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
a. Gizi ibu pada waktu hamil Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan
maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat
badan lahir rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.
Disamping itu pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada
bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan
sebagainya.anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan
miskin maka akan mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi
selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya
kurang pula.
b. Mekanis Trauma dan cairan ketuban yang kurang menyebabkan kelaianan bawaan
c. Infeksi
lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus influenza dan
virus hepatitis.
d. Toksin/ zat kimia Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap
obat anti kanker dan lainnya. Demikian pula pada ibu hamil perokok
berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi BBLR, lahir mati, cacat
peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (Insulin like growth factors/IGFs).
f. Stress Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari pertumbuhan atau perubahan bentuk dan
sampai lahir.
Indikator pertumbuhan setelah lahir, yaitu dilihat dari ukuran antropometrik yang
- Berat badan Pada bayi yang cukup bulan, berat badan lahir normal adalah
- Tinggi Badan / Panjang Badan Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir adalah
50 cm (48-53 cm). Panjang badan / tinggi badan anak menjadi 1 kali dari
panjang badan lahir pada umur 1 tahun, menjadi 2x panjang badan lahir pada
waktu umur 4 tahun. Menjadi 1,5x tinggi badan setahun pada umur 6 tahun.
Menjadi 3x tinggi badan lahir pada umur 13 tahun. Dan pada dewasa 3,5x
tinggi badan lahir atau 2x tinggi badan 2 tahun. Perhitungan panjang badan
- Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan besarnya lingkar kepala
ini lebih besar dari lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan lingkar kepala rata-
rata 44 cm, umur 1 tahn 47 cm dan pada anak umur 2 tahun lingkar kepala 49
cm.
- Erupsis gigi. Gigi pertama tumbuh pada umur 59 bulan, pada umur 1 tahun
sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi akan
tumbuh 8 buah lagi, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14-16 gigi, dan pada
b. Gerak motorik halus : aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
b. Sindrom Down
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari
yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang
c. Perawakan Pendek
kelainan endokrin.
d. Gangguan Autisme
e. Retardasi Mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ<70)
f. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,
yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada
dari disfungsi otak, ada juga kelainan gerak atau palsy yang diakibatkan bukan karena
disfungsi otak, tetapi disebabkan poliomyelitis disebut dengan spinal palsy atau organ
palsy yang diakibatkan oleh kerusakan otot (distophy mascular). Karena adanya
disfungsi otak, maka penyandang cerebral palsy mempunyai kelainan dalam bahasa,
didefinisikan sebagai laterasi perpindahan yang abnormal atau fungsi otak yang
muncul karena kerusakan, luka, atau penyakit pada jaringan saraf yang terkandung
penyebab yang berbeda. Untuk mengetahui penyebab CP perlu digali mengenai hal
bentuk cerebral palsy, riwayat kesehatan ibu dan anak serta onset penyakitnya. Sekitar
10-20% di USA anak penderita cerebral palsy disebabkan karena penyakit setelah
lahir (prosentase tersebut akan lebih tinggi pada negara-negara yang belum
berkembang). CP juga bisa terjadi karena kerusakan otak pada bulan-bulan pertama
atau tahun-tahun pertama kehidupan yang merupakan sisa dari infeksi otak, misalnya
miningitis, bakteri atau encephalitis virus atau merupakan hasil dari trauma kepala
yang sering diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dan penganiayaan anak
BAB III
KESIMPULAN
demikian kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
interaksi berbagai factor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan
3.