b. Backbone Frame
Sasis dengan konsep dasar menghubungkan stuktur depan dan
belakang kendaraan dengan sebuah rangka inti. Rangka ini yang
menopang semua beban kendaraan dan lengan yang menonjol sebagai
pemegang bodi. Konstruksi sasis model ini memungkinkan titik pusat
berat kendaraan dibuat lebih rendah.
c. Space Frame
Sasis jenis ini unggul dalam segi ketahanan terhadap torsi,
menahan beban, dan ketahanan terhadap impact. Desain ini sering
diaplikasikan pada kendaraan kompetisi, dan kendaraan sport.
Berbentuk seperti halnya jaring dengan pola segitiga untuk
mendistribusikan seluruh beban kearah aksial sehingga beban tidak
terkonsentrasi pada satu bagian sasis saja.
d. Monocoque Frame
Sasis atau konstruksi bodi jenis ini menggunakan prinsip kulit
telur dimana bodi dan sasis tersusun menjadi satu kesatuan yang utuh
sehingga semua beban terbagi merata pada semua bagian kulit,
pertautan antara bodi dengan rangka menggunakan las. Kendaraan
yang menggunakan sasis jenis ini bentuknya dapat menjadi lebih
rendah dibanding dengan tipe terpisah, sehingga titik berat kendaraan
juga rendah yang menjadikan kendaraan lebih stabil.
Dari beberapa jenis sasis yang ada, menurut kami ada 2 jenis sasis
yang sesuai digunakan untuk konsep mobil hemat energi kelas prototype.
Kedua jenis sasis tersebut adalah sasis ladder dan sasis monocoque. Sasis
ladder memiliki keunggulan yaitu bentuknya yang sederhana, dengan
hanya terdiri dari dua buah batang rangka inti memanjang sepanjang
kendaraan dan dihubungkan dengan bagian yang melintang. Sehingga,
mudah untuk diaplikasikan pada mobil jenis prototype. Sedangkan sasis
monocoque memiliki keunggulan yaitu memiliki massa yang paling ringan
daripada jenis sasis yang lain karena sasisnya yang menjadi satu dengan
bodi mobil. Walaupun pada dasarnya mobil dengan sasis monocoque akan
memiliki massa yang lebih ringan daripada dengan mobil dengan sasis
ladder, tetapi pada konsep keamanannya, mobil dengan sasis ladder lebih
tahan guncangan dan tidak mudah hancur apabila terjadi kecelakaan
daripada mobil dengan sasis monocoque. Hal ini menjadi pertimbangan
lebih dalam memilih jenis sasis apabila ingin mengejar target massa
kendaraan yang ringan.
2. Bodi
Di dalam mendesain bodi sebuah mobil, diantara aspek yang harus
diperhitungkan oleh engineer yaitu material dan drag coefficient. Ada
beberapa macam material yang digunakan dalam membuat bodi mobil.
Dalam pembuatan mobil hemat energi kelas prototype, ada material yang
sering digunakan yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan,
yaitu carbon fiber dan fiberglass. Fiberglass atau kaca serat atau serat gelas
sederhananya merupakan kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis. Serat ini
bisa dipintal dan dicampur dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat.
Selain harganya murah, kelebihan material ini adalah mudah dibentuk
menggunakan cetakan. Cetakannya pun relatif murah dan tidak perlu mesin
khusus. Meski begitu, karena terbuat dari kaca, bahan ini lebih mudah patah
atau pecah, tingkat presisinya pun ada di bawah material lain. Sedangkan
carbon fiber atau plastik diperkuat serat karbon adalah material komposit
yang diperkuat oleh fiber. Plastik yang biasa digunakan umumnya adalah
epoxy, tapi ada juga yang menggunakan polyester atau vinylester. Serat
karbon kaku, kuat, tetapi tetap ringan. Dalam hal pembuatan pun cukup
mudah. Karena karakter itu, bahan ini juga kerap digunakan untuk membuat
konstruksi pesawat hingga rangka sepeda modern. Kelebihan yang
dimilikinya berbanding lurus dengan harga. Karena itu pula, mobil atau
motor yang dilengkapi dengan material karbon fiber biasanya dibanderol
dengan harga di atas rata-rata. Dari kelebihan dan kekurangan kedua bahan
fiberglass dan carbon fiber tersebut menjadi pertimbangan kami dalam
membuat bodi mobil.
Aerodinamika adalah salah satu cabang dinamika yang berkenaan
dengan kajian pergerakan udara, khususnya ketika udara tersebut
berinteraksi dengan benda padat. Syarat untuk mengetahui bagaimana
keaerodinamisan suatu benda (dalam hal ini mobil) harus mengetahui
dinamika fluida (fluid dynamics). Membahas dinamika fluida, tidak akan
lepas dari drag coefficient ( C D ), yaitu kuantitas tak berdimensi yang
digunakan untuk mengukur hambatan suatu benda di lingkungan cairan,
seperti udara atau air. Hal ini digunakan dalam persamaan drag coefficient (
CD yang lebih rendah mengindikasikan bahwa objek akan memiliki
hambatan semakin rendah pula. Drag coefficient didefinisikan seperti
berikut:
2 FD
CD=
2 A
Keterangan:
F D = drag force
= massa jenis fluida
= kecepatan aliran
A = luas
Tabel 2.1. Drag Coefficient Bangun Dasar
Shape CD
Sphere 0.47
Cone 0.50
Cube 1.05
Streamlined
Body 0.04
Streamlined
Half Body 0.09
3. Sistem Kemudi
Sistem kemudi berfungsi mengatur arah kendaraan dengan cara
membelokkan roda. Bila roda kemudi diputar, kolom kemudi meneruskan
putaran ke roda gigi kemudi. Roda gigi atau sering disebut steering gear
kemudi ini memperbesar momen putar, sehingga menghasilkan tenaga yang
lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui sambungan-
sambungan kemudi (steering linkage). Antara putaran roda kemudi dengan
gerakan membelok dari roda depan memiliki rasio yang ditentukan oleh
steering gear kemudi. Semakin besar rasio yang dimiliki, semakin sedikit
pula gerakan membelok dari roda depan ketika roda kemudi diputar. Hal ini
menjadi pertimbangan dalam membuat sistem kemudi yang sesuai untuk
digunakan pada mobil hemat energi kelas prototype, mengingat bentuk dari
mobil jenis prototype yang memanjang.
4. Sistem Transmisi
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk
mengkonversi torsi dan putaran pada induk (mesin) menjadi torsi dan
kecepatan putar pada beban roda yang berbeda (penggerak akhir). Dalam
sistem transmisi, terdapat perhitungan yang diperlukan untuk dapat
memaksimalkan karakter efisiensi dari penggerak (motor) sesuai dengan
jenis penggerak yang digunakan.
5. Baterai
Baterai (battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia
yang disimpannya menjadi energi listrik yang dapat digunakan oleh suatu
perangkat elektronik. Terdapat dua jenis baterai yaitu baterai yang hanya
dapat dipakai sekali (single use) dan baterai yang dapat di isi ulang
(rechargeable). Dan pada mobil listrik sendiri biasanya menggunakan dua
jenis baterai yaitu baterai lithium ion dan baterai lithium polymer.
a. Lithium Ion (Li-ion)
Baterai jenis Li-ion merupakan baterai yang paling banyak di
gunakan karena baterai jenis ini mudah di rawat, mampu menampung
energi yang lumayan besar dan harga dan biaya produksi nya lebih
murah dari pada baterai Li-po.
Kelebihan Baterai Li-ion:
1) Harga murah dan mudah di dapatkan.
2) Perawatan mudah.
3) Bisa di lepas dengan mudah.
4) Siklus pengisian cukup banyak. umumnya hingga 1000 kali
charge.
Kekurangan baterai Li-ion:
1) Bentuk lebih besar dan tebal untuk kapasitas besar.
2) Tidak kuat terhadap suhu panas tinggi, akan menyebabkan baterai
terbakar atau meledak.
3) Ketika siklus pengisian semakin sedikit, maka daya tahan nya juga
akan menurun.
4) Umur baterai relatif pendek, biasa nya hanya mampu bertahan 1-
2 tahun dari pemakaian pertama.
c. Motor BLDC
Motor BLDC adalah sebuah mesin listrik yang berputar tanpa
sikat, dimana stator merupakan belitan stator tiga fasa seperti motor
induksi, dan rotor terdapat magnet permanen dipermukaannya. Dalam
hal ini, motor BLDC setara dengan motor DC dengan komutator
terbalik, di mana magnet berputar sedangkan konduktor tetap diam.
Dalam komutator motor DC, polaritas ini diubah oleh komutator dan
sikat. Namun, dalam brushless motor DC, pembalikan polaritas
dilakukan oleh transistor switching untuk mensinkronkan dengan
posisi rotor. Motor BLDC ini memiliki efisiensi yang tinggi
dibandingkan jenis motor lain, suaranya halus, ukuran kompak,
keandalan yang tinggi dan perawatan yang mudah.
Dari pertimbangan ketiga jenis motor listrik yang ada, pemilihan jenis
motor yang kami rasa baik adalah jenis motor BLDC. Motor BLDC tidak
memiliki slip sehingga putarannya lebih halus, sehingga eifsiensi motor
yang dihasilkan juga lebih besar daripada jenis motor yang lain.
7. PID Controller
PID (ProportionalIntegralDerivative controller) merupakan
kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan
karakteristik adanya umpan balik pada sistem tesebut. Pengontrol PID
adalah pengontrol konvensional yang banyak dipakai dalam dunia industri.
Pengontrol PID akan memberikan aksi kepada kontrol berdasarkan besar
error yang diperoleh. Kontrol akan menjadi aktuator yang mengatur sesuatu
dalam proses industri hingga mencapai level yang diinginkan yang disebut
dengan set point. Error adalah perbedaan dari set point dengan level aktual.
B. Perancangan Bodi
Tim CHAPENS-Proto menggunakan bahan fiberglass. Dimana fiberglass
sendiri memiliki massa yang ringan, mudah dibentuk, kuat, kaku dan harga
murah. Pembuatan bodi mobil hanya menggunakan satu lapis resin, guna
mengurangi berat total pada mobil. Untuk struktur penguat bodi (tulang-tulang)
juga menggunakan lapisan resin. Dan kaca mobil menggunakan mika dengat
ketebalan 1,5 mm.
1. Desain Bodi
Gambar 2.12. Desain Mobil 3 Dimensi
Gambar 2.14. Desain Mobil Tampak Depan dengan Dua Kaca Spion
Gambar. xxx
3. Analisa Aerodinamika
Berdasarkan teori yang sudah kami jelaskan di BAB II mengenai data
drag coefficient dari bentuk-bentuk dasar benda dan material apa saja yang
dapat digunakan. Dengan penjelasan di BAB II tersebut didapatkan bahwa
material carbon fiber memiliki karakter yang kami inginkan, diantara
alasannya yaitu beratnya ringan dan mudah dibentuk. Namun dengan segala
pertimbangan, tim kami memutuskan untuk menggunakan material
fiberglass. Salah satu alasan terbesar kami adalah harganya yang dapat
dijangkau dibandingkan dengan material carbon fiber. Kemudian mengenai
bentuk bodi mobil, para mekanik kami sudah memiliki gambaran sebuah
mobil yang memiliki drag coefficient rendah sehingga memiliki drag force
dan drag lift rendah pula. Dengan begitu mobil kami akan mampu meluncur
dengan kecepatan maksimum dengan stabil. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan bodi mobil yang seperti itu, divisi mekanik tim Chapens Proto
sangat menghindari desain bodi yang memiliki permukaan datar karena itu
akan terhambat oleh aliran fluida yang akan menyebabkan mobil tidak
stabil. Gambar 2.15. merupakan desain mobil kami:
Pada gambar 2.16. kami melakukan iterasi sebanyak 25 kali dan level
data yang ditampilkan sebanyak 20, sehingga didapatkan data seperti
gambar di atas. Sebelum menjelaskan data pada gambar 2.16., kami ingin
menjelaskan sedikit mengenai static pressure. Jadi static pressure adalah
tekanan yang terjadi pada bagian-bagian bodi mobil dalam keadaan diam.
Dari gambar 2.16. juga terlihat bahwa tekanan yang didapatkan mobil dari
fluida yaitu antara -4.16e+02 Pa sampai 4.38e+01 Pa.
Selanjutnya gambar dari contours of dynamic pressure, yaitu tekanan
yang didapatkan mobil dalam keadaan tidak diam mengacu pada gambar
2.17.
DIMENSI SASIS
No. Dimensi Sasis Ukuran ( mm )
1. Panjang Sasis Total 2340
2. Lebar Sasis Total 670
3 Tinggi Sasis Total 445
m
=
V
m= . V
Keterangan:
m = massa (kg)
V = volume (m3)
= massa jenis (kg/m3)
Desain mobil tim Chapens Proto menggunakan aluminium tipe hollow
ukuran 25,4x75,6x6000mm dengan ketebalan 1mm. Massa jenis aluminium
sebesar 2700 kg/m3 maka volume digunakan berdasarkan persamaan 4
didapatkan:
3. Analisa Tekanan
Pengujian sasis ini dilakukan untuk mengetahui tekanan maksimum
yang dapat diterima oleh sasis. Pengujian berupa simulasi stress analysis
pada software Autodesk Inventor, didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar. xxx
Gambar. xxx
G
ambar. xxx
c. Pangkon Untuk Caliper Rem Belakang
Gambar. xxx
Gambar. xxx
Baterai
b. Controller Motor
Controller motor yang kami gunakan adalah sebuah kontroler
yang kami rancang sendiri (handmade), bukan sebuah produk
pabrikan. Kontroler tersebut memiliki kemampuan akses penuh
terhadap fungsi dan putaran terhadap motor yang telah disesuaikan
dengan kebutuhan. Di dalam kontroler tersebut terdapat rangkaian
inverter tiga fasa yang berguna mengubah sumber tegangan DC
menjadi tegangan AC tiga fasa untuk mengatur motor BLDC dan juga
sebagai kontrol kecepatan motor dengan picu dari throttle berupa
sinyal PWM.
Device ini memiliki beberapa input dan juga output, yaitu :
1) Output ke motor, yaitu Phasa A, B, C.
2) Input dari motor, yaitu Hall A, B, C, VCC, GND
3) Output ke throttle, yaitu RTN 3, Reverse sw, Brake sw, dan micro
sw.
4) Input dari baterai 48 Volt. B+ dan B- sebagai sumber tegangan
inverter untuk supply daya pada motor
5) Input power dan GND / RTN 2 sebagai sumber daya sistem
kontroler.
c. Baterai
Sumber energi yang didesain pada mobil nantinya menggunakan
baterai Lithium Ion 48 Volt 12 Ah. Alasan menggunakan baterai
Lithium Ion karena lebih ringan dan memiliki kapasitas yang besar.
d. Automatic Throttle
Automatic Throttle berguna sebagai pengatur kecepatan motor
dengan otomatis yang nantinya akan digunakan sebagai kalibrasi
kontrol PID (Proportional Integral Derivative).
L
V=
t
9,6
0,5
m
5,3
s
K roda= x D
3,14 x 0,4
1,256 m
V
=
K
5,3
1,256
253,2rpm
26,52rad /s
d
T = x +Tl
dt
26,520
0,03 x +8,32
50
8,5 Nm
P=T x
8,5 x 26,52
225,42Watt
MOTOR RODA
Gambar 2.26. Blok GEAR
Diagram Sistem Transmisi
DL=(Z+ 2) M
I
NC=
Z
Keterangan:
Z = jumlah gigi
D = diameter luar
M = modul
NC = putaran pada mesin frais
I = jumlah gigi penggerak pada mesin frais (biasanya 40)
Z = jumlah gigi
V x 1000 x 60
n=
x d x 3600
Maka rpm yang dibutuhkan untuk mencari kecepatan tersebut dengan
diameter roda sebesar 40 cm.
35 x 1000 x 60
n=
3,14 x 0,4 x 3600
n=464,43 rpm
H. Rancangan Safety
Pada suatu perencanaan pembuatan kendaraan, rancangan safety merupakan
hal yang wajib dimiliki oleh setiap kendaraan. Hal ini dikhususkan agar
pengendara dapat lebih tenang saat berkendara dan juga menjaga keselamatan
pengguna dan mobil tersebut sendiri . Pada mobil ini terdapat beberapa bagian
perancangan safety, antara lain:
1. Sistem Keamanan Kelistrikan (Electrical Safety System/ESS)
ESS sangat penting pada suatu rancangan mobil listrik karena
berkaitan dengan timbul bunga api jika sampai terjadi kegagalan dalam hal
kelistrikan. Pada bagian ini ESS yang diterapkan pada mobil yaitu
pembatas arus (fuse) yang dirangkai seri dengan dua tombol darurat
(emergency) untuk memutus aliran listrik pada semua sistem pada mobil
agar dapat dijangkau oleh pengemudi (didalam mobil) serta kru (diluar
mobil). Posisi penempatan ESS didalam mobil lebih tepat disamping
pengemudi dan ESS di luar mobil dibagian kiri agar dapat dijangkau oleh
kru yang ditandai dengan garis panah merah (background putih) pada bodi
luar kendaraan. Sistem dapat mematikan engine/ motor dan memutuskan
aliran daya dari baterai.
Gambar. xxx
Gambar. xxx
2. Sistem Safety Mekanik
Sistem safety pada mekanik juga salah aspek penting dalam hal
keselamatan didalam mobil .karena pada mekanik erat kaitannya dengan
pengemudi secara langsung, Pada bagian ini terdapat beberapa sistem safety
yang kami terapkan, diantaranya:
a. Sekat engine, sistem ini berfungsi sebagai memisah antara ruang
kemudi dengan ruang engine. Pemisah ini terbuat dari bahan tahan api
agar saat ada percikan bunga api tidak akan langsung terkena ke
pengemudi sehingga pengemudi dapat mempunyai waktu untuk keluar
dari mobil.
b. Roll bar, sistem ini difungsikan untuk melindungi pengemudi pada
saaat terjadi kecelakaan dan mobil terbalik .karena disangga oleh
rollbar yang kuat keselamatan pengemudipun terjamin.
c. Seat belt, sistem ini difungsikan dibuat dengan lima titik pengamanan
dan memiliki Titik penopang untuk crotch strap di bawah tubuh dan
crotch strap atas pada sudut sekitar 10 di bawah puncak bahu
pengemudi. Sehingga pengemudi akan mendapati posisi yang tetap
seperti semula pada saat terjadi kecelakaan. Sit belt ini mampu
menahan beban lebih dari 700 N beban gaya.
d. Driver Visibility View, jarak pandang pengemudi adalah suatu aspek
yang sangat penting karena jika jarak pandang pengemudi cukup resiko
kecelakaan dapat diminimalisir, mobil ini didesain sedemikian rupa
sehingga pengemudi akan mendapatkan jarak pandang sejauh 180 dari
kiri hingga ke kanan sehinngga dirasa cukup luas dan aman bagi
pengendara. Mobil ini juga dilengkapi dengan kaca spion berukuran 50
x 50 mm agar dapat melihat objek yang ada di belakang.
e. Alat pemadam kebakaran (APK), pengadaan alat pemadam
kebakaran didalam mobil juga harus dilakukan (tipe ABC atau BC)
yang mempunyai kapasitas 1 kg dalam kondisi terisi penuh dan
mempunyai label validasi. sebagai tindakan preventive saat terjadi
suatu kebakaran diruang mesin. apk diletakkan di dalam ruang
kemudi. Sehingga dapat digunakan pengemudi untuk memadamkan api
jika terjadi kebakaran saat race berlangsung.
f. Sistem Transmisi, sistem safety pada transmisi juga adalah salah satu
yang kami fasilitasi pada kendaraan yang satu ini. Pada bagian ini
sistem safety yang kami terapkan yaitu penutup bagian transmisi mobil
hal ini difungsikan agar jika suatu ketika rantai yang menyambungkan
transmisi ini putus tidak membahayakan pengemudi yang ada didalam
mobil dan juga pemutus arus pada bagian kontroler motor/engine jika
terjadi beban lebih dan atau suhu engine yang melebihi batas kerja
engine tersebut .
3. Peralatan Penunjang
Merupakan peralatan dan material yang disediakan dan dipakai tim
saat perlombaan:
a. Sarung tangan dari kulit atau kanvas untuk saat pengerjaan yang juga
bersifat tahan bahan kimia untuk memegang bahan bakar dan pelumas.
b. Kacamata keselamatan untuk semua anggota tim. dengan model sekali
pakai.
c. Alat perlindungan pendengaran bagi semua anggota tim.
d. Plester lakban bisa dipakai untuk mengamankan tali atau kabel
tergeletak di lantai pit.
e. Penyangga kendaraan atau lift stand untuk pengaturan (tuning) dan
perbaikan kendaraan.
f. Sebuah tas pengisian baterai yang dirancang khusus untuk mencegah
penyebaran api jika terjadi ledakan atau kebakaran baterai Lithium saat
pengisian daya baterai.
BAB III
RENCANA PENGUJIAN KENDARAAN DAN STRATEGI
PENGENDARAAN
2. Pengujian Elektrik
Pengujian elektrik pada mobil meliputi:
a. Control Motor BLDC, pengujian kontrol motor yang kami buat
dengan cara menjalankan mobil yang kecepatannya dapat diatur
dengan menggunakan throttle yang nantinya akan di gunakan sebagai
tunning kontrol PID yang outputnya akan digunakan sebagai pengatur
kecepatan motor. Dengan demikian akan diperoleh putaran motor yang
memiliki respon cepat tanpa overshoot dan stabil di titik steady state.
Pengujian dilakukan di halaman kampus PENS dengan menjalan mobil
dari posisi starting hingga kecepetan penuh.
b. Battery Monitoring System, sebelum melakukan pengujian alat ini
akan dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan kalibrator dengan
kepresisian tinggi. Setelah terkalibrasi alat ini akan di uji secara
langsung untuk mengukur penggunaan baterai yang digunakan oleh
motor. Pengujian dilakukan dengan cara baterai dalam kondisi
kapasitas penuh yang kemudian digunakan digunakan untuk
menjalankan mobil. Hasil dari pengukuran tersebut akan di
bandingkan dengan alat ukur pabrikan yang telah tersedia di
laboratorium elektronika dasar kampus PENS.
3. Transmisi
Pengujian pada transmisi ini langsung difokuskan pada motor dan
sistem transmisi. Mengatur perbandingan gear yang terpasang pada poros
motor dengan gear yang terpasang pada roda belakang. Dengan
perbandingan rasio gear yang sesuai strategi dapat meghasilkan kecepatan
mobil dan torsi yang pas agar mendapatkan hasil yang efisien daya.
Pengujian ini dilakukan dengan mengambil sample mobil yang dijalankan
dengan jarak dan waktu yang sudah ditentukan agar dapat mencapai finish.
Kemudian melihat hasil daya yang digunakan dan menghitung dengan
rumus efisiensi.
B. Strategi Pengendaraan
BAB IV
RANCANGAN PROSES DAN MANAGEMEN PRODUKSI
PROPOSAL ARRANGEMENT
FINISHING
END
2. Proposal Arrangement
Pembuatan proposal yang mencangkup Segala hal mengenai latar
belakang project, tujuan project, konsep detail project, timeline project,
riset dan analisa dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan project ini.
yang sekaligus menjadi dokumentasi dan laporan terhadap pihak sponsor
dan kampus (PENS).
7. Finishing
Tahapan terakhirnya adalah finishing yaitu mempersiapkan segala apa
yang akan dibawa ke lomba Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2017.
Yaitu seperti dokumen, keperluan tim pada saat lomba meliputi APK, helm,
masker, ear plug, dan baju race.
B. Manajemen Produksi
Setelah konsep perencanaan proses produksi telah dibuat, kemudian
dibentuklah suatu struktur organisasi tim untuk membagi tugas dan tanggung
jawab masing-masing individu dalam tim ini. Struktur organisasi tim tersebut
akan ditunjukkan pada gambar 4.2.
GENERAL
MANAGER
CONSULTANT
TEAM
a. Mechanical Engineer
Mechanical engineer bertanggung jawab dalam perencanaan,
perancangan, dan pembuatan mekanika mobil, meliputi desain dan
manufaktur chassis, body, system kemudi dan sistem pengereman
mekanik yang sesuai dengan metode-metode teknis yang ada.
b. Electrical Engineer
Electrical engineer bertanggung jawab dalam perencanaan,
perancangan, dan pembuatan sistem elektrik pada mobil, meliputi
pengkabelan aksesoris elektrik seperti klakson, lampu, alat ukur
kecepatan, monitoring daya. Dan pembuatan sistem baterai monitoring,
kecepatan, dan daya yang dapat dipantau dari paddock.
c. Propultion Engineer And Race Strategy
Propultion engineer and race strategy bertanggung jawab dalam
perencanaan, perancangan, dan pembuatan engine, meliputi sistem
transmisi, motor penggerak, kontroler motor, dan strategi balapan.
Pelaksanaan pembuatan sistem tersebut didasarkan atas perhitungan-
perhitungan sesuai teknis masing-masing.
4. Consultant Team
Consultant team merupakan sekumpulan pakar di bidang yang sesuai
dengan penelitian ini. Dalam hal ini adalah tenaga ahli dan dosen Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
Bulan
Juli Agustus September Oktober
Pekerjaan
Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Propulsi
Konsep
Kontroler motor
Transmisi
Test Drive &
evaluasi
D. Analisa Biaya
Berikut analisa keseluruhan biaya yang dibutuhkan oleh tim Chapens Proto
berdasarkan pembagian divisi masing-masing:
DIVISI MEKANIK
No Jumla Satua Harga Harga
Deskripsi
. h n Satuan (Rp) Total (Rp)
A. Rangka
Aluminium
1. 2 Batang 185.000 370.000
hollow
Aluminium
2. 3 Kg 75.000 225.000
pejal
3. Welding 325.000
4. Plat aluminium 290.000
5. Bodi 8.000.000
Jumlah 9.210.000
No Jumla Satua Harga Harga Total
Deskripsi
. h n Satuan (Rp) (Rp)
B. Kemudi
Pipa
1. 1 Batang 85.000 85.000
aluminium
Alumunium
2. 2,5 Kg 75.000 187.500
pejal
3. Ball joint 4 Set 35.000 140.000
4. Bearing 6 Set 25.000 150.000
Joint
5. 1 Set 90.000 90.000
Universal
6. Welding 175.000 175.000
7. Spion 2 Set 20.000 40.000
Jumlah 867.500
C. Roda
1. Bosch 3 Unit 60.000 180.000
2. Bearing 6 Unit 200.000 1.200.000
Roda
3. 3 Unit 350.000 1.050.000
Michelin
4. Jeruji 3 Set 25.000 75.000
5. Cakram 3 Unit 50.000 150.000
6. Velg 3 Unit 190.000 570.000
7. Rem 2 Set 600.000 1.200.000
8. As Baja 3 Batang 25.000 75.000
Jumlah 4.500.000
DIVISI PROPULSI
No Jumla Satua Harga Satuan Harga Total
Deskripsi
. h n (Rp) (Rp)
1. Gear 500.000 500.000
2. Rantai 3 Unit 100.000 300.000
3. Motor BLDC 1 Unit 4.000.000 4.000.000
Kontroller
4. 1 Unit 1.000.000 1.000.000
motor
5. Catu daya motor 1 Unit 3.500.000 3.500.000
6. Charger baterai 1 Unit 500.000 500.000
Jumlah 9.800.000
DIVISI ELEKTRIK
No Jumla Satua Harga Satuan Harga Total
Deskripsi
. h n (Rp) (Rp)
Android
interfacing
1. 1 Buah 2.000.000 2.000.000
(Galaxy
Grand Prime)
2. BMS 1 Buah 700.000 700.000
3. Klakson 1 Buah 50.000 50.000
4. Wiring 1 Set 250.000 250.000
Tombol
5. 2 Set 30.000 60.000
Emergency
Modul sensor
6. (arus dan 700.000 700.000
tegangan)
Modul
7. 2 Buah 400.000 800.000
Bluetooth
Jumlah
No.
(Rp)
14.577.50
1. Divisi Mekanik
0
2. Divisi Propulsi 9.800.000
3. Divisi Elektrik 8.135.000
4. Divisi Non Teknis 1.055.000
33.567.50
Jumlah Keseluruhan
0
E.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada ajang Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2016, tim Chapens Proto
berhasil meriset mobil prototype listrik dengan konsep sasis yang ringan namun
tetap kuat, bodi yang aerodinamis, dan penggunaan motor BLDC yang memiliki
efisiensi tinggi. Namun, dari hasil riset tersebut masih memiliki beberapa
kekurangan yang akan diperbaiki pada konsep mobil prototype listrik untuk
KMHE 2017 ini. Dari segi mekanik, perbaikan dapat dilihat dari target massa
kendaraan yang lebih ringan, yaitu 35kg dari sebelumnya 50kg, namun tetap
mengutamakan kekuatan dari bahan mobil itu sendiri. Sehingga, diperoleh
konsep mobil yang ringan, irit, dan memiliki safety factor yang cukup baik
apabila terjadi kecelakaan. Sedangkan dari segi elektrik, dapat dilihat dari
pemanfaatan karakteristik efisiensi dari motor penggerak yang lebih
dimaksimalkan lagi dengan menggunakan kontrol motor buatan sendiri. Dari
segi propulsi, juga telah dilakukan desain dan perhitungan sistem transmisi yang
lebih baik dari tahun sebelumnya. Selain itu, dari strategi pengendaraan, kami
menyimpulkan bahwa teknik berkendara yang efektif adalah ketika pengemudi
dapat memanfaatkan gaya momentum yang dihasilkan oleh motor penggerak
dengan baik. Sistem lebih baik dimatikan ketika kendaraan mendapatkan
momentum maksimal dari motor penggerak.
B. Saran
Perubahan-perubahan yang kami targetkan pada konsep mobil tahun ini
tidaklah mudah untuk dilakukan. Namun, perubahan-perubahan tersebut tetap
kami utamakan demi mencapai efisiensi yang lebih tinggi dari tahun
sebelumnya. Beberapa hal yang menjadi perubahan pada konsep mobil
prototype tahun ini telah kami anggap baik dan kami berharap dapat dilanjutkan
pada riset di masa mendatang.
Untuk saat ini konsep mobil kami fokus dalam mengurangi massa
kendaraan, khususnya pada jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan bodi.
Pada mobil prototype ini, kami masih menggunakan bahan dasar yang sama
seperti bodi mobil prototype sebelumnya, yaitu dengan menggunakan lapisan
fiber glass, namun lebih tipis dengan hanya satu lapis sehingga didapat massa
yang lebih ringan. Sedangkan untuk mengejar target massa kendaraan yang
kami inginkan, lebih baik lagi menggunakan bahan dasar fiber carbon untuk
bodi yang jauh lebih ringan namun dengan kekuatan konstruksi yang hampir
sama dengan bahan dasar fiber glass. Pada riset selanjutnya, kami harap dapat
mewujudkan pembuatan bodi mobil berbahan dasar fiber carbon agar massa
kendaraan kami dapat menjadi lebih ringan lagi.