Golkar
Selasa, 28 Januari 2014 16:48 wib
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharli meminta Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) tidak tebang pilih dan menelusuri dugaan korupsi melibatkan elite partai politik.
Salah satu kasus yang mencuat belakangan adalah dugaan keterlibatan petinggi Fraksi dan Partai
Golkar di dalam kasus korupsi seperti Sekjen Golkar Idrus Marham dan Ketua Fraksinya Setya
Novanto.
Menurut Melani, adalah tugas KPK memberantas korupsi dan MPR/DPR akan selalu mendukung
apa yang mereka lakukan. "KPK kita dukung, korupsi tak ada ampun. Apalagi di Komisi III, apapun,
di manapun, siapapun, harus ditindak tegas. Soal korupsi, tak ada bargaining. Harus tegas tidak
pandang bulu, tidak tebang pilih," tegas Melani saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Melani sendiri meyakini Partai Golkar tidak ada niat menghalangi KPK dalam menyidik dugaan
keterlibatan Idrus Marham dan Setya Novanto dalam kasus korupsi. Dia juga meyakini KPK, dalam
menyidik kasus diduga melibatkan kedua sosok itu, akan hati-hati dalam artian akan mencari
minimal dua alat bukti terlebih dahulu. "Saya kira KPK ingin mencari bukti yang lebih akurat,"
tuturnya.
Sebelumnya, diketahui bahwa Politikus Partai Golkar Chairun Nisa bersaksi di Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) di KPK, bahwa ada pemberian uang Rp2 miliar dari Sekjen Golkar Idrus
Marham kepada Akil Mochtar saat masih menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut Nisa,
uang itu sebagai sogokan terkait sengketa hasil Pilkada Palangkaraya.
Di persidangan, Chairun Nisa sempat hendak berkilah dan menyatakan itu hanya rumor. Namun
oleh Jaksa, lantas dibacakan isi pesan pendek antara Chairun Nisa dengan Akil.
"Ibu menanyakan (ke Akil), wali kota Palangkaraya kan 2 ton. Kemudian jawab Pak Akil itu kan
untuk perjuangan umat, diskon. Ini lebih kaya dari wakil Palangkaraya, tiga malah kurang lho," kata
jaksa Pulung Rinandoro soal isi pesan pendek itu.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2014/01/28/339/932930/kpk-harus-serius-usut-kasus-
dugaan-korupsi-elit-golkar
KPK Teliti SMS Sutan Bhatoegana & Karen
Agustiawan
Selasa, 28 Januari 2014 17:44 wib | Mustholih Okezone
JAKARTA- Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas,
Rudi Rubiandini, akhirnya berkomentar soal status tersangka yang disandang Sekretaris Jenderal
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Waryono Karyo.
Menurut Rudi, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi sedang memburu data percakapan antara
Waryono Karyo dengan Ketua Komisi VII DPR, Sutan Bhatoegana, dan Direktur Utama PT
Pertamina, Karen Agustiawan.
"Sekarang apa yang terjadi di KPK adalah sedang membuka data-data komunikasi SMS atau
apapun dari masing-masing yang bersangkutan," kata Rudi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi,
Jakarta Selatan, Selasa (28/1/2014).
Rudi mendengar kabar Waryono jadi tersangka dari pemberitaan di media. "Kemudian sudah ada
beberapa saksi yang dihadirkan. Ada Sutan Bhatoegana, Ibu Karen dan sebagainya," ujar Rudi
menambahkan.
Namun, Rudi enggan menjelaskan detail peran Sutan Bathoegana, Waryono Karyo, dan Karen
Agustiawan di kasus ESDM. "Jadi kalau dari saya, saya akan menjelaskan apa yang terjadi dua
minggu ini. Yang besok ke depan silakan tunggu lembaran berikutnya," ungkap Rudi.
Sebelumnya, pengacara Karen, Rudi Alfonso menyebut, Rudi Rubiandini pernah meminta Karen
ikut patungan memberi uang THR ke Komisi VII DPR. Namun, kata Rudi, permintaan tersebut
ditolak Karen.
Rudi mengaku sudah memberikan keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan soal tuduhan
tersebut. "Itu ada di BAP, nanti jangan sekarang. Walaupun saudara bertanya sesuatu yang belum
disidangkan, saya tidak akan menjawab," tegasnya.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2014/01/28/339/932981/kpk-teliti-sms-sutan-bhatoegana-
karen-agustiawan
Tri Yulianto Ogah Beberkan Materi Pemeriksaan Kasus Korupsi ESDM
Selasa, 28 Januari 2014 17:01 wib | Mustholih - Okezone
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR, Tri Yulianto, menolak membuka materi penyidikan terkait
kasus dugaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM)
dengan tersangka Sekretaris Jenderal ESDM, Waryono Karyo.
"Karena pertanyaan teman-teman ini sudah masuk ke materi dan menyagkut BAP, silakan tanyakan
saja ke penyidik," kata dia usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di gedung KPK, Jakarta,
Selasa (28/1/2014).
Namun, Tri membantah tuduhan mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Rudi Rubiandini, yang menyebut dirinya pernah menerima
USD200 ribu sebagai tunjangan hari raya.
"Oh tidak, tidak itu sudah saya sampaikan tidak ada," ujar Tri berusaha meyakinkan.
Tri Yulianto dituduh menerima USD 200 ribu dari Rubiandini sebagai uang THR. Uang itu, kata Rudi,
diminta Tri berdasarkan perintah Sutan Bhatoegana.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2014/01/28/339/932946/tri-yulianto-ogah-beberkan-materi-
pemeriksaan-kasus-korupsi-esdm
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2014/01/28/278/932960/kupon-obligasi-protelindo-
maksimal-11
Besok, Anas Kembali Diperiksa KPK
Selasa, 28 Januari 2014 13:42 wib | Mustholih Okezone
JAKARTA - Pengacara mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Firman Wijaya,
menyatakan kliennya akan kembali diperiksa terkait kasus pembangunan sport center Hambalang,
Jawa Barat.
Anas akan diperiksa sebagai tersangka penerima gratifikasi pelaksanaan proyek Hambalang dan
proyek-proyek lain semasa menjadi anggota DPR.
"Besok Rabu pukul 10.00 WIB diperiksa sebagai tersangka di KPK," kata Firman Wijaya lewat pesan
singkat, Selasa (28/1/2014).
Anas disangka menerima gratifikasi dalam pelaksanaan proyek Hambalang dan proyek-proyek lain
semasa jadi anggota DPR. Ia dikenakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-
Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Anas sudah ditetapkan menjadi tersangka pada 22 Februari 2013. Namun, hampir setahun
berselang atau 10 Januari 2014, ia baru ditahan di Rumah Tahanan KPK.
Pengacara Anas yang lain, Handika Honggo Wongso, membenarkan kliennya kembali diperiksa
besok. Namun, Handika menyatakan Anas masih menderita sakit gigi.
"Masih sakit giginya. Maunya dibawa ke dokter. Kan Pak AU banyak lubang digiginya, ada dokter
langganannya. Kami sudah koordinasikan ke penyidik soal izin ke dokter, tapi belum ada
responsnya," kata Handika di KPK.
Belum ada penjelasan resmi apakah memang Anas akan diperiksa besok. Juru bicara KPK, Johan
Budi, menyaku belum tahu. "Saya cek dulu," kata Johan Budi saat dikonfirmasi.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2014/01/28/339/932785/besok-anas-kembali-diperiksa-kpk
Dolar AS Mulai Ditinggalkan, Emas Capai Level
Tertinggi
Senin, 27 Januari 2014 09:25 wib | Martin Bagya Kertiyasa - Okezone
SINGAPURA - Emas global kembali melanjutkan penguatannya untuk sesi ketiga pada awal pekan
ini ke level tertinggi dua bulanannya. Emas kembali menjadi aset safe haven, setelah investor
diperkirakan akan menarik dana mereka dari negara berkembang.
Melansir Reuters, Senin (27/1/2014), harga emas jenis Spot naik USD6,45 atau 0,51 persen ke
USD1.275,09 per troy ons, dengan level tertinggi dua bulanan di USD1.278,01 per troy ons.
Sementara untuk emas berjangka Amerika Serikat (AS), Comex Gold naik USD11,2 atau 0,89
persen ke USD1.275,5 per troy ons. Bukan hanya emas yang menguat, namun silver, platinum dan
paladium juga ikut mengalami penguatan.
Penguatan emas, juga terjadi lantaran dolar AS mengalami pelemahan terhadap beberapa mata
uang patokan dunia. Dolar AS melemah terhadap poundsterling, setelah Inggris mencatat
pertumbuhan ekonomi terbaiknya sejak 2007.
Inggris merupakan satu dari anggota G-7, negara-negara dengan ekonomi terbesar, yang telah
melaporkan Gross Domestic Product (GDP) untuk kuartal IV-2013. Sementara Jerman
memperkirakan ekonomi mereka tumbuh 3,2 persen.
Selain itu, Yen Jepang juga meroket ke level tertinggi tujuh mingguan terhadap dolar AS di awal
perdagangan ini, didorong oleh kekhawatiran perkembangan dari emerging market seperti China,
ekonomi terbesar kedua ekonomi.
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2014/01/27/213/932046/dolar-as-mulai-ditinggalkan-
emas-capai-level-tertinggi
Tersangka Korupsi Turbin Ngaku Dipalak Oknum Jaksa Rp10 M
Selasa, 28 Januari 2014 14:22 wib | Rizka Diputra Okezone
JAKARTA - Tersangka kasus dugaan korupsi proyek Gas Turbin PLTGU Belawan, Mohammad
Bahalwan, mengaku dipalak oleh seorang oknum jaksa sebesar Rp10 miliar.
Hal itu dialami Bahalwan sebelum dirinya ditahan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) pada Senin 27
Januari 2014 malam lalu.
"Iya, kalau enggak ngapain saya mesti ngomong," ujar Bahalwan sebelum diperiksa di Gedung
Bundar Kejagung, Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Namun, Direktur Operasional PT Mapna Indonesia, itu enggan membeberkan detail identitas oknum
jaksa tersebut. "Inisialnya JIB, gitu saja," singkatnya.
Sementara itu, menanggapi testimoni Bahalwan, Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus
(Jampidsus) Kejagung, Widyo Pramono mengaku baru akan mengecek kebenaran adanya oknum
jaksa yang diduga memalak Bahalwan.
"Nanti habis ini tunggu dulu. Aku bukan ndak mau melayani, tapi aku dipanggil (Jaksa Agung) dulu,"
kata Widyo.
Dalam perkara tersebut Kejagung telah menetapkan lima tersangka yakni mantan General Manajer
PT PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Albert Pangaribuan, Manajer Bidang Perencanaan
PLN Edward Silitonga, Ketua Panitia Pemeriksa Mutu Barang PLN Ferdinand Ritonga, Manajer
Produksi PLN Fahmi Rizal Lubis, dan Ketua Panitia Lelang PLN Robert Manyuazar.
Penyidik menduga adanya mark up harga dalam pengadaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi,
ketika pengadaan flame turbin di PLN Belawan tahun anggaran 2007, 2008, dan 2009.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2014/01/28/339/932815/tersangka-korupsi-turbin-ngaku-
dipalak-oknum-jaksa-rp10-m