DISUSUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Ahmad Fadli Adi S 17160104
Aprilia Dewi Nurlitasari 17160007
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya
cedera atau pembedahan (Agustina, 2009). Luka adalah rusaknya kesatuan
atau komponen jaringan dimana secara spesifik terdapat subtansi jaringan
yang rusak atau hilang ( Widhiastuti, 2016). Berdasarkan sifat kejadian,
luka dibagi menjadi dua yaitu luka disengaja dan luka tidak disengaja.
Luka disengaja misalnya luka terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka
tidak disengaja contohnya adalah luka terkena trauma. Luka yang tidak
disengaja (trauma) juga dapat dibagi menjadi luka tertutup dan luka
terbuka. Disebut luka tertutup jika tidak ada robekan, sedangkan luka
terbuka jika terjadi robekan dan keliatan seperti luka abrasio (luka akibat
gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan), dan hautration (luka akibat
alat perawatan luka) (Hidayat, 2006).
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang terjadi secara normal.
Artinya, tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk
melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatkan aliran darah ke daerah
yang rusak,
membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal proses
penyembuhan. Meskipun demikian, terdapat beberapa perawatan yang
dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan luka. Seperti
melindungi area yang luka terbebas dari kotoran dengan menjaga
kebersihan untuk membantu meningkatkan penyembuhan jaringan
(Maryunani, 2013).
Lama penyembuhan luka berdasarkan fase penyembuhan luka adalah
fase inflamasi (berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4), fase
proliferasi
(berlangsung 3-24 hari), fase maturasi dimulai pada minggu ke-3 setelah
perlukaan dan memerlukan waktu lebih dari 1 tahun (Perry & Potter,
2006).
Morizon (2004) juga menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
intrinsik terdiri dari faktor yang merugikan pada tempat luka ( kurangnya
suplai darah dan pengaruh hipoksia, berlebihan, benda asing, hematoma,
dan trauma berulang), faktor-faktor patofisiologi umum (status nutrisi,
gangguan kardiovaskuler, anemia, penurunan daya tahan terhadap infeksi,
gangguan metabolik dan endokrin), dan faktor usia. Sementara itu faktor
ekstrinsik terdiri dari penatalaksanaan luka (perawatan luka) yang tidak
tepat (pengkajian luka yang tidak akurat, penggunaan agens topikal dan
produk balutan luka primer yang tidak sesuai, teknik penggantian balutan
yang ceroboh (cuci tangan, pemakaian sarung tangan, penggunaan masker,
teknik ganti balutan, dan peralatan steril), sikap negatif staf terhadap
pengobatan dan penyembuhan), efek merugikan dari terapi lain
(kemoterapikanker, dosis steroid tinggi yang berkepanjangan, dan terapi
radiasi), serta faktor lain yang mempengaruhi penyembuhan luka yaitu
mobilisasi, pekerjaan atau aktivitas dan keadaan sosial yang buruk.
Perawatan luka yang tepat dapat mencegah terjadinya infeksi silang
dan
dapat mempercepat proses penyembuhan luka, dengan demikian hari rawat
akan lebih pendek.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami analisa jurnal keperawatan medikal
bedah tentang perawatan luka secara modern
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menganalisa judul, tujuan, nama
peneliti, tempat dan waktu penelitian
b. Mahasiswa mampu menganalisa metode, populasi, dampel,
dan teknik sampling yang digunakan serta hasil penelitian
c. Mahasiswa mampu menganalisa kelebihan dan kekurangan
jurnal dengan analisa SWOT dan PICO
d. Mahasiswa mampu menjelaskan korelasi jurnal dengan
teori
e. Mahasiswa mampu menjelaskan korelasi isi jurnal dengan
penerapan dilapangan
f. Mahasisa mampu mengetahui implikasi keperawatan
BAB II
JURNAL ASLI
(Terlampirl)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Nama Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh 8 orang yang meliputi peneliti asli,
korespondensi dan kontributor, yaitu:
Analisis
1. Jenis penelitian yang diambil pada penelitian ini sudah
sesuai dengan teori yaitu penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen adalah penelitian dimana peneliti memberikan
intervensi pada variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini
sudah sangat sesuai dengan pengertian dari penelitian eksperimen
yaitu bahwa peneliti di sisni hanya melakukan intervensi kepada
sampel penelitian menggunakan instrumen yang sudah ditetapkan.
2. Populasi pada penelitian ini juga sudah sesuai yaitu dimana
peneliti melihat semua pasien menerima informed consent, pasien
yang menjalani operasi. Responden penelitian berusia diatas 18
tahun. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Melihat dari definisi populasi,
maka peneliti pada penelitian ini sudah memenuhi kriteria tersebut
dalam melakukan penelitiannya.
3. Sampel penelitian pada penelitian ini juga sudah sesuai,
yaitu peneliti memikirkan azas keadilan dan yang bersedia mengisi
informed consent. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2014).
4. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini juga
sudah sesuai. Random Sampling merupakan teknik yang paling
bagus dalam sebuah penelitian karena sampel yang diambil dengan
subjektivitas.
5. Instrumen penelitian pada penelitian ini sangat baik sekali
karena peneliti menggunakan instrumen yang sudah dibekukan
menggunakan visual analog scale yaitu diigunakan untuk merekam
tingkat nyeri dari 1 (tidak ada rasa sakit) ke 10 (nyeri hebat), serta
menggunakan observasi dan pendokumentasian.
E. Hasil Penelitian
Ada perbedaan dimana kelompok intervensi menggunakan dressing
Mepilex Border mempunyao angka kejadian efek lecet pada luka sebanyak
3 %, lebih rendah dari mepore pro sebanyak 59 %, Hypafix 61 %, dan
dressing kejadian efek lecet pada luka sebanyak 17,7 %.
Pembalut luka yang nyaman dapat meminimalkan risiko lecet, yang
akan diganti hanya setelah 7 hari, setelah tepi luka tertutup, dapat
meminimalkan risiko infeksi luka superfisial pascaoperasi. Kenaikan biaya
luka pasca operasi dapat dicegah, pada penelitian ini terdapat hubungan
yang signifikan negatif antara pencegahan resiko komplikasi luka terhadap
kenaikan biaya perawatan. Pasien dengan menggunakan mepilex border
dengan pergantian dressing pada hari ke 7 dimana pada hari ke 7 tepi luka
sudah mulai menutup sehingga akan mengurangi resiko luka pasca operasi
yaitu infeksi luka dan keterlambatan penutupan luka dibandingkan
pergantian dressing luka setiap 2 hari.
Hal diatas juga dipengaruhi hal lain yaitu kualitas layanan yang
diterima oleh pasien, dan pasien yang berusaha untuk mengoptimalkan
perawatan luca pasca operasi.
Analisisa:
Hasil penelitian pada penelitian ini sudah ditampilkan dengan jelas
dan mudah dimengerti. Penulisannya sudah memenuhi kriteria
penulisan hasil dalam sebuah penelitian yaitu mencantumkan sampel dan
presentase sampelnya. Perubahan berarti dalam luka pasca operasi yang
ditentukan oleh observasi dan foto dokumentasi. Setelah intervensi, angka
presentasi kejadian luka Mepilex Border 3 %.
Kenyamanan dressing pada luka ini juga dianalisa dimana dressing
yang diganti setelah 7 hari dapat memberikan kenyamanan, dapat
meminimalkan resiko luka lecet sehingga dan dapat meminimalkan risiko
infeksi luka superfisial pascaoperasi, sehingga dapat mengurangi biaya
perawatan luka yang diakibat proses penyembuhan yang lama.
J. Manfaat Jurnal
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa generasi penerus tenaga medis di rumah sakit
khusunya di Poliklinik Bedah, agar setelah membaca analisis jurnal
ini bisa menerapkan dan mengkampanyekan tentang perawatan luka
modern menggunakan flexible self-adherent absorbent dressing coated
with a soft silicone layer (Mepilex Border)
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan pengadaan flexible
self-adherent absorbent dressing coated with a soft silicone layer di
Poliklinik Bedah sehingga perawatan luka dapat menurunkan angka
kejadian luka lecet/ dan keterlambatan penutupan luka pasca operasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Intervensi menggunakan modern dressing flexible self-adherent absorbent
dressing coated with a soft silicone layer (Mepilex Border) efektif dalam
menurunkan resiko luka pasca operasi.
B. Saran
1. Bagi Institusi Kesehatan
Bagi Institusi kesehatan yaitu rumah sakit agar bisa menera[lam
penggunaan modern dressing flexible self-adherent absorbent dressing
coated with a soft silicone layer (Mepilex Border) sesuai dengan jurnal
yang telah di teliti dan dianalisis.