PENDAHULUAN
1.1.2. Etiologi
Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard (
iskemia dan infark ), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit,
gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme koroner.
1
2
Karena impuls berasal dari ventrikel, maka tidak melalui sistem konduksi yang
normal, melainkan jaringan otot ventrikel, hal ini menimbulkan gambaran kompleks
QRS yang lebar ( lebih dari 0, 12 detik )
Peyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali, tetapi beberapa factor
aritmogenik berikut ini dapat menjadi perhatian :
1. Peradangan jantung misalnya demam rematik,peradang miokard.
2. Gangguan sirkulasi koroner misalnya,ischemia miokard.
3. Stimulasi simpatis : menguatnya tonus otot karena penyebab apapun
(hyper-tiroid, gagal jantung kongestif, latihan fisik dll ) dapat menimbulkan
aritmia
4. Obat obatan : efek pemberian obat-obatan digitalis atau bahkan obat-obat
anti aritmia sendiri
5. Gangguan elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium
6. Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi pre-
disposisi aritmia
7. Regangan ( stretch ): hipertrofi ventrikel
1.1.3. Epidemiologi
Jarang pada infants atau anak anak, tetapi insidensi meningkat
seiring bertambahnya usia
VES dapat mengenai pasien dengan atau tanpa kelainan jantung
organic
VES muncul dengan frekuensi yang meningkat terutama pada pasien
dengan kelainan jantung organik seperti ischemik , penyakit katup
jantung , dan juga idiopatik kardiomiopati
VES dapat juga muncul pada intoksikasi obat misalnya intoksikasi
digitalis , ataupun gangguan elektrolit seperti hipokalemia
Framingham study menunjukkan bahwa insidensi lebih tinggi pada pria
dibandingkan wanita
1.1.4. Patofisiologi
Secara umum ada 3 mekanisme terjadinya aritmia , termasuk VES sebagai
salah satu jenis dari aritmia ventrikel , yaitu :
1. Automaticity
Terjadi karena adanya percepatan aktivitas fase 4 dari potensial aksi
jantung.
Aritmia ventrikel karena automaticity biasanya terjadi pada keadaan
akut dan kritis seperti infark miokard akut , gangguan elektrolit ,
gangguan keseimbangan asam basa dan juga tonus simpatis yang
meningkat
2. Reentry
Mekanisme aritmia ventrikel yang paling sering
Biasanya disebabkan oleh kelainan kronis seperti infark miokard lama
atau kardiomiopati dilatasi , pada keadaan ini dapat terjadi kematian
mendadak
Kondisi kondisi yang dapat menyebabkan reentry :
a) Panjang jarak yang harus ditempuh impuls mengelilingi lingkaran re-
entry
4
Ventrikel ekstrasistol karena denyur berasal dari ventrikel, maka tidak melalui
system konduksi yang normal. QRS tidak hanya premature tetapi melebar dengan
gelombang T yang berlawananan didefleksinya dengan kompleks QRS. VES
digambarkan melalui pola dan frekuensi timbulnya bisa jarang, kadang kadang
atau sering.
berbahaya adalah klien merasakan nyeri dada, pusing, bahkan keadaan yang lebih
serius kemungkinan pasien ditemukan meninggal mendadak. Hal itu dikarenakan
pasokan darah yang mengandung nutrient dan oksigen yang dibutuhkan ke jaringan
tubuh tidak mencukupi sehingga aktivitas/kegiatan metabolisme jaringan terganggu.
Adapun penampilan klinis pasien sebagai berikut:
a) Anxietas
b) Gelisah
c) capek dan lelah serta gangguan aktivitas
d) palpitasi
e) nyeri dada
f) vertigo, syncope
g) tanda dan gejala sesak, crakles
h) tanda hipoperfusi
Tanda-tanda yang lain yaitu:
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi );
Nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi
ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran
urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,
perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi
nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan
komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau
fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
5. demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis
siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan.
6
1. Elektrokardiogram ( EKG )
a. Resting EKG : rekaman EKG yang dibuat pada saat pasien berbaring
atau istirahat
b. Exercise EKG ( stress test ) : menggunakan tread mill test atau
ergocycle sementera irama jantung tetap dimonitor
c. Holter monitoring : monitor irama jantung yang dilakukan selama 24
jam dengan pemasangan electrode ditubuh ( dada ) pasien
sementara pasien tetap melakukan aktivitas harian.
d. Transtelephonic monitoring : pasien menggunakan tape recorder
untuk merekam irama jantung dalam beberapa hari /minggu, jika
pasien merasakan tanda tanda aritmia, maka ia menghubungi
stasiun monitoring.
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan
magnesium dapat menyebabkan aritmia.
b. Toksisitas obat : kelebihan dosis obat obatan seperti digitalis,
quinidin dapat menyebabkan aritmia
c. Hormone tyroid : peningkatan atau penurunan kadar tyroid serum
dapat menyebabkan aritmia.
d. Laju sedimentasi : peningkatannya dapat menunjukan proses
inflamasi akut : endokarditis yang dapat mencetuskan aritmia
e. Analisa gas darah : hipoksemia dapat menyebabkan aritmia
3. Pemeriksaan foto : foto thorax dapat menunjukkan pembesaran jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katub
4. Stress test : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang dapat
menyababkan aritmia
5. Elektrofisiologic study ( EPS) : untuk mengetahui jenis, tipe, tempat aritmia dan
respon terhadap pengobatan dengan menggunakan catheterusasi jantung.
7
Bahan
Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Makanan
Sumber Beras di tim atau Makanan yang mengandung gas atau
Karbohidra disaring; roti, mie, alkohol, seperti : ubi, singkong, tape
t kentang, makaroni, singkong, dan tape ketan.
biskuit, tepung
beras/terigu/sagu
aren/sagu ambon, gula
pasir, gula merah, madu,
dan sirup.
Sumber Daging sapi, ayam Daging sapi dan ayam yang berlemak,
Protein dengan lemak rendah, gajih, sosis, hati, limpa, babat, otak,
Hewani ikan, telur, susu rendah kepiting dan kerang-kerangan, keju, dan
lemak dalam jumlah susu penuh.
yang telah ditentukan.
Sumber Kacang-kacangan Kacang-kacangan kering yang
Protein kering, seperti : kacang mengandung lemak cukup tinggi seperti
Nabati kedelai dan hasil kacang tanah, kacang mete, dan
olahnya, seperti tahu kacang bogor.
dan tempe.
Sayuran Sayuran yang tidak
mengandung gas,
seperti: bayam,
kangkung, kacang
Semua sayuran yang mengandung
buncis, kacang panjang, gas, seperti kol, kembang kol, lobak,
sawi, dan nangka muda.
wortel, tomat, labu siam,
dan tauge.
Buah- Semua buah-buahan Buah-buahan segar yang mengandung
9
Buahan segar, seperti : pisang, alkohol atau gas, seperti : durian dan
pepaya, jeruk, apel, nangka matang.
melon, semangka, dan
sawo.
Lemak Minyak jagung, minyak Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit;
kedelai, margarin, santan kental.
mentega dalam jumlah
terbatas dan tidak untuk
menggoreng tetapi untuk
menumis, kelapa atau
santan encer dalam
jumlah terbatas.
Minuman Teh encer, coklat, sirup. Teh/kopi kental, minuman yang
mengandung soda dan alkohol seperti
bir dan wiski.
Bumbu Semua bumbu selain Lombok, cabe rawit, dan bumbu-bumbu
bumbu tajam dalam lain yang tajam.
jumlah terbatas.
Jenis Diet
Diet Jantung I
Diet Jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Myocard Infarct
(MCI) atau Dekompensasio Kordis berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari
selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah
energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
Diet Jantung II
10
Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari Diet Jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika
disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung II Garam
Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan thiamin.
Diet Jantung IV
Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk Makanan Biasa. Diet diberikan sebagai
perpindahan dari Diet Jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan
ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung IV
Garam Rendah. Diet ini cukup energi dan gizi lain, kecuali kalsium.
1.2.2. Etiologi
Penyebab paling sering adalah hipertensi, cardiomyopathy, kelainan katup
mitral dan trikuspid, hyperthyroidism, kebiasaan konsumsi alkohol (holiday heart).
Penyebab yang jarang meliputi pulmonary embolism, atrial septal defect (ASD), dan
penyakit jantung defect kongenital lainnya, COPD, myocarditis, dan pericarditis.
Penyebab dari abnormalitas irama jantung biasanya satu atau gabungan dari
kelainan berikut ini dalam sistem irama-konduksi jantung :
Irama abnormal dari pacu jantung.
Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung.
Blok pada tempat-tempat yang berbeda sewktu menghantarkan impuls
melalui jantung.
Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.
Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hampir semua
bagian jantung.
1.2.3. Epidemiologi
Jarang pada infants atau anak anak, tetapi insidensi meningkat
seiring bertambahnya usia
1.2.4. Patofisiologi
Untuk Aktivasi fokal fokus diawali biasanya dari daerah vena pulmonalis
timbulnya gelombang yang menetap dari Multiple wavelet reentry depolarisasi atrial
atau wavelets yang dipicu oleh depolarisasi atrial premature atau aktivitas
aritmogenik dari fokus yang tercetus secara cepat. Mekanisme fibrilasi atrium identik
dengan mekanisme fibrilasi ventrikel kecuali bila prosesnya ternyata hanya di massa
otot atrium dan bukan di massa otot ventrikel. Penyebab yang sering menimbulkan
fibrilasi atrium adalah pembesaran atrium akibat lesi katup jantung yang mencegah
atrium mengosongkan isinya secara adekuat ke dalam ventrikel, atau akibat
kegagalan ventrikel dengan pembendungan darah yang banyak di dalam atrium.
Dinding atrium yang berdilatasi akan menyediakan kondisi yang tepat untuk sebuah
jalur konduksi yang panjang demikian juga konduksi lambat, yang keduanya
merupakan faktor predisposisi bagi fibrilasi atrium.
1.2.5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala berupa:
13
Palpitasi (perasaan yang kuat dari detak jantung yang cepat atau
berdebar dalam dada)
Sesak napas
Kelemahan atau kesulitan berolahraga
Nyeri dada
Pusing atau pingsan
Kelelahan (kelelahan)
Kebingunganbeberapa menit
d. Foto Rontgen Toraks : Gambaran emboli paru, pneumonia, PPOK, kor pulmonal.
e. Ekokardiografi untuk melihat antara lain kelainan katup, ukuran dari atrium dan
ventrikel, hipertrofi ventrikel kiri, fungsi ventrikel kiri, obstruksi outflow dan TEE (
Trans Esophago Echocardiography ) untuk melihat trombus di atrium kiri.
g. Uji latih : identifikasi iskemia jantung, menentukan adekuasi dari kontrol laju
irama jantung.
Bahan
Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Makanan
Sumber Beras di tim atau Makanan yang mengandung gas atau
Karbohidra disaring; roti, mie, alkohol, seperti : ubi, singkong, tape
t kentang, makaroni, singkong, dan tape ketan.
biskuit, tepung
beras/terigu/sagu
aren/sagu ambon, gula
pasir, gula merah, madu,
dan sirup.
Sumber Daging sapi, ayam Daging sapi dan ayam yang berlemak,
Protein dengan lemak rendah, gajih, sosis, hati, limpa, babat, otak,
Hewani ikan, telur, susu rendah kepiting dan kerang-kerangan, keju, dan
lemak dalam jumlah susu penuh.
yang telah ditentukan.
Sumber Kacang-kacangan Kacang-kacangan kering yang
Protein kering, seperti : kacang mengandung lemak cukup tinggi seperti
Nabati kedelai dan hasil kacang tanah, kacang mete, dan
olahnya, seperti tahu kacang bogor.
dan tempe.
Sayuran Sayuran yang tidak
mengandung gas,
seperti: bayam,
kangkung, kacang
Semua sayuran yang mengandung
buncis, kacang panjang, gas, seperti kol, kembang kol, lobak,
sawi, dan nangka muda.
wortel, tomat, labu siam,
dan tauge.
Buah- Semua buah-buahan Buah-buahan segar yang mengandung
Buahan segar, seperti : pisang, alkohol atau gas, seperti : durian dan
pepaya, jeruk, apel, nangka matang.
melon, semangka, dan
17
sawo.
Lemak Minyak jagung, minyak Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit;
kedelai, margarin, santan kental.
mentega dalam jumlah
terbatas dan tidak untuk
menggoreng tetapi untuk
menumis, kelapa atau
santan encer dalam
jumlah terbatas.
Minuman Teh encer, coklat, sirup. Teh/kopi kental, minuman yang
mengandung soda dan alkohol seperti
bir dan wiski.
Bumbu Semua bumbu selain Lombok, cabe rawit, dan bumbu-bumbu
bumbu tajam dalam lain yang tajam.
jumlah terbatas.
Jenis Diet
Diet Jantung I
Diet Jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Myocard Infarct
(MCI) atau Dekompensasio Kordis berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari
selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah
energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
Diet Jantung II
Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari Diet Jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika
disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung II Garam
Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan thiamin.
18
Diet Jantung IV
Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk Makanan Biasa. Diet diberikan sebagai
perpindahan dari Diet Jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan
ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung IV
Garam Rendah. Diet ini cukup energi dan gizi lain, kecuali kalsium.
19
BAB II
ASSESMEN
Kesimpulan :
Dari data tabel 2.6 dapat diketahui persentasi pemenuhan asupan energi dan
zat gizi pasien, dimana kebutuhan energi 0 %, protein 0 %, lemak 0 %, sedangkan
23
karbohidrat 0 %. Menurut Supariasa (2002) hal ini tergolong dalam tingkat konsumsi
defisit. Klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan cut off point
masingmasing sebagai berikut :
Baik : 100% kecukupan
Sedang : 8099%
Kurang : 7080%
Defisit : <70%
BAB III
DIAGNOSIS GIZI
Problem Gizi
1. Domain Intake : NI.5.10.1. Asupan mineral (zat besi) tidak adekuat.
: NI 2.1 makanan melalui oral tidak adekuat
2. Domain Clinical : NC.1.1. Kesulitan menelan
3. Domain Behavior : -
Kesimpulan :
1. NI.5.10.1. Asupan mineral (zat besi) tidak adekuat
24
Asupan mineral (zat besi) tidak adekuat berkaitan dengan rendahnya kadar
HGB yang ditandai dengan hasil lab HGB 9,3 g/dl.
2. NI 2.1 Makanan melalui oral tidak adekuat
Makanan melalui oral tidak adekuat berkaitan dengan nafsu makan menurun
(ISPA) yang ditandai dengan tidak bisanya pasien mengkonsumsi makanan padat.
3. NC.1.1. Kesulitan menelan
Kesulitan menelan makanan berkaitan dengan adanya yang ditandai dengan
hasil recall anak yang tidak mau makan.
Pembahasan Diagnosis :
1. NI.5.10.1. Asupan mineral (zat besi) tidak adekuat
Pasien mengalami kekurangan zat besi di lihat dari pemeriksaan fisik klinis
pasien letih dan lesu dan di tandai dengan rendahnya Kadar HGB.
2. NI 2.1 Makanan melalui oral tidak adekuat
Makanan melalui oral tidak adekuat dapat dilihat dari nafsu makan menurun
yang ditandai dengan tidak bisanya pasien mengkonsumsi makanan padat.
3. NC.1.1. Kesulitan Menelan
Kesulitan Menelan, dilihat dari sisa makanan pasien yang banyak dan tidak
habis sama sekali serta berdasarkan informasi yang di berikan oleh orang tua
pasien.
.
BAB IV
INTERVENSI GIZI
4.1 Planning
b. Terapi Diet : diet jantung
1. Bentuk Makanan : Makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan
dalam porsi kecil
2. Cara Pemberian : Oral
c. Tujuan Diet
- Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
13
25
: 50 5 = 45 kg
- IMT : BB (kg) = 33,8 (kg) = 33,8 = 15 (kurus tingkat berat)
TB (m)2 1,5 (m)2 2,25
- AMB : 655 + (9,7 x BBI) + (1,85 x TB) (4.68 x U)
: 655 + (9,7 x 33,8) + (1,85 x 150) (4.68 x 50)
: 655 + 327,86 + 227,5 234 = 976,36 kkal
- Energi : energi x FA x FS
: 976,36 x 1,2 x 1,1 = 1288,8 kkal
- Protein : 11,2% x 1288,8 = 36 gram
4
- Lemak : 20% x 1288,8 = 28,64 gram
9
- Karbohidrat : 69,8% x 1288,8 =224,9 gram
4
Energi : 1288,8 Kkal Protein : 36 gram
Karbohidrat : 224,9 gram Lemak : 28,64 gram
2) Rencana monitoring dan evaluasi
Tabel 4.1 rencana monitoring dan evaluasi
Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ Target
Anamnesis Keadaan umum Setiap hari Normal
Antropometri LILA Awal kasus Normal
Pemariksaan
Biokimia Disesuaikan Normal
urin/darah
Fisik klinik Vital sign Setiap hari Normal
Asupan zat gizi
Energi, protein,
meningkat minimal
Asupan zat gizi lemak, Setiap hari
80% dari kebutuhan
karbohidrat
pasien..
4.2 Implementasi
1) KajianTerapi Diet Rumah Sakit
Jenis diet/bentuk makanan/cara pemberian : Diet BB saring 2368,03 kkal,
diberikan melalui oral.
Tabel 4.3 nutrisi oral
Standar diet RS
Infus - - - -
Kebutuhan (Planning)
% Standar / Kebutuhan
Pembahasan Diet RS :
Dari hasil analisis, standar diet yang diberikan dari rumah sakit dengan
kebutuhan (planning) untuk energy, KH dan lemak tidak berbeda jauh, karena %
standar/kebutuhan tidak menunjukan angka perbedaan yang signifikan.
2) Rekomendasi Diet : diet BB TKTP 2462,2 kkal
- Standar diet BB TKTP
Tabel 4.4 standar diet
28
Kesimpulan :
Standar diet rumah sakit tidak berbeda jauh dengan rekomendasi karena sesuai
dengan kebutuhan pasien.
3) Penerapan diet berdasarkan rekomendasi
Pemesanan Diet: Bubur TKTP
4) Penerapan konseling
Topik : Diet TKTP dan sumber zat besi
Sasaran : Orang tua pasien
Tujuan konseling :
- Memberikan pengetahuan kepada orang tua pasien mengenai makanan yang
dianjurkan dan yang dihindari terkait dengan penyakit pasien ISPA, KDK dan
Anemia.
- Memberikan pengetahuan kepada orang tua pasien mengenai diet dan makanan
yang baik bagi pasien ISPA, KDK dan Anemia.
- Memberikan motivasi kepada orang tua pasien agar dapat menjalankan diet
TKTP yang diberikan
Tempat konseling : Ruang rawat inap anak (Alexandri) kelas III c RSUD H. moch
ansari saleh banjarmasin
Waktu konseling : Saat memonitor asupan makan siang pasien selama 10
menit
Metode : Wawancara dan Tanya jawab
Alat bantu : Leaflet
Materi konseling gizi :
A. Penyakit kejang demam komplek dan ispa
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada anak berusia 3 bulan sampai
dengan 5 tahun dan berhubungan dengan demam serta tidak didapatkan adanya
infeksi ataupun kelainan lain yang jelas di intracranial. Dan ISPA adalah infeksi
saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari
30
B. Tujuan Diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dan membantu
mempercepat penyembuhan.
C. Syarat Diet :
1) Energi tinggi diberikan yaitu 1120 kkal
2) Protein tinggi, yaitu 2,5 gr/kg BB dari kebutuhan energi total yaitu 27,5 gr.
3) Lemak cukup, yaitu 22 % dari kebutuhan energi total yaitu 27,4 gr.
4) Karbohidrat cukup, yaitu 68,2 % dari kebutuhan energi total yaitu 190,1 gr.
5) Vitamin diberikan cukup, sesuai kebutuhan normal. Terutama vitamin C untuk
membantu penyerapan zat besi (fe).
6) Mineral diberikan cukup, terutama makanan tinggi zat besi untuk meningkatkan
sel darah merah.
7) Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna, porsi kecil dan sering , sesuai
dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien.
8) Cairan diberikan tinggi untuk mencegah dehidrasi
9) Menghindari bumbu penyedap rasa (monosodium glutamat)/ sejenisnya,
menghindari makanan berbumbu tajam.
D. Bahan makanan yang di anjurkan :
1) Sumber karbohidrat : nasi, nasi tim, bubur, roti gandum/putih, pasta, jagung,
kentang, ubi, talas, sereal dan havermout.
2) Sumber protein :
a. Hewani : daging, ayam, telur, ikan, cumi udang, kerang dan sumber laut lain.
b. Nabati : Tempe, tahu, oncom, dan kacang-kacangan (kacang ijo, kacang merah,
kedele), jamur.
3) Semua jenis sayuran : sayuran berwarna hijau dan merah, sebagai sumber
vitamin A dan Fe seperti kangkung, daun kacang panjang, oyong, ketimun,
terong dan sawi.
4) Buah-buahan atau sari buah sumber vitamin A dan vitamin C, seperti jeruk, apel,
pepaya, melon, jambu air, salak, semangka dan belimbing
5) Susu penuh (full cream), yoghurt, susu kacang, keju dan mayonaise.
E. Bahan makanan yang dibatasi :
31
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
a. Pasien seorang anak laki-laki berumur 1 tahun 2 bulan, masuk rumah sakit
dengan keluhahan kejang-kejang, demam, pilek 1 hari sebelum masuk Rumah
Sakit. Berdasarkan diagnosa medis pasien menderita Kejang demam komplek
dan ispa. Pola makan anak adalah makanan pokok dengan frekuensi makan 3
kali sehari, namun rata-rata hanya 3 sendok makan saja, lauk hewani hanya
sedikit seperti telur,ikan nila dll, tidak suka makan sayur. Buah hanya dberikan 1
kali dalam 1 minggu biasanya buah musiman seperti rambutan, lengkeng dll.
b. Berdasarkan standar antropometri penilaian status gizi anak (Menkes RI, 2010),
pasien memliki status gizi Baik (Normal).
c. Berdasarkan hasil pemeriksaan darah/urin hasil laboraturium yang berada dalam
kategori tinggi dan rendah yaitu: hasil gran % 72,1 dan HGB: 9,3 g/dl. Dari hasil
d atas mengakibatkan ibu anemia (kekurangan zat besi).
d. Hasil monitoring dan evaluasi dari hari pertama sampai hari terakhir, pasien
mengalami peningkatan yang positif dari asupan makan yang meningkat, dari
fisik dan klinis yang lebih baik.
e. Asupan yang diperlukan pasien adalah :
Energi : 1120 Kkal, Protein : 27,4 gr, Karbohidrat: 190,1 gr, Lemak : 27,4 gr
f. Diberikan diet TKTP 1120 kkal dalam bentuk lunak dan diberikan secara oral
dalam porsi kecil tapi sering untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien seharinya.
6.2. Saran
a. Pasien sebaiknya tetap menjalankan diet yang diberikan untuk mempertahankan
status gizi normal dan mempercepat proses penyembuhan pasien.
b. Orang tua terutama ibu pasien di harapkan memberikan makanan dengan porsi
sedikit tapi sering
c. Orang tua diharapkan memotivasi atau mendukung diet pasien selama dirumah
d. Sebaiknya ahli gizi perlu memotivasi pasien untuk menghabiskan makanan dan
mentaati makanan yang diberikan oleh rumah sakit
33
DAFTAR PUSTAKA
7. Thaler, Malcom S, The only ECG book youll ever need ( 1995 ),
JB. Lippincott company : Philadelphia, USA