Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS JURNAL

Clinical trial to evaluate the performance of a flexible self-


adherent absorbent dressing coated with a soft silicone layer
compared to a standard wound dressing after orthopedic or spinal
surgery : study protocol for a randomized controlled trial

DISUSUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Ahmad Fadli Adi S 17160104
Aprilia Dewi Nurlitasari 17160007

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya
cedera atau pembedahan (Agustina, 2009). Luka adalah rusaknya kesatuan
atau komponen jaringan dimana secara spesifik terdapat subtansi jaringan
yang rusak atau hilang ( Widhiastuti, 2016). Berdasarkan sifat kejadian,
luka dibagi menjadi dua yaitu luka disengaja dan luka tidak disengaja.
Luka disengaja misalnya luka terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka
tidak disengaja contohnya adalah luka terkena trauma. Luka yang tidak
disengaja (trauma) juga dapat dibagi menjadi luka tertutup dan luka
terbuka. Disebut luka tertutup jika tidak ada robekan, sedangkan luka
terbuka jika terjadi robekan dan keliatan seperti luka abrasio (luka akibat
gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan), dan hautration (luka akibat
alat perawatan luka) (Hidayat, 2006).
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang terjadi secara normal.
Artinya, tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk
melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatkan aliran darah ke daerah
yang rusak,
membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal proses
penyembuhan. Meskipun demikian, terdapat beberapa perawatan yang
dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan luka. Seperti
melindungi area yang luka terbebas dari kotoran dengan menjaga
kebersihan untuk membantu meningkatkan penyembuhan jaringan
(Maryunani, 2013).
Lama penyembuhan luka berdasarkan fase penyembuhan luka adalah
fase inflamasi (berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4), fase
proliferasi
(berlangsung 3-24 hari), fase maturasi dimulai pada minggu ke-3 setelah
perlukaan dan memerlukan waktu lebih dari 1 tahun (Perry & Potter,
2006).
Morizon (2004) juga menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
intrinsik terdiri dari faktor yang merugikan pada tempat luka ( kurangnya
suplai darah dan pengaruh hipoksia, berlebihan, benda asing, hematoma,
dan trauma berulang), faktor-faktor patofisiologi umum (status nutrisi,
gangguan kardiovaskuler, anemia, penurunan daya tahan terhadap infeksi,
gangguan metabolik dan endokrin), dan faktor usia. Sementara itu faktor
ekstrinsik terdiri dari penatalaksanaan luka (perawatan luka) yang tidak
tepat (pengkajian luka yang tidak akurat, penggunaan agens topikal dan
produk balutan luka primer yang tidak sesuai, teknik penggantian balutan
yang ceroboh (cuci tangan, pemakaian sarung tangan, penggunaan masker,
teknik ganti balutan, dan peralatan steril), sikap negatif staf terhadap
pengobatan dan penyembuhan), efek merugikan dari terapi lain
(kemoterapikanker, dosis steroid tinggi yang berkepanjangan, dan terapi
radiasi), serta faktor lain yang mempengaruhi penyembuhan luka yaitu
mobilisasi, pekerjaan atau aktivitas dan keadaan sosial yang buruk.
Perawatan luka yang tepat dapat mencegah terjadinya infeksi silang
dan
dapat mempercepat proses penyembuhan luka, dengan demikian hari rawat
akan lebih pendek.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami analisa jurnal keperawatan medikal
bedah tentang perawatan luka secara modern
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menganalisa judul, tujuan, nama
peneliti, tempat dan waktu penelitian
b. Mahasiswa mampu menganalisa metode, populasi, dampel,
dan teknik sampling yang digunakan serta hasil penelitian
c. Mahasiswa mampu menganalisa kelebihan dan kekurangan
jurnal dengan analisa SWOT dan PICO
d. Mahasiswa mampu menjelaskan korelasi jurnal dengan
teori
e. Mahasiswa mampu menjelaskan korelasi isi jurnal dengan
penerapan dilapangan
f. Mahasisa mampu mengetahui implikasi keperawatan

BAB II

JURNAL ASLI

(Terlampirl)
BAB III

PEMBAHASAN
A. Nama Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh 8 orang yang meliputi peneliti asli,
korespondensi dan kontributor, yaitu:

1. Jan Bredow : Sebagai Peneliti asli dan


Koresponden
2. Kurosh Zarghoni : Kontributor
3. Johanes Opperman : Koresponden
4. Peer Eysel : koresponden
5. Martin Helmich : Kontributor
6. Marvin Simons : Kontributor
7. Birte wenk : Kontributor

Kontributor yang dimaksud adalah orang yang menyumbang,


menyokong dana, informasi dan sebagainya pada suatu hal (KBBI
Online, 2015). Peneliti asli yang dimaksud adalah orang yang melakukan
penelitian langsung terhadap masalah yang akan diteliti
Analisis:
1. Penelitian ini sudah dilakukan oleh orang yang ahli
dibidangnya yang mewakili institusi pendidikan dan juga klinis
seperti yang dijelaskan di rincian peneliti bahwa penelitinya
berasal dari:
a. Jan Bredow (Department of Orthopedics and
Trauma Surgery, University Hospital of Cologne, Kerpener
Str. 62, Cologne D - 50924, Germany & 2Clinical Trials
Centre, BMBF 01KN0706, University of Cologne,
Kerpener Str. 62, Cologne 50924, Germany )
b. Johanes Opperman ((Department of Orthopedics
and Trauma Surgery, University Hospital of Cologne,
Kerpener Str. 62, Cologne D - 50924, Germany & Clinical
Trials Centre, BMBF 01KN0706, University of Cologne,
Kerpener Str. 62, Cologne 50924, Germany )
c. Katharina Hoffman (Clinical Trials Centre, BMBF
01KN0706, University of Cologne, Kerpener Str. 62,
Cologne 50924, Germany)
d. Martin Hellmich (Institute of Medical Statistics,
Informatics and Epidemiology, University of Cologne,
Kerpener Str. 62, Cologne 50924, Germany )
e. Birte Wenk (Department of Orthopedics and Trauma
Surgery, University Hospital of Cologne, Kerpener Str. 62,
Cologne D - 50924, Germany & 2Clinical Trials Centre,
BMBF 01KN0706, University of Cologne, Kerpener Str.
62, Cologne 50924, Germany)
f. Marvin Simons (Department of Orthopedics and
Trauma Surgery, University Hospital of Cologne, Kerpener
Str. 62, Cologne D - 50924, Germany & 2Clinical Trials
Centre, BMBF 01KN0706, University of Cologne,
Kerpener Str. 62, Cologne 50924, Germany)
g. Peer Eysel (Department of Orthopedics and Trauma
Surgery, University Hospital of Cologne, Kerpener Str. 62,
Cologne D - 50924, Germany & 2Clinical Trials Centre,
BMBF 01KN0706, University of Cologne, Kerpener Str.
62, Cologne 50924, Germany)
h. Kurosh Zarghooni (Department of Orthopedics and
Trauma Surgery, University Hospital of Cologne, Kerpener
Str. 62, Cologne D - 50924, Germany & 2Clinical Trials
Centre, BMBF 01KN0706, University of Cologne,
Kerpener Str. 62, Cologne 50924, Germany)
2. Pembagian tugas pada penelitian ini sangatlah bagus
karena yaitu ada peneliti asli, koresponden (orang yang
mencari data), kontributor (orang yang
menyumbang/berkontribusi disegala hal), sehingga untuk data
yang ditampilkan menjadi lebih valid.
3. Penulisan nama peneliti pada jurnal ini sudah memenuhi
kriteria penulisan yaitu penulis tidak mencantumkan gelar di
jurnal ini namun penulis menjelaskannya dalam bentuk nama
institusi asal penulis.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Cologne
Jerman
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Selama 7 hari.
Analisis
1. Penelitian ini bisa dikategorikan baik karena penelitian ini
monosentris, penelitian dengan membandingkan kelompok intervensi
terhada kelompok kontrol, dan subjek penelitian dipilih secara acak
dan memperhatikan kriteria inklusi/ eksklusi penelitian, dan etika
penelitian.
2. Waktu penelitian pada penelitian ini sangatlah baik karena
melakukan observasi luka pasien yang dirawat selama 7 hari.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek dari
dressing penyerap yang dilapisi dengan lapisan slikon lembut dalam
meminimalkan resiko terik dibanding dressing standar rumah sakit. Dan
tujuan yang lain untuk mengevaluasi kenyamanan, kesesuaian, rasa sakit
sebelum, selama, dan setelah ganti baju, biaya yang dibutuhkan.
Analisis:
Tujuan penelitian ini sudah sesuai dengan judul yang diambil dan isi
dari jurnal ini sudah saling berkaitan dengan judul dan tujuannya. Peneliti
juga sudah menyampaikan tujuan yang lebih spesifik atau dengan kata
lain tujuan khususnya sehingga pada tujuan yang dituliskan apabila
dibaca secara sekilas tanpa membaca isinya, pembaca dapat
mengetahui sasaran dari tujuan penelitian ini dilakukan kepada siapa.
D. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian pada penelitian adalah eksperimen.
2. Populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan instrumen
penelitian
a. Populasi
Populasi dalam penelitian jurnal yaitu sebanyak 200 pasien yang
menjalani operasi. Responden pada penelitian berusia diatas 18
tahun. Kriteria inklusi pada penelitian ini meliputi pasien yang
menjalani operasi pinggul, lutu, tulang belakang dan perawatannya
lebih dari 6 hari. Sedangkan kriteria ekslusinya meliputi pasien yang
lukanya tidak bisa ditutup dengan baik.
b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel pada penelitian ini menggunakan two treatment group yang
alokasi rasionya 1 : 1. Analisa pada penelitian ini menggunakan uji
Mantel Haenszel test. Sedangkan teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan sistem random atau acak.
c. Intrumen Penelitian
1. Observasi
Pasien pasca operasi pada kedua kelompok akan dilakukan
observasi untuk melihat luka pasca operasi.
2. Visual Analog Scale
Visual skor nyeri analog digunakan untuk merekam tingkat pasien
nyeri dari skor 1 (tidak merasakan nyeri) sampai 10 (nyeri hebat).
3. Foto Dokumentasi
Untuk melihat luka sebelum perawatan dan setelah perawatan.

Analisis
1. Jenis penelitian yang diambil pada penelitian ini sudah
sesuai dengan teori yaitu penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen adalah penelitian dimana peneliti memberikan
intervensi pada variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini
sudah sangat sesuai dengan pengertian dari penelitian eksperimen
yaitu bahwa peneliti di sisni hanya melakukan intervensi kepada
sampel penelitian menggunakan instrumen yang sudah ditetapkan.
2. Populasi pada penelitian ini juga sudah sesuai yaitu dimana
peneliti melihat semua pasien menerima informed consent, pasien
yang menjalani operasi. Responden penelitian berusia diatas 18
tahun. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Melihat dari definisi populasi,
maka peneliti pada penelitian ini sudah memenuhi kriteria tersebut
dalam melakukan penelitiannya.
3. Sampel penelitian pada penelitian ini juga sudah sesuai,
yaitu peneliti memikirkan azas keadilan dan yang bersedia mengisi
informed consent. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2014).
4. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini juga
sudah sesuai. Random Sampling merupakan teknik yang paling
bagus dalam sebuah penelitian karena sampel yang diambil dengan
subjektivitas.
5. Instrumen penelitian pada penelitian ini sangat baik sekali
karena peneliti menggunakan instrumen yang sudah dibekukan
menggunakan visual analog scale yaitu diigunakan untuk merekam
tingkat nyeri dari 1 (tidak ada rasa sakit) ke 10 (nyeri hebat), serta
menggunakan observasi dan pendokumentasian.

E. Hasil Penelitian
Ada perbedaan dimana kelompok intervensi menggunakan dressing
Mepilex Border mempunyao angka kejadian efek lecet pada luka sebanyak
3 %, lebih rendah dari mepore pro sebanyak 59 %, Hypafix 61 %, dan
dressing kejadian efek lecet pada luka sebanyak 17,7 %.
Pembalut luka yang nyaman dapat meminimalkan risiko lecet, yang
akan diganti hanya setelah 7 hari, setelah tepi luka tertutup, dapat
meminimalkan risiko infeksi luka superfisial pascaoperasi. Kenaikan biaya
luka pasca operasi dapat dicegah, pada penelitian ini terdapat hubungan
yang signifikan negatif antara pencegahan resiko komplikasi luka terhadap
kenaikan biaya perawatan. Pasien dengan menggunakan mepilex border
dengan pergantian dressing pada hari ke 7 dimana pada hari ke 7 tepi luka
sudah mulai menutup sehingga akan mengurangi resiko luka pasca operasi
yaitu infeksi luka dan keterlambatan penutupan luka dibandingkan
pergantian dressing luka setiap 2 hari.
Hal diatas juga dipengaruhi hal lain yaitu kualitas layanan yang
diterima oleh pasien, dan pasien yang berusaha untuk mengoptimalkan
perawatan luca pasca operasi.
Analisisa:
Hasil penelitian pada penelitian ini sudah ditampilkan dengan jelas
dan mudah dimengerti. Penulisannya sudah memenuhi kriteria
penulisan hasil dalam sebuah penelitian yaitu mencantumkan sampel dan
presentase sampelnya. Perubahan berarti dalam luka pasca operasi yang
ditentukan oleh observasi dan foto dokumentasi. Setelah intervensi, angka
presentasi kejadian luka Mepilex Border 3 %.
Kenyamanan dressing pada luka ini juga dianalisa dimana dressing
yang diganti setelah 7 hari dapat memberikan kenyamanan, dapat
meminimalkan resiko luka lecet sehingga dan dapat meminimalkan risiko
infeksi luka superfisial pascaoperasi, sehingga dapat mengurangi biaya
perawatan luka yang diakibat proses penyembuhan yang lama.

F. Korelasi antara Isi Jurnal dengan Teori


Pada jurnal ini menjelaskan bahwa perawatan luka paska operasi
menggunakan dressing lapisan yang lunak lebih bagus dibandingkan
dengan dressing luka standar. Mepilex Boarder merupakan dressing
dengan angka kejadian terjadinya lecet pada luka paling rendah 3 % .
Sedangkan Mepore Pro 59 % dan Hypafix Transparent 61 %.
Luka merupakan terputusnya kontinuitas jaringan karena cedera atau
pembedahan. Luka bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis,
sifat, proses penyembuhan, dan lama penyembuhan. Berdasarkan sifatnya
luka terdiri beberapa macam salah satunya luka lecet. Luka lecet (Abraded
Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya
dengan benda yang tidak tajam (Potter & Perry, 2005). Modern dressing
merupakan metode perawatan luka yang berkembang saat ini. Perawatan
modern harus tetap memperhatikan tiga tahap, yakni mencuci luka,
membuang jaringan mati dan memilih balutan. Mencuci luka bertujuan
menurunkan jumlah bakteri dan membersihkan sisa balutan lama,
debridement jaringan nekrotik atau membuang jaringan dan sel mati dari
permukaan kulit. Perawatan luka konvensional harus sering mengganti
kain kasa pembalut luka, sedangkan luka modern mememiliki prinsip
menjaga kelembapan luka dengan menggunakan bahan seperti hydrogel.
Hydrogel berfungsi menciptakan lingkungan tetap lembab (Kartika, 2015).
Sedangkan pada penelitian ini menggunakan Mepilex Boarder yaitu
balutan luka lunak yang sejenis dengan film dressing. Mepilex boarder ini
tidak ada kontra indikasinya. Dressing ini intinya terletak pada potongan
film poliuritan yang lebih besar dan dilapisi oleh perekat silicon berlubang
yang membentang sampai ke pinggiran luar dressing. Dan adesi yang
lembut pada dressing ini juga cenderung mencegah maserasi dengan
menghambat gerakan lateral eksudat dari luka atau kulit sekitarnya.
Lapisan silicon tidak menempel pada permukaan luka sehingga dressing
dapat dilepas tanpa menimbulkan rasa sakit atau trauma.

G. Korelasi antara Isi Jurnal dengan Realitas Klinis ( lahan


praktek)
Isi jurnal ini juga memiliki korelasi yang erat dengan realita
klinis di Rumah Sakit RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro yang dalam
proses perawatan luka masih menggunakan perawatan luka konsvensional
menggunakan balutan luka Hypafix.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, korelasi antara isi jurnal dan realita klinis
berbanding terbalik , yaitu mengalami masalah perawatan luka pasca
operasi yang baik.
H. Analisis SWOT
1. Strength (Kekuatan)
Jurnal ini memiliki banyak kekuatan yaitu diantaranya: Peneliti
dalam penelitian ini merupakan orang yang sesuai dengan bidangnya.
pada jurnal ini sudah menggunakan alat ukur yang jelas yaitu
instrumen luka menggunakan observasi dan foto dokumentasi. Pada
jurnal juga mengguanakan metode penelitian Random clinical trial
dimana metode ini sangat cocok untuk penelitian eksperimen dalam
bidang medis. Pada jurnal telah dibahas cara intervensi menggunakan
dressing mepilex border, dan jalannya penelitian.
2. Weaknes (Kelemahan)
Ada juga beberapa keterbatasan dalam penelitian. Pada penelitian ini
tidak disampaikan bagaimana perkembangan pemyembuhan luka
pasca operasi secara detail dan tidak disampaikan mengenai
keterbatasan selama penelitian yang dilakukan.
3. Opportunity (Peluang)
Apabila intervensi flexible self-adherent absorbent dressing coated
with a soft silicone layer ( Mepilex Border) mampu untuk diterapkan
dengan baik oleh tenaga medis, maka peluang terbesarnya adalah
menurunnya angka resiko luka pasca operasi pasien di rumah sakit.
Dengan menurunnya angka resiko pasca operasi maka pelayanan
perwatan luka pasien pasca operasi menjadi lebih baik. Rumah sakit
itu akan mendapatkan lebih banyak pasien dan tentunya akan
berdampak pada meningkatnya pendapatan rumah sakit tersebut.
4. Threated (Ancaman)
Melihat hasil penelitian ini tidak menutup kemungkinan akan
menjadi ancaman untuk rumah sakit terkait. Apabila hal ini tidak
segera dirubah, maka kemungkinan besar keberlangsungan dari rumah
sakit-rumah sakit ini akan segera tergantikan oleh rumah sakit
swasta yang menerapkan Perawatan luka menggunakan dressing
Mepilex Border pada pasien pasca operasi dengan benar. Pada
kenyataannya walaupun pada rumah sakit pemerintah memiliki banyak
kendala yaitu diantara harga dressing Mepilex Border yang lumayan
lebih mahal dari dressing lainnya.
I. Analisa PICO
P : Perhitungan ukuran sampel menunjukkan 100 individu yang
diperlukan untuk masing-masing kelompok kontrol dan intervensi
pada pasien dengan luka pasca operasi
I : kelompok intervensi Meilex Border
C : kelompok kontrol
O: : Ada perbedaan dimana kelompok intervensi menggunakan
dressing Mepilex Border mempunyao angka kejadian efek lecet pada luka
sebanyak 3 %, lebih rendah dari mepore pro sebanyak 59 %, Hypafix 61
%, dan dressing standar kejadian efek lecet pada luka sebanyak 17,7 %.
J. Implikasi Keperawatan
Perawatan luka yang dengan Meilex Border sangat perlu dilakukan
didunia keperawatan untuk meminimalkan resiko pasca operasi . Karena
perawat adalah orang yang sering melakukan tindakan perawatan luka
walaupun tidak lepas dari kolaborasi dengan dokter. Perawatan luka
menggunakan Mepilex Border mungkin sulit terwujud karena rata-rata
rumah sakit indonesia masih jarang menggunakan dressing ini khususnya
rumah sakit pemerintah. Perawat apabila ingin mewujudkan hal ini
perawat perlu berkordinasi dengan dokter dan atasan yang membidangi
untuk mengadakan perawatan luka menggunakan dresssing Mepilex
Border.

J. Manfaat Jurnal
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa generasi penerus tenaga medis di rumah sakit
khusunya di Poliklinik Bedah, agar setelah membaca analisis jurnal
ini bisa menerapkan dan mengkampanyekan tentang perawatan luka
modern menggunakan flexible self-adherent absorbent dressing coated
with a soft silicone layer (Mepilex Border)
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan pengadaan flexible
self-adherent absorbent dressing coated with a soft silicone layer di
Poliklinik Bedah sehingga perawatan luka dapat menurunkan angka
kejadian luka lecet/ dan keterlambatan penutupan luka pasca operasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Intervensi menggunakan modern dressing flexible self-adherent absorbent
dressing coated with a soft silicone layer (Mepilex Border) efektif dalam
menurunkan resiko luka pasca operasi.
B. Saran
1. Bagi Institusi Kesehatan
Bagi Institusi kesehatan yaitu rumah sakit agar bisa menera[lam
penggunaan modern dressing flexible self-adherent absorbent dressing
coated with a soft silicone layer (Mepilex Border) sesuai dengan jurnal
yang telah di teliti dan dianalisis.

2. Bagi Mahasiswa Keperawatan


Diharapkan bagi mahasiswa kesehatan yang berada di Poliklinik
Bedah dapat menerapkan penelitian ini kepada pasien yang akan
dilakukan perawatan luka pasca operasi.
Daftar Pustaka
1. Agustina, H. R. (2009). Perawatan Luka Modern. Dalam
http://www.-fkep. unpad. ac. id/2009/01/perawatan-luka-modern/rsitas
Padja-djaran.
2. Bredow, J., Oppermann, J., Hoffmann, K., Hellmich, M., Wenk, B.,
Simons, M., ... & Zarghooni, K. (2015). Clinical trial to evaluate the
performance of a flexible self-adherent absorbent dressing coated with a
soft silicone layer compared to a standard wound dressing after orthopedic
or spinal surgery: study protocol for a randomized controlled
trial. Trials, 16(1), 81.
3. Widyastuti, Y. (2016). Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt)
Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi
Laparatomi. IJMS-Indonesian Journal on Medical Science, 3(2).
4. Morison, M., Ovington, L. G., & Wilkie, K. (Eds.).
(2004). Chronic wound care: a problem-based learning approach. Mosby
Incorporated.
5. Maryunani, A. (2013). Perawatan Luka Modern (Modern
Woundcare) Sebagai Bentuk Tindakan Keperawatan Mandiri.
6. Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P., Hall, A., & Peterson, V.
(2006). Clinical Companion for Fundamentals of Nursing. Elsevier Health
Sciences.
7. Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai